Salam Ferd,
Ini ada sejarah ttg. Silek Buluh Tua yg saya terjemahin dari situs-nya Silek Buluh Tua. Siti Mahopoh itu kalau saya tidak salah adalah pejuang wanita dari Minangkabau. Beliau mempelajari Silek Tuo menurut apa yg pernah saya dengar. Semoga informasinya berguna.
Wasalam,
Buluh Tua memiliki garis panjang sejarah yang dapat ditelusuri kembali ke Kerajaan Minangkabau pertama (Kerajaan Pagaruyuang), dari istana Bundo Kanduang atau Ratu dan itu diajarkan hanya untuk padusi atau perempuan yang menjadi wali dari Bundo Kanduang atau Ratu mana semua wali semua perempuan dan diturunkan dan disebarkan oleh generasi ke daerah Kelok 44 (44 gilirannya, lalu Danau Maninjau, hingga Lubuk Basung dan Mangopoh (Semua nama adalah daerah di Sumatera Barat, Indonesia). Dikatakan bahwa, selama pendudukan Belanda, ada padusi pandeka atau prajurit wanita bernama Siti Mangopoh yang melawan pendudukan pasukan menggunakan seni beladiri ini.
Kesenian ini saya pelajari dari ayah saya (guru saat ini) yang bernama Mak Datuak di mana ia belajar di Lubuk Basung dari nya guru yang berasal dari Pariangan Padang Panjang. Saya belajar seni dan saya ingin melanjutkan tradisi dan mempromosikannya ke orang-orang yang tertarik untuk belajar.
Karena seni ini diajarkan untuk wanita, gerakan sangat lembut dan halus dan setiap gerakan akan mendorong lawan untuk menyerang tetapi lawan akan "selesai" karena mereka jatuh ke dalam perangkap. Gerakan khas dari Silek Tuo Buluh Tua dari Tuo Silek lain dalam Silek Tuo lain (Sterlak misalnya, Kumango, dll) tangkok jurus digunakan (menangkap), dibawa bagolek untuak mangunci lawan (membawa lawan ke bawah untuk mengunci) tetapi dalam Silek Tuo Buluh Tua, kita memiliki prinsip BULUH atau bambu yang dapat ayunan dan sangat elastis tetapi "dapat ` t rusak ". Dalam Buluh Tua, kita belajar bagaimana gelek atau menghindari sebelum kita belajar bagaimana melakukan teknik yang lebih maju karena kita tidak akan menyerang kecuali jika diserang