Assalamu'alaikum Bpk2x yg terhormat.
Sebelumnya saya pernah berjanji utk share sekelumit ttg cingkrik, dan ternyata sudah ada bpk cingkrik yang mengetengahkan sejarah cingkrik beliau ke forum ini. Terima Kasih Banyak Pak...
Berhubung catatan2x saya ttg cingkrik, ternyata, hilang dan sampai sekarang belum ketemu2x (keselip di meja kerja saya), saya -akhirnya kepada guru cingkrik saya, yg kebetulan adalah teman satu kantor- meminta utk diceritakan kembali sekelumit sejarah cingkrik.
Jika diperkenankan saya ingin ikut share di sini, sekedar membawa wacana dari sisi yang berbeda. sebelumnya seperti biasa desclaimer saya kalau bikin tulisan yg seriusan di forum adalah:
imho (in my humble oppinion) &
cmiiw (correct me if i'm wrong).
========
Sekelumit Cerita Alkisah tersebutlah seseorang bernama
Ki Maing yang sedang menggali ilmu pengetahuan di daerah kulon (daerah banten). Karena merasa kurang puas atas apa yang telah dan yang sedang dipelajarinya, akhirnya dia memutuskan untuk kembali dulu ke rumahnya.
Semacam mengambil cuti kuliah gitu lah.
....
Di tengah-tengah kegundahannya saat di rumah, secara tak sengaja ia memperhatikan
gerak-gerik seekor monyet. Monyet ini tak lain adalah monyet
peliharaan dari
tetangganya yang bernama
Nyi Saereh (nama tetangganya, bukan nama monyetnya :p). Makin lama dia semakin
tertarik dengan
keunikan gerak-gerik monyet tersebut, sehingga dengan dipenuhi oleh rasa ingin tahu yang besar Ki Maing mendekati monyet peliharaan tetangganya itu, dan "bermain-main" dengan monyet itu.
Saat bermain-main dengan monyet itu, Ki Maing makin memperhatikan gerak-gerik natural yang menjadi ciri khas dari seekor monyet. Bagaimana ketika dia mencoba menyodok monyet tersebut dengan sebatang tongkat, diperhatikannya bagaimana cara monyet itu menghindari sodokan sekaligus mencoba merebut tongkat Ki Maing, secara simulatan. Ketika suatu saat tongkat itu berhasil direbut oleh sang monyet, diperhatikannya gerak-gerik sang monyet ketika mencoba menghindari tangan Ki Maing yang mencoba merebut kembali tongkat tsb dan disaat yang bersamaan juga melakukan serangan dengan menggunakan tangan atau kaki yang lain.
Menyerang sekaligus Bertahan,
Bertahan sekaligus Menyerang,
Bertahan adalah Menyerang,
Menyerang adalah Pertahanan, lebih kurangnya inilah intisari filosofi gerak-gerik sang monyet yang akhirnya didapat oleh Ki Maing, hingga terciptalah jurus-jurus cingkrik.
Hingga tak lama setelah menemukan jurus-jurus cingkrik ini, Ki Maing memutuskan untuk kembali ke padepokan tempat dia menimba ilmu di kulon. Sesampainya dia di padepokan, dia ajak teman-teman sepadepokannya untuk mencoba/menjajal jurus-jurus baru Ki Maing ini. Hasilnya adalah seluruh teman-teman, adik-adik, bahkan hingga kakak-kakak sepadepokannya jatuh bangun oleh jurus-jurus Ki Maing ini. Bahkan sampai pada akhirnya, sang guru besar padepokan pun menjadi penasaran dan ingin ikut mencoba dan menjajal Ki Maing. Hasilnya, lagi-lagi sungguh diluar dugaan, sang guru pun jatuh bangun oleh jurus-jurus Ki Maing. Sehingga menjadi gemparlah seluruh isi padepokan ini karena ternyata tak ada satu orangpun di padepokan ini yang mampu membuat jatuh atau mengalahkan Ki Maing dan jurus-jurus barunya ini.
Asal Kata Cingkrik Darimanakah kata cingkrik berasal? Kata
cingkrik muncul dari frase "
jingkrak-jingkrik" atau bila dalam bahasa betawi adalah "
cingkrak-cingkrik" yang berarti "
lincah". Hal ini merujuk pada tingkah laku dan gerak-gerik natural dari binatang monyet yang memang terkenal akan "kelincahannya". Kemudian seiring dengan perjalanan waktu frase tersebut terkenal dengan sebutan "
Cingkrik" saja.
Keunikan Dari Cingkrik Jika penulis boleh mengungkapkan sebagian kecil pendapat pribadi, maka paling tidak ada 3 kesimpulan umum dari silat betawi cingkrik ini, yakni:
* Filosofi menyerang adalah bertahan dan bertahan dengan menyerangnya yang tercermin dalam 12 jurus cingkrik. Tangan yang satu bertahan, tangan yang lain simultan atau sekuensial langsung melakukan penyerangan. Kaki yang satu bertahan, kaki yang lain digunakan untuk menyerang.
* Perkembangannya yang unik seiring dengan waktu. Guru saya (penulis) pernah berkata: "Jangankan beda daerah/wilayah, beda gang saja cingkrik yang dipegang/dipelajari bisa berbeda." Sehingga bisa jadi antara cingkrik daerah A berbeda dengan daerah B, itupun cenderung lebih disebabkan karena variasi kembangan (perkembangan jurus) dan/atau kelebihan atau kekurangan dari individu masing-masing. Misal ada yang jurus 1-nya terlihat bagus sekali, tapi jurus 2-nya biasa sekali, lebih kurangnya seperti itu. Namun biasanya tetap ada beberapa keunikan gerak atau filosofi tersendiri. Misal: Bang Wahab terkenal dengan cingkrik-nya yang selalu main atas dan jika orang lain yang melihat maka gerakannya terlihat cenderung seperti gerakan totokan, Bang Uming terkenal dengan cingkrik atas-bawah dan 4 penjurunya, pun demikian dengan cingkrik Ki Goning dan Ki Sinan yang juga melegenda.
* Biasanya semuanya akan "
sepakat" menyebut bahwa
cingkrik identik dengan
Rawa Belong, terlepas dari dinamika yang terjadi mengenai masalah "keaslian", hal ini secara pendapat penulis pribadi merujuk pada poin 2 di atas. Hal ini adalah karena memang cingkrik tercipta - tumbuh - berkembang - dan berpusat di Rawa Belong. Jika menurut informasi yang didapat oleh penulis, Ki Maing sendiri adalah orang/warga/penduduk yang tinggal di Rawa Belong.
Diagram Silsilah Cingkrik Dari informasi yang penulis berhasil dapatkan, berikut adalah gambar diagram silsilah silat cingkrik:
atau silahkan klik:
http://i126.photobucket.com/albums/p96/office_boy/sc.jpgNama-nama tersebut di atas adalah nama-nama yang memang menonjol dan/atau terkenal dimasanya, atau paling tidak adalah nama yang paling dekat dan/atau dikenal oleh narasumber penulis. Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ternyata ada nama-nama yang khilaf belum penulis sebut.
Narasumber: guru dari guru cingkrik penulis.
==============
"Kurikulum" Cingkrik yang penulis pelajari adalah:
I. Dasar Jurus:
1. Keset Bacok
2. Keset Gedor
3. Cingkrik
4. Langkah 3
5. Langkah 4
6. Buka 1
7. Saup
8. Macan
9. Tik Tuk
10. Singa
11. Lok Be
12. Longok
"Bonus" ==> Gombang (biasa diatraksikan di panggung, yang merupakan gerak silat gabungan dari jurus 1 s/d jurus 12)
II. Sambut 7 Muka
III. Sambut Gulung
IV. Sambut Detik / Sambut Abis
"Bonus" ====> Palang Pintu (sambut untuk atraksi)
==============
* penulis hanyalah seorang office boy atau pekerja biasa yang tertarik untuk belajar cingkrik terlebih karena tertarik dengan budaya betawi khususnya budaya seni beladiri silat. Dan penulis pun masih dasar dalam mempelajari cingkrik ini. Mohon maaf sebesar-besarnya dan imho & cmiiw.
ob