Forum Sahabat Silat
Bahasa Indonesia => Aliran Pencak Silat => Topic started by: AGUNGP on 07/01/2008 07:27
-
Di Kediri ada aliran perguruan pencak silat yang berpusat di sana tepatnya di Pare yaitu Harimau Putih.
sebagai gurunya Bapak Sukani
Mungkin sahabat silat yang lebih tahu tantang Harimau Putih
-
Harimau Putih identik dengan 2 kerajaan yaitu Kerajaan Kadiri (Jatim) dan Sunda Galuh (Jawa Barat).
Menurutku kalo yg dipake falsafahnya pasti keilmuannya ga beda banget ama aliran silat-silat Sunda terutama aliran Siliwangi tetapi kalo perguruan silat ini hanya memakai nama harimau putih....mungkin tergolong perguruan turunan.
Di Pare, Kediri yg aku tahu sering diadakan pertandingan pencak bebas (full contact) semua aliran silat dan beladiri impor (info dari temen silat asal Pare).
Coba nanti ta cari informasi lebih jauh tentang ini karena kebetulan banyak temen silat dari Kediri.
Smoga bisa bantu.
Cheers,
Pastorbonus
-
Yang saya tau Macan Putih atau Harimau Putih itu adalah ilmu silat setrum. Saya belum pernah denger kalau ini ada jurus silat yang umum. Temen saya si Gendut pernah mengajarkan mantra-mantra ilmu macan putih kepada saya, tapi tidak pernah saya pake..Wong sekedar tau aja koq :)
-
Ada keterangan soal gaya silat-nya nggak? Soalnya kalau nama perguruan saja,
bisa banyak yang memakai nama harimau, dan banyak pula yang memakai warna
putih. Maklumlah, binatang dan warna yang satu itu bisa dibilang penghulu
di bidang masing-masing... dan namanya jadi keren kalau digabung jadi satu.
Di Solok Sumatra Barat saya pernah ketemu dengan perguruan silat yang bernama
Harimau Putiah (Putih menurut lafal sana), dan ternyata silatnya berakar pada
silat Harimau.
Harimau Putih ini persisnya di mana ya? Moga-moga boleh berkunjung... Saya
setahun sekali main ke Katang, berbatasan dengan Pare, masih kampung
halamannya istri
-
Silat setrum tuh pemainnya kebal setrum pa? Bisa ngemut kabel tegangan tinggi hingga matanya nyala?
Wuih, benar-benar tiada duanya kalo begitu!
Hidup PLN!
Salam hangat,
Ranggalana.
-
He..he..he.. saya selalu senang dgn komen2 bung ranggalana... penuh joke2 yg ga pernah kepikirkan lucunya...harimau putih bisa siplintir jadi hidup pln.
Ta tunggu joke2 segarnya bung rangga...o ya thanks artikel silat lamanya GRP dah.
-
He..he..he.. saya selalu senang dgn komen2 bung ranggalana... penuh joke2 yg ga pernah kepikirkan lucunya...harimau putih bisa siplintir jadi hidup pln.
@mas Pastor,
Sampeyan belum kena "cuci" mas Bram eh Ranggalana aja. Coba kalo sempat dikumbah beliau, bisa amoh sampeyan. :D
salam,
-
Silat setrum tuh pemainnya kebal setrum pa? Bisa ngemut kabel tegangan tinggi hingga matanya nyala?
Wuih, benar-benar tiada duanya kalo begitu!
Hidup PLN!
Salam hangat,
Ranggalana.
Kalau yang ini sumpah saya pernah liat di Beijing..
Ini kungfu setrum beneran. Si Pendekar konon sudah latian lebih dari 20 tahun. Dia ambil 2 kabel tegangan tinggi yang udah di tes di depan saya, terus di pegang. Abis itu saya ambil bola lampu saya tempelin di badannya eh nyala..pake tes pen juga nyala..
Sk jadi mikir, ini kungfu atau sunglap eh silap mate?
Jawabannya MGT M (mene ge tehe Man...) ;D
Salam,
SK
Suka Konyol
-
@mas Pastor,
Sampeyan belum kena "cuci" mas Bram eh Ranggalana aja. Coba kalo sempat dikumbah beliau, bisa amoh sampeyan. :D
salam,
Lho, Mas Java salah seorang pinisepuh ternyata penggemar bakminton juga ya? Semet miringnya kena pilingan pedes juga :) :)
Kula tiyang sae lho, Mas...
Mongomong soal pinisepuh, Mas Baruklinting ke mana saja nih? Jalan-jalan sama Sutawijaya barangkali yah? Ato di umpetin Juru Mertani?
@ Mas SK, gimana caranya latihan kesetrum tegangan tinggi selama 20 tahun? Apa dari sedikit-sedikit terus dibesarkan setrumnya? Kalo langsung tegangan tinggi apa gak melet-melet?
Saya dulu punya teman yang hobi merasakan setrum, tapi itu seperti semacam masokisme saja.
Maaf, OOT, balik lagi ke topik MACAN PUTIH...
Ada legenda keluarga saya, konon seorang Kakek saya anak buahnya Suryaningalaga dalam perang Dipanegara dan memilik piaraan macan putih jadi-jadian, yang sampe tahun 1970-an saat nenek saya misih seger, misih dikasih sajen macem-macem yang lumayan enak disikat (ada telornya, ada iwak pitik bin ikan ayamnya - kala itu lauk langka, man!)
Salam hangat,
Ranggalana
-
@Ranggalana,
SK juga gak ngerti latiannya gimana. Yang jelas setelah demo megang listrik..Gurunya dia nawarin obat kuat Cina.. ;D...Yang paling ekstrim lagi..Katanya pake tenaga dalem, dia megang besi yang membara..Buntutnya dia jualan krim anti luka bakar...
Legenda Macan Putih.. ::) Menarik juga ceritanya
-
Lho, Mas Java salah seorang pinisepuh ternyata penggemar bakminton juga ya?
@mas Bram pancen paling wasis ngeles.
Ngomong-ngomong soal sardula seto (macan putih) ingon-ingon tampaknya bukan sekedar cerita rakyat yg keabsahannya layak dipercaya. Mumpung kisah Silat Macan Putih nya sendiri belum dibahas tuntas disini, lha mbok mas Bram bagi-bagi cerita klangenan Eyang sampeyan itu.
Misalnya gimana cara nggula wentah macan ingon-ingon itu sampe jadi lulut macem kucing omahan, trus kalo pengen manggil sewaktu-waktu apa kodenya, begitu pula saat bendoronya tidak membutuhkan sardula seto itu tidurnya dimana?
Salam hangat buat semua.
-
Relief: Bubuksah-Gagang Aking
Lokasi: Dinding pendopo teras sisi timur
Candi Surowono yang terletak di daerah Pare, Kediri
Cerita Singkat: Adalah dua orang bersaudara masing-masing dikenali dengan nama Bubuksah dan Gagang Aking. Kedua bersaudara tersebut bertapa untuk mencapai tingkat kesempurnaan hidup. Caranya memang berbeda dalam melaksanakan “laku”, Bubuksah makan segala makanan sehingga badannya gemuk sedangkan Gagang Aking menjauhi makan minum sehingga menjadi kurus kering.
Pada suatu ketika Betara Guru mengutus Kalawijaya yang sebenarnya juga seorang dewa yang menyamar sebagai harimau putih untuk menguji kakak beradik tersebut. Kalawijaya mengatakan menginginkan daging manusia, ketika permintaan ini disampaikan ke Gagang Aking serta merta ditolaknya dengan alasan tak ada gunanya memakan dirinya yang kurus itu. Sedangkan Bubuksah menyediakan diri sepenuhnya untuk dimakan harimau putih karena dirinya dalam menjalankan laku juga memakan segala jenis makanan dan juga binatang-binatang. Harimau putih kemudian menjelma kembali menjadi Kalawijaya, Bubuksah dinyatakan lulus dalam ujian. Setelah meninggal roh Bubuksah didukung di atas tubuh harimau tersebut sementara Gagang Aking hanya bergelantung di ekornya saja.
Ini cerita mitosnya... apakah jenis silatnya berhubungan dengan mitos ini... belum ktmu sumber beritanya ni...
-
Salam Silat,
yang saya dengar kalau ilmu Macan Putih, memang ilmu kadigdayan atau semacam pencak setrum, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Bagaimana proses transfernya juga tidak jelas. Dan memang ini nama "Macan Putih" saya dengar di Jawa Timur. Allahu a'lam
wassalam,
DedySilat
-
Sedikit oot ga papa ya..
Silat setrum setahuku si bukan silat yang punya jurus setrum, "setrum" sebenarnya istilah yg dipake untuk pengertian semacam "isian" yg bisa langsung pake. Jadi ga perlu belajar silat jenis ini cukup disetrum (diisi) ama guru dah langsung bisa maen pencak-pencakan.
-
Saya pernah tau ada perguruan Macam Putih, berdiri di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Tapi kayaknya perguruan ini sekarang udah gak aktif, dan guru besarnya adalah salah satu paranormal yang lumayan kondang.
-
Salam Silat,
Mohon maaf sahabat silat karena rada OOT.
Saya anggota baru diforum ini. Saya tertarik ikut bergabung ketika lagi searching artikel SILAT HARIMAU BAYANGAN dari Sumatera Barat tapi tidak dapat. Mohon pencerahan dari sahabat-2 silat yang tahu aliran silat ini..... :)
-
Relief: Bubuksah-Gagang Aking
Lokasi: Dinding pendopo teras sisi timur
Candi Surowono yang terletak di daerah Pare, Kediri
Cerita Singkat: Adalah dua orang bersaudara masing-masing dikenali dengan nama Bubuksah dan Gagang Aking. Kedua bersaudara tersebut bertapa untuk mencapai tingkat kesempurnaan hidup. Caranya memang berbeda dalam melaksanakan “laku”, Bubuksah makan segala makanan sehingga badannya gemuk sedangkan Gagang Aking menjauhi makan minum sehingga menjadi kurus kering.
Pada suatu ketika Betara Guru mengutus Kalawijaya yang sebenarnya juga seorang dewa yang menyamar sebagai harimau putih untuk menguji kakak beradik tersebut. Kalawijaya mengatakan menginginkan daging manusia, ketika permintaan ini disampaikan ke Gagang Aking serta merta ditolaknya dengan alasan tak ada gunanya memakan dirinya yang kurus itu. Sedangkan Bubuksah menyediakan diri sepenuhnya untuk dimakan harimau putih karena dirinya dalam menjalankan laku juga memakan segala jenis makanan dan juga binatang-binatang. Harimau putih kemudian menjelma kembali menjadi Kalawijaya, Bubuksah dinyatakan lulus dalam ujian. Setelah meninggal roh Bubuksah didukung di atas tubuh harimau tersebut sementara Gagang Aking hanya bergelantung di ekornya saja.
sorry baru nongol..
Dongeng ini pernah diceritakan dahulu oleh kakek saya..ttg Raja Wengker..
Kembali ttg cerita harimau putih, dalam permainan keluarga “ulinan” suliwa SSN mengenal langkah “maung bodas” sedang menurut sejarah permainan keluarga kami berkaitan dengan persatuan/dan pertalian keluarga 3 kerajaan/kesultanan islam yaitu : demak, cirebon, banten.
Yang saya mau tambahkan dongeng diatas adalah begini, setelah diceritakan dongeng diatas kakek saya mengatakan hal ini :
Bubuksah-Gagang Aking adalah seorang symbol pertapa hindu sunda wiwitan symbol ulama atau pendeta atau ahli agama :
“Ada orang-orang bertapa atau berdzikir dan sengaja berusaha untuk membunuh nafsunya sendiri. Sudah tentu bagi orang-orang yang melakukan hal demikian usaha ini dihitung benar. Akan tetapi bagi al fath, usaha seperti itu bukanlah merupakan jalan untuk mencapai kesempurnaan. Nafsu tidak boleh dibunuh. karena seperti telah kukatakan tadi, nafsu adalah pendorong hidup, pendorong segala di dunia ini sehingga dapat berputar dan berjalan sebagaimana mestinya menurut hukum alam. Tanpa adanya nafsu, dunia akan sunyi, akhirnya segala akan mati dan diam tidak berputar lagi. Karena itulah maka dianggap keliru ada yang berusaha mencari kesempurnaan dengan jalan membunuh nafsu-nafsunya sendiri” (lihat :Kebijakannya memaknai rasa dan nafsu –Suliwa SSN)
-
pada abad sesudahnya, macan putih dipakai sebagai sebagai simbol "Penguasa" dan "Ulama" .
Pada waktu itu, beberapa penguasa merupakan seorang ulama yang bergelar "susuhunan" (kalau gak salah tulis)