Forum Sahabat Silat
Bahasa Indonesia => Aliran Pencak Silat => Topic started by: Nagapasa on 21/05/2007 20:15
-
Dikusi tentang aliran cikalong termasuk perkembangannya dari mulai yang 10 Jurus dan 13 Jurus dari Cikalong pasar baru sampe Jurus 30 dari Gan Abad silahkan masuk di sini.
===========================
SELAMAT TRIT INI MASUK ke HOT TOPIK
===========================
Mantap banget Dah....cuma kok skr jadi menurun yaaa trit ini ....ayooo di lanjut kang
[[selamat]]
-
Telah disepakati oleh kalangan tokoh pencak silat bahwa pencipta dan penyebar pertama aliran pencak silat Cikalong adalah R. Jayaperbata yang kemudian berganti nama menjadi R. Haji Ibrahim setelah beliau berziarah ke Tanah Suci. R.H. Ibrahim adalah keturunan bangsawan Cianjur.
Sejarah terbentuknya aliran ini, menurut beberapa sumber dimulai ketika R.H. Ibrahim berguru kepada kakak iparnya sendiri (suami Nyi Raden Hadijah, kakak R.H. Ibrahim) yaitu R. Ateng Alimuddin, seorang saudagar kuda dari Jatinegara. Permainan pencak silat R. Ateng Alimudin sendiri adalah Cimande Kampung Baru. Atas perunjuk R. Ateng Alimudin, R.H. Ibrahim kemudian disarankan untuk melanjutkanpelajarannya pada Bang Ma’ruf, seorang guru pencak silat di Kampung Karet, Tanah Abang, Jakarta.
R.H. Ibrahim yang juga mempunyai usaha jual beli kuda kerap kali pulang pergi antara Cianjur dan
Jakarta. Sewaktu berada di Jakarta, dimanfaatkannya untuk belajar pencak silat dari Bang Ma’ruf. Ketika sedang belajar di Bang Ma’ruf, secara tidak sengaja R.H. Ibrahim berkenalan dengan tetangga Ban Ma’ruf yang bernama Bang Madi, seorang penjual kuda yang berasal dari Pagarruyung, Sumatra Barat. Setelah berkenalan dan akhirnya bersambung tangan, akhirnya diketahui bahwa Bang Madi adalah seorang ahli pencak silat yang sangat tangguh. Sejak saat itu, tanpa sepengetahuan Bang Ma’ruf, R.H. Ibrahim mulai berguru kepada Bang Madi.
Karena R.H. Ibrahim adalah seorang bangsawan yang cukup kaya, maka agar lebih leluasa, Bang Madi langsung didatangkan ke Cianjur untuk mengajar di sana. Segala keperluan hidup untuk keluarganya ditanggung oleh R.H. Ibrahim. Dari Bang Madi diperoleh ilmu permainan rasa,
yaitu sensitivitas atau kepekaan rasa yang positif sehingga pada tingkat tertentu akan mampu membaca segala gerak lawan saat anggota badan bersentuhan dengan anggota badan lawan, serta segera melumpukannya.
Menurut beberapa tokoh, salah satu ciri atau kebiasaan dari Bang Madi adalah mahir
dalam melakukan teknik “bendung” atau menahan munculnya tenaga lawan, di samping “mendahului tenaga dengan tenaga”. Di kalangan aliran Cikalong teknik ini disebut “puhu tanaga” atau “puhu gerak”.
Setelah dianggap mahir, atas petunjuk Bang Madi, R.H. Ibrahim disarankan untuk menemui seorang
tokoh dari Kampung Benteng, Tangerang yang bernama Bang Kari. Sebelum diterama menjadi murid, R.H. Ibrahim sempat dicoba dahulu kemampuannya. Bang Kari pun kemudian mengetahui bahwa yang datang kali ini adalah orang yang sangat berbakat dan mempunyai masa depan yang cemerlang di dunia persilatan.
Dari Bang Kari, R.H. Ibrahim mendapatkan (ulin peupeuhan) ilmu pukulan yang mengandalkan
kecepatan gerak dan tenaga ledak. Selain dari keempat tokoh pencak silat dia tas, R. H. Ibrahim banyak berguru pada tokoh-tokoh lain. Ada yang mengatakan sampai tujuh belas orang guru, bahkan ada juga yang mengatakan lebih dari empat puluh orang guru. Dari hasil berguru tersebut kemudian R.H. Ibrahim melakukan perenungan selama tiga tahun dengan cara sering berkhalwat di sebuah gua di kampung Jelebud, di pinggir sungai Cikundul Leutik, Cikalong Kulon, Cianjur. Dari Sinilah mulai terbentuk cikal bakal aliran Cikalong.
Nama aliran Cikalong diberikan oleh para pengikutnya dengan mengambil nama tempat
tinggal R.H. Ibrahim atau tempat mulaialiran pencak silat ini disebarkan. Pada mulanya aliran ini melalui tahapan atau proses tertentu yang masih berubah-ubah dari waktu ke waktu sebelum ditemukan bentuk yang baku. Di samping cara R.H. Ibrahim mengajar selalu disesuaikan
dengan keadaan badan, bakat, serta kesenangan murid.
Maka tidaklah mengherankan apabila banyak murid-murid R.H. Ibrahim yang mempunya permainan yang berbeda satu sama lain. R.H. Tamidi misalnya, menyukai ameng peupeuhan atau permainan yang banyak mengandalkan pukulan; R. Obing yang lebih senang menggunakan ulin rasa atau ulin tempelan yang mengandalkan kehalusan rasa; R. Muhyidin lebih sering menggunakan usik puhu yang selalu mendahului gerak lawan. Sedangkan R. Idrus lebih menyukai usik tungtung yang melakukan serangan balik ketika serangan lawan suda habis, dan masih banyak lagi lainnya.
Yang menarik adalah pada saat yang sama di Cianjur juga terdapat seorang tokoh pencak silat bernama Muhammad Kosim asal Pagarruyung yang tinggal di Kampung Sabandar Cianjur (lebih terkenal dengan panggilan Mama Sabandar). Ia mengajarkan ilmunya kepada beberapa
bangsawan Cianjur, yang juga merupakan murid R.H. Ibrahim, di antaranya adalah R.H. Enoh, sehingga pada Perkembangan selanjutnya di Cianjur terdapat aliran Cikalong –Sabandar. R.H. Ibrahim sendiri tidak pernah berguru kepada Mama Sabandar. Menurut beberapa sumber, mereka pernah bertemu dan bertanding di Purwakarta dan hasilnya tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah, namun masingmasing saling mengakui kehebatan lawannya.
Silsilah Leluhur RD. Haji Ibrahim
- Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar I (Kanjeng Dalem Cikundul)
Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar II (Kanjeng Dalem Tarikolot)
Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar III (Kanjeng Dalem Dicondre)
Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar IV (Kanjeng Dalem Sabirudin)
Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar V (Kanjeng Dalem Muhyidin)
Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar VI (Kanjeng Dalem Dipati Enoh)
Rd. Wiranagara (Aria Cikalong)
Rd. Rajadireja (Aom Raja) Cikalong
Rd. Jayaperbata (Rd. Haji Ibrahim)
-
Salah satu ciri aliran Sabandar adalah mahir dalam mengalirkan tenaga, yang dalam kalangan pencak silat dikenal dengan istilah liliwatan, coplosan atau kocoran. Perkembangan aliran Cikalong pada awalnya tidak begitu pesat. Ini disebabkan beberapa hal. Di antaranya R.H. Ibrahim sangat selektif dalam memilih muridnya, diduga karena adanya kekhawatiran adanya penyalahgunaan ilmu pencak silat yang dapat membahayakan itu.
Di samping itu, sebagai seorang keturunan bangsawan yang tidak membutuhkan tambahan biaya hidup dari murid-muridnya, dengan sendirinya ia dapat memilih-milih muridmuridnya.
Hanya mereka yang disukainya atau yang dianggap akan menjaga nama baik keluarganya dan aliran pencak silatnya saja dapat menjadi muridnya. Maka dapat dipahami, jika murid-muridnya
kebanyakan berasal dari kalangan bangsawan, yaitu kelompok masyarakat dari mana R.H. Ibrahim sendiri dilahirkan.
Walaupun saat ini aliran Cikalong tidak seeksklusif pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya, namun pengaruh dari kondisi sosiologis yang menjadi penunjang di masa-masa awal itu masih membekas sampai sekarang. Walaupun di kemudian hari diramalkan pengaruh ini akan semakin menipis, sehingga masyarakat umum akhirnya akan menjadi pemilik aliran pencak silat ini.
Beberapa penerus aliran ini adalah R.H. Enoh, R. Brata, R. Obong Ibrahim, R. Didi, R.O. Soleh, dan lain-lain. Terdorong oleh rasa tanggung jawab serta menghindarkan terkuburnya aliran pencak silat ini karena meninggalnya atau akan meninggalnya para tokoh atau ahli pencak silat Cikalong yang saat ini masih hidup, juga untuk melestarikan aliran pencak silat ini, Abdur Rauf sebagai salah seorang keturunan langsung dan pimpinan Paguron Maenpo Raden Haji Ibrahim Djaja Perbata Cikalong, membuat suatu tulisan singkat mengenai “Sedikit Perkenalan Dengan Kaedah-kaedah Pokok Maenpo Cikalong. Aliran pencak silat (tepatnya pecahan aliran) yang dipengaruhi aliran Cikalong antara lain adalah aliran Cikaret dan Sanalika.
Sedangkan perguruan yang mempelajari aliran ini di antaranya adalah Paguron Pusaka Cikalong (PPC) Cianjur, Paguron Pusaka Siliwangi, dan hamper semua perguruan pencak silat di jawa barat mendapat pengaruh aliran ini.
R. Abad Moh. Sirod yang mendapat ilmu dari R. Busrin mengembangkan metode belajar pencak silat
dengan menyusun 30 jurus dasar yang dikenal dengan istilah 27 jurus kajadian dan 3 jurus maksud.
Jurus-jurus ini diambil dari kejadian maenpo (istilah lain untuk beladiri pencak silat). Penjelesan selengkapnya disusun dalam buku yang berjudul Tuduh Kaedah Meanpo (Petunjuk Kaidah Pencak Silat).
R. Obing yang belajar dari R.H. Ibrahim dan R. H. Enoh mengembangkan 5 jurus dasar yang
menggunakan langkah dengan arah menyerong, mempelajari cara menyimpan dan memindahkan titik berat badan, serta menggabungkan gerak dengan teknik pernapasan.
R.O. Saleh (Gan Uweh) yang belajar dari R. Idrus dan R. Muhyidin mengembangkan 10 jurus dasar, 3 pancer, jurus 7, dan masagikeun (kombinasi). Perguruan yang didirikannya adalah Paguron Pusaka Cikalong (PPC).
R. Ateng Karta yang berasal dari Banyuresmi, Garut belajar dari R. Utuk mengembangkan 5 jurus dasar beserta beberapa pecahannya. Perguruan yang didirikannya adalah Perguruan Pencak Silat Sanalika.
Dari beberapa contoh di atas dapat dilihat bahwa aliran pencak silat Cikalong berkembang dari generasi ke generasi berikutnya. Ada yang mengembangkannya di perguruan yang didirikannya dan ada pula yang tidak malalui perguruan (Individu). (GR)
Di cuplik dari Majalah Beladiri JURUS No. 01 Tahun I – 21 Juni - 04 Juli 1999
-
Silsilah cikalong dari R.E Harun
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/4/photos/3/orig/9/Silsilah%20Cikalong.jpg?et=E2KpSkO1MSm7DARGeHFRNQ)
http://images.nagapasa.multiply.com/image/4/photos/3/orig/9/Silsilah%20Cikalong.jpg?et=E2KpSkO1MSm7DARGeHFRNQ
Para tokoh pengembang Cikalong
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/8/photos/3/orig/6/Cikalong.jpg?et=DBtMkwFoNHRSwIeJx7Wb6Q)
http://images.nagapasa.multiply.com/image/8/photos/3/orig/6/Cikalong.jpg?et=DBtMkwFoNHRSwIeJx7Wb6Q
Di cuplik dari Majalah Beladiri JURUS No. 01 Tahun I – 21 Juni - 04 Juli 1999
-
Gan Obing Ibrahim
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/14/photos/3/500x500/4/RHOI.JPG?et=CqK54%2BxdpZAly4sAOzyUJg)
Gan Idrus
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/15/photos/3/500x500/2/GIDRS.JPG?et=UXtrDzo%2BaMtPsjLHhuZQaA)
Gan Muhyidin
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/5/photos/3/500x500/8/Gan%20Muhidin.jpg?et=%2BJMi4GPxKe6G7cExDwCtZA)
Gan Didi
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/19/photos/3/500x500/1/GDD.JPG?et=Se%2CtE97csu%2BEE8FtC1h%2Buw)
Gan Uweh
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/14/photos/3/500x500/3/GUWH.JPG?et=bnYkDtPWF0ccfRehMviNeQ)
-
Dari koran Bandung Pos ,11 Juni 1982:
Raden Haji O. Soleh kendati usianya mancapai 3/4 abad (note: saat itu usia beliau 73 th) adalah merupakan murid pertama dari Raden Idrus dan Raden Muhyidin. Kedua tokoh ini merupakan murid putra (note: pertama?) pula dari tokoh-tokoh Raden Obing Ibrahim dan Raden Brata, yang menjadi murid dan putra langsung dari Raden Haji Ibrahim pendiri aliran Cikalong.
Raden Haji Ibrahim pada putranya Raden Brata dan muridnya Raden Obing menurunkan permainan Aliran Cikalong yang berbeda-beda. Bila permainan yang diberikan kepada Raden Brata di titik beratkan pada berat tenaga (madi) malah kepada Raden Obing sebaliknya. Berupa teknik yang ditaburi rasa. Sejak itulah aliran Cikalong ditandai dengan dua karakter, yang "keras" dan yang "lembut".
Dijelaskan oleh Raden Haji O. Soleh, kendati kedua permainan itu merupakan karya Cikalong, belum tentu keduanya dapat dipahami oleh seorang murid secara sekaligus, kalau si murid hanya mengandalkan pelajaran berdasarkan jadwal saja. Kendati kedua karakter Cikalong tersebut bersumber pada 10 jurus Cikalong yang masing-masing diberi nama: Jurus, Suliwa, Serong, Kocet, Susun, Tomplok, Lipet Potong, Jurus Lima, Potong Serong dan Serut.
Dengan diresmikan Pusat Perguruan Aliran Cikalong di Cianjur, program perguruan pun sedikit mengalami perubahan, terutama dalam peningkatan, pengembangan dan pelestarian. Di bidang pengembangan misalnya, bila selama ini yang ingin masuk dan belajar perguruan Cikalong harus mendapat jaminan dari sedikitnya dua orang murid senior. Sebelumnya, Cikalong hanya diberikan kepada lingkungan keluarga saja, namun kini hal itu sudah tidak ada lagi kecuali dengan syarat yang sudah ditentukan.
-
...
Dijelaskan oleh Raden Haji O. Soleh, kendati kedua permainan itu merupakan karya Cikalong, belum tentu keduanya dapat dipahami oleh seorang murid secara sekaligus, kalau si murid hanya mengandalkan pelajaran berdasarkan jadwal saja. Kendati kedua karakter Cikalong tersebut bersumber pada 10 jurus Cikalong yang masing-masing diberi nama: Jurus, Suliwa, Serong, Kocet, Susun, Tomplok, Lipet Potong, Jurus Lima, Potong Serong dan Serut.
...
Makasih Uda Parewa,
Berikut jurus cikalong yang di kembangkan oleh Gan Uweh (10 Jurus, 3 Pancer dan Masagikeun), 10 jurus itu adalah :
1. Jurus,
2. Suliwa,
3. Serong,
4. Kocet,
5. Susun,
6. Tomplok,
7. Lipet Potong,
8. Jurus Lima,
9. Potong Serong dan
10. Serut.
R.O. Saleh (Gan Uweh) yang belajar dari R. Idrus dan R. Muhyidin mengembangkan 10 jurus dasar, 3 pancer, jurus 7, dan masagikeun (kombinasi). Perguruan yang didirikannya adalah Paguron Pusaka Cikalong (PPC).
Nah sepertinya kita harus tanya sama para suhu jurus 7 itu seperti apa, berdasarkan informasi jurus 7 ini adalah jurus dari gan Muhyidin. dan di ajarkan juga oleh gan Uweh. Gan Uweh merupakan perintis Paguron Pusaka Cikalong. (lihat majalah Jurus)
-
Gan Abad M. Sirod merupakan generasi ke 3 dari aliran cikalong belajar dari Rd. Busrin yang merupakan murid dari Rd. H. Ibrahim, Selain belajar pada Rd. Busrin Gan Abad M. Sirod juga belajar pada beberapa guru dan sesepuh maenpo.
Gan Abad membuat mekanisme pelajaran maenpo dengan mengembangkan 30 Jurus yang lebih dikenal dengan 27 Jurus Kajadian dan 3 Jurus Maksud. beliau juga mengarang buku Tuduh Kaedah Maenpo
Jurus 30 yang di kembangkan oleh gan abad adalah:
-- 27 Jurus kajadian
1. Susun
2. Sambut Luar
3. Sambut Luar Pepehan
4. Opat Pasagi
5. Lima Labuhan
6. Pasangan Peupeuhan
7. Tumpangan
8. Pasangan Labuhan
9. Tumpangan Labuhan
10. Parieusan
11. Peunggasan
12. Peunggasan Kulit
13. Potongan Siku
14. Teken Jihad
15. Malik Jihad
16. Parieusan Pura
17. Kocet
18. Potongan Labuhan
19. Lima Peupeuhan
20. Serut
21. Kari
22. Madi
23 Juru Tilu
24. Sabandar
25. Gicel
26. Sambut Jero
27. Ringkeusan Pura
-- Jurus Maksud
28. Maksud Lempeng
29. Maksud Serong
30. Main Hiji
Buku tuduh kaedah maenpo sendiri terdiri dari 5 bab diantaranya:
1. BAB MUSIM
2. BAB OPAT PERJALANAN
3. BAB RASA
4. BAB GERAK
5. BAB JURUS KEJADIAN
-
8. Jurus Lima,
R.O. Saleh (Gan Uweh) yang belajar dari R. Idrus dan R. Muhyidin mengembangkan 10 jurus dasar, 3 pancer, jurus 7, dan masagikeun (kombinasi). Perguruan yang didirikannya adalah Paguron Pusaka Cikalong (PPC).
Nah sepertinya kita harus tanya sama para suhu jurus 7 itu seperti apa, berdasarkan informasi jurus 7 ini adalah jurus dari gan Muhyidin. dan di ajarkan juga oleh gan Uweh. Gan Uweh merupakan perintis Paguron Pusaka Cikalong. (lihat majalah Jurus)
Jurus Lima = Jurus Tujuh yg diajarin para suhu ke kita.
Sedangkan yg disebut 'Jurus Tujuh' disini adalah yg disebut dg 'Jurus Tujuh Bawah' yg pernah diajarin oleh kang Ujang ke saya & mas Eko. begicu loh...... ;)
-
Ya jurus tujuh bawah dan masagiken memang agak unik .... ada unsur2 betawi (gerakan bandul=masagiken, langkah kaki seser dan gerakan simpan tangan di dada=jurus tujuh bawah) mungkin ini sisa2 dari pelajaran yang didapat oleh Mama H. Ibrahim ketika ke betawi ....
Menarik untuk dikaji ... :)
-
Ki Sawung,
Saya pernah baca di Duel ( lupa no berapa) di Bandung ada maen po Adung Rais , ada Nampon.
Perguruan diatas sama nggak dasarnya dengan Cikalong?
-
Ki Sawung,
Saya pernah baca di Duel ( lupa no berapa) di Bandung ada maen po Adung Rais , ada Nampon.
Perguruan diatas sama nggak dasarnya dengan Cikalong?
yang dasarnya sama dengan cikalong ialah maenpo Adung Rais.
sebab tuduh kaedahnya ialah sama, Mahdi Sabandar Kari.
namun maenpo Adung Rais ialah bersifat "keras", makanya mereka lebih senang
menyebut alirannya dengan istilah "maenpo peupeuhan" (pukulan)
sementara untuk Nampon, aku kurang begitu paham.
namun dari informasi yg kubaca di websitenya, tampaknya jauh berbeda dgn cikalong :)
-
Mungkin untuk nampon agak berbeda kali ya .... karena nampon (terutama yg dijakarta) setahu saya arahnya lebih kearah tenaga dalam .... dan pernah lihat tayangan nampon di TransTv, mungkin yang diambil/diresap adalah jurus serong/potong serong dari cikalong ......
Yang lebih menarik adalah ketika audiensi dengan H. Mamak (pewaris aliran dari ateng alimudin-salah satu guru Mama. H. Ibrahim) ketika memperagakan jurus2 si tembak dan si macan konsep kosong isi juga dipakai ...bahkan bentuk tangan di si tembak agak mirip dengan cikalong (Pasar Baru)....kuda2 juga agak mirip ...
Pengaruh2 ini memang menarik untuk dibahas .... sekali lagi kita harus kagum kepada Mama. H. Ibrahim akan kejeniusan beliau meramu esensi2 dari beladiri yang ada.... :D ^:)^
-
Ya jurus tujuh bawah dan masagiken memang agak unik .... ada unsur2 betawi (gerakan bandul=masagiken, langkah kaki seser dan gerakan simpan tangan di dada=jurus tujuh bawah) mungkin ini sisa2 dari pelajaran yang didapat oleh Mama H. Ibrahim ketika ke betawi ....
Menarik untuk dikaji ... :)
masagikeun juga mirip dg jurus 'tangan awan' nya taichi..... ;)
-
Ya jurus tujuh bawah dan masagiken memang agak unik .... ada unsur2 betawi (gerakan bandul=masagiken, langkah kaki seser dan gerakan simpan tangan di dada=jurus tujuh bawah) mungkin ini sisa2 dari pelajaran yang didapat oleh Mama H. Ibrahim ketika ke betawi ....
Menarik untuk dikaji ... :)
masagikeun juga mirip dg jurus 'tangan awan' nya taichi..... ;)
Nah begitu donk para pendekar pada nongol :-PP
silahkan di lanjut dulu ya...
-
Kalau diperhatikan jurus2 dari cikalong antara lain jurus susun, kelihatannya ada pengaruh cinanya ....karena disalah satu jurus si tembak juga ada jurus sperti itu ..cuma bedanya di kepalkan tangannya ..... trus perhatikan jurus serong dan potong serong .... saya pernah menyaksikan jurus semacam itu dalam salah satu pagelaran silat betawi ..kalau tidak salah aliran gerak cepat (salah satu aliran tua betawi)... memang untuk mencoba menganalisis jurus2 cikalong untuk menemukan kaitan dengan asal muasalnya sudah agak sulit .....tetapi kalau menurt saya yang lebih penting sebenarnya asas2/kaidah2 dari jurus2 cikalong .... coba mungkin kang nagapasa bisa membantu mengumpulkan serpihan2 asas2/kaedah2 tersbut lalu didokumentasikan... agar tidak punah ..... ~X( ~X( ^:)^
-
Salam
Sebelumnya saya ingin menyampaikan salam perkenalan dengan para sahabat-sahabat forum sekalian. Sungguh bahagia bisa melihat usaha sahabat sekalian mengembangan pencak silat disini. Saya merupakan orang yang baru belajar Pencak Silat dan ingin turut sedikit menyumbangkan pemikiran saya disini. Mohon sahabat sekalian bisa menerima saya disini.
Kalau diperhatikan jurus2 dari cikalong antara lain jurus susun, kelihatannya ada pengaruh cinanya ....karena disalah satu jurus si tembak juga ada jurus sperti itu ..cuma bedanya di kepalkan tangannya ..... trus perhatikan jurus serong dan potong serong .... saya pernah menyaksikan jurus semacam itu dalam salah satu pagelaran silat betawi ..kalau tidak salah aliran gerak cepat (salah satu aliran tua betawi)... memang untuk mencoba menganalisis jurus2 cikalong untuk menemukan kaitan dengan asal muasalnya sudah agak sulit .....tetapi kalau menurt saya yang lebih penting sebenarnya asas2/kaidah2 dari jurus2 cikalong .... coba mungkin kang nagapasa bisa membantu mengumpulkan serpihan2 asas2/kaedah2 tersbut lalu didokumentasikan... agar tidak punah ..... ~X( ~X( ^:)^
Sebelumnya saya mohon maaf kepada Maheso_Jenar. Saya pikir agak terlalu cepat bila dikatakan jurus2 ckalong terutama jurus susun dipengaruhi dari beladiri cina. Bila dilihat dari maknanya sebetulnya jurus susun merupakan rangkaian dari jurus suliwa, yang maknanya adalah jurus ini adalah serangan beruntun. Bila dikaji lebih dalam lagi sebetulnya gerakan dalam susun ini hanya mewakili serangan beruntun, nantinya gerakan ini bisa dilakukan dengan menggunakan jurus lain yang dieksekusi secara beruntun.
Tambahan lagi, sebetulnya dalam maenpo cikalong terdapat bermacam variasi antara paguron satu dan lainnya. Contohnya yah dari jurus, jurus suliwa, dan jurus susun ini. Ada yang lintasannya sama, memukul kedepan, namun kepalan tangannya dibuka. Ada yang tangannya dikepal. Ada juga yang lintasannya berbeda, yaitu dari bawah ke atas.
Jadi seperti yang telah saya sebutkan diatas, gerakan-gerakan jurus dalam maenpo cikalong (dan sebetulnya dalam beladiri lain juga) hanya sebuah simbol perwakilan dari suatu gerakan yang intinya hanya mengajarkan kaidah dari maenpo itu sendiri. Tidak ada hukum "harus" disini, bahwa suatu gerakan itu harus mutlak seperti itu.
Mungkin cukup sekian dari saya.
-
kalo baca postingan-postingan diatas jadi tambah pingin ikut latihan.. sayang blm ada jam latihan sabtu sore..
-
sok atuh bung maen po di lanjut ngaguarna...
perbedaan gerakan ini ada dialiran cikalong mana saja.
saya sempat lihat cikalong dari gan Uwe ketika mempraktekan jurusnya (contoh jurus, dan jurus suliwa) posisi tangan tidak mengepal. sedangkan dari cikalong yang kemarin ada demonya di daerah makam cikundul lengannya mengepal.
boleh dong di jelaskan bagaimana menurut sdr maenpo
Salam
Sebelumnya saya ingin menyampaikan salam perkenalan dengan para sahabat-sahabat forum sekalian. Sungguh bahagia bisa melihat usaha sahabat sekalian mengembangan pencak silat disini. Saya merupakan orang yang baru belajar Pencak Silat dan ingin turut sedikit menyumbangkan pemikiran saya disini. Mohon sahabat sekalian bisa menerima saya disini.
Kalau diperhatikan jurus2 dari cikalong antara lain jurus susun, kelihatannya ada pengaruh cinanya ....karena disalah satu jurus si tembak juga ada jurus sperti itu ..cuma bedanya di kepalkan tangannya ..... trus perhatikan jurus serong dan potong serong .... saya pernah menyaksikan jurus semacam itu dalam salah satu pagelaran silat betawi ..kalau tidak salah aliran gerak cepat (salah satu aliran tua betawi)... memang untuk mencoba menganalisis jurus2 cikalong untuk menemukan kaitan dengan asal muasalnya sudah agak sulit .....tetapi kalau menurt saya yang lebih penting sebenarnya asas2/kaidah2 dari jurus2 cikalong .... coba mungkin kang nagapasa bisa membantu mengumpulkan serpihan2 asas2/kaedah2 tersbut lalu didokumentasikan... agar tidak punah ..... ~X( ~X( ^:)^
Sebelumnya saya mohon maaf kepada Maheso_Jenar. Saya pikir agak terlalu cepat bila dikatakan jurus2 ckalong terutama jurus susun dipengaruhi dari beladiri cina. Bila dilihat dari maknanya sebetulnya jurus susun merupakan rangkaian dari jurus suliwa, yang maknanya adalah jurus ini adalah serangan beruntun. Bila dikaji lebih dalam lagi sebetulnya gerakan dalam susun ini hanya mewakili serangan beruntun, nantinya gerakan ini bisa dilakukan dengan menggunakan jurus lain yang dieksekusi secara beruntun.
Tambahan lagi, sebetulnya dalam maenpo cikalong terdapat bermacam variasi antara paguron satu dan lainnya. Contohnya yah dari jurus, jurus suliwa, dan jurus susun ini. Ada yang lintasannya sama, memukul kedepan, namun kepalan tangannya dibuka. Ada yang tangannya dikepal. Ada juga yang lintasannya berbeda, yaitu dari bawah ke atas.
Jadi seperti yang telah saya sebutkan diatas, gerakan-gerakan jurus dalam maenpo cikalong (dan sebetulnya dalam beladiri lain juga) hanya sebuah simbol perwakilan dari suatu gerakan yang intinya hanya mengajarkan kaidah dari maenpo itu sendiri. Tidak ada hukum "harus" disini, bahwa suatu gerakan itu harus mutlak seperti itu.
Mungkin cukup sekian dari saya.
-
sok atuh bung maen po di lanjut ngaguarna...
perbedaan gerakan ini ada dialiran cikalong mana saja.
saya sempat lihat cikalong dari gan Uwe ketika mempraktekan jurusnya (contoh jurus, dan jurus suliwa) posisi tangan tidak mengepal. sedangkan dari cikalong yang kemarin ada demonya di daerah makam cikundul lengannya mengepal.
boleh dong di jelaskan bagaimana menurut sdr maenpo
gak hanya itu kang, ane perhatiin muridnya Pak Ita (yg pasar baru jg meski dari Gan Didi) dan yg main di cikalong kulon itu, selain tangan mengepal, pas habis pukulan di depan, tinjunya agak ditahan sepersekian detik, sedangkan pasar baru Gan Uweh, lebih kayak ular kobra mematuk gicu.... gimane tuh menurut kang Maenpo....? :-\ ~X(
-
sok atuh bung maen po di lanjut ngaguarna...
perbedaan gerakan ini ada dialiran cikalong mana saja.
saya sempat lihat cikalong dari gan Uwe ketika mempraktekan jurusnya (contoh jurus, dan jurus suliwa) posisi tangan tidak mengepal. sedangkan dari cikalong yang kemarin ada demonya di daerah makam cikundul lengannya mengepal.
boleh dong di jelaskan bagaimana menurut sdr maenpo
Salam
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, gerakan-gerakan di dalam jurus maenpo sebetulnya hanya merupakan perwakilan dari kaidah-kaidah maenpo yang harus dikuasai. Bahwa di dalam jurus sebetulnya yang penting bukan apakah bentuk tangannya di kepal atau di buka, melainkan lintasan dan makna yang terkandung dibalik itu. Misalnya dalam jurus pertama, memukul itu lintasannya lurus kedepan. Di dalam praktik sebenarnya nanti dilapangan bergantung kepada variabel situasi yang dihadapi, bisa mengepal, menusuk dengan jari, atau menotok dengan buku jari.
Kemudian bila terdapat perbedaan dalam pengajaran jurus, misalkan yang satu mengepal dan yang lain terbuka, menurut saya ini terjadi karena perbedaan faktor penekanan. Bila yang tangannya di buka, mungkin lebih menekankan kepada tusukan jari karena jangkauannya bisa menggapai sasaran lebih panjang. Sedang yang tangannya mengepal, lebih menekankan kepada pukulan itu sendiri karena, mungkin, untuk menusuk dengan jari dibutuhkan kekuatan jari yang besar dan sasarannya juga tidak begitu banyak (tusukan dengan jari biasanya hanya menyasar kepada daerah-daerah yang lunak).
Perbedaan dalam penekanan ini sebetulnya mungkin juga karena kesukaan masing-masing guru yang mengajar atau pembawaan khas murid yang di ajar. Sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa sistem pengajaran dalam maenpo tidaklah baku, tergantung dari kepribadian serta ciri-ciri yang di bawa oleh murid.
Jadi kesimpulannya tidak ada yang salah baik dalam jurus yang dipraktekkan dengan tangan mengepal atau dengan tangan yang terbuka, paling tidak, selama kaidah-kaidah maenpo tetap dijaga. Semoga ini juga bisa sekalian menjawab pertanyaan dari bung Parewa.
Wassalam
-
Setuju... Kang Maenpo. saya setuju dengan pendapat Anda. memang benar semua akan sangat bergantung pada banyak faktor seperti yang Kang Maenpo sebutkan di atas, saya setuju sekali dan saya juga berprinsip seperti itu dalam saya belajar silat. Tapi...(ada tapinya nih) menurut ajaran dari para guru saya, ada hal-hal yang harus tetap dijaga keasliannya. Dalam silat ada yang disebut Jurus atau gerakan Baku (Sakral) artinya, bentuk dari gerakkannya harus seperti itu tidak boleh dirubah, disamping untuk menjaga keaslian dari jurus juga sebagai bukti rasa hormat kita terhadap pencipta dari aliran silat yang kita pelajari. Adapun aplikasi di lapangan terserah kita, mau ngepal, mau tangan dibuka... silahkan aja.
maaf, agak ngaco...ujug-ujug ngasih komentar
-
Salam kenal untuk kang Zakka
Betul saya sangat setuju sekali dengan kang Zakka. Kita memang harus menjaga keaslian aliran silat yang kita pelajari sebagai rasa hormat kita kepada penciptanya. Namun manusia hanyalah manusia yang sudah pasti memiliki kekurangan disana-sini. Justru (ini hanya pendapat saya) karena Rd. H. Ibrahim sadar akan hal ini maka beliau mencoba menyediakan jalan keluarnya dari awal. Masing-masing murid beliau tidak pernah diajarkan hal yang sama persis.
Mari kita bayangkan seandainya Rd. H. Ibrahim kekeuh mengajarkan jurus-jurusnya secara kaku (bahwa A harus A dan tidak boleh B), sedangkan murid-murid yang hendak belajar kepada beliau datang dengan latar belakang dan pembawaan sifat serta ciri fisik yang berbeda, niscaya maenpo cikalong tidak akan pernah sampai kepada kita. Mungkin dari 100 orang murid beliau hanya beberapa orang yang benar-benar bisa melakukan jurus dengan baik. Kemudian beberapa orang tersebut, mengajarkannya lagi kepada sejumlah orang. Dari sejumlah orang itu, semakin sedikit lagi yang betul-betul sama persis jurusnya dengan sang guru. Lama kelamaan semakin sedikit, lalu kemudian musnah sama sekali.
Sekali lagi, ini hanya sekedar pendapat saya. Saya tidak menganggap bahwa menjaga keaslian itu tidak penting. Hanya saja mungkin keaslian itu tidak harus selalu diterjemahkan dalam bentuk melakukan jurus yang sama dengan yang dilakukan oleh para guru-guru kita. Selama kita memegang kaidah-kaidah maenpo yang benar, Insyaallah aliran ini akan terus lestari sepanjang masa.
Wassalam
-
wah seru banget....
Saya setuju dengan pendapat dari teman2. Memang keaslian dari jurus itu mesti kita jaga dan itu memang menggambarkan hormat kita pada yang menciptakan jurus tersebut, walaupun nanti dalam perjalanannya ternyata tidak bisa seratus persen di pertahankan sama persis dengan aslinya.
Saya pernah mengamati wingcun dari Yipman. Semua murid angkatan pertama dari Yipman pada saat melakukan jurus dasar ( saat ini) tidak ada yang sama persis dengan yang diperagakan Yipman, entah posisi tangan agak berubah bentuk kepalan juga agak berubah . Dan ini akhirnya bisa saya pahami bahwa mungkin dalam perjalanan para pendekar mereka menemukan hal2 tertentu yang menurut mereka ini bisa disempurnakan menurut karakter dari masing2 pendekar.
Tetapi hal2 utama yang menyangkut kaidah dari jurus2 itu masih tetap sama.
Tapi kalau seperti silek Kumango gimana? Silek Kumango yang diciptakan Marlin Marajo itu berbeda dengan silek Kumango syech Kumango ( kalau salah tolong di betulkan Ki....)
-
Salam kenal untuk kang Zakka
Betul saya sangat setuju sekali dengan kang Zakka. Kita memang harus menjaga keaslian aliran silat yang kita pelajari sebagai rasa hormat kita kepada penciptanya. Namun manusia hanyalah manusia yang sudah pasti memiliki kekurangan disana-sini. Justru (ini hanya pendapat saya) karena Rd. H. Ibrahim sadar akan hal ini maka beliau mencoba menyediakan jalan keluarnya dari awal. Masing-masing murid beliau tidak pernah diajarkan hal yang sama persis.
Mari kita bayangkan seandainya Rd. H. Ibrahim kekeuh mengajarkan jurus-jurusnya secara kaku (bahwa A harus A dan tidak boleh B), sedangkan murid-murid yang hendak belajar kepada beliau datang dengan latar belakang dan pembawaan sifat serta ciri fisik yang berbeda, niscaya maenpo cikalong tidak akan pernah sampai kepada kita. Mungkin dari 100 orang murid beliau hanya beberapa orang yang benar-benar bisa melakukan jurus dengan baik. Kemudian beberapa orang tersebut, mengajarkannya lagi kepada sejumlah orang. Dari sejumlah orang itu, semakin sedikit lagi yang betul-betul sama persis jurusnya dengan sang guru. Lama kelamaan semakin sedikit, lalu kemudian musnah sama sekali.
Sekali lagi, ini hanya sekedar pendapat saya. Saya tidak menganggap bahwa menjaga keaslian itu tidak penting. Hanya saja mungkin keaslian itu tidak harus selalu diterjemahkan dalam bentuk melakukan jurus yang sama dengan yang dilakukan oleh para guru-guru kita. Selama kita memegang kaidah-kaidah maenpo yang benar, Insyaallah aliran ini akan terus lestari sepanjang masa.
Wassalam
yang saya tahu murid cikalong generasi pertama dari sekitar 10 orang hanya 4 orang yang mengajarkan kembali pada anak muridnya yang cukup banyak. dan masing masing punya karakter sendiri diantaranya adalah Gan Brata, gan Busrin, gan Enoh dan Gan Obing.
ciri aliran cikalong adalah guru akan mengajarkan muridnya sesuai dengan karakter muridnya, jadi bukan karakter gurunya saja. sebagai contoh Gan obing mengajarkan silat pada Gan Didi berbeda dengan kepada Gan Utuk. Gan utuk sendiri berlajar cikalong kemudian beliau mengembangkan teknik sanalika.
demikian juga gan Busrin mengajakan pada gan Abad sehingga gan abad bisa mengembangkan jurus 30.
sepertinya memang aliran cikalong seperti pada awalnya selalu open minded, yang siap beradaptasi dan mengikuti perubahan seperti halnya H.Ibrahim yang menimba ilmu pada kurang lebih 17 Guru dari berbagai aliran untuk kemudian mencipta aliran cikalong.
-
yang saya tahu murid cikalong generasi pertama dari sekitar 10 orang hanya 4 orang yang mengajarkan kembali pada anak muridnya yang cukup banyak. dan masing masing punya karakter sendiri diantaranya adalah Gan Brata, gan Busrin, gan Enoh dan Gan Obing.
ciri aliran cikalong adalah guru akan mengajarkan muridnya sesuai dengan karakter muridnya, jadi bukan karakter gurunya saja. sebagai contoh Gan obing mengajarkan silat pada Gan Didi berbeda dengan kepada Gan Utuk. Gan utuk sendiri berlajar cikalong kemudian beliau mengembangkan teknik sanalika.
demikian juga gan Busrin mengajakan pada gan Abad sehingga gan abad bisa mengembangkan jurus 30.
sepertinya memang aliran cikalong seperti pada awalnya selalu open minded, yang siap beradaptasi dan mengikuti perubahan seperti halnya H.Ibrahim yang menimba ilmu pada kurang lebih 17 Guru dari berbagai aliran untuk kemudian mencipta aliran cikalong.
Salam
Betul sekali dengan apa yang bung Nagapasa katakan. Seni beladiri sebaiknya siap beradaptasi dan selalu mengikuti perubahan. Maksud saya diatas juga hanya sekedar pengandaian, jadi bukan berarti murid Rd. H. Ibrahim betul-betul 100 orang.
(maaf bagian ini sudah saya edit lagi. silahkan lihat di bawah)
-
Sekedar menambahkan dan sekaligus menyambung dengan pernyataan kang Zakka di thread ulin kari. Kang Zakka mengatakan terdapat kemiripan antara ulin Kari yang ada di cikaret, cianjur, dengan maenpo peupeuhan. Alasannya mungkin bisa dilihat dari silsilah yang saya sajikan di atas, yaitu garis keilmuan Maenpo Peupeuhan ini bila ditelusuri masih berasal dari satu sumber yang sama dengan ulin Kari. Dan sebetulnya saya masih belum menyelesaikan garis dari wa Acep Tarmedi. Tapi dari beliaulah kemudian nanti munculnya Maenpo Peupeuhan.
-
Salam
Teman-teman saya mohon maaf kemarin ada yang terlewat oleh saya. Berikut ini saya berikan silsilah yang sudah saya perbaiki. Alasan saya membuat garis pewarisan ilmu tidak dalam satu rantai adalah karena, seperti yang teman-teman telah ketahui, ilmu yang diberikan dari guru kepada murid-muridnya masing-masing memiliki perbedaan. Semoga teman-teman sahabatsilat bisa membacanya dengan mudah. Dan seperti yang saya sampaikan kemarin, bahwa silsilah yang saya tampilkan di sini masih memiliki kemungkinan salah. Jadi teman-teman mohon maklum dan bersedia terbuka berbagi pendapat. Insyaallah saya akan menyediakan waktu untuk berdiskusi.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Wah terimakasih kang maenpo,
Sepertinya memanng seperti namanya, pengetahuan tentang silsilah maenponya juga sangat dalam :)
sepertinya ini silsilah maenpo dari Kang Gending Respuzi ya?
Apakah kang maenpo ini kang gending atau anak muridnya. wah senang sekali akhirnya sahabat silat jadi ramai dengan tokoh maenpo nih.
ayo di tambah lagi dong informasinya....
ssttt katanya kang gending juga belajar ulin makao ya ;D
Salam
Teman-teman saya mohon maaf kemarin ada yang terlewat oleh saya. Berikut ini saya berikan silsilah yang sudah saya perbaiki. Alasan saya membuat garis pewarisan ilmu tidak dalam satu rantai adalah karena, seperti yang teman-teman telah ketahui, ilmu yang diberikan dari guru kepada murid-muridnya masing-masing memiliki perbedaan. Semoga teman-teman sahabatsilat bisa membacanya dengan mudah. Dan seperti yang saya sampaikan kemarin, bahwa silsilah yang saya tampilkan di sini masih memiliki kemungkinan salah. Jadi teman-teman mohon maklum dan bersedia terbuka berbagi pendapat. Insyaallah saya akan menyediakan waktu untuk berdiskusi.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Silsilahnya mana ya..... ???
-
Silsilahnya mana ya..... ???
di postingan bung maenpo diatas...
-
Wah terimakasih kang maenpo,
Sepertinya memanng seperti namanya, pengetahuan tentang silsilah maenponya juga sangat dalam :)
sepertinya ini silsilah maenpo dari Kang Gending Respuzi ya?
Apakah kang maenpo ini kang gending atau anak muridnya. wah senang sekali akhirnya sahabat silat jadi ramai dengan tokoh maenpo nih.
ayo di tambah lagi dong informasinya....
ssttt katanya kang gending juga belajar ulin makao ya ;D
Dia emang muridnya kang Gending kang...Belajar Ulin Makao sama kang Gending.
Tapi silsilah itu, hasil penelitiannya bulan kemarin, udar-ider di cianjur.
:D
-
Wah terimakasih kang maenpo,
Sepertinya memanng seperti namanya, pengetahuan tentang silsilah maenponya juga sangat dalam :)
sepertinya ini silsilah maenpo dari Kang Gending Respuzi ya?
Apakah kang maenpo ini kang gending atau anak muridnya. wah senang sekali akhirnya sahabat silat jadi ramai dengan tokoh maenpo nih.
ayo di tambah lagi dong informasinya....
ssttt katanya kang gending juga belajar ulin makao ya ;D
Salam
Sebetulnya saya tidak begitu dalam memahami maenpo. Saya hanya ingin memancing dengan harapan semoga teman-teman yang lain disini juga menyajikan pengetahuan maenponya yang dimiliki. Dan silsilah yang saya sajikan ini sangat penting untuk bisa membantu menunjukkan kepada siapa kita harus mencari apa.
Masih banyak garis yang saya belum temukan, dan tugas teman-teman sahabat silat disinilah yang harus menambahkan. Kalau bisa tolong sebutkan pula sumbernya, sehingga saya bisa meng-cross check.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
He he he... Nuhun ah silsilahna,
Saya coba tambahkan warna biar jelas dan sedikit koreksi link yang ada. beberapa yang saya coba koreksi :
1. Gan Idrus selain belajar pada gan brata bilau juga belajar kepada gan obing sama seperti halnya gan Didi
2. Gan Memed selain belajar pada kaka kandungnya Gan Nunung serta Kaka Iparnya yaitu gan Abad belau juga sempat mendapatkan pengajaran juga dari Ayahnya yaitu Gan obing
3. Beberapa silsilah dari Gan Uweh ( R.O. Saleh - Pasar Baru) bisa di update salah satunya adalah H. Aceng dan H. Azis yang keduanya merupakan Murid utama Gan Uweh dan merupakah salah satu sesepuh forum silat Indonesia yang sekarang ini juga mengajar silat cikalong di paguron pancer bumi.
ini tambahan dari saya, masih ada yang lain tapi nanti ya :) di silsilah yang saya sempat posting ada abah aleh Juga.....
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/4/photos/3/orig/10/Silsilah%20Maenpo%20Cikalong%20Revisi.JPG?et=mBUsbbrA%2Bu%2B2rAhsfIgATQ)
http://nagapasa.multiply.com/photos/hi-res/3/10?xurl=%2Fphotos%2Fphoto%2F3%2F10 (http://nagapasa.multiply.com/photos/hi-res/3/10?xurl=%2Fphotos%2Fphoto%2F3%2F10)
Salam
Sebetulnya saya tidak begitu dalam memahami maenpo. Saya hanya ingin memancing dengan harapan semoga teman-teman yang lain disini juga menyajikan pengetahuan maenponya yang dimiliki. Dan silsilah yang saya sajikan ini sangat penting untuk bisa membantu menunjukkan kepada siapa kita harus mencari apa.
Masih banyak garis yang saya belum temukan, dan tugas teman-teman sahabat silat disinilah yang harus menambahkan. Kalau bisa tolong sebutkan pula sumbernya, sehingga saya bisa meng-cross check.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
wah ternyata ada murid kang Gending Respuzi disini, salam yah sama kang Gending.
suruh ikutan diskusi disini atuh... biar bisa berbagi wawasan dengan kita kita yang cupu ini....
Oh iya dari kang Gending Cikalongnya yang jurus berapa? Jurus 30 dari gan Abad kah atau jurus cikalong yang 10 dari pak abdur rauff?
he he he... boleh dong share disini [top]
Wah terimakasih kang maenpo,
Sepertinya memanng seperti namanya, pengetahuan tentang silsilah maenponya juga sangat dalam :)
sepertinya ini silsilah maenpo dari Kang Gending Respuzi ya?
Apakah kang maenpo ini kang gending atau anak muridnya. wah senang sekali akhirnya sahabat silat jadi ramai dengan tokoh maenpo nih.
ayo di tambah lagi dong informasinya....
ssttt katanya kang gending juga belajar ulin makao ya ;D
Dia emang muridnya kang Gending kang...Belajar Ulin Makao sama kang Gending.
Tapi silsilah itu, hasil penelitiannya bulan kemarin, udar-ider di cianjur.
:D
-
3. Beberapa silsilah dari Gan Uweh ( R.O. Saleh - Pasar Baru) bisa di update salah satunya adalah H. Aceng dan H. Azis yang keduanya merupakan Murid utama Gan Uweh dan merupakah salah satu sesepuh forum silat Indonesia yang sekarang ini juga mengajar silat cikalong di paguron pancer bumi.
Di silsilah pasar baru (murid Gan Uweh) ada satu nama senior lagi yg sebaiknya ditambahkan: Rd. Adang I. Arifin. Sekalian biar lengkap, nama lengkap H. Aceng & H Azis: H. Ceng Suryana dan Rd. H. Azis Asy'arie. Begicu..... ;D
-
2. Gan Memed selain belajar pada kaka kandungnya Gan Nunung serta Kaka Iparnya yaitu gan Abad belau juga sempat mendapatkan pengajaran juga dari Ayahnya yaitu Gan obing
Salam
Terimakasih Bung Nagapasa. Sebetulnya kemarin itu saya lupa masukin garis dari Gan Nunung ke Gan Memed. Tapi terimakasih atas koreksinya.
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
he he he.... ;D
sama sama, cuman kok pertanyaan saya terakhir ke sahabat maenpo belum di jawab ::)
jadi kang gending ngajarin cikalongnya yang mana? yang jurus 30 dari gan abad kah? atau jurus yang 10 dari Rd. Abdul Rauf? atau beliau bikin mekanisme baru
2. Gan Memed selain belajar pada kaka kandungnya Gan Nunung serta Kaka Iparnya yaitu gan Abad belau juga sempat mendapatkan pengajaran juga dari Ayahnya yaitu Gan obing
Salam
Terimakasih Bung Nagapasa. Sebetulnya kemarin itu saya lupa masukin garis dari Gan Nunung ke Gan Memed. Tapi terimakasih atas koreksinya.
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
kejar terus Kang Naga :D
udah kayak panah beneran nih [lucu]
-
Waktu di Desa Cikalong, saya lihat permainan jurus serut-nya mengarah ke atas. Yang saya pelajari dari H.Aceng dan H.Azis jurus serut-nya mengarah ke bawah.
Apakah ada yg tahu makna perbedaan ini dalam aplikasi?
thanks
-
mas ery yang caem (ikutan Gan Eko ngomongnya ;D )
sebenarnya aplikasi serut adalah untuk membuka pegangan tangan lawan, teknisnya bisa ke arah bawah atau kearah atas.
mungkin salin juga salah satu bentuk aplikasi dari serut CMIIW.
sebenarnya ada kegunaan lain untuk melatih/mengasah rasa tangan sehingga sensitif ketika bersentuhan dengan tangan lawan in juga CMIIW
Cheers,
Waktu di Desa Cikalong, saya lihat permainan jurus serut-nya mengarah ke atas. Yang saya pelajari dari H.Aceng dan H.Azis jurus serut-nya mengarah ke bawah.
Apakah ada yg tahu makna perbedaan ini dalam aplikasi?
thanks
-
sama sama, cuman kok pertanyaan saya terakhir ke sahabat maenpo belum di jawab ::)
jadi kang gending ngajarin cikalongnya yang mana? yang jurus 30 dari gan abad kah? atau jurus yang 10 dari Rd. Abdul Rauf? atau beliau bikin mekanisme baru
Boleh ngga saya yang jawab Kang Naga? ;D
-
sebenarnya mah engak kaci sih :-\
tapi ok deh buat referensi, tapi bukan berarti jatah sahabat maenpo hilang lo, pokoke tetep harus jawab he he he
x-))
sama sama, cuman kok pertanyaan saya terakhir ke sahabat maenpo belum di jawab ::)
jadi kang gending ngajarin cikalongnya yang mana? yang jurus 30 dari gan abad kah? atau jurus yang 10 dari Rd. Abdul Rauf? atau beliau bikin mekanisme baru
Boleh ngga saya yang jawab Kang Naga? ;D
-
he he he.... ;D
sama sama, cuman kok pertanyaan saya terakhir ke sahabat maenpo belum di jawab ::)
jadi kang gending ngajarin cikalongnya yang mana? yang jurus 30 dari gan abad kah? atau jurus yang 10 dari Rd. Abdul Rauf? atau beliau bikin mekanisme baru
Salam
Mohon maaf bila pertanyaan bung Nagapasa belum saya jawab. Tapi karena kang Bradlee sudah lebih dulu ingin menjawab sepertinya akan saya serahkan saja sama beliau :)
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Mangga...
tapi ke disambungnya :) dan dilengkapi penjelasannya :P
he he he.... ;D
sama sama, cuman kok pertanyaan saya terakhir ke sahabat maenpo belum di jawab ::)
jadi kang gending ngajarin cikalongnya yang mana? yang jurus 30 dari gan abad kah? atau jurus yang 10 dari Rd. Abdul Rauf? atau beliau bikin mekanisme baru
Salam
Mohon maaf bila pertanyaan bung Nagapasa belum saya jawab. Tapi karena kang Bradlee sudah lebih dulu ingin menjawab sepertinya akan saya serahkan saja sama beliau :)
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
ckckckck... Nagapasa kasih "Madi"...dibelokkan "Sahbandar" oleh bradlee...diberi "Kari" oleh Maenpo....sekarang Kang Nagapasa "Madi" lagi...ckckck.
saya sama uda parewa nonton aja permainan maenpo thread ini :)
-
he he he... ;D
sahabat ery salah, kita lagi maen bola kok bukan lagi usik usikan. sekarang bolanya ada di sahabat maenpo dan sahabat bradlee
ckckckck... Nagapasa kasih "Madi"...dibelokkan "Sahbandar" oleh bradlee...diberi "Kari" oleh Maenpo....sekarang Kang Nagapasa "Madi" lagi...ckckck.
saya sama uda parewa nonton aja permainan maenpo thread ini :)
-
Lanjuuut [top2]
-
Salam
Teman-teman sahabat silat, ini saya sajikan lagi silsilah Maenpo Cikalong yang sudah saya tambahkan dan perbaiki. Buat teman-teman yang dari Pasar Baru dan lain-lain tolong ditambahkan.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
terimakasih silsilahnya sahabat maenpo,
untuk yang lain silahkan kalau ada yang mau melengkapi
sahabat parewa mungkin :P
Salam
Teman-teman sahabat silat, ini saya sajikan lagi silsilah Maenpo Cikalong yang sudah saya tambahkan dan perbaiki. Buat teman-teman yang dari Pasar Baru dan lain-lain tolong ditambahkan.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Sambil menunggu bahasan diskusi yang lain atau update silsilah cikalong, berikut saya coba tuliskan catatan kecil tentang tokoh Rd. Obing Ibrahin, semoga bermanfaat
Seperti kita ketahui aliran cikalong yang kita kenal sekarang merupakan hasil karya yang sangat adiluhung, yang merupakan sebuah kreasi dari tokoh tokoh jenius yang sangat mendalami dan memahami maenpo sebagai salah satu budaya dan keahlian dalam melakukan beladiri.
dari semua penerus aliran cikalong, paling tidak ada 4 tokoh yang sangat berpengaruh pada perkembangan aliran ini, tokoh tokoh itu adalah:
- Rd. Abad, yang mengembangkan jurus 30 dengan 27 Jurus kajadian dan 3 Jurus maksud
Rd. U. Soleh (Gan Uweh), yang mengembangkan 10 Jurus, 3 Pancer dan Jurus 7 serta masagikeun
Rd. Didi (Gan Didi), yang mengembangkan 13 Jurus dengan beberapa pola langkah
Rd. Obing Ibrahim (Gan Obing), yang mengembangkan 5 adegan serong/jalan serong atau dikenal juga dengan suliwa
meski pada kenyataannya masing - masing tokoh penerus ini bersumberkan pada aliran cikalong, tetapi pada kenyataannya tidak ada satu pun yang bisa dianggap sebagai bentuk paling asli dari cikalong. karena pada kenyataannya aliran cikalong sendiri sudah di pengaruhi dengan aliran yang di kembangkan di cianjur khususnya aliran sabandar. sehingga kita mengenal istilah kari (tenaga kari-untuk menyerang), Madi (tenaga Bendung) yang merupakan ilmu yang bisa jadi didapat oleh H. Ibrahim ketika belajar pada kedua tokoh ini di betawi yang kemudian menyusun sistem cikalong sebelumnya. dan yang terbaru adalah sabandar (mengalirkan tenaga lawan) yang pada saat itu merupakan aliran yang juga berkembang di cianjur.
Pengaruh sabandar pada cikalong tidak bisa di pungkiri lagi, meski mungkin di beberapa aliran cikalong hanya berbentuk pengendalian tenaga yang lebih dikenal tenaga sabandar tetapi prinsip sabandar sudah juga berasimilasi dengan cikalong.
Masuknya pengaruh sabandar di cikalong sepertinya dimulai dengan belajarnya murid generasi pertama cikalong ke mama kosim (sang maestro sabandar). salah satu tokoh cikalong yang belajar juga pada Mama kosim adalah Rd. Enoh.
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/16/photos/3/300x300/4/RHOI.JPG?et=6yPE7mRyOlVNL84VrWlCdA)
Rd. Obing Ibrahim
Langkah Rd. Enoh ini diikuti pula oleh Muridnya yaitu Rd. Obing, yang kala itu sedang menimba ilmu Cikalong kepada Rd. Enoh. Sempat dikisahkan ketika Rd. Obing sedang berlatih dengan Rd. Enoh, Rd. H. Ibrahim sempat mengamati dan melihat bakat yang dimiliki oleh Rd. Obing ini. Sehingga pada akhir latihan disampaikan oleh Rd. Ibrahim kepada Rd. Enoh bahwa setelah selesai berlatih pada Rd. Enoh, Rd. Obing diminta melanjutkan pelajaran silatnya pada Rd. H. Ibrahim sang maestro Cikalong. dan mulailah Rd Obing belajar cikalong langsung pada Rd. H. Ibrahim
Selain mendalami cikalong, Rd. Obing juga mendalami maenpo sabandar yang menurut beberapa kisah, Rd. Obing belajar dari gurunya (Rd. Enoh) dan kemudian di lanjutkan belajar langsung pada Mama Kosim di sabandar. namun ada juga kisah yang menceritakan bahwa Rd. Obing hanya belajar sabandar pada Rd. Enoh dan tidak belajar langsung pada Mama kosim (waallohualam bisawab)
Ternyata kecerdasan dan kejeniusan Rd. Obing menyebabkan beliau sangat di sayangi oleh para guru-gurunya, kemampuan untuk mendalami dan menggabungkan perinsip perinsip dari cikalong dan sabandar membuat para gurunya kagum, sehingga saking sayangnya Rd. H. Ibrahim memberikan Nama Ibrahim dibelakang nama Rd. Obing sehingga namanya menjadi Rd. Obing Ibrahim. Nama Ibrahim adalah nama pemberian dari Guru sebagai rasa sayang kepada murid.
Perkembangan maenpo di cianjur memiliki pusat pusat pengembangan yang letaknya tidak terlalu jauh. Bojong herang merupakan pusat dari pengembangan murid-murid Sabandar, sedangkan Pasar Baru merupakan pusat pengembangan Cikalong. Diantara kedua pusat ini adalah kaum, disinilah para tokoh maenpo cianjur mempelajari kedua aliran ini baik cikalong maupun sabandar, dan tokoh dari kaum ini adalah Rd. Obing Ibrahim.
Keahlian Rd. Obing Ibrahim dalam bersilat sangat di akui kala itu, sehingga banyak tokoh cikalong yang menimba ilmu padanya. beberapa tokoh maenpo cikalong yang sempat belajar pada Rd. Obing adalah:
- Rd. Didi (gan Didi)
Rd. Utuk (gan Utuk)
Rd. Idrus (gan Idrus)
Rd. Nunung Ahmad Dasuki (gan Nunung)
Rd. Memed (gan Memed)
Rd. Popo Sumadipraya (gan Popo)
Rd. Obing ibrahim terakhir menjabat sebagai Naib (penghulu) Cianjur, beliau wafat di Cianjur tanggal 1 Juni 1942 dan dimakamkan di suka negara, Kecamatan Tanggeung Cianjur.
-
Pada tahun 1992 dan 1993 saya dapat ajaran langsung dari Raden Popo.
Saya pergi kesana bersama Pak Siddiq (GB PPSN Padjadjaran)
(http://img235.imageshack.us/img235/3669/ericrdpopohxh9.jpg)
Orangnya besar banget (dari kiri ke kanan: Pak Siddiq, Raden Popo, saya)
-
Pada tahun 1992 dan 1993 saya dapat ajaran langsung dari Raden Popo.
Saya pergi kesana bersama Pak Siddiq (GB PPSN Padjadjaran)
(http://img235.imageshack.us/img235/3669/ericrdpopohxh9.jpg)
Orangnya besar banget (dari kiri ke kanan: Pak Siddiq, Raden Popo, saya)
wah terimakasih kang erick, photonya kereen...
boleh donk cerita sedikit tentang Gan Popo, termasuk maenan gan popo seperti apa dan apa yang kang erick dapatkan selamat belajar pada gan popo kepada kita semua :), ditunggu sharingnya ya
Cheers,
:D
-
:'( Kalau kata teman saya di PDJ, tidak semua anggota PDJ mendapatkan keistimewaan seperti Kang Eric, bisa berkenalan dengan sesepuh yang lain, sayang rasanya 10 tahun di PDJ bisa jurus Dasar, Datar, pecah dan benggong aja.
dan ini terjadi lagi di PDJ kalo saja mo terbuka, pesilat bisa banyak ilmu dan pengalamannya.
sayang betul :'(
-
Pada tahun 1992 dan 1993 saya dapat ajaran langsung dari Raden Popo.
Saya pergi kesana bersama Pak Siddiq (GB PPSN Padjadjaran)
(http://img235.imageshack.us/img235/3669/ericrdpopohxh9.jpg)
Orangnya besar banget (dari kiri ke kanan: Pak Siddiq, Raden Popo, saya)
wah terimakasih kang erick, photonya kereen...
boleh donk cerita sedikit tentang Gan Popo, termasuk maenan gan popo seperti apa dan apa yang kang erick dapatkan selamat belajar pada gan popo kepada kita semua :), ditunggu sharingnya ya
Cheers,
:D
Wah menarik ....Sharing kekita2 ya ciri permainan dari gan popo ...
^:)^ ^:)^ [top]
-
Sambil menunggu bahasan diskusi yang lain atau update silsilah cikalong, berikut saya coba tuliskan catatan kecil tentang tokoh Rd. Obing Ibrahin, semoga bermanfaat
Seperti kita ketahui aliran cikalong yang kita kenal sekarang merupakan hasil karya yang sangat adiluhung, yang merupakan sebuah kreasi dari tokoh tokoh jenius yang sangat mendalami dan memahami maenpo sebagai salah satu budaya dan keahlian dalam melakukan beladiri.
dari semua penerus aliran cikalong, paling tidak ada 4 tokoh yang sangat berpengaruh pada perkembangan aliran ini, tokoh tokoh itu adalah:
- Rd. Abad, yang mengembangkan jurus 30 dengan 27 Jurus kajadian dan 3 Jurus maksud
Rd. U. Soleh (Gan Uweh), yang mengembangkan 10 Jurus, 3 Pancer dan Jurus 7 serta masagikeun
Rd. Didi (Gan Didi), yang mengembangkan 13 Jurus dengan beberapa pola langkah
Rd. Obing Ibrahim (Gan Obing), yang mengembangkan 5 adegan serong/jalan serong
meski pada kenyataannya masing - masing tokoh penerus ini bersumberkan pada aliran cikalong, tetapi pada kenyataannya tidak ada satu pun yang bisa dianggap sebagai bentuk paling asli dari cikalong. karena pada kenyataannya aliran cikalong sendiri sudah di pengaruhi dengan aliran yang di kembangkan di cianjur khususnya aliran sabandar. sehingga kita mengenal istilah kari (tenaga kari-untuk menyerang), Madi (tenaga Bendung) yang merupakan ilmu yang bisa jadi didapat oleh H. Ibrahim ketika belajar pada kedua tokoh ini di betawi yang kemudian menyusun sistem cikalong sebelumnya. dan yang terbaru adalah sabandar (mengalirkan tenaga lawan) yang pada saat itu merupakan aliran yang juga berkembang di cianjur.
Salam
Sekedar menambahkan:
Mengenai jalur kailmuan Cikalong mungkin perlu disebutkan juga Rd. Muhyidin murid dari Rd. Bratadilaga. Beliau ini selain belajar kepada Rd. Bratadilaga tidak pernah berguru kepada siapapun lagi, sehingga mungkin bisa dibilang Cikalong yang diajarkan oleh beliau masih murni dan belum mendapat pengaruh Sahbandar.
Kemudian mengenai pola langkah yang di kembangkan oleh Rd. Didi merupakan gabungan antara pola langkah yang beliau dapat dari Rd. Bratadilaga serta dari Rd. Obing Ibrahim. Selain itu beliau membuat suatu metode pengajaran baru di mana dalam proses belajarnya seorang murid terlebih dahulu diajarkan Ibing.
Sekian dari saya, silahkan diteruskan bung Nagapasa.
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Gan Muhidin in action:
(http://sahabatsilat.com/forum/gallery/1_08_05_07_9_54_15.jpg)
kiri Gan Uweh, kanan Gan Muhidin.
Terlihat disini betapa rileksnya Gan Muhidin usik2an dg muridnya Gan Uweh ;D ^:)^
-
terimakasih sahabat maenpo,
memang benar bahwa gan muhidin tidak belajar kepada yang lain selain pada gan brata. dari gerakan cikalongnya sendiri masih terbilang orisinil.
hanya saja saya belum tahu siapa saja yang belajar pada gan muhidin saja, karena di pasar baru sendiri seperti Gan didi maupun gan uweh sudah berasimilasi dengan teknik sabandar (meski mungkin cuman istilah dalam tenaga saja). Bahkan gan Uweh sendiri belajar dari Gan muhidin yang murni cikalong dari gan brata, tetapi gan uweh juga belajar pada Gan Idrus yang selain belajar pada gan brata beliau belajar pula pada gan obing. jadi sangat memungkinkan istilah maupun teknik tenaga sabandar sudah diadaptasi di para penerus cikalong. meski pun tidak dalam gerakan jurusnya (wallohualam bi sawab)
Salam
Sekedar menambahkan:
Mengenai jalur kailmuan Cikalong mungkin perlu disebutkan juga Rd. Muhyidin murid dari Rd. Bratadilaga. Beliau ini selain belajar kepada Rd. Bratadilaga tidak pernah berguru kepada siapapun lagi, sehingga mungkin bisa dibilang Cikalong yang diajarkan oleh beliau masih murni dan belum mendapat pengaruh Sahbandar.
Kemudian mengenai pola langkah yang di kembangkan oleh Rd. Didi merupakan gabungan antara pola langkah yang beliau dapat dari Rd. Bratadilaga serta dari Rd. Obing Ibrahim. Selain itu beliau membuat suatu metode pengajaran baru di mana dalam proses belajarnya seorang murid terlebih dahulu diajarkan Ibing.
Sekian dari saya, silahkan diteruskan bung Nagapasa.
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Mantaaaabbbbb
Makasih uda parewa gambar yang sangat langka dan mengesankan...
yang punya gambar tokoh cikalong silahkan di post juga ya....
Trims ::)
Gan Muhidin in action:
kiri Gan Uweh, kanan Gan Muhidin.
Terlihat disini betapa rileksnya Gan Muhidin usik2an dg muridnya Gan Uweh ;D ^:)^
-
menjadi pertanyaan tersendiri buat saya ialah
jika saja ajaran Mama Ibrahim aselinya ialah tidak ada pengaruh Sabandar
maka...
ada berapakah jurus aseli Cikalong sewaktu "penciptaan" di Goa Jelebut ^:)^
-
kalau melihat dari garis Rd. Brata yang memang di claim bahwa jurus cikalongnya masih murni maka kemungkinan Jurus aslinya 10 Ki. ini menurut pendapat saya.
jika kita lihat permainan Gan Didi dan Gan Ita jurusnya ada 13. perbedaanya terletak pada pemecahan jurus tomplok yang tadinya 1 jurus menjadi 3 Jurus dan beberapa jurus yang sumbernya dari Jurus 10 ini.
Gan Didi mendapatkan pengajaran dari cikalong jalur gan brata juga.
jadi asumsi saya dari galur pasar baru paling mirip lah jurusnya dengan cikalong generasi pertama.
Wallohualam bi sawab.
-
@Kang Naga dan Kisawung
Gan Muhyidin mendapat jurus dari Gan Brata itu cuma 7, karena itulah dipercaya bahwa itulah jurus 7 nya Gan Brata. Kenapa disebut jurus 7 nya Gan Brata, karena itulah yang diwariskan oleh Rd.H. Ibrahim ke Gan Brata.
Rd.H. Ibrahim sendiri memiliki keunikan, dia mengajarkan jurus-jurus yang berbeda kepada murid-muridnya, baik itu urutan pengajaran jurus bahkan jumlah jurus. Tetapi yang jelas tidak banyak, antara 7 dan 13. Prinsif ini berdasar kepada fakta bahwa tiap murid punya "rasa" masing-masing. Ada yang cepat menerima pengajaran ada juga yang lambat, sehingga harus diajarkan dulu "jurus panambah" sebagai batu loncatan ke jurus utama.
Jadi, kalau mau melihat jurus Cikalong yang masih belum terpengaruh Sahbandar, mungkin kita bisa merujuk ke Jurus 7 yang sekarang dipegang oleh anak cucu murid nya Gan Muhyidin.
Tetapi kalau pertanyaannya dibalik, apakah Rd.H. Ibrahim mengajar ke murid-murid yang lainnya Jurus 7 yang sama seperti yang diajarkan ke Gan Brata? Maka jawaban saya adalah tidak. :)
CMIIW (Punten leureuskeun upami aya nu leupat) ;D
-
yap saya setuju dengan kang bradlee, sepertinya memang gan brata menurunkan jurus 7 ini.
cuman kembali apakah memang hanya jurus 7 saja yang diciptakan adakah jurus lain ? mengingat murid H. Ibrahim generasi pertama bukan cuma Gan Brata melainkan ada Gan. Enoh, Gan Obing dan Gan Busrin diantaranya. yang merupakan beberapa tokoh jenius yang ikut serta dalam pengembangan cikalong generasi berikutnya.
apakah sama jurus yang diajarkan ke Gan Brata dengan Gan Enoh, Gan Obing atau Gan busrin oleh H. Ibrahim? Wallohualam bi sawab.
-
lama-lama saya jadi tambah curiga neh ::)
tetapi dengan sebelumnya Hapunten ka sadulur sadayana ^:)^
saya pernah mendengar bahwa awalnya Jurus cimande juga ada 5
bang Madi malah lebih parah cuma ada 4, dan bang Kari juga cuma ada 5
tetapi yah itulah.. informasi yang dasarnya teu kiyat :D
nah.. menurut analisa saya ialah ..
Jurus Cimande nya Mama Ibrahim
kemudian dikasih "halus" oleh Bang Madi
dan dikasih "keras" oleh bang Kari
akibatnya... muncullah dalam pikiran beliau ialah kehadiran " Counter Attack"
terutama "Counter untuk mementahkan Attacknya Cimande"
dan juga umumnya "untuk mementahkan Attacknya jurus aliran manapun"
sehingga lahirlah pahaman "mengobati setiap kemungkinan adanya jurus aneh"
atau kata lain dari "cari obatnya kalau ada pertanyaan tentang suatu gerakan"
yang kemudian menjadi "sifat usik-usikan"
dan untuk itu diperlukan suatu "fondasi" ilmu yang dapat menjawab persoalan
dengan seketika itu juga.. ialah "pemahaman Rasa"
dan selanjutnya menjadi introspeksi atas "maksud jurus" dan "kejadian jurus"
sehingga menjadi suatu bentuk baku, yang jalannya pada setiap orang ialah berbeda
sehingga pemberian pengajaranpun menjadi berbeda
ialah mengikuti karakter si murid, keras atau halus
atau "sudah tua kasih halusan, masih muda kasih kasaran/keras" :o
atau jika murid perempuan kasih halusan, pria kasih kasaran.. >:(
atau jika orangnya berpostur kurus tinggi
maka jurus menjadi rendah dan pendek [lucu]
sedangkan untuk yang berpostur pendek gemuk
maka jurus menjadi panjang panjang :)p
semua kembali pada "paham rasa" dengan 4 jalur utamanya :)p
kesimpulannya..
ikutan bro bradlee.... CMIIW ( jewer saya karena saya iseng) ^:)^
-
lama-lama saya jadi tambah curiga neh ::)
tetapi dengan sebelumnya Hapunten ka sadulur sadayana ^:)^
saya pernah mendengar bahwa awalnya Jurus cimande juga ada 5
bang Madi malah lebih parah cuma ada 4, dan bang Kari juga cuma ada 5
tetapi yah itulah.. informasi yang dasarnya teu kiyat :D
nah.. menurut analisa saya ialah ..
Jurus Cimande nya Mama Ibrahim
kemudian dikasih "halus" oleh Bang Madi
dan dikasih "keras" oleh bang Kari
akibatnya... muncullah dalam pikiran beliau ialah kehadiran " Counter Attack"
terutama "Counter untuk mementahkan Attacknya Cimande"
dan juga umumnya "untuk mementahkan Attacknya jurus aliran manapun"
sehingga lahirlah pahaman "mengobati setiap kemungkinan adanya jurus aneh"
atau kata lain dari "cari obatnya kalau ada pertanyaan tentang suatu gerakan"
yang kemudian menjadi "sifat usik-usikan"
dan untuk itu diperlukan suatu "fondasi" ilmu yang dapat menjawab persoalan
dengan seketika itu juga.. ialah "pemahaman Rasa"
dan selanjutnya menjadi introspeksi atas "maksud jurus" dan "kejadian jurus"
sehingga menjadi suatu bentuk baku, yang jalannya pada setiap orang ialah berbeda
sehingga pemberian pengajaranpun menjadi berbeda
ialah mengikuti karakter si murid, keras atau halus
atau "sudah tua kasih halusan, masih muda kasih kasaran/keras" :o
atau jika murid perempuan kasih halusan, pria kasih kasaran.. >:(
atau jika orangnya berpostur kurus tinggi
maka jurus menjadi rendah dan pendek [lucu]
sedangkan untuk yang berpostur pendek gemuk
maka jurus menjadi panjang panjang :)p
semua kembali pada "paham rasa" dengan 4 jalur utamanya :)p
kesimpulannya..
ikutan bro bradlee.... CMIIW ( jewer saya karena saya iseng) ^:)^
Salam
Sekedar ikut menambahkan. Menurut guru saya, sebetulnya di dalam aliran Cimande sudah ada prinsip halus dan kerasnya. Bahkan prinsip "miceun tanaga batur" juga sudah ada, ini bisa dilihat dari gerakan gilek dalam jurus-jurus Cimande atau bahkan lebih jelasnya dalam jurus Batekan.
Apa yang di pelajari oleh Rd. H. Ibrahim dari Bang Madi dan Bang Kari mungkin adalah prinsip-prinsip "ngabendung tanaga", serta prinsip "miheulaan batur"-nya. Seperti yang telah kita ketahui, aliran Cimande sifatnya cenderung defensif menunggu serangan lawan. Sedangkan untuk "ngabendung tanaga" itu berarti kita harus menutup tenaga lawan dengan mendahuluinya bergerak. Jadi sifatnya lebih ofensif. Prinsip seperti ini yang memang tidak ada dalam aliran Cimande. Sehingga pada saat itu Rd. H. Ibrahim merasa perlu berguru kepada Bang Madi dan Bang Kari mempelajari tehnik tersebut..
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
yap saya setuju dengan kang bradlee, sepertinya memang gan brata menurunkan jurus 7 ini.
cuman kembali apakah memang hanya jurus 7 saja yang diciptakan adakah jurus lain ? mengingat murid H. Ibrahim generasi pertama bukan cuma Gan Brata melainkan ada Gan. Enoh, Gan Obing dan Gan Busrin diantaranya. yang merupakan beberapa tokoh jenius yang ikut serta dalam pengembangan cikalong generasi berikutnya.
apakah sama jurus yang diajarkan ke Gan Brata dengan Gan Enoh, Gan Obing atau Gan busrin oleh H. Ibrahim? Wallohualam bi sawab.
Kang Naga, kayaknya perlu nempel dulu nih ama muridnya Aki Muhidin hehehe.... masih ada kok orangnya di Cianjur... kalo gak salah namanya pak Iyus, beliau hanya belajar ke Gan Muhidin.
Salam
-
he he he.. kalau nempel doang mah kayak perangko atuh nantinya ;D
kalau sambung tangan mungkin juga (asik juga bisa ketemu penerus Gan Muhidin).
sebagai tambahan pada buku yang baru saya dapat dari saudara saya dijelaskan bahwa H. Ibrahim Meninggal ketika berusia Gan Brata berusia 15 tahun. jadi dari sini timbul saya asumsikan yang memantapkan (ngasakkeun) rd brata bukan ayah handanya melainkan murid ayahnya yaitu RD. Tarmidi yang dikenal dengan jalan tengah.Rd. Brata sendiri meninggal pada usia relatif muda yaitu 42 tahun.
Catatan : Rd. tarmidi adalah naib cikalong penerus silat cikalong di cikalong
yap saya setuju dengan kang bradlee, sepertinya memang gan brata menurunkan jurus 7 ini.
cuman kembali apakah memang hanya jurus 7 saja yang diciptakan adakah jurus lain ? mengingat murid H. Ibrahim generasi pertama bukan cuma Gan Brata melainkan ada Gan. Enoh, Gan Obing dan Gan Busrin diantaranya. yang merupakan beberapa tokoh jenius yang ikut serta dalam pengembangan cikalong generasi berikutnya.
apakah sama jurus yang diajarkan ke Gan Brata dengan Gan Enoh, Gan Obing atau Gan busrin oleh H. Ibrahim? Wallohualam bi sawab.
Kang Naga, kayaknya perlu nempel dulu nih ama muridnya Aki Muhidin hehehe.... masih ada kok orangnya di Cianjur... kalo gak salah namanya pak Iyus, beliau hanya belajar ke Gan Muhidin.
Salam
-
Betul... Rd.H.Tarmidi dianggap sebagai penerus Jalan Tengah.
Jalan Tengah di sini bukan merujuk kepada nama tempat atau nama jalan,
tetapi kepada kaedah bagaimana pasang (kuda-kuda), melewatkan lawan dan menyerang. Jalan Tengah berprinsip menempatkan semuanya di posisi tengah-tengah badan kita sebagai titik nol (pusat). Begitu juga ketika maju ataupun mundur (beberapa tidak mengenal mundur, tetapi malik / berbalik).
Saking kuatnya pengaruh Jalan Tengah, maka ketika Gan Obing melakukan sesuatu yang lain, tehnik Gan Obing itu lalu dikenal dengan nama Jalan Serong.
CMIIW ;D
-
Jalan Tengah berprinsip menempatkan semuanya di posisi tengah-tengah badan kita sebagai titik nol (pusat). Begitu juga ketika maju ataupun mundur (beberapa tidak mengenal mundur, tetapi malik / berbalik).
memang tidak mengenal mudur, dan hanya mengenal malik atau berbalik yang bedasarkan pada langkah pancer.
-
Betul... Rd.H.Tarmidi dianggap sebagai penerus Jalan Tengah.
Jalan Tengah di sini bukan merujuk kepada nama tempat atau nama jalan,
tetapi kepada kaedah bagaimana pasang (kuda-kuda), melewatkan lawan dan menyerang. Jalan Tengah berprinsip menempatkan semuanya di posisi tengah-tengah badan kita sebagai titik nol (pusat). Begitu juga ketika maju ataupun mundur (beberapa tidak mengenal mundur, tetapi malik / berbalik).
Saking kuatnya pengaruh Jalan Tengah, maka ketika Gan Obing melakukan sesuatu yang lain, tehnik Gan Obing itu lalu dikenal dengan nama Jalan Serong.
CMIIW ;D
Cikalongan meskipun merupakah salah satu silat tradisional yg paling jelas silsilahnya, tapi disisi kelimuan, bingung mana yg bener2 asli diturunkan dari RH. Ibrahim... :-\ tidak tercampur dg yg lain.... ::)
Soal Gan Obing dg jalan serongnya, yang turun ke Gan Idrus kok masih yg jalan tengah ya..... ??? Ada penjelasan kenapa begitu ???
-
he he he... engak usah bingung uda parewa,
justru kita bersyukur karena para master silat itu sangat jenius dan sangat cerdas, mereka lebih mengenal esensi dari pada pakem gerak dan pada kenyataannya semua sudah tercampur karena mereka semua juga sadar tidak ada yang sempurna.
bagaimana kita mengenal cikaret yang wujudnya sudah sangat berbeda dengan sumber asalnya. Ajengan cikaret pertama belajar adalah Cimande kemudian beliau belajar cikalong sampai akhirnya terciptalah aliran cikaret. dimana Bentuk dan sikap sepintas mirip cimande tapi rasanya ketika usik adalah rasa cikalong.
Karena faktor lingkungan saat itu sangat mendukung, dimana setiap orang yang belajar maenpo adalah juga sodara dan sering juga terjadi cross training maka ilmu maenpo berkembang sangat pesat di cianjur khususnya setelah generasi ke 2 aliran cikalong. setiap orang pasti berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dengan memikirkan faktor pengalaman, Rasa, Analisa terhadap gerakan yang telah di ajarkan (dan sebagian besar memang tidak belajar pada 1 guru saja)
sebenarnya ini juga merupakan buah dari open mainded nya sang maestro H. Ibrahim yang bersedia belajar pada siapa saja bahkan memiliki lebih dari 17 guru. untuk selanjutnya akhirnya beliau menciptakan Cikalong itu sendiri.
nah mengenai kenapa gan idrus masih menurut pendapat saya karena gan idrus basicnya adalah cikalong, nah apa yang di pelajari dari Gan obing adalah unsur unsur lemesnya (leuleusan) karena unsur leuleus ini adanya di sabandar dan gan obing adalah salah satu murid dari sabandar yang juga murid kesayangan H. Ibrahim.
bisa jadi cikalong yang pertama di ciptakan adalah unsur-unsur pelajaran dari H. Ibrahim dari Guru-gurunya (yang jumlah 17 orang) ditambah analisa dan hasil perenungan beliau terutama dari Aliran yang ada (terutama cimande) di tambah dengan kemampuan Tenaga Membendung (dari bang madi) dan kecepatan Gerak menyerang (dari Bang Kari).
Unsur unsur mengalirkan memindahkan/tenaga (tenaga sabandar) mulai ada setelah masuknya perinsip perinsip sabandar yang terjadi akibat adanya cross training dilingkungan praktisi maenpo cikalong generasi pertama. dan ini semakin memperkaya referensi di aliran cikalong.
dan yang luar bisa adalah para maestro sekali lagi menunjukkan bahwa mereka sangat mengutamakan esensi dari bagaimana ulin itu sendiri, daripada hanya sekedar gerak. dan yang menarik mereka tetap masuk pohon besar cikalong dan tidak ada pertentangan atau pertikaian ketika yang lain mengembangkan metoda baru yang ada adalah silaturahmi yang semakin erat.
saya quote tulisan dari R. Obing Ibrahim (alm)
"Padahal sadajana ameng oge henteu aja anoe langkoeng sae atanapi awon, estoe loembrah bae, awon soteh kanggo anoe masih bodo, da kanggo anoe parantos pinter mah tetep saena, teu goemantoeng kana ameng itoe ameng ieu. saha saha anoe kawon nawiskeun jen bodo keneh."
Padahal semua maenan tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, lumrah saja jelek buat yang masih bodoh. untuk yang sudah pintar tetap saja bagus, tidak tergantung pada permainannya. barang siapa yang kalah maka dia masih bodoh.
Cikalongan meskipun merupakah salah satu silat tradisional yg paling jelas silsilahnya, tapi disisi kelimuan, bingung mana yg bener2 asli diturunkan dari RH. Ibrahim... :-\ tidak tercampur dg yg lain.... ::)
Soal Gan Obing dg jalan serongnya, yang turun ke Gan Idrus kok masih yg jalan tengah ya..... ??? Ada penjelasan kenapa begitu ???
-
Jalan Tengah berprinsip menempatkan semuanya di posisi tengah-tengah badan kita sebagai titik nol (pusat). Begitu juga ketika maju ataupun mundur (beberapa tidak mengenal mundur, tetapi malik / berbalik).
memang tidak mengenal mudur, dan hanya mengenal malik atau berbalik yang bedasarkan pada langkah pancer.
Asallamu 'alaikum.
Jalan tengah berbalik dengan langkah pancer? wah menarik nih... selama ini saya hanya diajari jalan tengah maju mundur dengan langkah suliwa.
Wassalam.
-
wah kang taufan belajar cikalong juga ya,
boleh dong di share kang, seperti apa langkahnya suliwa kang?
boleh tahu belajar dari siapa kang taufan ini?
Makasih
8)
Asallamu 'alaikum.
Jalan tengah berbalik dengan langkah pancer? wah menarik nih... selama ini saya hanya diajari jalan tengah maju mundur dengan langkah suliwa.
Wassalam.
-
he he he... engak usah bingung uda parewa,
justru kita bersyukur karena para master silat itu sangat jenius dan sangat cerdas, mereka lebih mengenal esensi dari pada pakem gerak dan pada kenyataannya semua sudah tercampur karena mereka semua juga sadar tidak ada yang sempurna.
bagaimana kita mengenal cikaret yang wujudnya sudah sangat berbeda dengan sumber asalnya. Ajengan cikaret pertama belajar adalah Cimande kemudian beliau belajar cikalong sampai akhirnya terciptalah aliran cikaret. dimana Bentuk dan sikap sepintas mirip cimande tapi rasanya ketika usik adalah rasa cikalong.
Karena faktor lingkungan saat itu sangat mendukung, dimana setiap orang yang belajar maenpo adalah juga sodara dan sering juga terjadi cross training maka ilmu maenpo berkembang sangat pesat di cianjur khususnya setelah generasi ke 2 aliran cikalong. setiap orang pasti berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dengan memikirkan faktor pengalaman, Rasa, Analisa terhadap gerakan yang telah di ajarkan (dan sebagian besar memang tidak belajar pada 1 guru saja)
sebenarnya ini juga merupakan buah dari open mainded nya sang maestro H. Ibrahim yang bersedia belajar pada siapa saja bahkan memiliki lebih dari 17 guru. untuk selanjutnya akhirnya beliau menciptakan Cikalong itu sendiri.
nah mengenai kenapa gan idrus masih menurut pendapat saya karena gan idrus basicnya adalah cikalong, nah apa yang di pelajari dari Gan obing adalah unsur unsur lemesnya (leuleusan) karena unsur leuleus ini adanya di sabandar dan gan obing adalah salah satu murid dari sabandar yang juga murid kesayangan H. Ibrahim.
bisa jadi cikalong yang pertama di ciptakan adalah unsur-unsur pelajaran dari H. Ibrahim dari Guru-gurunya (yang jumlah 17 orang) ditambah analisa dan hasil perenungan beliau terutama dari Aliran yang ada (terutama cimande) di tambah dengan kemampuan Tenaga Membendung (dari bang madi) dan kecepatan Gerak menyerang (dari Bang Kari).
Unsur unsur mengalirkan memindahkan/tenaga (tenaga sabandar) mulai ada setelah masuknya perinsip perinsip sabandar yang terjadi akibat adanya cross training dilingkungan praktisi maenpo cikalong generasi pertama. dan ini semakin memperkaya referensi di aliran cikalong.
dan yang luar bisa adalah para maestro sekali lagi menunjukkan bahwa mereka sangat mengutamakan esensi dari bagaimana ulin itu sendiri, daripada hanya sekedar gerak. dan yang menarik mereka tetap masuk pohon besar cikalong dan tidak ada pertentangan atau pertikaian ketika yang lain mengembangkan metoda baru yang ada adalah silaturahmi yang semakin erat.
saya quote tulisan dari R. Obing Ibrahim (alm)
"Padahal sadajana ameng oge henteu aja anoe langkoeng sae atanapi awon, estoe loembrah bae, awon soteh kanggo anoe masih bodo, da kanggo anoe parantos pinter mah tetep saena, teu goemantoeng kana ameng itoe ameng ieu. saha saha anoe kawon nawiskeun jen bodo keneh."
Padahal semua maenan tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, lumrah saja jelek buat yang masih bodoh. untuk yang sudah pintar tetap saja bagus, tidak tergantung pada permainannya. barang siapa yang kalah maka dia masih bodoh.
Cikalongan meskipun merupakah salah satu silat tradisional yg paling jelas silsilahnya, tapi disisi kelimuan, bingung mana yg bener2 asli diturunkan dari RH. Ibrahim... :-\ tidak tercampur dg yg lain.... ::)
Soal Gan Obing dg jalan serongnya, yang turun ke Gan Idrus kok masih yg jalan tengah ya..... ??? Ada penjelasan kenapa begitu ???
Kang Naga ... kata2 gan Obing walaupun sederhana tetapi dalam maknanya ...esensinya sama sperti yang dikemukakan oleh perumus AIKIDO tak quote tin ya ...(membuktikan bahwa bangsa kita dari dulu telah memiliki kecerdasan/kejeniusan sosial budaya yang ngak kalah dengan luar)
Do Away with set forms. With the mastery of spirit as your highest principle, pour your heart and soul into the art of takemusu (The generation of spontaneous martial techniques by remaining in accordance with the power and structure of nature), and seek the truth. If you, waver from making the spirit the center of your existence, all techniques and movements are of no use.
-
wah kang taufan belajar cikalong juga ya,
boleh dong di share kang, seperti apa langkahnya suliwa kang?
boleh tahu belajar dari siapa kang taufan ini?
Makasih
8)
Assalamu 'alaikum.
Langkah suliwa adalah langkah menyerong dengan kuda2 rendah.
Benar kata kang Bradlee, jalan tengah prinsipnya menempatkan center of gravity tepat ditengah. Menurut saya hal ini menghasilkan kuda2 yang paling kokoh dibandingkan dengan jenis kuda2 lainnya.
Sementara itu prinsip langkah pancer adalah pemindahan center of gravity dari satu posisi ke posisi lainnya.
Nah apakah jalan tengah yang menggunakan langkah pancer tidak menyalahi prinsip jalan tengah itu sendiri atau justru melengkapinya?
Saya diajari oleh Pak HM Yosis Siswoyo tapi nggak bisa2 euy... kacian deh gue!
Bila kang Nagapasa mau silaturahmi, silahkan datang ke rumah beliau di Jl. Cijerah 198 Bandung atau ke Padepokan Bandarkarima di Pasir Jaid, Ujung Berung.
Wassalam.
-
oh kang taufan teh dari bandar karima pak yosis ya.
wah asik nih ada tokoh sabandar-kari-madi disini, saya sering juga ke bandung cuman waktunya mepet. salam saja dulu buat sahabat silat di bandar karima khususnya hormat saya pada pak yosis.
Jadi langkah suliwanya di mandar karima serong ya? kalau boleh tahu kenapa serong? apakah ada pengaruh dari aliran sabandar,kari, madi atau memang cikalong? trus berat badan di mana? di tengah, di depan atau di belakang?
He he he engak apa apa khan cerita sedikit, biar tambah akrab
kalau menurut saya pancer itu adalah cara untuk melatih langkah, jadi pancer sendiri merupakan tiang dari semua jurus (hampir semua jurus maenpo pasti punya pancer).
bagaimana kita melangkah, membulak balikkan badan dan mengoper tenaga kuncinya ada di pancer.
sebagian besar Aliran silat menempatkan pancer sebagai jurus terakhir yang terpisah dengan jurus yang ada. orang yang menguasai pancer dengan sempurna biasanya bisa menguasai bentuk bentuk pembelaan diri yang tidak dapat didapat dari hanya jurus belaka.
Adapun pancer di cikalong pun tetap memakai konsep jalan tengah, kuda kuda berat di tengah. sehingga pancer bukan pelengkap tetapi penutup dari jurus (ambeh jurusna Masagi)
CMIIW
Assalamu 'alaikum.
Langkah suliwa adalah langkah menyerong dengan kuda2 rendah.
Benar kata kang Bradlee, jalan tengah prinsipnya menempatkan center of gravity tepat ditengah. Menurut saya hal ini menghasilkan kuda2 yang paling kokoh dibandingkan dengan jenis kuda2 lainnya.
Sementara itu prinsip langkah pancer adalah pemindahan center of gravity dari satu posisi ke posisi lainnya.
Nah apakah jalan tengah yang menggunakan langkah pancer tidak menyalahi prinsip jalan tengah itu sendiri atau justru melengkapinya?
Saya diajari oleh Pak HM Yosis Siswoyo tapi nggak bisa2 euy... kacian deh gue!
Bila kang Nagapasa mau silaturahmi, silahkan datang ke rumah beliau di Jl. Cijerah 198 Bandung atau ke Padepokan Bandarkarima di Pasir Jaid, Ujung Berung.
Wassalam.
-
Sepertinya ada perbedaan pengertian dan pemahaman terhadap pancer.
Saya sendiri sepakat dengan Nagapasa tentang pancer, dimana pancer adalah, metode untuk melatih langkah dan posisi... terlepas itu apakah berat badan diletakkan di tengah, depan atau belakang.
-
Assalamu 'alaikum.
Iya kang Bradlee... jangan2 kita sedang mengunyah penganan yang berbeda. Kang Nagapasa sedang menikmati dodol, saya sedang mengunyah kalamai...
Enaknya diskusi silat emang langsung dipraktekan euy...
Pancer yang saya pahami adalah strategi pemindahan center of gravity melalui rangkaian langkah ke arah 4 penjuru untuk menjaga agar keseimbangan tetap sempurna pada setiap posisi.
Kenapa jalan tengah menggunakan langkah suliwa? waduh... saya kurang cerdas untuk menjawabnya kang Nagapasa. Mungkin uraian filosofis berikut dapat memberikan gambaran:
Ada langkah jurus dan ada langkah suliwa.
Jurus, jujur dan lurus... langkah jurus straight to the point, langsung menuju sasaran. Namun tidak semua masalah yang kita hadapi dalam kehidupan nyata dapat diselesaikan dengan cara ini. Kadang kita harus menepi sedikit untuk mengurangi tekanan, barulah melangkah maju menuju sasaran. Itulah langkah suliwa.
Wassalam.
-
Waalaikum salam lur,
Di cikalong yang saya tahu, jurus 1 adalah jurus dan jurus 2-nya adalah suliwa.
Jurus posisi kaki dan tangan selalu sama : kaki kanan di depan maka tangan kanan yang di depan dengan posisi menyerang.
Suliwa posisinya kaki dan tangan yang didepan tidak sama: Kaki kanan didepan maka tangan kiri yang didepan. ini yang disebut suliwa.
di cikalong jurus maupun suliwa arah langkahnya selalu lurus kedepan, apakah di tempat kang taufan langkahnya lurus atau serong?
Kalau lurus berarti cikalong jalan tengah, kalau serong berarti ada pengaruh dari Jalan serong . kemudian apakah memang sakarima ini bersumber dari cikalong juga atau hanya sabandar, kari dan madi tanpa cikalong?
boleh donk di share he he he...
paralun, neda hapunten kasuhun
Assalamu 'alaikum.
Iya kang Bradlee... jangan2 kita sedang mengunyah penganan yang berbeda. Kang Nagapasa sedang menikmati dodol, saya sedang mengunyah kalamai...
Enaknya diskusi silat emang langsung dipraktekan euy...
Pancer yang saya pahami adalah strategi pemindahan center of gravity melalui rangkaian langkah ke arah 4 penjuru untuk menjaga agar keseimbangan tetap sempurna pada setiap posisi.
Kenapa jalan tengah menggunakan langkah suliwa? waduh... saya kurang cerdas untuk menjawabnya kang Nagapasa. Mungkin uraian filosofis berikut dapat memberikan gambaran:
Ada langkah jurus dan ada langkah suliwa.
Jurus, jujur dan lurus... langkah jurus straight to the point, langsung menuju sasaran. Namun tidak semua masalah yang kita hadapi dalam kehidupan nyata dapat diselesaikan dengan cara ini. Kadang kita harus menepi sedikit untuk mengurangi tekanan, barulah melangkah maju menuju sasaran. Itulah langkah suliwa.
Wassalam.
-
Menyambut malam Jumat ngobrol silat memang nikmat... Kisawung kemana nih?
Ada pasang (kuda2), ada langkah. Kang Nagapasa benar tentang pasang jurus dan pasang suliwa. No comment tentang itu.
Masuk ke langkah jurus dan langkah suliwa, kita akan langsung melihat perbedaan karakter yang menurut saya sangat fundamental. Keduanya memang menuju ke sasaran yang sama, diasumsikan ada di depan. Tapi untuk mencapai tujuan, lintasan geraknya sangat berbeda.
Mengenai sumber ilmu Bandarkarima... Den Popo adalah salah seorang Guru Utama Pak Yosis. Jadi... ya gitu dech!
Wassalam.
-
Jadi Pak Yosis itu murid Gan Popo ya? yang di sukabumi khan ?
Pantes aja jalannya serong. Gan Popo salah satu murid Rd. Obing Ibrahim
Potonya sempat di post di thread ini oleh Kang Eric.
-
Hah...Pak Yosis jalannya serong?
Kasihan banget kang... x-)) ;D
-
Hah...Pak Yosis jalannya serong?
Kasihan banget kang... x-)) ;D
teuh nya sok ngaheureuyan bae, batur mah keur serieus.....
Kamana wae lur, meni teu aya beja - bejana :)
---------------------------------------------------------
Tuh ya suka bercanda aja, orang lagi serius....
kemana aja bro, tidak ada kabarnya :)
-
Hah...Pak Yosis jalannya serong?
Kasihan banget kang... x-)) ;D
ah... jadi murid2nya gan Obing suka serong..... :-\ >:D [run]
maap maap...... ^:)^
cuma mau nunjukin contoh dari distorsi informasi.... 8)
ini yg sering terjadi dalam silat, terutama mengenai silsilah dan cerita2 mengenai kehebatan dari para guru silat zaman dahulu... [hihihi]
-
Betul juga da, ini adalah contoh distorsi informasi.
sama kayak jalan serong sebenernya jalan lurus juga cuman arahnya 45 derajat (nyerong).
Contoh ini sering terjadi ketika informasi sampai sudah tidak dari sumber langsung, seperti halnya aliran yang ada sekarang. rata rata guru guru kita adalah generasi ke 4 dan ke 5 dari aliran asalnya termasuk cikalong. dan unsur distorsi informasi dan imajinasi serta daya kreasi/kreatifitas sang penerus sangat berpengaruh.
apalagi bangsa kita tidak terbiasa mendokumentasikan hal penting, khususnya aliran atau jurus sehingga semua hanya disampaikan liwat lisan saja.
Nah yang lebih gawat selain disampaikan secara lisan (biasanya sejarah atau cerita guru atau pencipta aliran ini) sehingga seolah olah menjadi metos, pengajaran pun sebagian besar adalah pengajaran gerak yang tidak bisa dilukiskan dengan kata kata. seperti halnya pengajaran tentang rasa. kalau sudah gini pasti peluang distorsi informasi semakin luas.
satu kata yang menarik untuk diingat "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya"
Hah...Pak Yosis jalannya serong?
Kasihan banget kang... x-)) ;D
ah... jadi murid2nya gan Obing suka serong..... :-\ >:D [run]
maap maap...... ^:)^
cuma mau nunjukin contoh dari distorsi informasi.... 8)
ini yg sering terjadi dalam silat, terutama mengenai silsilah dan cerita2 mengenai kehebatan dari para guru silat zaman dahulu... [hihihi]
-
Assalamu 'alaikum.
Kalah sama Tukul dong kang Naga... harusnya "ikatlah ilmu dengan handycam" 8)
Wassalam.
-
oh iya ya,
sampe gap tek gini.
tapi menurut saya lebih ok di tulis sih, kadang banyak hal yang tidak cukup di gambarkan dengan video dan lebih jelas dari tulis dan bisa di pelajari secara lebih mudah.
-
Assalamu 'alaikum.
Dengan dokumentasi audio visual, saya punya mimpi sekian generasi kemudian murid2 Bandarkarima masih punya kesempatan yang sama melihat dan mendengar langsung Gurunya memberikan pelajaran.
Nah saya ingin menularkan mimpi ini kepada sahabat silat semua. Yuk kita abadikan ilmu para sesepuh dan guru yang kita cintai sebagai bekal yang sangat berharga bagi generasi mendatang!
Wassalam.
-
waalaikum salam kang taufan,
ide menarik, dan sepertinya memang perlu dipertimbangkan dokumentasi perguruan dengan bahan yang lebih canggih, semacam CD training atau seminar dan sebagainya yang berhubungan dengan aliran yang kita punya.
hanya saja kita juga harus siap dengan resiko jika dokumentasi kita yang sangat jelas itu tersebar dengan mudahnya di masyarakat bahkan bisa dianalisa oleh pihak yang tidak bertanggung jawa. lebih parahnya dipatenkan oleh pihak lain di luar negeri sana.
Mestinya video hanya menampilkan teknik aplikasi dari jurus dan seminar yang berhubungan dengan perinsip jurus yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai alat publikasi perguruan.
kalau dokumentasi guru mungkin hanya di sebarkan pada kalangan terbatas atau pewaris dari perguruan saja.
menimbang kita belajar ilmu beladiri bukan ilmu memasak jadi resiko untuk di tiru atau di contek orang sangat besar. bahkan resiko tertinggi karena belajar beladiri adalah kematian
Assalamu 'alaikum.
Dengan dokumentasi audio visual, saya punya mimpi sekian generasi kemudian murid2 Bandarkarima masih punya kesempatan yang sama melihat dan mendengar langsung Gurunya memberikan pelajaran.
Nah saya ingin menularkan mimpi ini kepada sahabat silat semua. Yuk kita abadikan ilmu para sesepuh dan guru yang kita cintai sebagai bekal yang sangat berharga bagi generasi mendatang!
Wassalam.
-
Setuju Kang Nagapasa,
(ikutan nimbrung ah..)
Pendokumentasian memang sangat perlu. Budya tulis-menulis sepertinya belum terlalu mengakar pada budaya kita, termasuk praktisi pencak silat tradisional, sehingga sangat perlu untuk digalakkan. Hal ini bisa disandarkan pada generasi mudanya, yang melek literasi dan juga internet....dari generasi ini lebih bisa diharapkan untuk membuat dokumetasi tertulis maupun audio-visual. Cukup sulit memang, jika mengharapkan sesepuh pencak silat tradisional--yg kebanyakan sudah sepuh itu-- untuk menuliskan kisah atau sejarah alirannya/perguruannya.
dokumentasi audio-visual (CD/DVD) juga perlu dengan memperhatikan penyebarannya. Gambar-gambar juga perlu.
Contoh yg dilakukan (anaknya) Adung Rais (Rafidien?) yg membuat buku soal peupeuhan Adung Rais, patut mendapat acungan jempol.
Dan disana juga banyak gambar-gambar yang menampilkan tehnik Adung Rais...
Memang untuk hal-hal yang dianggap terlalu sensitif dan 'isi dapur' ; untuk penyebarannya (baik buku/CD) bisa secara terbatas, hanya internal perguruan atau bahkan hanya bagi pewaris ilmu saja. Tapi dokumentasi --apapun bentuknya--yang didalamnya menjamin keaslian dan ke-otentik-an ilmu, tetap perlu.
Satu hal yang kuambil dari perbincangan dengan para sepuh di Cianjur:
sebetulnya mereka tidak kuatir bahwa gerakan mereka akan dicontoh atau ditiru oleh orang lain sebab hal itu sebenarnya kurang berguna, katanya. Cuman dapet kulitnya saja. Mengingat bahwa yang terpenting adalah --dalam tradisi cikalong-- rasa, aliran tenaga, pusat gerak, energi yang mengalir; suatu hal yang tidak bisa di'copy paste, tapi hanya bisa didapat dengan lewat latihan yang ajeg dan dengan bantuan guru atau ahlinya...
-
Salam
Saya hanya ingin menyampaikan sebuah berita duka cita. Walaupun berita ini amat terlambat datangnya, tapi saya ingin agar semua kawan-kawan disini juga dapat mengetahuinya.
Telah meninggal dunia Rd. Memed bin Rd. Obing Ibrahim di daerah Bogor sekitar satu atau dua tahun yang lalu (mohon maaf saya masih belum mendapatkan tanggal pastinya). Saat ini jenazah beliau juga dimakamkan di sana.
Semasa hidupnya, Rd. Memed aktif mengembangkan Maenpo Cikalong di daerah Cianjur selatan. Jurus yang beliau kuasai adalah jurus 30 dari Rd. Abad serta jurus 5 dari Rd. Obing Ibrahim. Namun dari kedua jurus tersebut, beliau hanya mendalami serta mengajarkan jurus Kajadian saja.
Kemudian saat ini di Cianjur selatan sendiri bisa dikatakan tidak ada lagi yang meneruskan ajaran beliau, karena beberapa orang muridnya telah meninggal atau mereka menyembunyikan kepandaiannya dari pengetahuan umum.
Semoga amal ibadah beliau dapat diterima disisi-Nya dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Amin
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Sesungguhnya segala sesuatu itu dari-Nya, dan kembali kepada-Nya. Yg penting sekarang bagaimana kita yg masih hidup meneruskan perjuangan beliau untuk melestarikan pencak silat sebagai produk budaya leluhur yg mulia.
-
Inalillahi wa innailaihi rojiuun
sayang sekali kita tidak sempat bertemu dengan beliau, sebagai putra gan obing tentunya banyak hal yang beliau dapatkan khususnya dari ayahnya yaitu gan Obing, kemudian kakaknya yaitu gan Nunung Ahmad Dasuki dan kakak iparnya yaitu gan Abad moh Sirod. ini semakin memperkaya kasanah maenpo di cianjur.
terimakasih kang maenpo atas informasinya, cuman saya sedikit heran kok watu wisata silat kemarin tokoh menpo cianjur tidak ada yang tahu ya? apa karena jarak cianjur sama tanggeung yang sangat jauh (kurang lebih 5 jam menurut Pak Memed dari Aliran sabandar bojong herang)
Tadinya saya sudah ada rencana akan berkunjung ke Tanggeung untuk menemui beliau, tapi sayang ternyata beliau sudah tidak ada. semoga amal dan ibadahnya di terima di sisi Alloh.
Memang patut disayangkan sekarang ini tidak ada Tokoh penerus silat maenpo Kaum (yang di kembangkan oleh Gan Obing) setelah Gan Memed Meninggal. memang benar seperti di ungkapkan kang maenpo gan memed ini mempelajari maenpo jurus 30 dari Gan Abad dan Jurus 5 dari Gan Obing (atau dikenal juga 5 adegan serong) yang di sampaikan oleh Kakak beliau yaitu Gan Nunung Ahmad Dasuki. dan saya baru tahu ternyata beliau hanya mengajarkan Jurus kajadiannya saja.
kalau tidak salah Kang Gending Respuzi bernah berguru pada beliau kan? nah kira kira Kang gending mendapatkan semua ilmu beliau tidak ya kang maenpo?
mestinya di bandung masih ada anak murid beliau yang masih menyimpan hasil pengajaran beliau meskipun memang tidak terbuka dan berkesan menyembunyikan ilmunya.
Salam
Saya hanya ingin menyampaikan sebuah berita duka cita. Walaupun berita ini amat terlambat datangnya, tapi saya ingin agar semua kawan-kawan disini juga dapat mengetahuinya.
Telah meninggal dunia Rd. Memed bin Rd. Obing Ibrahim di daerah Bogor sekitar satu atau dua tahun yang lalu (mohon maaf saya masih belum mendapatkan tanggal pastinya). Saat ini jenazah beliau juga dimakamkan di sana.
Semasa hidupnya, Rd. Memed aktif mengembangkan Maenpo Cikalong di daerah Cianjur selatan. Jurus yang beliau kuasai adalah jurus 30 dari Rd. Abad serta jurus 5 dari Rd. Obing Ibrahim. Namun dari kedua jurus tersebut, beliau hanya mendalami serta mengajarkan jurus Kajadian saja.
Kemudian saat ini di Cianjur selatan sendiri bisa dikatakan tidak ada lagi yang meneruskan ajaran beliau, karena beberapa orang muridnya telah meninggal atau mereka menyembunyikan kepandaiannya dari pengetahuan umum.
Semoga amal ibadah beliau dapat diterima disisi-Nya dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Amin
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
kalau tidak salah Kang Gending Respuzi bernah berguru pada beliau kan? nah kira kira Kang gending mendapatkan semua ilmu beliau tidak ya kang maenpo?
mestinya di bandung masih ada anak murid beliau yang masih menyimpan hasil pengajaran beliau meskipun memang tidak terbuka dan berkesan menyembunyikan ilmunya.
Salam
Menurut yang saya tahu, guru saya itu lebih lama belajar pada Pak Harun. Lalu Rd. Memed, masih menurut sepengetahuan saya juga, memang hanya mengajarkan jurus kajadian saja.
Mengenai murid-murid beliau yang di Bandung saya kurang begitu tahu, karena memang banyak yang menutup diri. Saat ini kebanyakan penerus jurus 30 ini berada di Kadupandak, tetapi sayangnya bukan dari jalur gan Memed, melainkan dari jalur Bapak Utay.
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan sekarang...
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Kembail ke silsilah Cikalong.
Minggu lalu saya buka-buka lagi bukunya Om Oong Maryono "Pencak Silat Merentang Zaman", disitu (lupa halaman berapa :-\) ditulis bahwa salah satu murid langsungnya Rd. Ibrahim adalah Rd Sirod/Siroj, dan pada halaman lainnya disinggung nama Ajeungan Sanusi sebagai Murid langsungnya Rd. Ibrahim. Bahkan disebutkan juga bahwa Ajeungan Sanusi inilah yang merupakan Pelopor Aliran Cikaret.
Ini agak berbeda dengan pendapatnya Kang Maenpo (kalau gak salah ya... [kecut]) bahwa aliran Cikaret itu diusung oleh Gan Oha (Gan Thoha)
Keturunan Ajeungan Sanusi sendiri sampai sekarang masih ada, beliau tinggal di Sukabumi dan merupakan salah satu anggota Perguruan Panglipur, begitu juga penerus Cikaret dari Ajeungan Sanusi, yang bernama Aki Dedi (Insya Allah) masih hidup dan tinggal di Sukabumi juga.
Ada yang bisa menjelaskan ^:)^ ^:)^ ^:)^
-
selingan dikit boleh dong..... :)
Ini dari http://www.martialtalk.com/forum/showthread.php?s=364185d246656f0306b927f2f696d2f2&t=2426&page=2
Oom tanganawan yg nemu [top]
Menurut sumber ini:
Cikalong - a bat system - very evasive, a lot of striking and enfolding (i.e.: a bat's wings flapping and wrapping) :)p :w
Menurut boss baruklinting, terjemahan yg tepat untuk Maenpo Cikalong adalah 'water bat fighting arts' =)))
-
Kembail ke silsilah Cikalong.
Minggu lalu saya buka-buka lagi bukunya Om Oong Maryono "Pencak Silat Merentang Zaman", disitu (lupa halaman berapa :-\) ditulis bahwa salah satu murid langsungnya Rd. Ibrahim adalah Rd Sirod/Siroj, dan pada halaman lainnya disinggung nama Ajeungan Sanusi sebagai Murid langsungnya Rd. Ibrahim. Bahkan disebutkan juga bahwa Ajeungan Sanusi inilah yang merupakan Pelopor Aliran Cikaret.
Ini agak berbeda dengan pendapatnya Kang Maenpo (kalau gak salah ya... [kecut]) bahwa aliran Cikaret itu diusung oleh Gan Oha (Gan Thoha)
Keturunan Ajeungan Sanusi sendiri sampai sekarang masih ada, beliau tinggal di Sukabumi dan merupakan salah satu anggota Perguruan Panglipur, begitu juga penerus Cikaret dari Ajeungan Sanusi, yang bernama Aki Dedi (Insya Allah) masih hidup dan tinggal di Sukabumi juga.
Ada yang bisa menjelaskan ^:)^ ^:)^ ^:)^
Rd. Sirod? Maksudnya R. Abad M. Siraz? Yg saya tahu R. Abad tidak belajar langsung dari Mamak H. Ibrahim tetapi belajar dr R. Busrin, murid dr R. H. Ibrahim. Adapun sy tdk tau banyak soal Ajengan Sanusi.
-
Iya nih yang punya buku register jadi member doank engak pernah posting :P
Memang benar pelopor Cikaret dari beberapa dokumentasi dan petutur orang tua dulu adalah ajengan sanusi (lebih dikenal ajengan cikaret), dan asal muasal cikaret ini dikembangkan dari pengajaran Cimande yang didapat sang ajengan yang kemudian di kombinasikan dengan Cikalong (ajengan sanusi belajar cikalong juga).
makanya Cikaret itu memiliki ciri cepat dan keras seperti Cimande namun memiliki rasa dan usik usikan seperti cikalong.
Pada perjalanannya di aliran cikaret pun masuk pengaruh sabandar seiring dengan banyaknya murid murid cikaret belajar sabandar, makanya kita masih bisa temui sabandar cikaret.
Kembail ke silsilah Cikalong.
Minggu lalu saya buka-buka lagi bukunya Om Oong Maryono "Pencak Silat Merentang Zaman", disitu (lupa halaman berapa :-\) ditulis bahwa salah satu murid langsungnya Rd. Ibrahim adalah Rd Sirod/Siroj, dan pada halaman lainnya disinggung nama Ajeungan Sanusi sebagai Murid langsungnya Rd. Ibrahim. Bahkan disebutkan juga bahwa Ajeungan Sanusi inilah yang merupakan Pelopor Aliran Cikaret.
Ini agak berbeda dengan pendapatnya Kang Maenpo (kalau gak salah ya... [kecut]) bahwa aliran Cikaret itu diusung oleh Gan Oha (Gan Thoha)
Keturunan Ajeungan Sanusi sendiri sampai sekarang masih ada, beliau tinggal di Sukabumi dan merupakan salah satu anggota Perguruan Panglipur, begitu juga penerus Cikaret dari Ajeungan Sanusi, yang bernama Aki Dedi (Insya Allah) masih hidup dan tinggal di Sukabumi juga.
Ada yang bisa menjelaskan ^:)^ ^:)^ ^:)^
-
Top markotop Oom Nagapasa, Lanjut doong ^:)^.
Terus dimana benang merah antara Ajeungan Sanusi dengan Aki Oha Cikaret, atau jangan-jangan ada beberapa aliran Cikaret, gak cuma satu. Karena (lagi-lagi) yang saya baca di bukunya Oom O'ong: Lokasi daerah Cikaretnya Ajeungan Sanusi adanya di Sukabumi, bukan di Cianjur.
gimana nih :-\
-
iseng2 maen sama oom google... 8)
source: http://www.combat-silat.net/silatnow/articles.asp?menu=article&record=9
SILAT CIKALONG CEMPAKA PUTIH
Source: Pendekar Magazine September 1993
Editor: Sean Stark
Translation © 2003 Combat Silat, silat now!
Silat Cikalong Cempaka Putih originates from Cikalong, Kampung Jaka Sembong, Tanjong Mojo, Jawa Tengah (Central Java) and was brought to Pontian, Johor, Malaysia around 1975 by Pak Sudarto bin Haji Zahari.
Silat Cikalong Cempaka Putih was founded by Pendekar Neneng Supar Mek in Central Java and is a hybrid of 17 types of silat from the whole of Java.
According to Nik Mat bin Adam, he was the only guru who finished learning this silat system. Therefore, he was recognized by Ibu Neneng Supar Mek to teach the system in Malaysia. The system differs from other systems because it emphasizes the importance of spiritual self-defense.
In order to test the spiritual development of its practitioners, Nik Mat and his assistant Md. Rizal bin Yaacob arrange trips to mountains and caves around the states of Pahang, Terengganu and Kelantan for students over 18 years old. In fact, a trip to the mountains and caves is part of the syllabus for students of Silat Cikalong Cempaka Putih. It is expected that, from the trips, the patience and willingness of the students will be severely tested. Among the places, which are usually visited, are Gunung Leper, Bukit Mayangin, Gua Lata Rek, Gua Punching and in caves surrounding Tasik Cini.
In order to begin learning this silat, a student must bring one limau nipis (Calamondin), pisau lipat (folding knife), and a sum of RM1.25 and full set of sirih (Betel Nuts) to the guru silat. If accepted, the student will learn langkah seni (art), which is bunga pertama (first bunga) until bunga lapan (eight bunga). Every langkah contained within the bungas has their own secrets and special applications and students will learn according to their own ability.
After learning the initial eight bunga, they will be further divided into 12 additional bunga and are called 'Bunga Lapan Pecahan 12'(the eight bunga divided by 12) which takes about 7 months to complete. After the students are good enough, buahs will be taught together with berlimau (a lime bathing ritual) to sharpen the langkah and the eyes.
Silat Cikalong Cempaka Putih also contains deep studies in traditional weapons to include keris, pisau (knife), tongkat (staff) and parang/pedang (sword).
Silat Cikalong Cempaka Putih has two schools open, one in Pancing Timor and another in Felda Cini.
It takes approximately 1 year to complete the basic syllabus and 5 years to complete the whole syllabus.
For more information about Silat Cikalong Cempaka Putih, please contact:
Nik Mat bin Adam
431, Felda Cini Timor,
26600 Pekan,
Pahang Darul Makmur,
Malaysia
-
Apakah ini aliran cikalong sama dengan yg ada di cianjur sana??
-
Apakah ini aliran cikalong sama dengan yg ada di cianjur sana??
wah mesti bertandang dulu ke Pahang oom Pendekar.... :)
-
Bukannya Pak Adang Arifin pernah cerita ketamuan Cikalong Cempaka Putih, saya nggak inget detil ceritanya yang keinget cuman bahwa jurusnya bukan Cikalong sama sekali
-
setahu saya Cikaret adalah perbatasan cianjur dengan Sukabumi CMIIW
jadi ya tetep saja yang dimaksud adalah cikaret yang sama :)
Top markotop Oom Nagapasa, Lanjut doong ^:)^.
Terus dimana benang merah antara Ajeungan Sanusi dengan Aki Oha Cikaret, atau jangan-jangan ada beberapa aliran Cikaret, gak cuma satu. Karena (lagi-lagi) yang saya baca di bukunya Oom O'ong: Lokasi daerah Cikaretnya Ajeungan Sanusi adanya di Sukabumi, bukan di Cianjur.
gimana nih :-\
-
Top markotop Oom Nagapasa, Lanjut doong ^:)^.
Terus dimana benang merah antara Ajeungan Sanusi dengan Aki Oha Cikaret, atau jangan-jangan ada beberapa aliran Cikaret, gak cuma satu. Karena (lagi-lagi) yang saya baca di bukunya Oom O'ong: Lokasi daerah Cikaretnya Ajeungan Sanusi adanya di Sukabumi, bukan di Cianjur.
gimana nih :-\
Salam
Mengacu pada sumber informasi yang saya dapat, aliran Cikaret yang saat ini berkembang di kampung Cikaret, kabupaten Cianjur, memang dikembangkan oleh Aki Oha.
Seperti yang telah saya ceritakan pada posting saya sebelumnya, pada awalnya Aki Oha ini belajar Sahbandar kepada Wa Da'i dan kepada Rd. Husen (Enceng). Lalu kemudian setelah bertemu dengan Aki Pe'i beliau mendapatkan ilmu peupeuhan.
Melalui perenungan beliau setelah belajar kepada beberapa orang guru serta lewat pengalaman beliau selama bertahun-tahun, beliau kemudian menemukan suatu bentuk pukulan yang dirasa lebih efektif untuk melukai lawan. Dasarnya memang beliau dapatkan dari Aki Pe'i, namun tekniknya beliau sempurnakan lagi menjadi seperti yang terlihat saat ini.
Mengenai aliran Cikaret yang dikembangkan oleh Ajengan Sanusi, saya kurang begitu mengetahuinya. Tapi memang setahu saya di daerah Sukabumi sana juga terdapat daerah yang bernama Cikaret. Mungkin kita bisa meminta penjelasan langsung kepada Mas Oong, yang memang pernah melihat langsung aliran Cikaret yang berkembang di Sukabumi. Apakah memang sama ataukah berbeda? Jika ada perbedaan dimana letak perbedaannya? Lalu mungkin sekalian diterangkan siapakah penerusnya saat ini serta alamatnya, agar teman-teman sahabatsilat yang ingin mengetahui aliran Cikaret di Sukabumi bisa menelusurinya.
Mungkin cukup sekian dulu dari saya, terimakasih..
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
tah geuningan.
nihun ah penjelasannya, sok atuh mas Oong silahkan di bahas Tong nyumput bae atuh
Top markotop Oom Nagapasa, Lanjut doong ^:)^.
Terus dimana benang merah antara Ajeungan Sanusi dengan Aki Oha Cikaret, atau jangan-jangan ada beberapa aliran Cikaret, gak cuma satu. Karena (lagi-lagi) yang saya baca di bukunya Oom O'ong: Lokasi daerah Cikaretnya Ajeungan Sanusi adanya di Sukabumi, bukan di Cianjur.
gimana nih :-\
Salam
Mengacu pada sumber informasi yang saya dapat, aliran Cikaret yang saat ini berkembang di kampung Cikaret, kabupaten Cianjur, memang dikembangkan oleh Aki Oha.
Seperti yang telah saya ceritakan pada posting saya sebelumnya, pada awalnya Aki Oha ini belajar Sahbandar kepada Wa Da'i dan kepada Rd. Husen (Enceng). Lalu kemudian setelah bertemu dengan Aki Pe'i beliau mendapatkan ilmu peupeuhan.
Melalui perenungan beliau setelah belajar kepada beberapa orang guru serta lewat pengalaman beliau selama bertahun-tahun, beliau kemudian menemukan suatu bentuk pukulan yang dirasa lebih efektif untuk melukai lawan. Dasarnya memang beliau dapatkan dari Aki Pe'i, namun tekniknya beliau sempurnakan lagi menjadi seperti yang terlihat saat ini.
Mengenai aliran Cikaret yang dikembangkan oleh Ajengan Sanusi, saya kurang begitu mengetahuinya. Tapi memang setahu saya di daerah Sukabumi sana juga terdapat daerah yang bernama Cikaret. Mungkin kita bisa meminta penjelasan langsung kepada Mas Oong, yang memang pernah melihat langsung aliran Cikaret yang berkembang di Sukabumi. Apakah memang sama ataukah berbeda? Jika ada perbedaan dimana letak perbedaannya? Lalu mungkin sekalian diterangkan siapakah penerusnya saat ini serta alamatnya, agar teman-teman sahabatsilat yang ingin mengetahui aliran Cikaret di Sukabumi bisa menelusurinya.
Mungkin cukup sekian dulu dari saya, terimakasih..
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Menurut Oom O'ong sih, penerusnya Cikaret Ajeungan Sanusi masih ada di Sukabumi, namanya Aki Dedi (kalau gak salah sih termasuk gurunya Oom O'ong) [top].
Bahkan keturunan dari Ajeungan Sanusi juga masih ada di Sukabumi, saya lupa namanya, tapi last namenya Permana, beliau termasuk pengurus Panglipur Sukabumi (Insya Allah) :D
Kayaknya tim dari forum kapan-kapan musti jalan jalan ke Sukabumi untuk sowan ke sesepuh maenpo sukabumi ;) ^:)^ sekalian cari-cari informasi tentang Cikaret yang lumayan bervariasi sejarahnya dan versinya
-
Menurut Oom O'ong sih, penerusnya Cikaret Ajeungan Sanusi masih ada di Sukabumi, namanya Aki Dedi (kalau gak salah sih termasuk gurunya Oom O'ong) [top].
Bahkan keturunan dari Ajeungan Sanusi juga masih ada di Sukabumi, saya lupa namanya, tapi last namenya Permana, beliau termasuk pengurus Panglipur Sukabumi (Insya Allah) :D
Kayaknya tim dari forum kapan-kapan musti jalan jalan ke Sukabumi untuk sowan ke sesepuh maenpo sukabumi ;) ^:)^ sekalian cari-cari informasi tentang Cikaret yang lumayan bervariasi sejarahnya dan versinya
Insya Alloh mas ...saat ini kita sedang konsolidasi kedalam mudah2an dalam waktu dekat kita bisa berkunjung ke para guru2 sepuh ..
^:)^ ^:)^
-
Insya Alloh mas ...saat ini kita sedang konsolidasi kedalam mudah2an dalam waktu dekat kita bisa berkunjung ke para guru2 sepuh ..
^:)^ ^:)^
Alhamdulillah, saya tunggu nih kabarnya. Makasih, makasih, makasih ^:)^ ^:)^ ^:)^
-
saya dengar tendangan dari Cikalong pendek itu karena penemunya dahulu saat mengajarkan menggunakan sarung sehingga mempersulit geraknya dan tak mungkin terlampau tinggi karena akan.....terlihat ???. Namun semua muridnya hanya menerima begitu saja sehingga sampai saat ini tendangan dari Cikalong ya paling tinggi ya seperut, bukannya begitu kang Nagapasa? [rapat]
ini saya dengar dari praktisi silat
mohon pencerahannya buat saya yang baru belajar... :)
salam,
Arya Seta Dewangga [top]
-
Kang Seta, jangan langsung percaya semua yang anda dengar.
Kenapa? Karena ada beberapa alasan kang. Misalnya, orang Sunda itu seneng bercanda. Atau karena seorang siswa belum saatnya mendapatkan penjelasan yang mendalam menyangkut prinsip beladiri cikalong.
Jawaban hereuyna misalnya ya itu tadi, gurunya melatih pake sarung. Atau kadang hanya dijawab, pamali kalau kaki sampai keatas kepala. Kepala itu bagiannya ya di usap oleh tangan. Gitu.
Guru-guru jaman dulu melatih dengan menggunakan sarung, benar, tapi tidak selalu. Yang jelas, mereka menggunakan pakaian sehari-hari saat berlatih. Dan meskipun menggunakan sarung, pastinya ada dalemannya juga donk...jadi gak mungkin keliatan.......... :D
Nah, jawaban yang mendekati benar itu...(hehehe...soalnya subjektif juga, dumasar kana pemahaman pribadi)
Gerak Cikalong itu diciptakan sedemikian rupa berdasarkan pada perilaku hidup dan gerak orang sunda. Makanya dari posisi pasang, kuda-kuda dan langkahnya sangat khas urang sunda. Coba aja perhatikan...
Pamali, mungkin benar juga jawaban itu. Kaki memang tidak boleh naik ke kepala kata orang tua dulu, pamali. Dan pamali, kalau dilanggar, matak cilaka. Kenapa kalau nendang sampai ke atas kepala bisa celaka? Ya, ini mah panjang lagi penjelasannya :D harus dirasain sendiri.
Yang jelas, gerak cikalong di ciptakan sedemikian rupa berdasarkan pola hidup dan kehidupan masyarakat sunda (khususnya cianjur) waktu itu. Bagaimana mereka bekerja, hubungan dengan tuhan, masyarakat, interaksi dengan alam, sopan santun dengan sesama dan lain sebagainya menjadi inspirasi gerak cikalong. Yang intinya membawa seseorang kepada jalan keselamatan.
Makanya, saat berlatih jurus, seorang guru selalu mengatakan, "ngajurus mah kudu nepikeun ngeunah, tapi lain saukur ngeunah hungkul, nyaeta ngeunah jeung bener. tah, eta nu matak mawa kana salamet awak"
Jadi kang Seta, bukan karena pake sarung, tapi ada pemahaman yang lebih mendalam lagi yang mendasarinya....
----duh..duh..duh...siga nu enya wae kuring yeuh. Yu ah, yuu....
-
Kang Seta, jangan langsung percaya semua yang anda dengar.
Kenapa? Karena ada beberapa alasan kang. Misalnya, orang Sunda itu seneng bercanda. Atau karena seorang siswa belum saatnya mendapatkan penjelasan yang mendalam menyangkut prinsip beladiri cikalong.
Jawaban hereuyna misalnya ya itu tadi, gurunya melatih pake sarung. Atau kadang hanya dijawab, pamali kalau kaki sampai keatas kepala. Kepala itu bagiannya ya di usap oleh tangan. Gitu.
Guru-guru jaman dulu melatih dengan menggunakan sarung, benar, tapi tidak selalu. Yang jelas, mereka menggunakan pakaian sehari-hari saat berlatih. Dan meskipun menggunakan sarung, pastinya ada dalemannya juga donk...jadi gak mungkin keliatan.......... :D
Nah, jawaban yang mendekati benar itu...(hehehe...soalnya subjektif juga, dumasar kana pemahaman pribadi)
Gerak Cikalong itu diciptakan sedemikian rupa berdasarkan pada perilaku hidup dan gerak orang sunda. Makanya dari posisi pasang, kuda-kuda dan langkahnya sangat khas urang sunda. Coba aja perhatikan...
Pamali, mungkin benar juga jawaban itu. Kaki memang tidak boleh naik ke kepala kata orang tua dulu, pamali. Dan pamali, kalau dilanggar, matak cilaka. Kenapa kalau nendang sampai ke atas kepala bisa celaka? Ya, ini mah panjang lagi penjelasannya :D harus dirasain sendiri.
Yang jelas, gerak cikalong di ciptakan sedemikian rupa berdasarkan pola hidup dan kehidupan masyarakat sunda (khususnya cianjur) waktu itu. Bagaimana mereka bekerja, hubungan dengan tuhan, masyarakat, interaksi dengan alam, sopan santun dengan sesama dan lain sebagainya menjadi inspirasi gerak cikalong. Yang intinya membawa seseorang kepada jalan keselamatan.
Makanya, saat berlatih jurus, seorang guru selalu mengatakan, "ngajurus mah kudu nepikeun ngeunah, tapi lain saukur ngeunah hungkul, nyaeta ngeunah jeung bener. tah, eta nu matak mawa kana salamet awak"
Jadi kang Seta, bukan karena pake sarung, tapi ada pemahaman yang lebih mendalam lagi yang mendasarinya....
----duh..duh..duh...siga nu enya wae kuring yeuh. Yu ah, yuu....
Betul kata akang , mungkin yang saya dengar adalah subjektif ya :)….tapi pendapat akang mungkin juga subjektif yaa…. ::)karena sebagai orang Sunda akang kan juga tukang becanda…karena darimana tahu jaman dulu ada dalemannya...wong akang aja gak pernah liat kok...! :w
salam,
Arya Seta Dewangga
(sulap selip susulapan, susu anjing nyelap dalapan)
-
Hallo kang seta,
Itu mah meetos kang, kalau maenpo cikalong tendangannya cuman setinggi pinggang emang udah dari sononya gitu :)
cuman sedikit analisa saya, perbedaan mendasar dari maenan cikalong (umunya urang sunda) sumber tenaga dan gerakan itu adalah dari Awak (Badan) sehingga gerakan apapun di kendalikan dari awak.
ini berbeda dengan baladiri lain yang sumber tenaganya adalah dari pinggul (alunan Pinggul) sehingga tentunya bentuk tendangan pola serangan dari maenan urang sunda pasti beda sama maenan orang lain.
Hal lain adalah dari sikap pasang dan posisi kuda kuda urang sunda yang memang di peruntukkan lebih di dominasi oleh maenan pukulan dan bukan tendangan. jadi kalau lihat gelut maenpo pasti akan banyak di dominasi oleh pukulan bukan tendangan karena dari sisi kuda kuda pun tidak di peruntukkan untuk tendangan tinggi (kuda kuda urang maenpo rata rata redah berbeda dengan maenan lainnya)
jadi teknik tendangan yang di kenal di maenpo cikalong pun hanya teknik sepakan dan sapuan dengan tujuan menyerang daerah fital dari perut kebawah dan bukan untuk menyerang target diatas berut karena bagian perut ke atas mah itu bagian tangan bukan bagian kaki :)
Masalah budaya, pamali kemudian pake sarung itu hanya analisa dari sis kultur saja kalau menurut saya, yang jelas alasan teknisnya seperti di atas.
kalau bahasa kerennya "by Design" atau udah dari sononya. jadi engak bisa maksa orang cikalong suruh tendang tinggi tinggi, lawong design jurusnya aja engak di peruntukkan untuk itu.
-
...Masalah budaya, pamali kemudian pake sarung itu hanya analisa dari sisi kultur saja kalau menurut saya, yang jelas alasan teknisnya seperti di atas.
kalau bahasa kerennya "by Design" atau udah dari sononya. jadi engak bisa maksa orang cikalong suruh tendang tinggi tinggi, lawong design jurusnya aja engak di peruntukkan untuk itu.
Leres pisan kang Naga, memang sudah disain dari sononya.
Tapi kade, tong hilap, dalam mendisain sesuatu selalu tidak pernah lepas atau selalu dipengaruhi unsur pola pikir, gaya hidup, kesenengan dan pemahaman sang panciptanya. Unsur kebutuhan lingkungan disekitar pencipta disain juga berpengaruh besar. Jangan lupakan sejarah hidup dan keilmuan sang pencipta.
Jadi bukan sekedar dari sononya udah di disain seperti itu. Tapi justru kenapa bisa di disain seperti itu? Apa saja yang mempengaruhi proses disain tersebut?
Seperti contohnya Timbangan, yang diciptakan oleh R. Anggakusumah. Kita semua tahu beliau adalah seorang ulama dan juga ahli sastra sunda yang cukup kampiun, dan tidak punya dasar beladiri sebelumnya.
Juga karakter R. Anggakusumah yang alim dan santun. Handap Asor, Nyaah ka batur, tara nyilakakeun. Bageur, Pinter. dll
Itu kenapa akhirnya timbangan menjadi seperti Timbangan yang kita kenal saat ini. Yaitu: tidak mau di sebut sebagai silat, memakai nama timbangan, tidak ada kuda-kuda, tidak ada pukulan dan tendangan, tingkat akhir mempelajari timbangan adalah mengkaji karya sastra lewat buku peninggalan R. Anggakusumah (lupa judulnya). Tidak telenges, hanya mencari keselamatan lewat keseimbangan dalam hidup.
Itu sebabnya timbangan dan cikalong berbeda...
Itu juga sebabnya cikalong dan cikaret beda...walau cikaret juga ada jalur dari cikalong.
Jadi, unsur filosofi, pemahaman, lingkungan, kultur, sejarah, keilmuan dari sang pencipta aliran sangat berpengaruh besar terhadap proses mendisainnya.
-tabik
-
wah...pendapatnya pada top lah [top], apalagi kalo balik "udah dari sononya" ;D, ya kalo begitu gak bakal ada yang nyanggah... [lucu]
salam,
one
(salah dibenerin, bener diterusin)
-
Benul sekali bung pamanah rasa, Satujuuuu akang mah
jadi yang saya masuk by design itu adalah sesuatu aliran yang di ciptakan seperti kondisi ketika yang bersangkutan mencipta, tentu saja faktor lingkungan dan kondisi psikologis pencipta pasti akan sangat berpengaruh.
ini yang menjadi pembeda ketika kita lihat mengapa silat dengan karate berbeda, atau aikido dan taekwondo berbeda.
Nah yang perlu dicatat adalah semua keilmuan itu didapat bukan karena mimpi semalam, melaikan hasil analisa dan kejeniusan sang penemu sehingga didapat sistem beladiri berupa aliran beladiri yang ada sampai sekarang.
sebagai hasil budi dan karya manusia semuanya tentu akan kembali pada kebudayaan karena memang bela diri adalah salah satu hasil kebudayaan dan budi pekerti.
sama halnya kenapa kita mencipta keris dan orang eropa membuat pedang, tentunya punya filosofi dan dasar pemikiran sendiri ketika pertama kali diciptakan.
sedikit pertanyaan: kalau memang maenpo/silat di design untuk orang indonesia (sunda) apakah maenpo juga efektif di gunakan oleh orang yang memiliki postur berbeda dengan orang sunda? Misalnya orang eropa lebih tinggi dan jangkauan kakinya lebih panjang sedangkan orang kita (asia) lebih pendek sehingga pukulan menjadi andalan apakah ada pengaruhnya pada hasil latihan?.
"Hanya ingin tahu pendapat teman teman saja" ... :)
...Masalah budaya, pamali kemudian pake sarung itu hanya analisa dari sisi kultur saja kalau menurut saya, yang jelas alasan teknisnya seperti di atas.
kalau bahasa kerennya "by Design" atau udah dari sononya. jadi engak bisa maksa orang cikalong suruh tendang tinggi tinggi, lawong design jurusnya aja engak di peruntukkan untuk itu.
Leres pisan kang Naga, memang sudah disain dari sononya.
Tapi kade, tong hilap, dalam mendisain sesuatu selalu tidak pernah lepas atau selalu dipengaruhi unsur pola pikir, gaya hidup, kesenengan dan pemahaman sang panciptanya. Unsur kebutuhan lingkungan disekitar pencipta disain juga berpengaruh besar. Jangan lupakan sejarah hidup dan keilmuan sang pencipta.
Jadi bukan sekedar dari sononya udah di disain seperti itu. Tapi justru kenapa bisa di disain seperti itu? Apa saja yang mempengaruhi proses disain tersebut?
Seperti contohnya Timbangan, yang diciptakan oleh R. Anggakusumah. Kita semua tahu beliau adalah seorang ulama dan juga ahli sastra sunda yang cukup kampiun, dan tidak punya dasar beladiri sebelumnya.
Juga karakter R. Anggakusumah yang alim dan santun. Handap Asor, Nyaah ka batur, tara nyilakakeun. Bageur, Pinter. dll
Itu kenapa akhirnya timbangan menjadi seperti Timbangan yang kita kenal saat ini. Yaitu: tidak mau di sebut sebagai silat, memakai nama timbangan, tidak ada kuda-kuda, tidak ada pukulan dan tendangan, tingkat akhir mempelajari timbangan adalah mengkaji karya sastra lewat buku peninggalan R. Anggakusumah (lupa judulnya). Tidak telenges, hanya mencari keselamatan lewat keseimbangan dalam hidup.
Itu sebabnya timbangan dan cikalong berbeda...
Itu juga sebabnya cikalong dan cikaret beda...walau cikaret juga ada jalur dari cikalong.
Jadi, unsur filosofi, pemahaman, lingkungan, kultur, sejarah, keilmuan dari sang pencipta aliran sangat berpengaruh besar terhadap proses mendisainnya.
-tabik
-
sedikit pertanyaan: kalau memang maenpo/silat di design untuk orang indonesia (sunda) apakah maenpo juga efektif di gunakan oleh orang yang memiliki postur berbeda dengan orang sunda? Misalnya orang eropa lebih tinggi dan jangkauan kakinya lebih panjang sedangkan orang kita (asia) lebih pendek sehingga pukulan menjadi andalan apakah ada pengaruhnya pada hasil latihan?.
"Hanya ingin tahu pendapat teman teman saja" ... :)
Tentu saja efektif, selama orang yang bersangkutan bisa memahami dan menggali paham yang terkandung di dalamnya, dan tentu saja melakukan berbagai penyesuaian dalam eksekusinya.
Soal penyesuaian terhadap bakat dan kondisi tubuh seseorang, ini sudah menjadi tradisi dalam pewarisan maenpo bukan.
Cuma, memang, hingga saat ini saya belum pernah melihat adanya praktisi maenpo dari kalangan bule yang mampu bergerak dan memancarkan citarasa sunda dalam bentuk dan gerak maenpo nya...
-
Sedikit sharing beberapa amanat dari Guru khususnya guru aliran maenpo Cikalong, dan ini disampaikan secara turun temurun mudah mudahan menggugah semangat kita untuk mendalami maenpo lebih dalam lagi.
Amanat dari Raden Haji Ibrahim
Jangan menyombongkan guru, lebih-lebih jangan menyombongkan diri sendiri mahir maenpo, Menunjukkannya di mana-mana, sebab dapat menimbulkan fitnah, menghina dan menjelek jelekan penca yang lain, Takabur, Ujub dan ria (sombong) dengan harapan disebut mahir maenpo atau ingin di takuti orang lain
Amanat dari Raden Obing Ibrahim
Diingatkan kepada semua yang sedang belajar atau yang sudah belajar amengan (penca), janganlah sampai melanggar nasihat gurunya, seperti mencoba ilmu orang lain atau memamerkan gerakan di jalan atau di tempat umum, sebab hal demikian kurang pantas. Belajar amengan itu tidak ada akhirnya, selamanya kita belajar terus, berakhir hanya pada saat meninggal.
Pada waktu mencapai ilmu yang tinggi perilaku menjadi hati-hati dan waspada, apa yang terjadi dihadapi.
sangat sulit untuk mengetahui siapa yang sudah tinggi ilmunya dan siapa yang masih rendah, sebab apa yang tampak , misalnya kebagusan ibing (tari penca) tidak dapat di jadikan patokan kemahiran penca.
Pada saat bersambung baru dapat di tentukan apakah seseorang itu lebih tinggi, sama, atau lebih rendah
Semua ameng (baik yang ada di tanah sunda maupun yang berasal dari luar) tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, sungguh semuanya biasa saja, menjadi jelek untuk yang masih bodoh , sedangkan bagi yang sudah mahir tetap bagus, jadi tidak tergantung ameng yang mana, melainkan pada kemahiran atau kebodohannya
-
Sedikit sharing beberapa amanat dari Guru khususnya guru aliran maenpo Cikalong, dan ini disampaikan secara turun temurun mudah mudahan menggugah semangat kita untuk mendalami maenpo lebih dalam lagi.
Amanat dari Raden Haji Ibrahim
Jangan menyombongkan guru, lebih-lebih jangan menyombongkan diri sendiri mahir maenpo, Menunjukkannya di mana-mana, sebab dapat menimbulkan fitnah, menghina dan menjelek jelekan penca yang lain, Takabur, Ujub dan ria (sombong) dengan harapan disebut mahir maenpo atau ingin di takuti orang lain
Amanat dari Raden Obing Ibrahim
Diingatkan kepada semua yang sedang belajar atau yang sudah belajar amengan (penca), janganlah sampai melanggar nasihat gurunya, seperti mencoba ilmu orang lain atau memamerkan gerakan di jalan atau di tempat umum, sebab hal demikian kurang pantas. Belajar amengan itu tidak ada akhirnya, selamanya kita belajar terus, berakhir hanya pada saat meninggal.
Pada waktu mencapai ilmu yang tinggi perilaku menjadi hati-hati dan waspada, apa yang terjadi dihadapi.
sangat sulit untuk mengetahui siapa yang sudah tinggi ilmunya dan siapa yang masih rendah, sebab apa yang tampak , misalnya kebagusan ibing (tari penca) tidak dapat di jadikan patokan kemahiran penca.
Pada saat bersambung baru dapat di tentukan apakah seseorang itu lebih tinggi, sama, atau lebih rendah
Semua ameng (baik yang ada di tanah sunda maupun yang berasal dari luar) tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, sungguh semuanya biasa saja, menjadi jelek untuk yang masih bodoh , sedangkan bagi yang sudah mahir tetap bagus, jadi tidak tergantung ameng yang mana, melainkan pada kemahiran atau kebodohannya
terima kasih kang Naga... layak dapet GRP nih.... [top] ^:)^
-
Salam dan hormat ke semua saudara Cikalong saya. Bahasa Indonesia saya tidak bagus tapi saya coba.
Nicholas
-
Salam dan hormat ke semua saudara Cikalong saya. Bahasa Indonesia saya tidak bagus tapi saya coba.
Nicholas
Kang Nicholas, bahasa indonya sudah bagus, terima kasih sudah main ke versi indonesianya, di tunggu postingan anda. thank U
-
Selamat datang Nicolas,
Sudah lama ya kita engak ketemu, terakhir kita ketemu di gedung hidro. Gimana maenan Cikalongnya ? pasti sudah sangat Bagus sekali.
Kapan ke indonesia lagi, boleh juga kita main main sedikit... he he he ::)
Tell us about your last trip to cianjur, How is it ?
Thnk
-
Banyak kali bagus di Cianjur. Tentu saja, kapan ke indonesia lagi kita bisa main main sedikit ;D Maafkan saya, susah ke mengerti semua anda menulis.
Hormat,
Nicholas
-
He he he it's ok brother,
It's good to understand bahasa, especially when you want to be more expert on pencak silat.
so how about your cikalong,are you still doing the practice? just tell us about your story after you came to Florida, how did your friend said about cikalong that you have Taught and did you show them cikalong style that you have learn?
-
Salam Pencak Silat
Khusus untuk Ki Sawung, Kang Nagapasa, Kang Taufan dll.
"Saya diajari oleh Pak HM Yosis Siswoyo tapi nggak bisa2 euy... kacian deh gue!
Bila kang Nagapasa mau silaturahmi, silahkan datang ke rumah beliau di Jl. Cijerah 198 Bandung atau ke Padepokan Bandarkarima di Pasir Jaid, Ujung Berung."
Saya belum kenalan sama Pak Yosis hingga sekarang, tapi sempat melihat pada saat saya belum SD di depan rumah saya JL. Dipati Ukur Bandung ada sahabat Pa Yosis namanya Kang Iwan. Ke-2nya pengembang Bandarkarima, Kang Iwan meninggal di pacok ular cobra dalam menguji dirinya untuk menjadi kebal.
Ternyata racun ular kobra masih mampu menembus TD kang Iwan hingga seluruh tubuhnya berwarna biru. Itulah kira2 berita dari tetangganya ketika saya masih ingusan.
Di lokasi saya banyak sekali aliran maenpo bahkan saya sendiri belajar dari Abah Aleh karena lokasi rumah Abah dan rumah saya sangat dekat, diteruskan ke Ibu Eni Sekarningrat di Garut dan para sesepuh panglipur di Bandung.
Tentu saya salut dengan perjuangan Pak Yosis membina Bandarkarima yang ternyata masih sadulur "pakuat pakait" / saling terkait dengan Cikalong-Panglipur-Syahbandar-Kari-Madi. Untuk Syahbandar saya belajar langsung dengan Abah Iip saya kira Ki Sawung tahu beliau.
Hanya sampai sekarang terpikiran apakah "tenaga dalam" bisa membendung racun ular cobra? Jaman dulu para karuhun sunda menguji kekuatan bukan tarung pada manusia, tapi pada ular kobra, banteng, harimau; menyetop angin, mendatangkan hujan sekarang ada ilmu strum bisa nyetop listrik se kota Bandung.
Nah bagaimana pendapat para praktisi silat?
-
Untuk Syahbandar saya belajar langsung dengan Abah Iip saya kira Ki Sawung tahu beliau.
Ya ampyuun... ternyata Kang Yana ini senior abdi.. ^:)^
mohon bimbingannya kang.. [top]
Hanya sampai sekarang terpikiran apakah "tenaga dalam" bisa membendung racun ular cobra? Jaman dulu para karuhun sunda menguji kekuatan bukan tarung pada manusia, tapi pada ular kobra, banteng, harimau; menyetop angin, mendatangkan hujan sekarang ada ilmu strum bisa nyetop listrik se kota Bandung.
Nah bagaimana pendapat para praktisi silat?
oh tidaaaaak... :o
Kang ... mendingan ngetes nya ama mahluk halus aja deh
( mahluk alus nu geulis tea... si eneng kitu [lucu] ) ^:)^
-
pernah ada kejadian begini...
waktu di pangandaran, saya dan kawan-kawan berenang di pantai. saya dan beberapa kawan-kawan waktu itu tersengat ubur-ubur warna biru.
menurut orang situ, itu beracun, tapi tidak mematikan. efeknya di bagian yang tersengat akan panas dan gatal kemudian sedikit bengkak. dari bagian yang tersengat itu, panas kemudian akan merambat melalui jalan darah terus ke atas.
efek lainnya, kalau sudah begitu, tubuh akan menjadi terasa kebas atau mati rasa, tapi panas yang menyengat tetap terasa.
dan menurut penduduk juga efek itu akan terasa paling sedikit 1 jam lamanya.
benar saja belum 3 menit tersengat, saya sudah merasa kebas di bagian paha. sedikit lagi sampe daerah terlarang :D
langsung saya duduk, mengempos semangat dan melakukan usapan-usapan mendorong dari paha atas ke bawah. Alhamdulillah, lima menit melakukan itu rasa sakitnya berkurang dan tidak lama kemudian tidak terasa sama sekali.
kawan2 saya masih mengalami penderitaan itu hingga beberapa puluh menit kemudian.
------------------------
dari situ saya tidak yakin, apa itu penggunaan tenaga dalam atau bukan. sebab, meskipun sampai saat ini saya rajin melatih jurus2 pernafasan, saya masih bloon dan tidak mengerti soal TD:D (bukan apa-apa, ini jujur saja, saya termasuk orang yang gagal dalam latihan TD :-[)
dan kalau benar itu TD berarti begini pendapat saya, TD tidak mengobati atau menyembuhkan racun. TD hanya bisa menghambat atau mempercepat proses penyembuhan karena racun.
untuk kasus menyangkut racun yang mematikan, seperti racun syaraf dari kobra, TD mungkin bisa membantu memperpanjang harapan hidup kita. Tapi untuk menyelamatkan nyawa kita, saya yakin tetap diperlukan anti toxin/ serum pemunah racun untuk menyelamatkan kita. dan irodahna gusti Allah tentu saja :D
jadi, demi Allah, nggak mau saya ngetes ilmu dengan menantang kekuatan alam. :-\ terlalu berbahaya.
misalnya harus bertarung dengan maung untuk pembuktian kehebatan ilmu kita, hiii, amit-amit. takut mas :)
tapi kalau satu saat lagi jalan-jalan di hutan terus bertemu maung, tentunya saya nggak mau mati konyol tanpa melawan :)
mama syahbandar juga bertarung dengan maung bukan karena hobi atau iseng, tapi karena pekerjaan yang mengharuskannya.
-
di cikalong ada TD-nya engak sih ?
-
pernah ada kejadian begini...
waktu di pangandaran, saya dan kawan-kawan berenang di pantai. saya dan beberapa kawan-kawan waktu itu tersengat ubur-ubur warna biru.
menurut orang situ, itu beracun, tapi tidak mematikan. efeknya di bagian yang tersengat akan panas dan gatal kemudian sedikit bengkak. dari bagian yang tersengat itu, panas kemudian akan merambat melalui jalan darah terus ke atas.
....
Assalamualaikum,
Maaf nih miring bin geser ke ubur-ubur yah :)...Menurut wankawan peselancar untuk mengatasi sengatan ubur-ubur hanya ada satu jurus yang paling handal yakni jurus kencing. Tempat tersengat ubur-ubur itu segera dikencingin, insa'allah segera hilang efek sengatannya. Untuk mengencingi, caranya yah....tau sendiri lah [lucu]
Wassalam,
Bram
-
Untuk Syahbandar saya belajar langsung dengan Abah Iip saya kira Ki Sawung tahu beliau.
Ya ampyuun... ternyata Kang Yana ini senior abdi.. ^:)^
mohon bimbingannya kang.. [top]
Hanya sampai sekarang terpikiran apakah "tenaga dalam" bisa membendung racun ular cobra? Jaman dulu para karuhun sunda menguji kekuatan bukan tarung pada manusia, tapi pada ular kobra, banteng, harimau; menyetop angin, mendatangkan hujan sekarang ada ilmu strum bisa nyetop listrik se kota Bandung.
Nah bagaimana pendapat para praktisi silat?
oh tidaaaaak... :o
Kang ... mendingan ngetes nya ama mahluk halus aja deh
( mahluk alus nu geulis tea... si eneng kitu [lucu] ) ^:)^
Hayo ki saung mulai lagi ya .....sama yang alus :w :w
-
:o jadi cikalong bisa memanggil mahluk halus gitu?
maksudnya lagi jurus manggil neng kesini... trus si eneng datang deh
-
Sampurasun Kisawung
Ya ampyuun... ternyata Kang Yana ini senior abdi.. ^:)^
mohon bimbingannya kang.. [top]
Tah ieu watek penca sunda kiat dina elmu handap asor / teu adigung.
Nah ini ciri silat sunda kuat dlam elmu merendah seperti ilmu padi / tidak sombong.
Sekarang baru tahu Kisawung dan sahabat silat lain masih sadulur dengan jalurnya budaya penca silat khususnya "Sabandar". Sebenarnya masih yunior sekali Ki maklum masih jadi murid terus. Jadi urang silih asah-silih asih - silih asuh ameh seukeut raga wadag jeung raga alus. Atuh sami2 Ki , saya mah nuju nyeukeutan nu lima heula wae, da eta ceuk Abah oge kudu nepi ka seukeut nu 5 teh. Nya ceuk Abah nu tos ngarajah simkuring di widian ngigelkeun ieu SaBandar di USA.
Untuk Syahbandar saya belajar langsung dengan Abah Iip saya kira Ki Sawung tahu beliau.
Ya ampyuun... ternyata Kang Yana ini senior abdi.. ^:)^
mohon bimbingannya kang.. [top]
Hanya sampai sekarang terpikiran apakah "tenaga dalam" bisa membendung racun ular cobra? Jaman dulu para karuhun sunda menguji kekuatan bukan tarung pada manusia, tapi pada ular kobra, banteng, harimau; menyetop angin, mendatangkan hujan sekarang ada ilmu strum bisa nyetop listrik se kota Bandung.
Nah bagaimana pendapat para praktisi silat?
oh tidaaaaak... :o
Kang ... mendingan ngetes nya ama mahluk halus aja deh
( mahluk alus nu geulis tea... si eneng kitu [lucu] ) ^:)^
Sok atuh urang ngetes makluk alus ari pengalaman teu acan jero,
nembe ngajak ulin jeung jin, nya ari nuju bobo sok ngagugahkeun abdi
ngangkat sakujur badan, panangan, mindahkeun suku resep we lah asa boga batur bobo jeung jin nu geulis hehehe. Teu di Bandung teu di USA jin mah aya wae, ngan di USA jin geulisna mata biru rambut pirang.
Mangga dilajeungkeun Ki.....
-
Kang Yana... Dasep salam katanya ^:)^
Saya bersyukur banget Kang Yana, kami berharap Kang Yana yang akan bisa mengangkat harkat martabat Maen po / Silat Indonesia di USA... semoga ya Kang.. Hatur nuhun pisan
dan kami doakan jalannya Kang Yana lancar dan sukses, berkah selamat, rejeki lancar, amin [thank]
-
Assalamu 'alaikum.
Alhamdulillah saya berkesempatan silaturahmi dengan Kang Yana walau hanya lewat forum ini, thanks to Sahabatsilat.com.
Generasi awal Bandarkarima memang belajar bersahabat dengan bahaya di alam lingkungannya. Sampai sekarangpun salah satu cabang Bandarkarima di Kalimantan masih menggunakan metode menangkap ular sebagai syarat kelulusan ujian kenaikan tingkat. Jadi saya memahaminya lebih sebagai Risk Management ajah ;D
Mengenai Kang Iwan, generasi awal Bandarkarima yang saya tahu hanyalah Kang Iwan Abdurachman. Sekarang beliau adalah salah seorang sesepuh SMI.
Wassalam.
Saya belum kenalan sama Pak Yosis hingga sekarang, tapi sempat melihat pada saat saya belum SD di depan rumah saya JL. Dipati Ukur Bandung ada sahabat Pa Yosis namanya Kang Iwan. Ke-2nya pengembang Bandarkarima, Kang Iwan meninggal di pacok ular cobra dalam menguji dirinya untuk menjadi kebal.
Ternyata racun ular kobra masih mampu menembus TD kang Iwan hingga seluruh tubuhnya berwarna biru. Itulah kira2 berita dari tetangganya ketika saya masih ingusan.
-
Nuhun Kang Taufan urang silaturahmi di ieu forum,
Mengenai Kang Iwan, generasi awal Bandarkarima yang saya tahu hanyalah Kang Iwan Abdurachman. Sekarang beliau adalah salah seorang sesepuh SMI.
Betul Kang Taufan , Kang Iwan Abdurachman sesepuh SMi, abdi ngadangu tos lami eta paguron nu dikokojoon sareng Ketua IPSI. Kalau liat alur sejarah silat ujung-ujung nya
aya Gerak Gulung / Maung Gulung/ Cimande terus kita sekarang yang masih peduli silat.
Akhirnya pa gulung-gulung di eta amengan kerajaan Galuh Sunda dan Pajajaran.
Silahkan di igelkeun budaya amengan nu 7 mandraguna urang usikkeun ka manca nagara,
Kang Yana ngiringan wae da bade jadi murid sa umur2.
-
Nuhun Kisawung, salam lagi ka Dasep nanti BAN_BANAN lagi di Cianjur, saya kagum sama Abah Iip yang sudah hampir 90 tahun masih mampu ngaclengkeun barudak ngora.
Ki kalau saya pulang kita copy darat ya, di netralisir awak simkuring.....sekalian diantar neuleuman budaya Cikalong / Gulung/ Trumbu. Ari tos ngagulung di jiwa-raga Ki
, ya di Ki aja cukup kan?
Thanks you pisan DO'A nya,
ada bodor dari urang Bandung "Thanks you very much" (ikan hiu makan tomat) :w :w
Kang Yana... Dasep salam katanya ^:)^
Saya bersyukur banget Kang Yana, kami berharap Kang Yana yang akan bisa mengangkat harkat martabat Maen po / Silat Indonesia di USA... semoga ya Kang.. Hatur nuhun pisan
dan kami doakan jalannya Kang Yana lancar dan sukses, berkah selamat, rejeki lancar, amin [thank]
-
Kang yana,
sok atuh di lanjut, apakah silat maenpo berkembang juga di amerika? terus ada kah yang mengajarkan cikalong juga disana?
silahkan kang di share disini
Nuhun Kisawung, salam lagi ka Dasep nanti BAN_BANAN lagi di Cianjur, saya kagum sama Abah Iip yang sudah hampir 90 tahun masih mampu ngaclengkeun barudak ngora.
Ki kalau saya pulang kita copy darat ya, di netralisir awak simkuring.....sekalian diantar neuleuman budaya Cikalong / Gulung/ Trumbu. Ari tos ngagulung di jiwa-raga Ki
, ya di Ki aja cukup kan?
Thanks you pisan DO'A nya,
ada bodor dari urang Bandung "Thanks you very much" (ikan hiu makan tomat) :w :w
Kang Yana... Dasep salam katanya ^:)^
Saya bersyukur banget Kang Yana, kami berharap Kang Yana yang akan bisa mengangkat harkat martabat Maen po / Silat Indonesia di USA... semoga ya Kang.. Hatur nuhun pisan
dan kami doakan jalannya Kang Yana lancar dan sukses, berkah selamat, rejeki lancar, amin [thank]
-
Kang yana,
sok atuh di lanjut, apakah silat maenpo berkembang juga di amerika? terus ada kah yang mengajarkan cikalong juga disana?
silahkan kang di share disini
Salam Kang Nagapasa,
perkembangan penca silat di Amerika cukup menarik bagi saya sejak belajar sebelum SD di Panglipur,PD, Syahbandar hingga sekarang PERSILAT .
Bangsa Amerika sudah mengenal tema pencak silat khususnya CIMANDE sebagai "kaamengan budak2 USA". Walaupun cara pengajaran tidak mengikuti adat2 yang aslinya dari lelehur kita, bangsa USA mencoba beradaptasi dengan budaya silat menurut persepsi sejarah perjuangan bangsa USA merdeka, yang kemudian menjadi negara adi kuasa.
Kita harus bangga bahwa budaya CIMANDE khususnya ulin/usik /ulin rasa/ulin raga/ulin leungit dinu caang orang sunda; yang telah diajarkan oleh leluhur kita baik dari keturunan kerajaan orang2 sunda ; atau kaum ilmuwan yang peduli 7 amengan telah memberikan sumbangan ilmu ke manca negara menembus bangsa2 yang punya peradaban yang berbeda. Seperti peradaban Agypt dengan Ramsis ke 2 raja/dianggap tuhan, juga pendekar sejak 13 sebelum masehi; hingga ke Africa , Eropa dan negara muda North Amerika sudah mengenal dan menerima budaya penca silat khususnya Cimande.
Di USA sudah lebih 40 tahun Cimade berpengaruh di masyarakat; walaupun penbendaharaan mereka masih minim meraba-raba dalam berlatih / melatih menyebarkan Cimande; nilai2 penca baik dan buruk menurut pandangan yang kompeten di bidang penca silat dan harus selalu sentralisasi adalah "relatip".
Untuk khusus Maenpo Cikalong saat ini di USA belum terdengar siapa pelatihnya.
Kita harus berjuang kelipatan dari bangsa Amerika yang suka ingin cepat,tepat, terbuka dan jelas dalam segala hal. Apakah bangsa Indonesia bisa meniru kecepatan produksi bangsa USA sabagai asset bangsa?.
Wassalam
Kang Yana
-
[top] [top] [top]
-
wah bung gehan jangan ngabala dan kasih komennya cuman [top] doang ;D
kasih komentar atuh atau tulis sesuatu, di tunggu ya...
[top] [top] [top]
-
Salam
Teman-teman sahabat silat, kali ini saya tertarik untuk mengupas salah satu keunikan yang ada dalam Maenpo Peupeuhan. Unik karena ia berbeda dengan Maenpo yang lainnya.
Di dalam ilmu kepribadian terdapat suatu keyakinan bahwa masing-masing individu memiliki ciri yang bisa membedakannya dari orang lain, oleh karena itu ia merupakan individu yang unik. Dan kemampuannya dalam mengekspresikan keunikannya tersebut menunjukkan sejauh mana kualitas kepribadiannya. Hal ini juga berlaku dalam dunia beladiri. Pada dasarnya, perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam setiap aliran merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan kekhasannya dari orang lain.
Pada Maenpo Peupeuhan, keunikan ini terekspresi dalam pola usiknya yang selalu menyertakan proses nyieun.
Nyieun adalah serangkaian gerakan yang dibuat sebelum sebuah serangan betul-betul dilakukan. Gerakan tersebut dibuat dengan menggunakan kaidah-kaidah yang terdapat dalam jurus dasar yang kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Di sini dituntut kreativitas serta pemahaman seseorang terhadap makna yang terkandung dalam setiap jurus.
Proses nyieun dalam usik Maenpo ini harus dibarengi dan dihayati dengan menggunakan "rasa". Rasa disini bisa berarti keyakinan bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan mampu memberikan efek pada lawan. Atau sebagai penginderaan terhadap situasi di sekitar. Tanpa "rasa", gerakan-gerakan yang dilakukan tidak akan memancarkan aura yang dapat membuat ciut hati lawan. Atau malah dapat membuatnya terlambat bereaksi terhadap gerakan lawan.
Serangkaian gerakan yang dilakukan dalam proses ini, pertama dimaksudkan untuk menghentikan gerakan lawan. Yang kedua, untuk mempersulit lawan dalam melakukan serangan. Dan ketiga, untuk masuk kedalam jarak tembak.
Di dalam latihan membuat pola gerakan ini, seorang siswa Maenpo Peupeuhan harus mampu membayangkan reaksi lawan terhadap setiap gerakan yang ia lakukan, dan gerakan ia selanjutnya dilakukan untuk mengatasi reaksi lawannya tersebut.
Mungkin cukup sekian dulu dari saya, mohon Kang Bradlee dan Kang Pamanah Rasa ikut menambahkan...
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Salam
Teman-teman sahabat silat, kali ini saya tertarik untuk mengupas salah satu keunikan yang ada dalam Maenpo Peupeuhan. Unik karena ia berbeda dengan Maenpo yang lainnya.
Di dalam ilmu kepribadian terdapat suatu keyakinan bahwa masing-masing individu memiliki ciri yang bisa membedakannya dari orang lain, oleh karena itu ia merupakan individu yang unik. Dan kemampuannya dalam mengekspresikan keunikannya tersebut menunjukkan sejauh mana kualitas kepribadiannya. Hal ini juga berlaku dalam dunia beladiri. Pada dasarnya, perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam setiap aliran merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan kekhasannya dari orang lain.
Pada Maenpo Peupeuhan, keunikan ini terekspresi dalam pola usiknya yang selalu menyertakan proses nyieun.
Nyieun adalah serangkaian gerakan yang dibuat sebelum sebuah serangan betul-betul dilakukan. Gerakan tersebut dibuat dengan menggunakan kaidah-kaidah yang terdapat dalam jurus dasar yang kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Di sini dituntut kreativitas serta pemahaman seseorang terhadap makna yang terkandung dalam setiap jurus.
Proses nyieun dalam usik Maenpo ini harus dibarengi dan dihayati dengan menggunakan "rasa". Rasa disini bisa berarti keyakinan bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan mampu memberikan efek pada lawan. Atau sebagai penginderaan terhadap situasi di sekitar. Tanpa "rasa", gerakan-gerakan yang dilakukan tidak akan memancarkan aura yang dapat membuat ciut hati lawan. Atau malah dapat membuatnya terlambat bereaksi terhadap gerakan lawan.
Serangkaian gerakan yang dilakukan dalam proses ini, pertama dimaksudkan untuk menghentikan gerakan lawan. Yang kedua, untuk mempersulit lawan dalam melakukan serangan. Dan ketiga, untuk masuk kedalam jarak tembak.
Di dalam latihan membuat pola gerakan ini, seorang siswa Maenpo Peupeuhan harus mampu membayangkan reaksi lawan terhadap setiap gerakan yang ia lakukan, dan gerakan ia selanjutnya dilakukan untuk mengatasi reaksi lawannya tersebut.
Mungkin cukup sekian dulu dari saya, mohon Kang Bradlee dan Kang Pamanah Rasa ikut menambahkan...
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
[top] [top] [top]
MORE.... MORE...... MORE................ [yahoo] [yahoo]
ane tambahin deh...... GRP buat sampean....
-
Salam
Karena dalam Menpo banyak sekali pengertian yang menyangkut "rasa", saya tertarik untuk menjelaskannya dari perspektif yang saya miliki. Dan saya mohon apabila teman-teman sahabat silat memiliki pendapat yang berbeda dengan saya, tolong di share di sini.
Selama ini para ahli Maenpo banyak yang kesulitan dalam mendefinisikan "rasa" kepada orang awam. Padahal ini sangat penting agar fenomena-fenomena yang terjadi dalam Maenpo bisa dimengerti dan bukan dianggap sebagai hal mistis serta sulit dijangkau oleh akal. Dengan begini diharapkan animo masyarakat terhadap pencak silat bisa berkembang.
Dalam dunia beladiri, khususnya Maenpo, tingkatan "rasa" seseorang biasanya dikaitkan dengan kecepatan dan ketepatannya bereaksi terhadap gerakan lawan. Menurut penjelasan yang saya dapatkan dari ilmu yang mempelajari perilaku, reaksi yang muncul merupakan hasil dari serangkaian proses yang kompleks yang melibatkan sistem syaraf, alat indra, persepsi, dan memori seseorang.
Proses tersebut bila digambarkan secara singkat terjadi seperti berikut ini:
Stimulus yang datang diterima oleh komponen-komponen syaraf yang ada pada alat indra. Kemudian pesan rangsang tersebut diteruskan ke sistem saraf pusat untuk diterjemahkan. Proses pemberian makna terhadap stimulus ini dikenal dengan istilah persepsi. Persepsi melibatkan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman di masa lampau yang tersimpan dalam memori. Hasil penerjemahan tadi kemudian diekspreskan dalam wujud tingkah laku.
Dari pengertian di atas saya mengambil kesimpulan bahwa "rasa" adalah pengindraan terhadap situasi di sekitar.
Ini menjelaskan salah satu prinsip yang ada dalam Maenpo, yaitu "teu numpangkeun rasa". Artinya, usaha untuk tidak memberikan kesempatan pada lawan mengindrakan gerakan-gerakan yang dilakukan, baik itu melalui proses menempel maupun ketika tidak bersentuhan dengan lawan. Hal ini juga berkaitan nantinya dengan pengertian "ngaleungit", namun hal tersebut akan saya jelaskan di lain kesempatan.
Saya harapkan umpan baliknya..
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
wah GRP deh buat kang Maenpo....
sok atuh kang di lanjut lagi perinsip 'ngaleungitnya' jangan sampe kang maenpo juga ikutan ngaleungit (ngilang)
saya jadi ingat catat saya tentang teknik di sabandar :
http://silatindonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=227&PHPSESSID=3fbbf114ab5671025f89a32bb36fb232
dimana ada 7 istilah yang di gunakan dalam sabandar diantaranya adalah ngaleungit ini.
btw, maenpo peupeuhan itu lebih deket ke sabandar ya dari pada cikalong ?
Salam
Karena dalam Menpo banyak sekali pengertian yang menyangkut "rasa", saya tertarik untuk menjelaskannya dari perspektif yang saya miliki. Dan saya mohon apabila teman-teman sahabat silat memiliki pendapat yang berbeda dengan saya, tolong di share di sini.
Selama ini para ahli Maenpo banyak yang kesulitan dalam mendefinisikan "rasa" kepada orang awam. Padahal ini sangat penting agar fenomena-fenomena yang terjadi dalam Maenpo bisa dimengerti dan bukan dianggap sebagai hal mistis serta sulit dijangkau oleh akal. Dengan begini diharapkan animo masyarakat terhadap pencak silat bisa berkembang.
Dalam dunia beladiri, khususnya Maenpo, tingkatan "rasa" seseorang biasanya dikaitkan dengan kecepatan dan ketepatannya bereaksi terhadap gerakan lawan. Menurut penjelasan yang saya dapatkan dari ilmu yang mempelajari perilaku, reaksi yang muncul merupakan hasil dari serangkaian proses yang kompleks yang melibatkan sistem syaraf, alat indra, persepsi, dan memori seseorang.
Proses tersebut bila digambarkan secara singkat terjadi seperti berikut ini:
Stimulus yang datang diterima oleh komponen-komponen syaraf yang ada pada alat indra. Kemudian pesan rangsang tersebut diteruskan ke sistem saraf pusat untuk diterjemahkan. Proses pemberian makna terhadap stimulus ini dikenal dengan istilah persepsi. Persepsi melibatkan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman di masa lampau yang tersimpan dalam memori. Hasil penerjemahan tadi kemudian diekspreskan dalam wujud tingkah laku.
Dari pengertian di atas saya mengambil kesimpulan bahwa "rasa" adalah pengindraan terhadap situasi di sekitar.
Ini menjelaskan salah satu prinsip yang ada dalam Maenpo, yaitu "teu numpangkeun rasa". Artinya, usaha untuk tidak memberikan kesempatan pada lawan mengindrakan gerakan-gerakan yang dilakukan, baik itu melalui proses menempel maupun ketika tidak bersentuhan dengan lawan. Hal ini juga berkaitan nantinya dengan pengertian "ngaleungit", namun hal tersebut akan saya jelaskan di lain kesempatan.
Saya harapkan umpan baliknya..
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
leres pisan kang Naga.
Setelah melakukan penelusuran ke beberapa tempat dan tokoh, ternyata memang maenpo peupeuhan ini adalah syahbandar.
Kenyataan itu bersandar pada beberapa hal, antara lain:
1. Tokoh-tokoh yang menjadi guru dari para guru-guru maenpo era sebelumnya adalah tokoh-tokoh yang mempraktekan dan mengajarkan aliran syahbandar dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Sebagian besar istilah yang ada di MP juga dikenal baik di aliran syahbandar.
3. Bentuk, Pola dan Kaidah yang dipakai dalam usik kental sekali dengan unsur permainan Syahbandar.
Mengenai jurus dasar yang berbeda, kami (beberapa saja. pendapat ini bukan pendapat resmi perguruan, hanya personal saja) berpendapat ini terjadi di era pewarisan oleh Wa Acep Tarmedi ke Gan Salim. Gan Salim sendiri berguru dari beberapa tokoh Syahbandar lainnya, diantaranya Neng Oha dan Wa Da'i Satuduit.
Tapi, perubahan ini bukan sesuatu yang sifatnya prinsipil atau fundamental. Perubahan ini saya lihat lebih kepada satu sistem untuk mempercepat keberhasilan siswa dalam melatih aliran Syahbandar ini. Sedang menyangkut tujuan akhir yang mengarah kepada Paham, Rasa dan Kaidah usik Syahbandar kami tidak melihat adanya perbedaan dalam hal ini.
Mengenai jurus nafas dan penggunaannya, saya hanya bisa bilang untuk MP yang saat ini, hal itu tidak menjadi perhatian dan tidak diajarkan, dengan alasan yang tentu saja hanya pewaris saat ini yang mengetahuinya.
Tapi, penelusuran ke beberapa tokoh tua yang pernah belajar dari Pak Rais, penuturan kang Rafijen sendiri dan beberapa literatur tua MP yang kami temukan, menunjukan jika latihan nafas sendiri dikenal dalam khazanah keilmuan Maenpo Peupeuhan.
Mungkin, yang bisa saya katakan, MP sekarang lebih berorientasi pada pengolahan teknik-teknik usik atau pertarungan fisik aliran Syahbandar dan bukan pada sisi tenada dalam dan kebatinannya.
Begitu mungkin kang naga, sedikit tambahan dari saya.
Mengenai prinsip ngaleungit dan rasa itu sendiri, karena rekan Maenpo yang membukanya, saya serahkan saja pada yang bersangkutan untuk menyelesaikannya :D
-
Nah, kalo diskusi gini menarik [top]
Boleh dong saya sedikit ikutan... ;D
"Teu numpangkeun rasa", rasanya pemahaman saya berbeda dengan Kang Maenpo. Tapi nanti aja ah saya jelasinnya :w
Lapar sekarang mah... masak dulu ;D
Btw Kang Pamanah Rasa, mungkin "perubahan" jurus-jurus Maenpo Peupeuhan itu terjadinya ketika pewarisan dari Gan Salim ke Pak Rais. Pendapat saya seperti itu, dengan alasan Gan Salim ini termasuk orang yang "ngider". Belajar kesana kemari (Di Cikaret dikenal sebagai Tuan Salim murid Neng Oha. Di Forum tetangga yang bahas Maenpo ada juga Ami Salim Alkatiri, saya duga ini orang yang berbeda). Sedangkan Pak Rais sendiri, diketahui hanya belajar pada satu orang... yaitu bapaknya (Gan Salim). Gimana Kang Pamanah Rasa, ada korekesi atau pendapat lain?
-
Nah, kalo diskusi gini menarik [top]
Boleh dong saya sedikit ikutan... ;D
"Teu numpangkeun rasa", rasanya pemahaman saya berbeda dengan Kang Maenpo. Tapi nanti aja ah saya jelasinnya :w
Lapar sekarang mah... masak dulu ;D
Btw Kang Pamanah Rasa, mungkin "perubahan" jurus-jurus Maenpo Peupeuhan itu terjadinya ketika pewarisan dari Gan Salim ke Pak Rais. Pendapat saya seperti itu, dengan alasan Gan Salim ini termasuk orang yang "ngider". Belajar kesana kemari (Di Cikaret dikenal sebagai Tuan Salim murid Neng Oha. Di Forum tetangga yang bahas Maenpo ada juga Ami Salim Alkatiri, saya duga ini orang yang berbeda). Sedangkan Pak Rais sendiri, diketahui hanya belajar pada satu orang... yaitu bapaknya (Gan Salim). Gimana Kang Pamanah Rasa, ada korekesi atau pendapat lain?
Ada yang sangat ane tunggu dari forum ini , yaitu tulisan kang Bradlee, Kisawung, Nagapasa, dll, enak banget bacanya dan nggak bikin pusing, ane seneng bila tulisan anda semua bikin wawasan ane nambah, akang2 semua ane kasih jempol dech [top]
-
Nah, kalo diskusi gini menarik [top]
Boleh dong saya sedikit ikutan... ;D
"Teu numpangkeun rasa", rasanya pemahaman saya berbeda dengan Kang Maenpo. Tapi nanti aja ah saya jelasinnya :w
Lapar sekarang mah... masak dulu ;D
Btw Kang Pamanah Rasa, mungkin "perubahan" jurus-jurus Maenpo Peupeuhan itu terjadinya ketika pewarisan dari Gan Salim ke Pak Rais. Pendapat saya seperti itu, dengan alasan Gan Salim ini termasuk orang yang "ngider". Belajar kesana kemari (Di Cikaret dikenal sebagai Tuan Salim murid Neng Oha. Di Forum tetangga yang bahas Maenpo ada juga Ami Salim Alkatiri, saya duga ini orang yang berbeda). Sedangkan Pak Rais sendiri, diketahui hanya belajar pada satu orang... yaitu bapaknya (Gan Salim). Gimana Kang Pamanah Rasa, ada korekesi atau pendapat lain?
Pemahamannya beda ya soal teu numpangkeun rasa? Sok atuh, di adukeun, saha nu pemahamanna leuwih mendekati bener.. ;D
^:)^ ^:)^
Soal Gan Salim belajarnya muter, saya sepakat sama anda kang Brad. Tapi, yang harus dilihat, semua guru yang didatanginya itu adalah guru-guru Aliran Syahbandar yang sangat kental. Kecuali mungkin Neng Oha yang punya warna sedikit berbeda.
Perlu di ketahui, ketika Gan Salim belajar pada Neng Oha, Neng Oha sudah menjadi seorang ahli Peupeuhan yang diwariskan dari Aki Pe'i. Saat itu, orientasi permainan neng Oha sudah bukan lagi Syahbandar, tapi lebih condong kepada Peupeuhan-na Aki Pe'i.
Gan Salim sendiri, mungkin karena lebih cinta Syahbandar, tidak mempelajari Peupeuhan Aki Pe'i dari neng Oha, tapi tetap mendalami Syahbandar di bawah bimbingan neng Oha.
Tapi, walaupun begitu, beberapa prinsip dan kaidah usik peupeuhan Aki Pe'i ini sepertinya terserap secara tidak langsung saat neng Oha dan Gan Salim berlatih usik. Beberapa masukan dari Peupeuhan Aki Pe'i yang secara tidak langsung terserap saat berlatih usik tersebut hingga saat ini masih ada dan terasa dalam permainan Maenpo Peupeuhan. Itu sebabnya, permainan Syahbandar dari jalur gan Salim memiliki nafas Peupeuhan yang cukup kental di dalam aplikasinya.
Mengenai perubahan jurus menjadi 11 seperti saat ini, saya sepakat dengan akang, lebih condong untuk mengatakan ini dilakukan oleh Gan Salim. Dengan alasan sebagai berikut:
1. Hasil memutar kepada beberapa beberapa guru Syahbandar yang tentunya memiliki kesenangan, keahlian khusus dan pemahaman yang berbeda-beda tentunya membuat pemahaman Gan Salim menjadi lebih terbuka untuk menemukan pola latihan yang cocok untuk dirinya.
2. Pak Rais belajar Maenpo di usia yang cukup lanjut, yaitu lewat usia 25 tahun. setelah sebelumnya asik dengan sepak bola dan Tinju. Sepertinya untuk menghasilkan perubahan yang mendasar dalam waktu singkat sangat sulit.
3. Pak Rais hanya belajar dari 1 orang, yaitu Gan Salim. Dan berdasarkan cerita kang Rafijen, pak Rais merupakan sosok orang yang fanatik terhadap alirannya dan tidak memiliki kecenderungan merubah apapun.
4. Kalaupun ada yang berubah, sebenarnya lebih tepat di sebut penambahan, yaitu pada unsur Speed yang mungkin terpengaruh dari hobby sebelumnya yaitu sepak bola dan tinju dan juga Ibing penca Kacapi Suling. Hanya ini bentuk perubahan atau penambahan yang tercatat dilakukan oleh pak Rais.
Kira-kira kitu kang, analisis saya tersebut.
-
GRP untuk kang Pamanah Rasa
Sok atuh dilanjut lagi, saya kebetulan lagi sibuk nih hehehehe
-
GRP buat semua [top]
satu pertanyaa lagi dari saya yang awam.
sepertinya aki Pe'i ini sangat berpengaruh pada permainan Maenpo Peupeuhan.
nah pertanyaan saya sebenarnya Aki Pe'i ini 'Ulin' atau permainannya itu aliran apa? dari mana silsilahnya dan bagaimana sehingga unsur permainan aki pe'i ini masuk di Maenpo Peupeuhan?
he he he, cuman penasaran saja ;D
-
satu pertanyaa lagi dari saya yang awam.
::) [lucu] :w [run]
-
aduh di lelewe ku kang bradlee...
awasnya ke di udag geura.... >:(
-
GRP buat semua [top]
satu pertanyaa lagi dari saya yang awam.
:o :o :o
Aya...aya wae....
sepertinya aki Pe'i ini sangat berpengaruh pada permainan Maenpo Peupeuhan.
Sepertinya begitu kang...sebab, karena adanya cita rasa ulin Aki Pei inilah yang membuat kami (saya dan rekan Maenpo) tadinya tidak yakin kalau Maenpo Peupeuhan ini adalah Syahbandar. Sebab, meskipun kental sekali dengan permainan Syahbandar, tapi juga ada rasa lain yang berbeda dengan Syahbandar.
Tapi setelah menyelami lebih jauh aliran Syahbandar, dan juga menyaksikan permainan Wa Dudun, baru kami tahu, dari mana rasa yang berbeda ini didapatkan.
nah pertanyaan saya sebenarnya Aki Pe'i ini 'Ulin' atau permainannya itu aliran apa? dari mana silsilahnya
Nah, untuk ini, kayanya Maenpo pernah ngeluarin silsilah hasil penelitiannya yang mencantumkan nama Aki Pe'i dan jujutan kaluhurna. Permainan Aki Pe'i ini yang jelas masih cikalong, karena beliau termasuk Incu-Murid R. Haji Ibrahim. Lebih jelasnya ya lihat aja permainan Cikaret Wa Dudun, itu asli peninggalan Aki Pe'i, belum di rubah oleh Neng Oha. Kecuali mungkin Jurus Madi yang belum sempet diterima Wa Dudun.
Ayo Maenpo, kitab-kitabnya di buka lagi ah..
dan bagaimana sehingga unsur permainan aki pe'i ini masuk di Maenpo Peupeuhan?
he he he, cuman penasaran saja ;D
Kalau asumsi kami, ya seperti saya ceritakan di atas, sebelumnya. Yaitu waktu Gan Salim sama Gan Obed belajar di Neng Oha.
Meskipun di Neng Oha keduanya memperdalam Syahbandar, tapi karena saat itu permainan neng Oha sudah menjadi peupeuhannya Aki Pe'i, saya yakin, pada saat melatih usik, sadar atau tidak, gaya peupeuhannya selalu keluar. Meskipun tidak melatih jurus Peupeuhan Aki Pe'i secara langsung, saya yakin, dengan seringnya nempel dan latihan usik dengan Neng Oha, pastinya permainan Peupeuhan tersebut sedikit banyak merasuk kedalam pemahaman Gan Salim dan Gan Obed. Itulah yang akhirnya hingga saat ini membuat permainan Syahbandar Maenpo Peupeuhan sedikit berbeda dengan Syahbandar yang ada di Bojongherang atau daerah cianjur lainnya.
Kitu kira-kiranya kang...
Tapi sekali lagi, itu semua cuma asumsi.
-
Hehehe... yang bodo ikut nimbrung yah, boleh kan? ;D
Kalau menurut pendapat saya, karakter "Meupeuh" di Maenpo Peupeuhan itu bukan pengaruh dari Aki Pe'i saja, atau dari Neng Oha (Gan Oha) saja.
Perlu dicermati bahwa saat itu Neng Oha belum membentuk suatu sistem baru seperti yang sekarang dikenal dengan nama Kari - Cikaret. Beliau masih mengajarkan sesuai pengajaran guru-gurunya. Sedangkan jurus-jurus peupeuhan Aki Pe'i sendiri akhirnya dirubah oleh Neng Oha ketika beliau mencipta sistem yang dikenal oleh kita sekarang itu.
Sedikit benang merah dari fakta di atas,
1. Gan Salim ketika belajar ke Neng Oha bukanlah belajar Cikaret, tetapi belajar Syahbandar. Saat itu Kari - Cikaret belum "terbentuk". Syahbandar yang diajarkan dari jalur Rd.H.Abdullah. Tentu saja karena Gan Oha belajar juga ke guru yang lain (Gan Enceng/Rd. H. Husein dan Aki Pe'i) maka karakter dari guru-guru yang lain ini "tertularkan" juga ke murid-muridnya, termasuk Gan Salim.
2. Guru Gan Oha salah satunya adalah Aa Da'i (Wa Da'i / Wadai) yang terkenal dengan karakter Syahbandar yang keras (hal ini didukung juga oleh cerita Kisawung di thread Menyibak sosok Moh. Kosim). Ulin Wa Da'i ini terkenal dengan nama Ulin Satuduit (nama daerah tempat tinggalnya).
3. Salah seorang murid Aa Da'i yang sangat mewarisi ulin Aa Da'i dan juga bersahabat akrab sekali dengan Gan Salim adalah Wa Acep Tarmedi. Bahkan Wa Acep ini terus mendampingi Maenpo Peupeuhan sampai akhir hayatnya.
4. Melalui Wa Acep dan Gan Oha lah akhirnya Gan Salim berguru juga ke Aa Da'i. Hal ini semakin menguatkan karakter Syahbandar beliau yang keras.
Akumulasi dari hal-hal itu lah yang membuat karakter "Meupeuh" dalam Maenpo Peupeuhan menjadi sangat kental.
Nah begitu kalo menurut pendapat saya... :D
Btw, kenapa jadi ngobrolin Peupeuhan? Kan ini thread Cikalong ;D ;D ;D
-
Hehehe... yang bodo ikut nimbrung yah, boleh kan? ;D
Bales ah, buat yang bodo : ::) [lucu] :w [run]
Nah begitu kalo menurut pendapat saya... :D
Btw, kenapa jadi ngobrolin Peupeuhan? Kan ini thread Cikalong ;D ;D ;D
Thank atas sharenya, Engak apa apa kok sangat memberikan pencerahan bagi saya sebagai TS thread ini.
untuk lebih lengkapnya mungkin bisa di tambahkan di diskusi Ulin Kari...
btw, ulin kari-cikaret itu di kenal di jaman Gan Oha betul kan ?
Pertanyaan saya lagi (engak pake yang awam), sebenarnya ulin kari itu berkembang apakah karena beberapa orang cianjur belajar langsung pada Bang Kari di benteng-tanggerang atau kah ada guru aliran kari yang datang ke cianjur?
atau bahkan belajar pada Murid-murid Mama Ibrahim cikalong yang memang juga mendapatkan ulin kari mengingat mama Ibrahim juga merupakan murid dari Bang Kari ?
-
Bales ah, buat yang bodo : ::) [lucu] :w [run]
Awas nya... tunggu nanti akhir tahun, dibales tah ;D
-
Thank atas sharenya, Engak apa apa kok sangat memberikan pencerahan bagi saya sebagai TS thread ini.
untuk lebih lengkapnya mungkin bisa di tambahkan di diskusi Ulin Kari...
btw, ulin kari-cikaret itu di kenal di jaman Gan Oha betul kan ?
Pertanyaan saya lagi (engak pake yang awam), sebenarnya ulin kari itu berkembang apakah karena beberapa orang cianjur belajar langsung pada Bang Kari di benteng-tanggerang atau kah ada guru aliran kari yang datang ke cianjur?
atau bahkan belajar pada Murid-murid Mama Ibrahim cikalong yang memang juga mendapatkan ulin kari mengingat mama Ibrahim juga merupakan murid dari Bang Kari ?
Salam
Menurut cerita yang saya dapatkan dari para sepuh, ulin Kari yang berkembang di Cikaret asalnya tidak dari Bang Kari sendiri tetapi diturunkan dari Rd. H. Ibrahim. Dalam riwayatnya dituturkan bahwa Aki Pe'i belajar ulin Kari kepada Rd. H. Ibrahim (seperti yang telah saya kemukakan dalam thread ulin Kari, terdapat dua versi dalam cerita ini), setelah itu kemudian beliau menurunkannya kepada Aki Oha. Oleh Aki Oha ilmu yang beliau dapatkan disempurnakan lagi hingga terlihat seperti yang sekarang ini.
Aslinya, ilmu yang beliau dapatkan dari Aki Pe'i memiliki 12 jurus dan dengan bentuk pukulan yang berbeda dari yang sekarang ini. Selain belajar kepada Aki Pe'i, Aki Oha ini sebelumnya merupakan murid dari Wa Da'i serta Rd. Husen (Enceng). Dari Wa Da'i, beliau mempelajari jurus Sabandar yang dilakukan dengan sebelah tangan. Sedang dari Rd. Husen, beliau mempelajari jurus Sabandar yang dilakukan dengan kedua belah tangan. Sabandar dari kedua guru beliau inilah yang nantinya diturunkan kepada Tuan Salim dan Tuan Obed.
Mengenai pukulan dalam Maenpo Peupeuhan, apakah ada pengaruh Kari atau tidak, saya masih belum dapat menarik kesimpulan. Karena menurut informasi yang saya dapatkan, pada saat itu selain Aki Oha terdapat ahli pukulan yang lain yang juga tinggal di Cianjur. Beliau adalah Wa Acep Tarmedi, murid dari Wa Da'i salah seorang tokoh aliran Sabandar. Dan menurut riwayat, Tuan Salim dan Tuan Obed juga berguru kepada Wa Acep Tarmedi.
Dari sini saya melihat, bahwa permainan peupeuhan bukan hanya monopoli ulin Kari. Sabandar sebagai sebuah sistem beladiri tentunya juga memiliki tehnik-tehnik bertarung yang lengkap. Selain tehnik coplosan/kocoran yang kita kenal sekarang, ia juga memiliki tehnik bendung, meupeuh, dan lain sebagainya. Hanya sayang, saat ini Sabandar lebih dikenal karena tehnik liliwatannya.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Sedangkan jurus-jurus peupeuhan Aki Pe'i sendiri akhirnya dirubah oleh Neng Oha ketika beliau mencipta sistem yang dikenal oleh kita sekarang itu.
Kemarin saya mengobrol dengan salah seorang murid langsung Wa Dudun mengenai hal ini. Untuk itu saya ingin meluruskan post saya di atas. Ternyata menurut kawan saya tersebut, Jurus-jurus Aki Pe'i tidak dirubah sedikit pun oleh Gan Oha. Yang sebenarnya terjadi adalah Gan Oha mengalami dua fase ketika berlatih ke Aki Pe'i. Pertama kali Gan Oha menerima dari Aki Pe'i adalah jurus-jurus dengan jumlah jurus yang sedikit lebih banyak (mungkin sebagai pondasi/dasar) dan kedua adalah jumlah dan bentuk jurus yang seperti diwariskan ke Wa Dudun dan diajarkan oleh Wa Dudun sekarang.
Jadi, perubahan tidak terjadi.
Terima kasih untuk Kang Pamanah Rasa yang sudah "menghubungkan" saya dengan murid Wa Dudun tersebut. Kang Pamanah Rasa emang T-O-P-B-G-T! [top]
-
Ketika saya post, Kang Maenpo juga post. Jadi tetap ada dua versi soal Jurus Aki Pe'i yang diwariskan ke Gan Oha ini. Jadi silahkan didiskusikan lebih lanjut. Seperti saya bilang... yang bodoh seperti saya harus diluruskan ;D
-
he he he ;D makasih semua yang sudah menyumbang informasi tentang maenpo Cianjur ini.
Meski memang engak nyambung sama judul threadnya karena informasinya berkembang menjadi sangat luas. dari mulai membahas maenpo cikalong sampe sabandar bahkan sampe kari dan peupeuhan. ini semakin memperluas khasanah pengetahuan kita tentang silat tradisional jawabarat khususnya menpo cianjur.
-
:D :D :D :D
-
eh btw aki pei itu dikenal juga dengan Bpk. Sapei dari pasar hayam cianjur bukan ?
berdasarkan silsilah 'guru-guru anu ngarundaikeun maenpo sabandar sareng cikalong' Bpk Sapei dari pasir hayam ini termasuk murid dari Rd. H. Ibrahim sepertinya :)
-
he he he ;D makasih semua yang sudah menyumbang informasi tentang maenpo Cianjur ini.
Meski memang engak nyambung sama judul threadnya karena informasinya berkembang menjadi sangat luas. dari mulai membahas maenpo cikalong sampe sabandar bahkan sampe kari dan peupeuhan. ini semakin memperluas khasanah pengetahuan kita tentang silat tradisional jawabarat khususnya menpo cianjur.
gak papa kali ya? Soalnya sedikit banyak semua juga punya keterkaitan satu sama lain. Selain itu sementara di isi sambil nunggu temen2 dari praktisi cikalong untuk lebih rajin sharing.
-
eh btw aki pei itu dikenal juga dengan Bpk. Sapei dari pasar hayam cianjur bukan ?
berdasarkan silsilah 'guru-guru anu ngarundaikeun maenpo sabandar sareng cikalong' Bpk Sapei dari pasir hayam ini termasuk murid dari Rd. H. Ibrahim sepertinya :)
Betul... selagi muda dipanggil Bapak Sapei.
Hehehe... ;D
-
eh btw aki pei itu dikenal juga dengan Bpk. Sapei dari pasar hayam cianjur bukan ?
berdasarkan silsilah 'guru-guru anu ngarundaikeun maenpo sabandar sareng cikalong' Bpk Sapei dari pasir hayam ini termasuk murid dari Rd. H. Ibrahim sepertinya :)
Salam
Betul sekali kang Nagapasa, Aki Pe'i juga biasa disebut dengan Bapa Sapei. Beliau tinggal di daerah Pasir Hayam (bukan Pasar Hayam), Cianjur.
Memang menurut silsilah, beliau merupakan murid dari Rd. H. Ibrahim langsung. Namun ternyata ada beberapa tokoh yang mengatakan beliau merupakan murid dari Rd. Wira Kosim.
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Saya penggemar martial art, saya melihat di website2 Indonesia, kekurangan yang paling mencolok dari perkembangan silat kita adalah sulitnya mencari dimana kita bisa belajar maenpo, silat dll. (alamat perguruan, atau dvd instruksional dst.) sedangkan di website U.S atau yang lain selalu ada Dojo directory dihalaman muka mereka. Padahal kualitas maenpo demikian indahnya. Beladiri filipina sudah jauh lebih mudah diakses (misalnya Arnis, Kali dst) belajar melalui dvd pun bisa
Saya merindukan kemudahan2 itu, misalnya saya ingin anak saya belajar maenpo cikalong atau cianjur cimande dll, jadi mudah. Semoga pencak silat tradisional Indonesia makin jaya.
saya harap website sahabatsilat dapat membantu dalam hal ini terima kasih
-
Saya penggemar martial art, saya melihat di website2 Indonesia, kekurangan yang paling mencolok dari perkembangan silat kita adalah sulitnya mencari dimana kita bisa belajar maenpo, silat dll. (alamat perguruan, atau dvd instruksional dst.) sedangkan di website U.S atau yang lain selalu ada Dojo directory dihalaman muka mereka. Padahal kualitas maenpo demikian indahnya. Beladiri filipina sudah jauh lebih mudah diakses (misalnya Arnis, Kali dst) belajar melalui dvd pun bisa
Saya merindukan kemudahan2 itu, misalnya saya ingin anak saya belajar maenpo cikalong atau cianjur cimande dll, jadi mudah. Semoga pencak silat tradisional Indonesia makin jaya.
saya harap website sahabatsilat dapat membantu dalam hal ini terima kasih
Salam
Sangat menyenangkan untuk dapat mengetahui bahwa anda tertarik dengan beladiri terutama pencak silat dan punya keinginan agar anak anda bisa turut mempelajarinya. Memang sebagai suatu beladiri, pencak silat tidak hanya menawarkan keindahan gerak saja, namun juga dapat mengembangkan kepercayaan diri, kemampuan pemecahan masalah, memberikan kesehatan, dan banyak aspek lainnya.
Namun dibalik segala sifat baiknya itu, pencak silat ternyata juga mempunyai sisi gelap. Selain bisa dipakai untuk membeladiri, ia juga bisa dipakai membuat onar/berkelahi. Oleh sebab itu, kebanyakan para guru cenderung menutup diri. Maka wajar saja bila anda merasa kesulitan mencarinya. Dibutuhkan usaha serta keteguhan hati juga "jodoh" agar anda bisa menemukan seseorang yang bisa dan mau mengajarkan anda.
Terimakasih
- Akur jeung dulur, Panceg dina galur, Ngajaga lembur -
-
Gan Obing Ibrahim
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/14/photos/3/500x500/4/RHOI.JPG?et=CqK54%2BxdpZAly4sAOzyUJg)
Gan Idrus
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/15/photos/3/500x500/2/GIDRS.JPG?et=UXtrDzo%2BaMtPsjLHhuZQaA)
Gan Muhyidin
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/5/photos/3/500x500/8/Gan%20Muhidin.jpg?et=%2BJMi4GPxKe6G7cExDwCtZA)
Gan Didi
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/19/photos/3/500x500/1/GDD.JPG?et=Se%2CtE97csu%2BEE8FtC1h%2Buw)
Gan Uweh
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/14/photos/3/500x500/3/GUWH.JPG?et=bnYkDtPWF0ccfRehMviNeQ)
sori, bukan maksudnya banding-bandingin.
gerakan gan uweh kayak gerakan di jurus Song Shui dalam alirang Shaolin Hoyang Pay yang saya pelajari. Mirip banget kuncian patahannya.
-
Gan Uweh
(http://images.nagapasa.multiply.com/image/14/photos/3/500x500/3/GUWH.JPG?et=bnYkDtPWF0ccfRehMviNeQ)
sori, bukan maksudnya banding-bandingin.
gerakan gan uweh kayak gerakan di jurus Song Shui dalam alirang Shaolin Hoyang Pay yang saya pelajari. Mirip banget kuncian patahannya.
Maenpo Cikalong yg turun dari Gan Uweh hampir tidak memakai kuncian patahan, tapi mengandalkan rasa thd tenaga lawan.
Tapi kalo mau membanding2kan kemiripan, aliran Kung Fu yang keliatannya paling mirip dg Cikalong adalah Wing Chun.
Salam.
-
sori, bukan maksudnya banding-bandingin.
gerakan gan uweh kayak gerakan di jurus Song Shui dalam alirang Shaolin Hoyang Pay yang saya pelajari. Mirip banget kuncian patahannya.
Salam
Saya pernah mendengar perkataan guru saya yang sangat menarik sekali. Pada intinya beliau mengatakan bahwa selama tangan dan kaki manusia masih 2 gerakan beladiri dari suatu aliran pasti ada kemiripan dengan aliran lainnya. Oleh karena itu untuk membandingkan 2 atau lebih aliran yang berbeda apakah memiliki satu rumpun atau tidak, tidaklah cukup hanya dengan melihat dari gerakannya saja. Perlu penelitian yang mendalam tentang prinsip dan strategi yang digunakan oleh aliran tersebut dan juga filosofi yang dianutnya.
-
Saya penggemar martial art, saya melihat di website2 Indonesia, kekurangan yang paling mencolok dari perkembangan silat kita adalah sulitnya mencari dimana kita bisa belajar maenpo, silat dll. ....... Padahal kualitas maenpo demikian indahnya. Beladiri filipina sudah jauh lebih mudah diakses (misalnya Arnis, Kali dst) belajar melalui dvd pun bisa
Saya merindukan kemudahan2 itu, misalnya saya ingin anak saya belajar maenpo cikalong atau cianjur cimande dll, jadi mudah. Semoga pencak silat tradisional Indonesia makin jaya.
saya harap website sahabatsilat dapat membantu dalam hal ini terima kasih
Salam silat,
Benar apa yg diterangkan akang maenpo bahwa tidak semua ahli pencak silat Indonesia mau terbuka dalam keberadaan beliau ataupun proses regenerasi. Hal tsb dikarenakan faktor-faktor etika, asas manfaaat, kebutuhan dll.
Sedikit tambahan, jangan belajar pencak silat ataupun bela diri lain melalui video/vcd/ buku saku karena orang tidak akan pernah sukses! Apalagi kalau tujuan pengajaran hanya menitik-beratkan sisi komersil.
Belajar pencak silat maupun bela diri lain "tidak cukup" hanya dengan melihat dan mendengar saja. Setiap individu yg belajar bela diri dituntut untuk praktek dalam bimbingan ahli bela diri secara langsung.
Kenapa?
Karena latihan dg bimbingan seorang ahli akan didapat contoh disertai keterangan detil setiap tehnik + feeling dalam pelaksaan tehnik tersebut.
Setiap gerak tehnik seorang ahli bela diri selalu disertai pengerahan tenaga (baik halus atau kasar) yg berbeda-beda menurut kebutuhan. Dan tehnik tersebut tidak akan pernah tampak dalam video/ vcd bahkan keterangannya tak kan pernah diungkap! Penyaluran tenaga oleh seorang ahli sudah berlangsung secara otomatis dan alamiah. Begitupun pengerahan tenaga dan kualitas pelaksanaan tehnik setiap tingkat akan berbeda-beda.
Sebaiknya jangan terlalu yakin untuk belajar pencak silat atau bela diri hanya dari video/ vcd/ buku-buku saku. Datanglah pada ahli yg bisa dipercaya dan sampeyan akan mendapat hasil sesuai yg diinginkan.
salam,
-
@All
Setuju...
Ada hal yang tidak dapat di pelajari dari Video dan Buku, yaitu Rasa dan Tenaga.
Belajar beladiri memang tidak sama dengan membuat masakan dari buku resep maupun dari video Rudi Chaerudin
-
jangan salah kang....masakan juga sama. karena masak lewat buku dan video belon tentu rasanya ama yang Rudi Chaerudin buat...apalagi silat...gitu harusnya Kang Naga Pasa
one
haturanan boboran siam kasadayana, punten samudaya kalepatan
-
eh leres pisan kang one,
betul sekali. kaya bikin masakan juga perlu rasa dan feeling...
contoh ambil sejumput garam dan gula, tah gimana ngukur sejumput teh ?
:)
-
Sedikit tambahan, jangan belajar pencak silat ataupun bela diri lain melalui video/vcd/ buku saku karena orang tidak akan pernah sukses! Apalagi kalau tujuan pengajaran hanya menitik-beratkan sisi komersil.
Belajar pencak silat maupun bela diri lain "tidak cukup" hanya dengan melihat dan mendengar saja. Setiap individu yg belajar bela diri dituntut untuk praktek dalam bimbingan ahli bela diri secara langsung.
Salam Mas,
Ini pendapat saya sendiri sih. Akhir-2x ini banyak orang-2x yg belajar beladiri via distance learning, video, dsb. Alasannya ya karena tekhnologinya ada dan juga memungkinkan orang yg enggak ada akses thd. perguruan tsb bisa belajar juga.
Saya pernah tanya ama orang yg belajar via video..dia bilang ya mungkin gak effektif, tapi jaman dulu aja orang belajar berantem dgn cara ngeliat binatang spt. Bangau, Monyet, Macan berantem bisa. Masa jaman sekarang orang ngeliat video ato baca buku gak bisa belajar ? Hmmm..saya jadi mikir mungkin ada benernya ;D Tapi dia akui Hasilnya enggak sebanding dgn orang yg latihan terus secara tekun dan langsung diperguruan tsb.
Sekedar mau tambahin aja ttg. belajar Silat/beladiri via Multimedia (DVD, Video, ato VCD).
Sisi Negatif-nya:
- Kadang-2x instruksi di DVD/Video/VCD juga gerakannya dirubah dari tekhnik sebenarnya oleh yang meragakannya. Alasannya mungkin karena rahasia perguruan atau karena yg asli sulit diperagakan jadinya yg diperagakan yg gampang
- Kadang-2x sisi kameranya membuat gerakan tidak terlihat secara detail
- Tidak ada yg mengkoreksi kalau salah. Biasanya kalo salah dari awal fondasinya akan mempengaruhi tekhnik-2x lanjutnya
- Tidak mengenal tekhnik secara mendalam.
- Gerakan-2x yg subtle/halus yg gak bisa diliat dgn mata tapi hanya dgn rasa gak bisa dialami liwat media
Sisi Positifnya:
- Memperkenalkan tekhnik-2x dlm aliran atau perguruan tertentu
- Untuk mengulang-2x agar tekhnik tidak lupa. Misalnya kita belajar Aliran A, terus pindah gak ada tempat latihan. Media tsb. bisa dijadiin referensi
- Menambah pengetahuan ttg. berbagai macam aliran
Saya yakin kalau hanya belajar dari multimedia, sulit sekali hampir enggak bisa menguasai tekhnik-2xnya. Apalagi kalau belajar beladiri dari gak bisa sama sekali.
Tapi kalau cuman sekedar ingin tau atau nambah-2x wawasan , menggunakan video/vcd/dvd mungkin bisa apalagi kalau ada dasar di aliran yg mirip.
Selain itu video/vcd/dvd juga berguna untuk memperkenalkan beladiri bukan untuk menguasai beladiri.
Segini aja deh pendapat saya.
Terima kasih.
Wasalam,
Faiz
-
Salam..
Ini pendapat saya sendiri sih. Akhir-2x ini banyak orang-2x yg belajar beladiri via distance learning, video, dsb. Alasannya ya karena tekhnologinya ada dan juga memungkinkan orang yg enggak ada akses thd. perguruan tsb bisa belajar juga.
Saya pernah tanya ama orang yg belajar via video..dia bilang ya mungkin gak effektif, tapi jaman dulu aja orang belajar berantem dgn cara ngeliat binatang spt. Bangau, Monyet, Macan berantem bisa. Masa jaman sekarang orang ngeliat video ato baca buku gak bisa belajar ? Hmmm..saya jadi mikir mungkin ada benernya ;D Tapi dia akui Hasilnya enggak sebanding dgn orang yg latihan terus secara tekun dan langsung diperguruan tsb.
Setuju [top]
Saya yakin kalau hanya belajar dari multimedia, sulit sekali hampir enggak bisa menguasai tekhnik-2xnya. Apalagi kalau belajar beladiri dari gak bisa sama sekali.
Tapi kalau cuman sekedar ingin tau atau nambah-2x wawasan , menggunakan video/vcd/dvd mungkin bisa apalagi kalau ada dasar di aliran yg mirip.
Selain itu video/vcd/dvd juga berguna untuk memperkenalkan beladiri bukan untuk menguasai beladiri.
Kalau cuma peragaan rangkaian jurus saya sependapat, tapi kalau peragaan berpasangan, beladiri-nya, rasanya bisa didapat hasil yang lebih baik, mungkin sifatnya melengkapi penguasaan teknik beladiri yang pernah di dapat sebelumnya.. apalagi kalo di ulik sampai latihan berpasangan sendiri..ini sama saja kalau kita lihat pertandingan silat.. seringkali kita jadi tahu.. oh.. bisa toh digituin... dampaknya seringkali memperluas wawasan dan penguasaan teknik kita, contohnya.. sikap harimau, mungkin awalnya cuma kita gunakan untuk menghindar, dengan melihat orang lain melakukan gerakan yang mirip, sikap harimau kita ternyata lintasannya bisa juga dilakukan untuk teknik bantingan, kuncian, dst..
begitu pendapat saya, terima kasih
Salam hormat
-
Makanya bebarapa silat tradisional, pantang di dokumentasikan dalam bentuk video bahkan photo, semua di sampaikan dalam tradisi tutur lisan.
selain untuk menjaga keaslian ilmu yang di turunkan, pembuatan dokumentasi video atau photo bisa berakibat terjadi kesalah pahaman dalam memahami jurus.
contoh yang gampang dalam silat cikalong ada jurus kocet, kalau kita perhatikan dalam gerakan jurus dasar dari kocet yang terbayang adalah gerakan menarik dan mendorong lawan dengan tangan saja.
padahal ternyata pada aplikasinya ada faktor tenaga dan rasa yang tidak dapat di gambarkan dalam bentuk visual melainkan harus dirasakan dengan praktek langsung. bagaimana tenaga narik dan bagaimana tenaga dorong itu tidak tergambar pada visualisasi di gambar atau video.
selain itu membuat dokumentasi video akan menyebabkan orang belajar dengan cara yang salah (napas, tenaga dan rasa tidak bisa di gambarkan), memungkinkan keaslian gerakan akan hilang, dan yang parahnya akan banyak orang yang mengaku menguasai jurus dari aliran tertantu dan bahkan mematenkannya padahal dia belajar hanya dari video semata
-
padahal ternyata pada aplikasinya ada faktor tenaga dan rasa yang tidak dapat di gambarkan dalam bentuk visual melainkan harus dirasakan dengan praktek langsung. bagaimana tenaga narik dan bagaimana tenaga dorong itu tidak tergambar pada visualisasi di gambar atau video.
selain itu membuat dokumentasi video akan menyebabkan orang belajar dengan cara yang salah (napas, tenaga dan rasa tidak bisa di gambarkan), memungkinkan keaslian gerakan akan hilang, dan yang parahnya akan banyak orang yang mengaku menguasai jurus dari aliran tertantu dan bahkan mematenkannya padahal dia belajar hanya dari video semata
Untuk urusan hubungan nafas dg tenaga hanya yg benar-benar menguasai baru bisa nangkep ^:)^ yg enggak ya :'(
Urusan paten me-maten memang menjengkelkan. Tapi, gimana ya? Namanya manusia, dimana ada kesempatan, disitu akan dimanfaatkan......
Ingat pesen "bang napi" di tv; waspadalah! waspadalah! copet ada karena ada kesempatan ;D [run]
-
@All
Setuju...
Ada hal yang tidak dapat di pelajari dari Video dan Buku, yaitu Rasa dan Tenaga.
sekarang saya benar2 tahu bedanya.. :D
kemarin dapet kesempatan main2 dikit dg pa haji Azis di hydro..
apalagi aliran cikalong.. wuih.. kontras banget antara jurus sama aplikasi..
waktu lihat jurusnya.. jujur saja..sempat terbersit dalam hati..'wah.. g bisa di pake jurus ky gene sih'..
tapi.. waktu sudah nyobain langsung.. baru tahu dah.. 'rasa' tuh kaya apa... ;D
emang mantap maenpo cikalong.. [top]
salam
sunan
-
he he he ;D ;D sayang mas Sunan dan bang Bulukuthuk ini gak ketemuan ame sodare tua kita bang Nizam Al Zamzamy, Ujang Baden, Sarung Kampret, uda Parewa, mas Ian, mas Luri, mas Eko dan laennya...kalo ketemuan wah pasti rame tuh ampe pagi apalagi Cikalongers Hydro kalo ngumpul semua biasanya sabtu dilanjut " latihan rekreasi" ke Cianjur dan menghabiskan sisa "exit permit" dari sang istri sambil nyarap sate marangi di Cipanas....mungkin besok lagi kalo ketemuan kita minta bapak-bapak guru memberikan lebih detail maenpo Cikalongnya....soalnya kemaren kita ngedadak kedatangan tamu, sampe gak sempet nyuguhin (apalagi ane ketiduran abis ngeliat video silat bobodoran bang Ajad...)
Eh kang Nagapasa, ternyata mas Sunan ini orangnya gesit dan tangguh lho [top], PD emang TOP dalam kaderisasi [top] [top] [top], begitu juga bang Bulukuthuk nyang malu-malu dikit tapi rasanya bagus.... [top] [top] [top]
Salut buat yang dateng kemaren....silat emang manjangin tali silaturahmi
salam,
one
BBM
-
Eh kang Nagapasa, ternyata mas Sunan ini orangnya gesit dan tangguh lho [top], PD emang TOP dalam kaderisasi [top] [top] [top], begitu juga bang Bulukuthuk nyang malu-malu dikit tapi rasanya bagus.... [top] [top] [top]
Salut buat yang dateng kemaren....silat emang manjangin tali silaturahmi
salam,
one
BBM
Salam...
Apaan Bagus Rasanye Bang Iwan...pale aye diplintir ma wak haji..mengsle neh...sempet juga di kobok muka aye...heheheh...sekalian kepale aye di "elus-elus" ma wak Haji....hehehehe..sumpeh jadi kayak orang bego saking enaknye di "elus"...wakakakakakakakak...emang dah...cikalong versi Hidro top banget...salam kenal ame semue "lelembut-lelembut" gedung Hidro...makasih ma bang M****n (sape ye namanye??lupa) atas pijitannye... Cikalong [top] [top] [top] [top]
salam...
DB
Bukan Demam Berdarah
-
@All
Setuju...
Ada hal yang tidak dapat di pelajari dari Video dan Buku, yaitu Rasa dan Tenaga.
sekarang saya benar2 tahu bedanya.. :D
kemarin dapet kesempatan main2 dikit dg pa haji Azis di hydro..
apalagi aliran cikalong.. wuih.. kontras banget antara jurus sama aplikasi..
waktu lihat jurusnya.. jujur saja..sempat terbersit dalam hati..'wah.. g bisa di pake jurus ky gene sih'..
tapi.. waktu sudah nyobain langsung.. baru tahu dah.. 'rasa' tuh kaya apa... ;D
emang mantap maenpo cikalong.. [top]
salam
sunan
tak kenal maka tak sayang.....mudah2an ga kapok cuman disuguhin pecel lele (udah sisa2 terakhir lagi-tengah malem sih..-) ;sama sarapan bubur ayam :D
-
salam
wah.. iya.. belum bilang makasih ma bang ocid.. nih.. makasih banyak ya bang.. udah ngenalin aye ke temen2 hydro dan gedung hydro.. apalagi pecel lele n starbucksnya.. jd pengen lagi neh ;D
@bang ocid, bang iwan ama bang blukh..
btw.. kapan kt nyobain terkam harimau sama mandi minyaknya..? [lucu]
salam
sunan
-
Salam....
eh iya...terima kasih untuk semua masukan...Guru Besar cikalong pancer bumi, bang Ocid, one, semuenye dah....ga bisa disebutin atu-atu...udah keburu lupa neh...gara-gara di"elus" ma wak haji..hehehehehe...
salam hormat aye....
DB
-
;D he he he...
he he he kok ke jkt engak kabar kabari dulu. kebetulan minggu kemaren saya lagi di bandung baru balik hari minggu, jadi kalau pun janjian pasti engak bisa ketemu...
he he he ... udah ngerasain maenan 'rasa' ya :D, itu yang bikin kita semakin salut dan bangga akan kekayaan budaya bangsa indonesia [top]
dan maenan kayak gini hampir di semua aliran silat khususnya maenpo pasti ada, jadi rasa cikalong beda dengan rasa sabandar, dengan rasa cikaret beda, dengan rasa cimande beda...
dan untuk membendakannya emang hanya bisa di rasakan engak cuman bisa hanya cerita aja. ;D
@All
Setuju...
Ada hal yang tidak dapat di pelajari dari Video dan Buku, yaitu Rasa dan Tenaga.
sekarang saya benar2 tahu bedanya.. :D
kemarin dapet kesempatan main2 dikit dg pa haji Azis di hydro..
apalagi aliran cikalong.. wuih.. kontras banget antara jurus sama aplikasi..
waktu lihat jurusnya.. jujur saja..sempat terbersit dalam hati..'wah.. g bisa di pake jurus ky gene sih'..
tapi.. waktu sudah nyobain langsung.. baru tahu dah.. 'rasa' tuh kaya apa... ;D
emang mantap maenpo cikalong.. [top]
salam
sunan
-
he he he kok ke jkt engak kabar kabari dulu. kebetulan minggu kemaren saya lagi di bandung baru balik hari minggu, jadi kalau pun janjian pasti engak bisa ketemu...
iya kang.. abis kang nagapasa ga ol sih ym na.. jd ga bs ksh th.. cm ama bang ocid aja deh..
kapan2 bikin workshop di bandung kang.. kayanya seru deh.. [top]
-
he he he ;D
di bandung mah gudang na jawara, arisin teuing. mendingan oge ngadain diskusi bulanan forum di bandung. kayaknya bakalan rame tuh...
tinggal siapin aja panitia, materi dan undangannya. kayaknya bakalan seru biar engak cuman ada di jakarta diskusi silat tradisionalnya :)
-
salam...
aye ikutan yak...aye lagi di bandung neh...sape tau ade nyang aye bisa hubungin gitu....ganti.
DB
-
boleh.. kalo butuh panitia..kita siap bantu2.. [top]
@bang dodolbuluk..
jadi nih..cari jagung bakar kita? x-))
-
boleh.. kalo butuh panitia..kita siap bantu2.. [top]
@bang dodolbuluk..
jadi nih..cari jagung bakar kita? x-))
jadi dong....cari jagung bakar "rasa" hidro,.... [lucu] [lucu] :w
DB
-
wah..cocok nih ente berdua latian "rasa" di bandung... ;D ;D ;D
rasa jagung bakar asin manis apa rasa peuyeum nih??? :P
-
Rasa 'Peuyeumpuan' ya
ha ha ha ;D, di bandung ada banyak aliran maen rasa dari mulai Cikalong, sabandar, timbangan dll.
-
wah.. kl peuyeum mah.. tathuutt [payung] [run]
-
ane sedih nih... gak sempet ketemuan dengan mas sunan dan mas blukuthuk..... :'( :'( :'(
Sering2 main ke hidro ya...... lain kali, ane ikut nemenin ngobrol deh.....
-
ane sedih nih... gak sempet ketemuan dengan mas sunan dan mas blukuthuk..... :'( :'( :'(
Sering2 main ke hidro ya...... lain kali, ane ikut nemenin ngobrol deh.....
Kang Parewa..
nunggu sehat dulu kang..baru maen k hidro...aye mah mau banget maen lagi ke sana...(*lirik bang one ma bang ochid)
DB
-
weleh...weleh...,
di warung cikalong kok pada jualan jagung dan peyeum....
ikutan dong, dah lama gak makan peuyeum nih...
[run] :w Kabur ah sebelum kena pentung moderator
Salam
Chandrasa
-
Kang Naga Pasa, sehabis latihan dan ngumpul di Hydro Jum'at malem, paginya (sabtu) ane, bang Ocid, bang Ajad, mas Santo ama Ujang Baden ke Cianjur barengan Kang Ujang dan Pak H. Aceng. Sekalian ziarah ke makam mama' H. Ibrahim di Cikalong. Seabis makan sate marangi dan ngos-ngosan naek tangga ke arah makam, pak haji cerita kalo dulu pernah disuruh nulis silsilah aliran Cikalong ama Gan Uweh, dan disuruh memasukkan namanya. Dalam daftar silsilah tersebut ternyata Gan Uweh mencantumkan nama pak Adang Arifin berikut pak H. Aceng.
Bareng temen-temen ternyata kita dilihatin silsilah yang ditandatanganin ama Gan Uweh yang dipunyain ama pak Adang Arifin (R. Ibrahim Arifin), meski yang punya pak H. Aceng entah dimana, namun menurut pak Junaedi (salah satu sesepuh) silsilah aliran Cikalong yang ditandatangin ama Gan Uweh seharusnya juga ada sama pak H.Aceng. Gan Uweh menandatangani pada tahun 1991. Gimana pendapat temen-temen semua?
Apa yang masuk ke silsilah itu yang pernah belajar atau yang mendalami atau yang ditunjuk....atau apa sih kriteria seseorang untuk masuk silsilah suatu aliran? ane yang rada-rada blo'on ini minta wejangan orang-orang yang lebih pinter nih ^:)^.
salam,
one
(akur jeung batur sok siga dulur ...kajeun piring nangkub di dapur ;D)
-
Apa yang masuk ke silsilah itu yang pernah belajar atau yang mendalami atau yang ditunjuk....atau apa sih kriteria seseorang untuk masuk silsilah suatu aliran?
Ciri khas Cikalong dan juga Sabandar beserta aliran turunannya dalam mencantunkan silsilah adalah "mencantumkan nama pewaris apabila pewaris itu sudah meninggal". Jadi yang masih hidup, walaupun mempunyai murid banyak, sudah tinggi rasanya dan dikenal ahli biasanya ngga akan dituliskan dalam silsilah. Itu salah satunya yang saya tahu, Kang Naga... CMIIW ;D
Pelopor penulisan silsilah adalah Gan Obing Ibrahim, yang diteruskan oleh anaknya yaitu Rd.Nunung Achmad Dasuki. Di era Mama Kosim maupun Mama Ibrahim, keduanya tidak menuliskan silsilahnya sendiri (lucu kalo iya). Mereka hanya menyebutkan mana murid-muridnya yang "bener". Gan Obing dianggap seseorang yang mengetahui mana murid-murid kedua tokoh besar Maenpo itu yang benar-benar mewarisi keilmuan Cikalong dan Sabandar.
Setahu saya, silsilah yang ada di Gan Uweh juga berdasar kepada silsilah kasar dari Gan Obing yang ditulis ulang oleh Gan Nunung Achmad Dasuki. Sayangnya... penulisan kembali silsilah sering kali melupakan menuliskan juga siapa yang menulis silsilah itu, padahal menurut saya pribadi ini penting. Dengan adanya hal ini, silsilah penulisan silsilah menjadi jelas, dan tidak semua orang sembarangan menuliskan silsilah.
Perbedaan di silsilah yang sekarang beredar disebabkan karena pada akhirnya setiap murid hanya menuliskan silsilah sesuai galur utama gurunya masing-masing. Itulah yang membuat perbedaan. Sekali lagi... CMIIW
-
Alhamdulilah bila ternyata bukti tertulis sudah di temukan. Memang seharusnya begitu setiap dokumentasi dari guru yang syah (asli) harus di tanda tangani oleh Guru ybs. sehinga ke authentikannya bisa terjaga.
Nah jika kedepan silsilah ini akan di kembangkan lebih lanjut, dengan
menambahkan nama nama baru sebagai penerus/pewaris perguruan maka harus
pula di tanda tangani oleh guru pewaris yang meneruskan silsilah tersebut.
Dan biasanya semua murid yang namanya tercantum di silsilah ini akan memiliki
copy dari daftar silsilah yang di buat. Demikian keauthentikan
document silsilah aliran di jaga.
nah biasanya yang bisa masuk silsilah ini hanya murid terpercaya atau istilahnya murid dalam. yang tidak tercantum biasanya dianggap 'pernah belajar' atau murid luar. CMIIW
-
wah kalau yang dimaksud murid luar dan pernah belajar... tidak punya sertifikat dong ya?
Atau maksudnya yang punya silsilah adalah murid2 yang punya ilmunya kumplit ya?
mohon penjelasan biar terang nih...
-
he he he... di silat tradisional emang ada ya yang ngeluarin sertifikat ? :)
sepengetahuan saya siapa yang masuk silsilah sebenarnya hak guru sebagai pengajar. kalau seseorang masuk silsilah berarti yang bersangkutan diakui secara keilmuan dan aliran telah mewarisi aliran yang telah di pelajari.
tentu saja berarti yang bersangkutan harus bukan hanya selesai belajar dan jurusnya kumplit tetapi dari sisi keilmuan dan kesetiaan pada perguruan dan aliran tidak di ragukan lagi.
apalagi ketika masuk dan di cantumkan dalam silsilah tersebut di tanda tangani oleh guru, dan untuk bisa masuk dalam silsilah pasti guru tidak akan mencantumkan sembarangan nama. karena begitu berada namanya di silsilah berarti secara legal yang bersangkutan dianggap sebagai representasi dari aliran /perguruan yang merupakan kader perguruan.
nah dalam kontext ini murid yang pernah belajar (murid biasa/luar) dan murid yang merupakan kader (murid dalam) di bendakan. meski kadang guru tidak secara explisit bilang bahwa sang murid adalh murid luar atau murid dalam
-
salam akang2 semua... :)....
sedikit ikut komentar...maap klw rada2 OOT.... :D...
biasanya klw menuliskan garis silsilah suatu perguruan pada intinya yaa sederhana saja...dimana yg ditulis adalah yang ditunjuk oleh sang Guru untuk meneruskan perguruan itu,bisa anak/keturunannya atau bisa juga salah satu muridnya yang paling mampu untuk meneruskan perguruannya itu,walaupun bukan dari keluarganya.
atau bisa juga dengan kata lain bila suatu perguruan tersebut sudah berkembang/ada cabang lain,maka yang akan ditulis sebagai garis silsilah adalah para murid yang sudah mendirikan perguruan2 baru itu.
Demikian n mohon maklum kalau ada kesalahan n mohon dibetulkan saja oleh akang2 sadayana...
salam
simpay
-
assalamualaikum,
saya orang baru nih di forum, ikutan nyebur karena dapet panggilan hati untuk belajar ilmu bangsa sendiri, jadinya mau numpang nanya nih, kalo di daerah Merak, Cilegon dimana ya saya bisa belajar maenpo cikalong? soalnya domisili di Merak nih, seberang pelabuhan.
terima kasih banyak sebelumnya.
Btw, selain numpang nanya, boleh numpang makan juga? ???
-
hiks gak ada yang respons, mungkin karena minta makan juga ya? :-\
tapi ini emang enaknya nyari ilmu ya... kalo udah awalnya pake usaha keras pasti nanti kalo dah dapet (jodoh) hasilnya memuaskan (kualitas hasil dan kepuasan tergantung dari prosesnya...) halah apaan sih :D
mungkin karena ini pula thread tempat latihan kosong hehehe :D
[run]
-
he he maaf bukannya engak ada yang response, mungkin memang belum ada info siapa yang biasa melatih cikalong di daerah merak. :)
eh kok avatarnya kayaknya udah ada yang pake tuh...
semetara saya sendiri belum punya info latihan cikalong di merak. jadi tunggu aja ya dan tetap semangat
assalamualaikum,
saya orang baru nih di forum, ikutan nyebur karena dapet panggilan hati untuk belajar ilmu bangsa sendiri, jadinya mau numpang nanya nih, kalo di daerah Merak, Cilegon dimana ya saya bisa belajar maenpo cikalong? soalnya domisili di Merak nih, seberang pelabuhan.
terima kasih banyak sebelumnya.
Btw, selain numpang nanya, boleh numpang makan juga? ???
-
orang nanya tempat latihan malah disuruh semangat... ???
gimana sih kang ??
-
Maksudnya Kang Naga itu tetap semangat untuk terus mencari info tempat latihan Maenpo di daerah Merak, Kang Sarkam...jangan putus asa...siapa tau dari seringnya bertanya, jadi banyak punya teman didaerah Merak, itung2 silaturahim laah,...betul kan..?
Tabek'...Jali
-
betuulll...
tetap semangat...
-
hehehhe...
kang ochid jadi pendekar kirim postingannya cuman "betul.. tetap semangat !!" 400 kali kirim jadi pendekar tuh... heheheehehe
ane ikutan ah...
boleh semangat yang penting jajan !!
Tetap semangat dan jajan !!
-
Ngiringan Ah,... Tetap Semangat [top]
Kalau Mau usaha nyari, insya Allah ketemu. Berusaha itu sudah setengah berhasil :)
-
hahaha... terimakasih banyak atas semangat dan dorongannya...
numpang makannya??? :o
-
Cikalong di Merak?....ke' cuang taroskeun ka pun guru, manawi terang.
mangga dilajeng
Tetep sumanget (ngikutin bang Ochid)
salam,
one
-
hehehhe...
kang ochid jadi pendekar kirim postingannya cuman "betul.. tetap semangat !!" 400 kali kirim jadi pendekar tuh... heheheehehe
ane ikutan ah...
boleh semangat yang penting jajan !!
Tetap semangat dan jajan !!
heheehee...
iye bang sarkem
kalo gitu kite tungguin dah postingan ente
jangan ragu-ragu,
copy-paste juga kagak ape-ape, bang..Nyang banyak..
Buat Bang Admin :
Ane jadi kagak enak ati nih
dengan status "CALON PENDEKAR"
yang mungkin by sistem udah otomatis
nempel begitu postingan kite nyampe 500...
kalo boleh minta sih, tuh status ane di cabut aje deh..
niat ati sih cuman pengen partisipasi aje, kalo mungkin ane delete postigan2 ane
supaye status ane turun lagi..
@cah gemblung,
nti kalo ada info pasti kite kasih tau dah..
tabek
-
@kangochid
jangan dicabut bos... keren men...
hehehehhehe ane mau nyoba kalau posting banyakan, jebol gak ya tuh server hauhauhahhahahahaha
(ane mau jadinya bukan calon pendekar, calon maha guru poco-poco heehhehehehhehe)
cikalong di rawa sari senen di forum ss ada yang punya gak ya?
-
betul bang ochid..pegimane neh kalo diliat dari jumlah GRP aje...kan lumayan enak tuh...pas dong kalo pendekar emang musti kudu banyak GRP nye...eh..dimarahin admin kagak ye pake ngatur-ngatur segale...
D'Boels
-
sekali lagi terimakasih banyak atas bantuannya mencari informasi... biarpun saya warga baru disini :'( (terharu)
-
aliran pasundan ni bagus banget..tau dr youtube..mantaff..
-
kalo boleh tau ,tempat latihan cikalong didaerah jakpus dimana ya ?
makasih
-
Kalau JAkarta pusat sih masih di anggap jakarta deh. Datang aja ke Jl. Dewi Sartika no. 199 Gedung Hydro Jum'at Malam Sabtu Jm 20.00 s/d selesai. Di sana dilatih langsung sama guru besar Cikalong PAncer Bumi. Yang latihan datang dari semua penjuru Jakarta, Gurunya langsung dari CiAnjur. Kalau Dewi Sartika dianggap kejauhan dari Jakarta Pusat, silahkan pikirkan Sang Guru yang datang langsung dari Cianjur [top]
-
yah beda kang...untuk gurunya wis kadung cinta dengan permainannya dan mendarah daging [top] untuk muridnya yah kadung ga ada kegiatan dan mumpung bini ga marah..hhehehe
d'boels
-
nyindir....nyindir?! :-P
-
heh..mane?mane?mane tuh ????
d'boels
-
Oom Abu Zakka dan om-om yang lain,
kebetulan beberapa hari ini saya lagi ada di Jakarta nih,rencananya mau sekalian main ke gedung hydro, mo ngintip latian cikalong-nya.
Kira² boleh gak saya ngintip? apa bulan puasa gini ada latihan juga?
jam berapa?Jumat mulai jam 20.00 juga?
kalo mo ngintip harus minta ijin sama siapa ya? boleh tau nomor kontaknya?
(maap bawel... namanya juga anak²)
Terima Kasih banyak untuk Om² semua
-
Seperti tahun lalu, biasanya latihan dilakukan abis taraweh
silakan nongol aja jam 20.00 jumat ini
-
Oom Abu Zakka dan om-om yang lain,
kebetulan beberapa hari ini saya lagi ada di Jakarta nih,rencananya mau sekalian main ke gedung hydro, mo ngintip latian cikalong-nya.
Kira² boleh gak saya ngintip? apa bulan puasa gini ada latihan juga?
jam berapa?Jumat mulai jam 20.00 juga?
kalo mo ngintip harus minta ijin sama siapa ya? boleh tau nomor kontaknya?
(maap bawel... namanya juga anak²)
Terima Kasih banyak untuk Om² semua
ga perlu ngintip2 segala, bro..
dateng aja dan silakan bersilaturahmi. kalo dateng sebelon magrib, kita bisa puasa buka bareng
-
Terimakasih Banyak Om Tangan awan, insya allah di usahakan datang....
Om Ochid -> ngintip siiihhh...... dikiiitttt ajaaaaa... :P
-
Terima kasih banyak untuk Om² di gedung Hydro yang udah ngebolehin saya namu dan liat latihan Cikalongnya, juga terima kasih buat para sesepuh Cikalong-nya udah ngebolehin anak tuyul nongol ngintip² latihannya.
Maksih Om Iwan atas penjelasannya tentang Cikalong, Om Ochid juga makasih banyak Buavita-nya :p
Bener² bagus banget tadi malem saya lihat Cikalong itu, ngebuka mata saya terhadap silat tradisional Indonesia, jadi mangkin pengen liat maenan yang lain lagi.
Maaf banget gak bisa namu sampai selesai (Orang namu sampai malem jeh... :D ) karena siang ini harus langsung pulang ke Merak, takut gak kuat bawa motornya
Tar kalo dah bisa reguler ke Jakarta, boleh gak gabung ikut latihan ???
Sekali lagi terima kasih banyak atas sambutan yang hangat dan pengetahuan yang sangat berharga...
Warmest Regards
Cah_Gemblung
-
kalo dari nickname nya, ane ngebayangin nih orang
udah pasti slengean kayak sesepuh tim BBM, heheheeee...
ternyata, beliau ini berpembawaan full kaleeeemmm...
mudah2 an aja bukan karena kesambet penunggu hydro, [lucu] [lucu]..
ma kasih deh bang udah sempet2in mampir en ketemu ama kita2
tabek
-
Eh, Mas....kalo bang Ochid itu kalo pertama ketemu emang orangnya JAIM.
Tapi kalo lewat jam atu malem, nah Ochidiana Kadarsih-nya keluar he he he :D :D
-
Maksih Om Iwan atas penjelasannya tentang Cikalong, Om Ochid juga makasih banyak Buavita-nya :p
Warmest Regards
Cah_Gemblung
wah...mas Cah gemblung..ente mujur banget tuh dapet buavita dari bang ochid...aye dapet aer putih doang..hahakakakakakakkak...
d'boels
-
walau air putih udah di jampi tuh biar yang minum awet muda dan nggak bulukan [run]
-
keknya sih kalo gak bulan puasa biasanya Jack D ya... :p
-
@ mas cah_gemblung
bukan mas.. jamu kuku bima kumplit campur jahe... hehehehe
-
@ mas cah_gemblung
bukan mas.. jamu kuku bima kumplit campur jahe... hehehehe
ehemm...ketauan deh minuman suplemen kang sunan...hahahahahahaha...
d'boels
-
salam
di awal-awal thread ini telah dibahas secara panjang lebar
tentang sejarah maenpo cikalong, aliran-aliran, guru2 besar dan kaedah2
maenpo cikalong..
diskusi nya sangat menarik dan menambah wawasan terutama saya yang awam,
alangkah menarik nya kalo diskusi tentang kaedah, teknik dan aplikasi
maenpo cikalong kembali dilanjutkan..
sumangga..
-
[top] Cocok barusan liat tai chi, mirip gak dgn gerak rasanya cikalong.
Tuch orang tua enak bener, sante aja tiap yang nempel langsung mental2. Kalo gak salah td namanya master huang sheng hyan apa :-[
-
sepintas keliatannya sama ya, tapi kenyataannya ada perbedaan..
dan satu hal lagi nih, frasa gerak rasa cikalong yang om maulana tulis mungkin kurang tepat untk maenpo cikalong..
ada dua pengertian yang terpisah : GERAK dan RASA, di samping itu khawatir ada mis pengertian dengan aliran silat GERAK RASA..
maenpo cikalong mempelajari gerak dalam jurus dan aplikasi nya,
tetapi gerak jurus dan aplikasi nya (meminjam istilah uda parewa)"ditaburi rasa"..
Rasa itu sendiri akan tumbuh dengan sendirinya sebagai buah
dari latihan terus menerus: latihan jurus, aplikasi dan "napel"
rasa terbagi menjadi dua : RASA GERAK dan RASA USIK.
rasa gerak bisa dikatakan juga sebagai refleks, kecepatan dan ketepatan
dalam bersambung tangan,
rasa usik adalah tingkat tertinggi di atas rasa gerak..
silakan para senior menambahkan,..
-
[top] THX bang ochid, mohon terang untuk rasa usik, sering baca di ss tapi lom jelas keterangannya. usik apa artinya maen?
-
hmmm...
usik gimana neranginnya ya, lah wong ane juga cuma tau
dari omong2an aja.. ;D
barangkali gambarannya begini :
kalo dalam gerak, setiap gerakan menyerang, menangkis, dsb dapat
diliat oleh orang ketiga (yang nonton)
kalo usik, dilakukan dengan cara "napel" ato nempel.
dua orang ahli maenpo yang sedang "usik-usikan"
keliatannya seperti tidak melakukan gerakan, orang ketiga tidak dapat
melihat gerakan serangan atau pertahanan..
dalam usik, penerapan kaedah MADI, SABANDAR, KARI sudah sedemikian halus,
RASA nya hanya dapat dirasakan oleh dua orang
yang sedang usik-usikan tersebut..
kalo ada yang kurang tepat silakan diluruskan..
-
bang ochid, barusan baca di milis katanye di hidro dah gak terima pendafataran murid baru ye? waduh padahal dah niat kalo ke Jakarta lagi pengen ikutan latihan nih kalo boleh...
padepokan jauh bener soal...
-
Insya Alloh mau dibuka lagi selain tempat di Hydro dan Padepokan TMII ( ini ucapan Bpk. H. Azis), dan akan di cari lebih dulu tempatnya yang memungkin untuk lebih mudah di aksesnya.. Kalau ada usul dan pendafataran lebih dari 10 orang ini akan lebih baik
-
Salam Cikalongers,...
Saya sempat mendapatkan kata "Masagikeun" sebagai kaedah di Cikalong (CMIIW), sampai bingung menterjemahkan ke dari bhs Sunda.
Akhirnya saya simpulkan sendiri masagikeun berasal kata "pasagi" (+/- persegi/kotak), hingga menterjemahkan secara bebas sebagai mengotakkan/mengumpulkan. Jika benar demikian apakah Masagikeun merupakan kumpulan dari beberapa jurus yang dikombinasikan dalam satu jurus? seperti halnya di Cingkrik ada yang namanya Gombang.
Mohon pencerahannya,...
Tabe'...Jali
-
nah itu die, bang...
ane juga ga tau arti nya dalam bahasa indonesia,
barangkali kang kiki bisa menjabarkan nya
secara kosa kata mungkin bener yang ente bilang,
secara jurus, langkah masagikeun emang lebih kompleks
dibandingkan dengan 10 jurus cikalong pancer bumi,
masagikeun melangkah ke empat penjuru, didalam nya terkandung intisari gerakan 10 jurus tersebut di atas..
tabek
-
masagi = komplit
-
gimana kalo buka di Merak atau Cilegon??? (ngarep mode on)
[pray2] [pray2] [pray2]
[fruit] [fruit] [fruit]
-
Orang-orang tua dulu biasanya suka menyebut praktisi Maenpo yang sudah matang jurusnya dengan kata "geus masagi". Jadi masagikeun di sini berarti "proses menuju pematangan". Dan "geus masagi" berarti "sudah jadi".
Beberapa orang tua yang lain malah mempunyai pendapat, apabila Jurus-jurus Dasar sudah sempurna, maka praktisi Maenpo bisa berlatih sehari-hari hanya Jurus Masagikeun saja (latihan sendiri). Tentunya tanpa melupakan Napel nya sendiri (berpasangan).
Masagikeun mempermudah praktisi Maenpo dalam tetap menjaga kematangan Jurus-jurusnya. Begitu katanya :D
CMIIW
-
Hari Sabtu kemarin seusai latihan Cingkrik saya ngintip demo kecil-kecilan yang diadakan Pak Haji Azis dan Uda Parewa buat teman-teman dari TVone (kalo gak salah??)
Penasaran, saya minta ijin pingin ngerasain dan alhamdulillah diterima dengan baik oleh Pak Haji Azis sendiri.
To my surprise, saya ditekuk oleh Pak Haji Azis tanpa bisa melawan. Kadang saya merasa seperti tenaga saya tersedot dan hilang keseimbangan, kadang badan saya terasa kaku, dan ada pula kejadian saya jatuh oleh sentuhan ujung telunjuk Pak Haji. Tidak beda seperti menghadapi seorang Sensei Aikido yang mumpuni (hehehe, soalnya pengalaman serupa hanya pernah saya rasakan waktu berhadapan dengan Sensei Shigekoshi Satoru bertahun-tahun lalu).
Pak Haji sama sekali tidak pernah melakukan grabbing, beliau hanya menyambut tangan saya dengan sentuhan halus telapak atau punggung tangan beliau, sesudah itu saya tinggal pasrah saja rubuh ke tanah sambil clingukan tanpa tahu sebabnya.
Saya bolak-balik jadi tertawaan hadirin (yang tertawa paling keras adalah sejenis kampret yang lupa kalo dia mustinya keluar malem, bukan siang-siang kayak waktu itu >:()
Usai buka jurus, kami berdialog dan Pak Haji Azis dengan murah hati memaparkan rahasia dibalik 'ilmu sihir' yang dia gunakan. Setelah beberapa saat saya tertawa terbahak-bahak. Ternyata sama sekali tidak ada sihir, tenaga dalam, Ki atau sejenisnya. Yang ada murni merupakan pengetahuan yang amat dalam tentang anatomi dan kejiwaan (psikologi) manusia. Saya dipermainkan oleh tubuh dan persepsi saya sendiri, bukan oleh sejenis Ki atau tenaga misterius lainnya.
Saya tidak habis-habisnya kagum dengan pengetahuan ilmiah yang dimiliki oleh para leluhur kita sehingga bisa menciptakan silat semacam Cikalong. Tidak kalah mengagumkan saya adalah kerendahan hati Pak Haji Azis dalam menerangkan kepada saya prinsip-prinsip ilmunya. Beliau tidak menjadikan saya bahan tertawaan dan sesudah itu menutup diri dibalik tenaga dalam atau misteri-misteri sejenisnya, tapi justru memberikan saya bahan berharga untuk direnungkan dan dimanfaatkan dalam latihan saya sendiri.
Kami berpisah sesudah sholat Dzuhur berjamaah. Saya berharap dalam hati agar beladiri tradisional seperti Cikalong ini akan terus lestari dan berkembang. Sungguh negeri kita sendiri banyak menyimpan kebijaksanaan lokal yang mengagumkan.
-
buat bahan bermain rasa,
link foto2 ini mungkin bisa berguna
http://media.silatindonesia.com/photo/96/cikalong
http://media.silatindonesia.com/photo/81/cikalong
http://media.silatindonesia.com/photo/84/cikalong
maaf,
yang ada cuman fotonya aja
maklum belum punya camdig bagus yang bisa nangkep gerakan
-
leres kang bradlee,
masagi arti katanya adalah sempurna atau lengkap.
masagikeun artinya melengkapi atau menggenapi jurus yang kita pelajari.
biasa berisi latihan pola langkah dan jurus yang menggenapi dan menggabungkan semua prinsip dari jurus jurus dasar yang sudah di pelajari
jadi kalau sudah 'Masagi' berarti sudah lengkap dan komplit ilmu yang didapat :)
bukannya di cikalong pancer bumi semua jurus dari 1-10 + pancer langsung di ajarkan dari awal kecuali masagikeun ? :)
Orang-orang tua dulu biasanya suka menyebut praktisi Maenpo yang sudah matang jurusnya dengan kata "geus masagi". Jadi masagikeun di sini berarti "proses menuju pematangan". Dan "geus masagi" berarti "sudah jadi".
Beberapa orang tua yang lain malah mempunyai pendapat, apabila Jurus-jurus Dasar sudah sempurna, maka praktisi Maenpo bisa berlatih sehari-hari hanya Jurus Masagikeun saja (latihan sendiri). Tentunya tanpa melupakan Napel nya sendiri (berpasangan).
Masagikeun mempermudah praktisi Maenpo dalam tetap menjaga kematangan Jurus-jurusnya. Begitu katanya :D
CMIIW
-
Hari Sabtu kemarin seusai latihan Cingkrik saya ngintip demo kecil-kecilan yang diadakan Pak Haji Azis dan Uda Parewa buat teman-teman dari TVone (kalo gak salah??)
hehehhehee TV One ? apa Tipi Wans :D ...
salah satu Guru ane diobok-obok...
-
Hari Sabtu kemarin seusai latihan Cingkrik saya ngintip demo kecil-kecilan yang diadakan Pak Haji Azis dan Uda Parewa buat teman-teman dari TVone (kalo gak salah??)
bukan mas Antara, itu para sahabat silat yg hobby fotografi. bagus juga bagi para sahabat silat lain yg hobby fotografi (atau temannya, pacar atau selingkuhan :D) untuk ikutan foto2in para grandmaster silat kita in action.
Usai buka jurus, kami berdialog dan Pak Haji Azis dengan murah hati memaparkan rahasia dibalik 'ilmu sihir' yang dia gunakan. Setelah beberapa saat saya tertawa terbahak-bahak. Ternyata sama sekali tidak ada sihir, tenaga dalam, Ki atau sejenisnya. Yang ada murni merupakan pengetahuan yang amat dalam tentang anatomi dan kejiwaan (psikologi) manusia. Saya dipermainkan oleh tubuh dan persepsi saya sendiri, bukan oleh sejenis Ki atau tenaga misterius lainnya.
nah pertanyaannya, apakah ki atau chi atau sejenisnya bener2 ada dan betul2 dipakai dalam seni beladiri..?? ataukah hanya sekedar body alignment yg tepat..?? :D
eh ini bukan thread nya sih utk membahas ini..:P
Kami berpisah sesudah sholat Dzuhur berjamaah. Saya berharap dalam hati agar beladiri tradisional seperti Cikalong ini akan terus lestari dan berkembang. Sungguh negeri kita sendiri banyak menyimpan kebijaksanaan lokal yang mengagumkan.
itulah mas Antara, ini baru satu Cikalong, pasti banyak lg yg tersimpan dan menunggu saatnya utk menampakkan dirinya.. ::) 8)
-
nah pertanyaannya, apakah ki atau chi atau sejenisnya bener2 ada dan betul2 dipakai dalam seni beladiri..?? ataukah hanya sekedar body alignment yg tepat..?? :D
eh ini bukan thread nya sih utk membahas ini..:P
Hue..he..he..he..
Secara saya bukan orang dalam, saya cenderung setuju dengan keterangan yang terakhir. Cuma thread-nya di sana udah kepenuhan :D
itulah mas Antara, ini baru satu Cikalong, pasti banyak lg yg tersimpan dan menunggu saatnya utk menampakkan dirinya.. ::) 8)
Saat ini yang senantiasa muncul selain Cikalong adalah Cikampret... dan kerjanya ketawa melulu... [lucu]
-
Don Angier, soke Yanagi Ryu Aiki Bugei, dengan yakin pernah mengatakan, "Aiki is bullshit!" Kamsudnya ya itu, itu semua adalah body mechanics, mental manipulations, tricks.
Tentu saja, lalu ada golongan yang mendiskreditkan pendapat Don Angier hanya karena aliran dia itu kurang terkenal.
Coba cari Don Angier di youtube, keren2 lho demonya...
-
Usai buka jurus, kami berdialog dan Pak Haji Azis dengan murah hati memaparkan rahasia dibalik 'ilmu sihir' yang dia gunakan. Setelah beberapa saat saya tertawa terbahak-bahak. Ternyata sama sekali tidak ada sihir, tenaga dalam, Ki atau sejenisnya. Yang ada murni merupakan pengetahuan yang amat dalam tentang anatomi dan kejiwaan (psikologi) manusia. Saya dipermainkan oleh tubuh dan persepsi saya sendiri, bukan oleh sejenis Ki atau tenaga misterius lainnya.
BTW di Indonesia juga ada cukup banyak ahli Aikido atau orang2 yg sedang mempelajari aikijujutsu yg bisa melakukan ini (kembali, targetnya gue sih, yang emang dasar payah), tapi biasanya disepelekan orang karena 'tidak bisa dipake buat tanding MMA.' :D
-
BTW di Indonesia juga ada cukup banyak ahli Aikido atau orang2 yg sedang mempelajari aikijujutsu yg bisa melakukan ini (kembali, targetnya gue sih, yang emang dasar payah), tapi biasanya disepelekan orang karena 'tidak bisa dipake buat tanding MMA.' :D
sebenarnya buat tanding juga bisa mas, tapi berpegang pakem kaidah saatnya kita bertanding itu terlalu sulit mas, yang sepengetahuan saya sudah belajar banyak jurus (tanpa kaidah) saat berkelahi lupa sama jurusnya... apalagi kaidah nya mas...hehehehe emosi adalah rasa yang berlebihan hingga melupakan rasa yang harus dikontrol..
-
sebenarnya buat tanding juga bisa mas, tapi berpegang pakem kaidah saatnya kita bertanding itu terlalu sulit mas, yang sepengetahuan saya sudah belajar banyak jurus (tanpa kaidah) saat berkelahi lupa sama jurusnya... apalagi kaidah nya mas...hehehehe emosi adalah rasa yang berlebihan hingga melupakan rasa yang harus dikontrol..
Bertanding sama berkelahi beda lho mas :D Berkelahi lupa jurus itu sudah jamak, bertanding lupa jurus itu tidak boleh...
-
tapi itu bisa aja mas..
hehhehe baru latihan aja malah ada yang lupa punya anak bini di rumah..
-
tapi itu bisa aja mas..
Ya bisa mas, tapi orang tanding lupa jurus kan langsung boleh dikatakan belum layak tanding,orang pas kelahi lupa jurus kan gak bisa dibilang belum layak kelahi :D Berkelahi mah kapan saja siapa saja bisa, bertanding perlu kualifikasi khusus.
-
Ya bisa mas, tapi orang tanding lupa jurus kan langsung boleh dikatakan belum layak tanding,orang pas kelahi lupa jurus kan gak bisa dibilang belum layak kelahi :D Berkelahi mah kapan saja siapa saja bisa, bertanding perlu kualifikasi khusus.
@Mas Dasaman, kalo orang baru tau 1 jurus terus petantang petenteng ngajak orang berkelahi dijalan..terus babak belur itu orang ?!
Bisa gak dibilang orang itu belum layak nantangin orang berkelahi ?! :D
Rada OOT dikit nih kali perlu buka topik baru ya ?! Kenapa atlit Judo banyak yg sukses di MMA tapi Aikido jarang kedengaran ? Apakah karena Aikido mainan diatas (berdiri) dan jarak jauh/menengah sedangkan judo jarak mainan bawah dan jarak dekat sehingga lebih kompetibel utk format MMA ?
Terima kasih.
Wasalam,
Faiz
-
Rada OOT dikit nih kali perlu buka topik baru ya ?! Kenapa atlit Judo banyak yg sukses di MMA tapi Aikido jarang kedengaran ? Apakah karena Aikido mainan diatas (berdiri) dan jarak jauh/menengah sedangkan judo jarak mainan bawah dan jarak dekat sehingga lebih kompetibel utk format MMA ?
Terima kasih.
Wasalam,
Faiz
betul mas Faiz, pertanyaan ini tidak utk dibahas pada topik ini lho.... ::) [top]
-
...hehehehe emosi adalah rasa yang berlebihan hingga melupakan rasa yang harus dikontrol..
[top] [top] [top] [top] [top]
ini pesan juragan kampret yg mesti dicatat dan diingat baik2 nih.... x-))
Permainan maenpo cikalong adalah sebenarnya mengontrol rasa, baik rasa kita sendiri ataupun rasa partner/lawan kita. Kalau kita kaitkan dg pernyataan gan kampret diatas, artinya dg berlatih maenpo cikalong, mudah2an kita bisa juga mengontrol emosi kita, tidak hanya dalam bersilat tapi juga dalam keseharian kita..... Insya Allah....
-
hehhehe baru latihan aja malah ada yang lupa punya anak bini di rumah..
kalo yg ini... ane kabur aja ah..... [run] [payung]
-
Rada OOT dikit nih kali perlu buka topik baru ya ?! Kenapa atlit Judo banyak yg sukses di MMA tapi Aikido jarang kedengaran ? Apakah karena Aikido mainan diatas (berdiri) dan jarak jauh/menengah sedangkan judo jarak mainan bawah dan jarak dekat sehingga lebih kompetibel utk format MMA ?
wah kayaknya ini topik bahasannya salah kamar, mungkin bisa di bahas dalam thread lain :)
saya coba balikin lagi ke pembahasan silat dalam hal ini cikalong, setuju ketika berkelahi (baik duel maupun tangding) pasti lupa jurus. cuman yang ada adalah insting/feeling dan reflek.
nah seberapa orang ini sanggup berkelahi atau bermain dengan bagus tergantung seberapa reflek dan feeling yang tentunya di dapat dari latihan dan jam terbang yang sudah teruji.
bagi saya tidak masalah seseorang cuman punya 1 jurus, yang penting tau cara menggunakannya dan di latih terus memerus secara intensif sehingga jam terbangnya dengan cuman 1 jurus itu akan bisa mengalahkan orang dengan ratusan jurus tapi hanya hapal gerakan doang. (contoh lihat jumlah jurus di silat tradisional maupun gerakan tinju yang tidak lebih dari 10 gerakan)
penghayatan jurus (bukan cuman paham) sampai jurus meresap dalam diri dan menjadi reflek bagi badan kita akan sangat efektif ketika di gunakan dalam pertarungan.
-
Mengingat kelas pemahamannya Mas Dasaman, maka thread perbandingan antara aikido dan judo tidak akan berumur panjang karena tidak ada yang bisa menandingi argumen beliau [lucu] Tapi silakan dimulai, baik Mas Dasaman maupun Mas Godam... Insya Allah saya ikutan deh.
Back to Cikalong...
penghayatan jurus (bukan cuman paham) sampai jurus meresap dalam diri dan menjadi reflek bagi badan kita akan sangat efektif ketika di gunakan dalam pertarungan.
Adakah alternatif latihan ilmu semacam Cikalong (atau beladiri apapun juga) kalau tidak punya pasangan? Adakah cara khusus untuk meresap dan menghayati jurus tanpa bersambung rasa (atau bersambutan) dengan orang lain?
-
@Kang Nagapasa, maaf ya rada melenceng tadi ke Aikido soalnya dibeberapa thread Cikalong kadang dibanding ama Aikido terus ada disebut MMA juga sebelumnya maka itu jadi rada kepleset topiknya.
Balik lagi ke topik..iya saya pernah dengar "1 tekhnik dilatih 100 kali lebih hebat daripada 100 tekhnik dilatih cuman satu kali".
Mungkin lebih yg ampuh kali kalo 100 tekhnik dilatih masing-2x 100 kali .. Kapan istirahatnyee ?? :)
Wasalam,
Faiz
-
saya coba balikin lagi ke pembahasan silat dalam hal ini cikalong, setuju ketika berkelahi (baik duel maupun tangding) pasti lupa jurus. cuman yang ada adalah insting/feeling dan reflek.
masak sih kang sampe lupa jurus???lalu bagaimana jurus bisa dipelajari terus menerus sehingga menjadi reflek gerak kita??
mangga dibeberkan lagi kang..
d'buls
lagi nyari kacang bawang
-
Adakah alternatif latihan ilmu semacam Cikalong (atau beladiri apapun juga) kalau tidak punya pasangan? Adakah cara khusus untuk meresap dan menghayati jurus tanpa bersambung rasa (atau bersambutan) dengan orang lain?
Masih topik Cikalong nih pertanyaannya..apakah di silat Cikalong yg diajarkan Pak Aziz ada Kembangan ? Kalau ada apakah itu bentuk dari latihan Solo juga kalo tidak ada pasangan ?
Wasalam,
Faiz
-
salam mas faiz,
cikalong pancer bumi yang diajarkan oleh p h. aceng, dan p h. azis yang turun dari gan uweh, melatih 2 hal : gerak jurus dan aplikasi nya serta menumbuhkan "rasa".
saya kurang begitu ngeh yang dimaksud kembangan, kalau artinya ibingan,
di cikalong pancer bumu tidak ada ibingan.
metode latihannya adalah :
1. jalan jurus,
2. aplikasi jurus,
3. napel/nempel untuk melatih dan menumbuhkan rasa
@mas antara,
untuk cikalong yang dilatih dan diajarkan para guru ke kami,
tidak ada cara lain untuk menumbuhkan rasa kecuali dengan "nempel".. jurus bisa saja dilatih sendirian, rasa bisa saja dibayangkan (imajiner teknik),
tapi "rasa" yang sesungguhnya tidak akan tumbuh apabila tidak
pernah dilatih nempel..
sorry, ini pertanyaan buat kang kiki ane balakin
kang kiki mangga dilajeng
salam
-
ane nambahin dari sudut pandang ane ye...kenapa harus nempel? karena ciri khas permainan jawa barat kebanyakan memang "jarak dekat" sehingga aplikasi Rasa sangat kental, menstimulasi rasa memang harus berpasangan agar terbina "the real sense" hehehehe...pake bahase londo bentaran...
lah kalo musuh masih jauh yah...mending ngopi-ngopi aje dulu..hehehehe...eh maaf yee...
d'buls
-
waahhh... mantap tuh..
begitu abis dapet materi dari pak guru
trus diprakteksi pas pulang 'di rumah' yaaa?
praktekin bagaimana menempel dan bagaimana bermain rasa
dengan demikian memang bener, kerasanya kalau berpasangan
:P
-
bener kang luri..apalagi ditambah dengan latihan mencet-mencet keyboard... [lucu] back tu topik...jika yang dimaksud ibingan disiini adalah jurus kajadian, apakah bisa dimasukkan kategori tersebut yah???
d'buls
-
ane nambahin dari sudut pandang ane ye...kenapa harus nempel? karena ciri khas permainan jawa barat kebanyakan memang "jarak dekat" sehingga aplikasi Rasa sangat kental, menstimulasi rasa memang harus berpasangan agar terbina "the real sense" hehehehe...pake bahase londo bentaran...
lah kalo musuh masih jauh yah...mending ngopi-ngopi aje dulu..hehehehe...eh maaf yee...
d'buls
Kalo menurut ane bener nih gak Bang DB?...soalnye ane masih kurang faham
Maenan betawi ame Sunda 11-12...sama-sama Maen jarak deket...
Perihal "rasa', ape iye kudu deket...? soalnye nyang ane tau dari Gan Ki nih, di Maenan Sunda ade 3 istilah mengenai "rasa'" ni...Rasa Antel, Rasa Anggang dan Rasa Sinar...
Silakan dibabar deh, kalo bisa Gan Ki nyang ngejelasin perihal ketiganye...!
Tabe'...Jali
-
Adakah alternatif latihan ilmu semacam Cikalong (atau beladiri apapun juga) kalau tidak punya pasangan? Adakah cara khusus untuk meresap dan menghayati jurus tanpa bersambung rasa (atau bersambutan) dengan orang lain?
Masih topik Cikalong nih pertanyaannya..apakah di silat Cikalong yg diajarkan Pak Aziz ada Kembangan ? Kalau ada apakah itu bentuk dari latihan Solo juga kalo tidak ada pasangan ?
Wasalam,
Faiz
Maaf saya akan menjawab sepengetahuan saya :
Beberapa cikalong yang saya temui gak semuanya berpasangan ( ada yang memekai barang berat per dan batu dalam suatu tong) , Cikalong Di Senen. Ini minimal untuk melatih rasa tetimbangan kaidah tekanan lawan
Untuk Silat di tataran Sunda tidak selama berpasangan dalam mengolah rasa : ada yang memakai angin, air dan lingkungan lainnya
Untuk Ibingan Cikalong : ada pelatihan tersendiri sesuai penuturan Wak H. Azis dan Wak H. Aceng (sepertinya bukan beliau2 nanti yang mengajar, karena harus sesuai dengan ketukan2 nayaga)
Permainan Jarak dekat : Kalau jauh main teleponan bukan main silat hehehheheehhehe
-
Untuk Ibingan Cikalong : ada pelatihan tersendiri sesuai penuturan Wak H. Azis dan Wak H. Aceng (sepertinya bukan beliau2 nanti yang mengajar, karena harus sesuai dengan ketukan2 nayaga)
Sekedar klarifikasi mengenai hal ini....
Maenpo yg diajarkan oleh Pak Hj Aceng dan Pak Hj Azis di Paguron Pancerbumi Cikalong, yg diturunkan dari Gan Uweh yg berasal dari Pasar Baru Cianjur, tidak mengenal ibingan. Namun Gan Didi, yg merupakan juga salah satu keluarga Maenpo Cikalong di Pasar Baru, Cianjur, mengembangkan ibingan yg mengambil Maenpo Cikalong sbg dasarnya. Nah dikarenakan pewaris dari ibingan ini sangat kurang, kalo gak salah hanya tinggal Pak Ita Sasmita yg berumur 70an th dg 1 orang muridnya (maaf sy lupa namanya), maka Pak Hj Azis berinisiatif untuk melakukan usaha2 pelestarian. Dan Alhamdulillah, Pak Ita Sasmita dan muridnya tsb bersedia utk mengajarkannya kepada yg berminat. Jadi kalo ada yg tertarik dan jumlah murid cukup, gurunya bisa kita datangkan dari Cianjur.... [top]
Salam.
-
Ibingan itu maksutnya nari ya?
Maap, dulu basa sunda saya di SMP cuma dapet ponten empat x-))
Perlu dasar-dasar silat Cikalong dulu 'nggak?
Kalau belajar nari mah saya tertarik, masak belajarnya tarung
melulu... Katanya nari itu sangat bagus buat keluwesan dan
membantu membentuk pribadi yang alus... (maklum, masih kasar
kayak ampelas nomor empatbelas nih) :w
Cuma bakal repot gak kalo kecampur ama Cingkrik?
-
saya aja belajar suliwa SSN, cikalong Pabuci dan poco-poco, gak ada masalah tuh...
-
sugeng ndalu nderek gabung....abdi saking batam wargo SHO .....
-
salam,
wah uda parewa mantap nih, saya mau dong daftar ibingan cikalong, mulai kapan di hydro yha latihannya , saya daftar yha...was pas bangen nih
wah kesampean juga deh nih cita-cita luhur belajar seni ibingan...
i love you uda...
salam
rudy - bontang kaltim
-
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
perkenalkan saya urang sunda, mau ikutan !
Saya pernah belajar maenpo cikalong pasar baru dari Bapa Rusman, yang merupakan salah satu murid Gan Uweh di daerah pasar baru Cianjur. Selain itu saya juga belajar maenpo peupeuhannya Adung Rais dari Alm.Pa Tatang Cicadas dan pernah berlatih dengan Kang Rafijen selaku pewaris permainan ini.
Saya menganalisis, bahwa kita memiliki beladiri seperti aikido yang memnggunakan tenaga seadanya untuk menjatuhkan lawan. Hal ini berlaku dalam latihan maenpo cikalong. Seperti aplikasi dari tomplok dan pancer, merupakan dasar dari ngalabuhkeun (menjatuhkan) lawan. malahan maenpo cikalong diperkaya aplikasi bagaimana kalau kita dikunci lawan atau menggagalkan kuncian lawan. Pukulan yang cepat dan penuh trik dari peupeuhan sangat menganggumkan. Masih banyak teknik2 yang yang mengagumkan dari beladiri tradisional kita, tidak kalah dengan beladiri import.
Mudah2an forum ini dapat meningkatkan minat belajar beladiri tardisional kita. [top]
-
Wah boleh juga tu ngibing, biar bisa nyawer yak, kalo ada tontonan hehehehe. Tapi cikalong nya aja belom bisa masa dah mo ngibing, belajar cikalongnya dulu apa ?
-
Katanya Mas Antara itu pernah belajar Aikido, plus apalagi sekarang belajar pada Uda Parewa?
Jadi bisa share disini dong, perbedaan/persamaan Aikido dengan Cikalong!
saya aja belajar suliwa SSN, cikalong Pabuci dan poco-poco, gak ada masalah tuh...
Berani Kang Sarung Kampret udah hebat dong! Jangan-jangan nanti buat aliran Cikampret! [asik]
-
Hallo om akang urang sunda, salam hormat, bila akang menyatakan murid dari Bp Rusman, dan cucu murid dan gan oweh, berarti akang ini adalah salah satu paman guru saya juga dong..
Perkenalkan saya masih murid dari Wak H. Azis Asy'hari, cucu murid dari Wak H. A Ceng dan Buyut Murid dari Aki Gan Oweh untuk cikalong Pancar Bumi.
saya hanya belajar Suliwa (Keluarga) dan Cikalong PS. Pancar Bumi Cikalong.
Salam hormat dari saya.
-
Juragan mau numpang tanya apakah silat Sahbandar ini juga berasal dari Pagaruyung juga ?
Trims
-
Ibingan adalah salah satu unsur di dalam silat yang menarik untuk dipelajari. Sejarahnya sih katanya untuk menyembunyikan/menyamarkan silat dijaman penjajahan dulu, karena ada larangan orang belajar silat pada zaman itu :w :w :w,
Pada dasarnya ibing atau kembangan adalah jurus-jurus yang diperhalus gerakannya atau yang disamarkan fungsinya, dan di iringi dengan irama gendang pencak (Jawa Barat). bahkan ada yang memakai iringan kacapi suling (Cianjuran), seperti Maenpo Peupeuhan.
Biasanya nama kembangan atau ibingan disesuaikan dengan ketukan gendangnya. Seperti yang sudah umum kita kenal, yaitu Tepak Hiji, Tepak Dua, Tepak Tilu, Tepak Golempang, Tepak Paleredan. Beda jenis Ibingan biasanya beda gerakannya, maksudnya dini.....Tepak Tilu cenderung lebih cepat ketukannya di banding tepak Dua (ini Idola saya) tapi dalam tebasan biasanya sih cepatnya sama ya....CMIIW.
Ini sih pendapat pribadi saya aja ya,...... Tepak Dua sama Tepak Paleredan yang paling asik, paling kena, lebih bisa di hayati (sama yang main, he he). Yang lain boleh kok beda pendapat. Tapi menurut saya kenikmatan ibingan itu seperti saat mata kail di samber oleh ikan, atau saat beban terangkat ketika Bench Press (Fitness) atau ketika senar gitar nomer 2 di bending sampai 1 setengah nada, wahhhhhh kenikmatannya tiada tara...gak bisa diceritain.
Mangga Lanjut ah
-
mohon maaf...
nyubie disini awam tentang silat...
nyubi mohon infonya
apa ada padepokan Cikalong
didaerah sidoarjo...?
suwun ya suhu...
-
Assalamu'alaikum para pendekar,
Sekedar informasi, di Bandung ada kelompok Maenpo Cikalong yang mengajarkan hanya 7 jurus, Silsilahnya dari Aki Muhyidin Pasar Baru.
-
Salam Pencak Silat buat para Cikalongers.
Mohon izin untuk menyampaikan sedikit informasi:
Beberapa tahun lalu saya pernah diminta oleh Pak Harun (alm) putra Gan Abad/murid Gan Didi untuk menyusun ulasan tentang Pola Ibing Penca Cikalong Gan Didi Pasar Baru. Saya melihat bahwa pada awalnya naskah asli bagan pelajaran dari Gan Didi masih menggunakan istilah "Ibing Penca Cikalong", namun dengan pertimbangan ada beberapa tokoh Maenpo Cikalong yang mengatakan bahwa Maenpo Cikalong tidak ada ibingnya, di antaranya Wa Abdur Rauf (alm), maka untuk menghindari polemik, kata "Ibing Penca Cikalong" oleh Pak Harun diubah menjadi "Ibing Penca Rd. Didi Pasar Baru".
Dalam bagan tersebut tertulis silsilah guru-guru Gan Didi, yaitu Gan Brata dan Gan Obing. Kemudian ada nama-nama jurus yang diajarkan Gan Didi (13 jurus), jenis langkah, dan gambar pola langkah.
Menurut Pak Harun, sebetulnya Gan Didi sangant piawai dalam usik Maenpo, sebagaimana saudara seperguruannya yang juga tinggal di Pasar Baru, yaitu Gan Idrus dan Gan Muhyidin, namun karena Gan Didi juga piawai dalam seni ibing penca yang pada saat itu jarang tokoh maenpo Cikalong yang mengembangkan ibing penca, maka banyak orang yang lebih mengenal Gan Didi sebagai tokoh ibing penca di Cianjur daripada tokoh Maenpo/usik Cikalong.
Gan Didi memiliki paguron yang didirikan pada tahun 1930-an bernama PUSAKA SILIWANGI. Saya sempat menerima vandel/panji paguron ini dari keluarga almarhum Pak Harun, tapi vandel itu telah saya serahkan kepada yang lebih berhak, yaitu Pak Ita Sasmita. Karena saya tahu, Pak Ita adalah penerus ibingan Gan Didi yang masih 'jumeneng'. Pak Harun sendiri tidak pernah belajar ibing penca kepada Gan Didi, Pak Harun hanya mendalami Maenpo/Usik Cikalong gaya Gan Didi.
Mengenai ibing penca Cikalong, saya pernah mendapatkan lima rangkaian ibing penca Cikalong di HPS Panglipur (perguruan pencak silat yang berdiri tahun 1909) dalam irama Tepak Tilu. Ibingan ini didapat dari Abah Aleh (Pendiri Panglipur) dari gurunya di Cianjur yang bernama Gan Enggah (Rd. Ahmad). Di dalam ibingan tersebut masih jelas ada unsur jurus MASAGIKEUN, yaitu memulai gerakan dengan memukul telapak tangan kiri oleh kepalan kanan. Di dalamnya ada beberapa jurus Cikalong seperti kocet dan jurus kalima.
Saya sendiri mengenal Maenpo Cikalong dari Alm. Wa Abdur Rauf - ajaran Gan Uweh (10 jurus), Alm. Pa Harun - ajaran Gan Didi (13 jurus), Alm. Aki Memed - ajaran Gan Abad (30 jurus), dan Abah Iwan - ajaran Gan Muhyidin (7 jurus). Tapi penguasaan saya terhadap Maenpo Cikalong barangkali tidak semumpuni sahabat-sahabat Cikalongers di sini, apalagi jika dibandingkan dengan Pak Azis, Pak Ceng Suryana, Pak Adang, Pak Rusman, Pak Iyus.... wah, masih jauh.
Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan.
-
wah semakin seru nih para sesepu sudah pada turun gunung, kita tinggal "mulungan"/munguti ilmunya.
@abah mangga di guar jurus 7 rd muhidin disini, mestinya akan menambah khasanah pengetahuan kita tetang perkembangan aliran cikalong. termasuk 13 jurus Rd. Didi dan 30 jurus dari Rd. Abad
mangga kapayun ah
-
Alhamdulillah.... para sesepuh udh mulai turun gunung..... ^:)^ ^:)^ ^:)^
Selamat bergabung Abah...... [top]
Kami sangat berbahagia Abah mau ikut berdiskusi di sahabatsilat.com
Tentunya, kami yg muda2 siap menerima pelajaran.....
Salam.
-
salam kenal...
pengetahuan saya tentang cikalongan masih sangat dangkal...
alhamdulilah ada pengetahuan baru tentang cikalong dari abah...
semoga makin menambah wawasan saya tentang aliran cikalong.........
NB: ngasih informasi bwt cah gemblung.. yang ingin latihan di cilegon pak H.aziz asy'rie
bersedia datang hari minggu...
lebih tepatny di perumahan griya cilegon serdang...
mohon untuk konfirmasi dulu (ngasih no tlp dulu)
terimakasih..........
-
wah ketinggalan jauh nih....
-
Salam untuk sahabat semua,
Saya akan mengulas sedikit Maenpo Cikalong 7 jurus yang saya terima dari Abah Iwan. Menurut Bah Iwan, jurus ini diterima langsung dari Aki Muhidin (Rd. Muhyidin Pasar Baru). Jika dibandingkan dengan Jurus 10 (Gan Uweh) dan Jurus 13 (Gan Didi) sebetulnya tidak ada perbedaan yang mencolok. Yang membedakannya hanya cara menghitung jumlah jurus saja. Urutan jurusnya seperti ini:
1. Jurus hiji. Gerakannya sama dengan "Jurus" pada Jurus 10 dan 13. Kemudian Suliwa, Susun dan Serong masih dikategorikan ke dalam Jurus Hiji.
2. Jurus dua. Hampir sama dengan kocet, bedanya posisi awalnya telentang kemudian diputar ke dalam menjadi posisi telungkup. Untuk lanjutan bisa dilakukan 3x secara beruntun seperti jurus Susun.
3. Jurus tilu. Sama dengan jurus Tomplok. Bisa dilakukan satu satu (seperti di jurus 10), bisa juga dilakukan sekaligus tiga jenis tomplok (seperti jurus 13)
4. Jurus opat. Sama dengan Serut. Untuk lanjutan bisa dilakukan 3x secara beruntun seperti jurus Susun.
5. Jurus lima. Sama dengan jurus Lipet Potong.
6. Jurus genep. Sama dengan Jurus Lima. Posisi telapak tangan semua telungkup.
7. Jurus tujuh. Sama dengan jurus ke-12 pada Jurus 13.
Sakitu bae heula nya!...
-
naros bah, ti aki muhidin, aya pancer oge? saperos kumaha pancerna?
teras, upami masagikuen, na aya oge ti jaman aki muhidin ?
hiji deui abah, mudah mudahan sanes culangung :), aya pendapat yen cikalong teh saleresna mah hampir 50% ti ulin madi, na leres kitu ?
artinya,
abah saya bertanya, dari aki muhidin ada jurus pancer juga? seperti apa pancernya?
kemudian, mengenai masagikeun, apakah sudah ada dari jaman aki muhidin ?
satu lagi, mudah mudahan bukan sok tahu/tidak sopan. ada pendapat bahwa sebenarnya 50% jurus cikalong itu dari ulin Madi apakah benar?
maaf sudah kumawantun :-X
-
salam kenal...
pengetahuan saya tentang cikalongan masih sangat dangkal...
alhamdulilah ada pengetahuan baru tentang cikalong dari abah...
semoga makin menambah wawasan saya tentang aliran cikalong.........
NB: ngasih informasi bwt cah gemblung.. yang ingin latihan di cilegon pak H.aziz asy'rie
bersedia datang hari minggu...
lebih tepatny di perumahan griya cilegon serdang...
mohon untuk konfirmasi dulu (ngasih no tlp dulu)
terimakasih..........
Eh? bener nih kang Pancasona? dimananya? mulai tanggal berapa? di tempat siapa? daftar/ngasih no tlp-nya kemana? emang siapa aja yang mau latian di serdang? aduh senangnya....
mau dong info lebih jelasnya kang... ane harus hubungin sapa nih?
[fruit] [fruit] [fruit]
-
Saya tidak mendapatkan Jurus Masagikeun di Abah Iwan, kalau jurus Pancer ada, namun kata Abah Iwan jurus pancer yang diajarkan bukan dari Aki Muhidin. Gerakannya jauh berbeda dengan pancer Cikalong jurus 10.
Kalau dikatakan permainan Cikalong 50 % Ulin Madi saya tidak terlalu sependapat. Bagaimana cara mengukurnya? Kalau ditanya lebih jauh lagi, Ulin Kari-nya berapa %, pelajaran dari Bang Ma'ruf dan Rd Alimudin berapa %. Tentu sulit mengukurnya.
Sepengetahuan saya, Bang Madi adalah guru kedua terakhir Rd. H. Ibrahim sebelum Bang Kari. Memang pengaruh Ulin Madi sangat besar terhadap permainan Rd. H. Ibrahim. Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa setelah Rd. Ibrahim menguasai Ulin Madi, beliau pernah mendatangi beberapa orang guru sebelumnya, di antaranya Bang Ma'ruf. Dan ketika dicobakan, Bang Ma'ruf-pun dapat dikalahkan oleh Rd. H. Ibrahim.
Atas saran Bang Madi, Rd. H. Ibrahim melanjutkan pelajaran maenponya ke Bang Kari di Benteng Tangerang. Dari sinilah unsur peupeuhan masuk ke dalam permainan Cikalong.
Informasi yang saya dapatkan, Bang Kari adalah guru pencak yang sudah terkenal, banyak muridnya. Jadi kemungkinan Ulin Kari itu menyebar tidak melalui maenpo Cikalong. Berbeda dengan Bang Madi, beliau adalah guru pencak yang sangat tertutup, tidak banyak yang tahu bahwa belaiau adalah ahli pencak, padahal beliau tinggal tidak jauh dari Bang Ma'ruf yang saat itu dikenal sebagai guru pencak di daerah Tanah Abang. Bang Madi tidak diriwayatkan mempunyai murid yang lain selain Rd. H. Ibrahim. Jadi logikanya, ulin Madi yang berkembang sampai sekarang kemungkinan besar melalui Maenpo Cikalong dulu.
Mohon maaf, apabila ada informasi yang kurang tepat.
-
Maaf, ada sedikit kesalahan ketik. :-X Maksud saya Ulin Kari menyebar tidak hanya melalui Maenpo Cikalong saja, tetapi bisa berkembang melalui jalur yang lain. Terima kasih
-
nuhun abah atas penjelasann
makin jelas sekarang sejarah teh
hiji deui, sebelum makan siang, apa bedanya kari cikaret dengan maenan ajengan cikaret. sepertinya ada perbedaan cukup mendasar ya abah ?
-
Nama aliran pencak silat biasanya diambil dari nama tempat, nama tokoh penyebar aliran, dan jenis permainannya. Contoh aliran yang diambil dari nama tempat adalah Cimande dan Cikalong. Contoh aliran yang diambil dari nama orang adalah Sera, Ulin Ki Abu, Ulin Haji Salam. Contoh aliran yang diambil dari jenis permainannya adalah Sanalika dan Ulin Totog.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa di Jawa Barat banyak terdapat nama tempat yang sama atau mirip, namun sebetulnya berada di lokasi yang berbeda, misalnya nama Cikalong, selain di Cianjur terdapat juga di Tasikmalaya. Cimande ada di Bogor, Mande ada di Cianjur. Demikian pula dengan nama Cikaret, nama ini ada di Cianjur dan adapula di Gegerbitung Sukabumi.
Secara (tidak) kebetulan, di Cikaret Cianjur maupun di Cikaret Sukabumi dahulu pernah hidup para pendekar yang mempengaruhi perkembangan pencak silat di kemudian hari.
Di Cikaret Sukabumi dahulu pernah hidup Ajengan Sanusi yang lebih dikenal degan sebutan Ajengan Cikaret. Beliau adalah ajengan pemimpin pesantren, dan juga seorang pendekar. Pada awalnya beliau adalah penganut aliran Cimande, namun keudian berguru Maenpo Cikalong langsung dari Rd. H. Ibrahim. Dan hasilnya, menurut Gan Obing, permainan Cikaret itu adalah campuran antara pencak Cimande dengan Maenpo Cikalong, dalam gaya masih terlihat Cimande namun ketika menempel terdapat rasa Cikalong. Secara teknis lebih mendetil mohon maaf saya tidak begitu mengetahui. Saya kira bisa langsung ditelusuri ke Cikaret Sukabumi.
Di Cikaret Cianjur, dulu pernah hidup pendekar kakak beradik bernama Aa Oha (Gan Oha) dan Aa Aman. Keduanya adalah pendekar aliran Sabandar. Namun Aa Oha kemudian berguru lagi kepada Wa Dai Satuduit dan Bah Pe'i yang memiliki permainan 'peupeuhan'. Hasil dari berguru inilah kemudian dikembangkan oleh Aa Oha di Cikaret, sehingga permainan ini lebih dikenal dengan nama Maenpo Cikaret. Sekarang permainan ini dilanjutkan oleh Wa Dudun, putra Aa Oha.
Demikian, wallohu a'lam bishawab!
-
wah muter-muter ya?... wak dudun udah ana liat mainannya.. serem....
tapi kok gerakannya sekilas mirip sabeni... mungkin ada keterkaitan gak ya?!?
-
cikaret atau di sebut juga kari cikaret, sumber permainan karinya dari siapa abah? apa dari aki pe'i
-
Sumber peupeuhannya menurut saya dari Wa Da'i Satuduit dan Bah Pe'i. Ada satu riwayat begini: Abah Aleh (pendiri HPS Panglipur) bersama dengan Gan Salim (ayahnya Adung Rais-Maenpo Peupeuhan) pernah berguru kepada Wa Da'i. Setelah selesai berguru mereka berpisah dan berjanji pada suatu saat nanti kalau punya keturunan diharapkan akan saling bertukar ilmu. Singkatnya, Ibu Enny Rukmini Sekarningrat putri Abah Aleh secara tidak sengaja bertemu dengan Bapak Adung Rais, anaknya Gan Salim. Setelah 'pancakaki' dan sama-sama mempunyai amanat yang sama dari orang tuanya, maka sejak itu Bapak Adung Rais sering datang ke HPS Panglipur di Jl. Dewi Sartika Bandung untuk mengajar Bapak Jaja Kusumah, anaknya Ibu Enny.
Pada saat itu Abah Aleh masih hidup, dan mengetahui cucunya belajar ulin Peupeuhan dari anaknya Gan Salim, sahabatnya. Abah Aleh pernah berkata, (ini menurut Bapak Jaja alm.) sebetulnya Abah Aleh juga menguasai ilmu peupeuhan, namun tidak secara khusus diajarkan di Panglipur, karena Panglipur memiliki aliran lain yang dipelajari: Cimande, Cikalong, Sabandar dan Sera yang telah diramu oleh Abah Aleh sendiri menjadi usik Panglipur.
Dari riwayat itu, kita dapat menyimpulkan bahwa permainan Wa Dai adalah ulin peupeuhan. Dan permainan ini diajarkan pula kepada Aa Oha yang mengembangkan Maenpo Cikaret.
Di sisi lain, nama Bah Pei (Pa Sape'i Pasir Hayam) juga turut mempengaruhi usik peupeuhan pada Maenpo Cikaret.
Wallohu a'lam bishowab...
-
wah dari maenpo cikalong, ke maenpo cikaret, ke usik panglipur sampai Maenpo peupeuhan Adung Rais..... [top]
keren banget ya? kenapa gak dibuat thread sendiri-sendiri ya? kayaknya kesemuanya menjadi bertambahnya khasanah aliran-aliran di Indonesia.
-
wah..wah aye salut ma abah..pengetahuannya luas amat.. [top]
d'buls
GRP aahhh
-
@Abah
Abah, karena sudah terlanjur menjelaskan mengenai Peupeuhan, walaupun ini thread Cikalong, tetapi saya rasa masih banyak sekali keterkaitannya, jadi saya memohon kepada Abah untuk sudi menjelaskan lebih jauh mengenai awal perkembangan peupeuhan ini.
Beberapa pertanyaan yang ada di kepala saya:
1. Peupeuhan yang ada di Cikaret, yang didasari dari ulinnya Wa Dai (Satuduit) dan Aki Pe'i (Syafei - Pasir Hayam), apakah Peupeuhan ini didasari dari tehnik Peupeuh Bang Kari (melalui atau tanpa melalui Mama Ibrahim) atau tehnik Peupeuh Mama Sahbandar (saya mendengar suatu waktu Mama Sahbandar pernah mewariskan suatu tehnik yang berbeda dengan yang sudah diajarkan sebelumnya, dan tehnik tersebut cenderung lebih banyak "Meupeuh" nya).
2. Kenapa saya bertanya begitu. Kalau melihat silsilah Wa Da'i, beliau ini sepertinya menguasai dua mainan, Sahbandar dan Cikalong. Dan kalau melihat silsilah Aki Pe'i, sepertinya beliau lebih banyak dipengaruhi oleh Cikalong. Beberapa kali saya mendengar dari obrolan dengan kawan-kawan, bahwa Aki Pe'i ini juga merupakan murid dari Gan Obing. Mohon dijelaskan lebih mendetail Abah.
3. Maenpo Peupeuhan Adung Rais yang awalnya dikembangkan oleh Gan Salim, didasari oleh Ulinnya Gan Oha dan beliau (Gan Salim) melanjutkan pelajaran dengan Ulinnya Wa Da'i (Satuduit). Tetapi kalau melihat bentuk jurus sekarang, berbeda apa yang dimiliki oleh Cikaret (Jurus-jurus Gan Oha) dan yang diajarkan oleh Maenpo Peupeuhan Adung Rais (dari perguruan manapun). Walaupun begitu, salah seorang kawan saya mengatakan, dia menemukan jejak-jejak awal Jurus-jurus Maenpo Peupeuhan ini di 17 Jurus Panambih Sahbandar (Rd.H.Ibrahim dan Mama Kosim ke Rd.H.Enoh ke Rd.H.Emod ke Rd.H.Abdullah ke Rd.H.Maman Abdurrahman ke Rd.Memet). Pertanyaan saya, Jurus-jurus Maenpo Peupeuhan yang sekarang (11 Jurus) siapa yang "menciptakan"? Apakah ini hasil kreasi Gan Salim sendiri? (Saya berkesimpulan seperti itu karena berbeda apa yang diajarkan oleh Gan Oha - Cikaret, dan apa yang diajarkan oleh Wa Da'i - Satuduit).
4. Lalu, apa Ulin yang diajarkan oleh Wa Acep Tarmedi? Saya mendengar, ketika Pak Rais masih ada, Wa Acep Tarmedi sering sekali datang ke Bandung untuk ikut mengkoreksi murid-murid yang latihan. Saya berasumsi, Wa Acep Tarmedi juga menguasai 11 Jurus Dasar Maenpo Peupeuhan ini. Apakah ini berarti Jurus-jurus Dasar Maenpo Peupeuhan dikreasikan oleh Gan Salim dan Wa Acep Tarmedi? Atau, ketika Wa Acep Tarmedi datang ke Bandung, dan ikut mengkoreksi murid-murid yang sedang latihan, beliau berdasarkan kepada Kaedah-kaedah dasar dan universal dari Jurus-jurus Maenpo (Cikalong maupun Sahbandar)?
Untuk sekarang itu saja pertanyaan saya. Mohon maap kalau "murubut". Maklum, saya senang sekali Abah bergabung dengan Sahabat Silat. Nuhun Abah [top]
-
Tos di borong patarosan awal ku ki lanceuk, Bah... 8)
Session selanjutna weh narosna ;D
-
Insya Allah akan saya uraikan sebatas pengetahuan saya. Tapi sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, sebaiknya ada beberapa topik yang harus saya ulas terlebih dahulu. Yaitu:
1. Mengapa sering terjadi perbedaan jurus dasar, padahal berasal dari sumber yang sama?
2. Apa sebenarnya fungsi jurus dasar?
3. Apakah bertambahnya guru akan mengubah jurus dasar sebelumnya?
Namun, karena sekarang saya lagi "riweuh" di kantor :'(, dan lagi persipan pelantikan pengurus Pengda IPSI Jawa Barat, ulasan dan jawabannya tidak bisa ditulis sekarang. Mudah-mudahan tidak terlalu lama. Mohon bersabar :w
Latihan kesabaran adalah salah satu bentuk latihan Maenpo... :P
-
Siap lah... sabar... sabar.. ;D [lucu]
-
siap ngantos bari cingogo dina golodog
:)
siap menunggu sambil jongkok di pekarangan
-
Salam buat para Cikalongers dan Pecinta Pencak Silat semua.
Saya akan menganalisa permainan Wa Dai Satuduit dan Bapa Pei Pasir Hayam (tokoh yang sudah lama meninggal) dengan melihat keberadaan jurus Cikaret dan Maenpo Peupeuhan saat ini (yang diperkirakan dipengaruhi oleh kedua tokoh ini).
Namun sebelumnya, sekedar intermezo, saya akan mengajukan kuis...
Pertanyaannya sederhana saja: Jika saya (Abah) mengajar 5 orang murid, kira-kira permainan apa yang akan didapatkan oleh murid-murid tersebut? Apakah dengan melihat jurus yang diperagakan oleh kelima murid tersebut dapat disimpulkan sebenarnya apa permainan saya?
Bagi yang telah sedikit mengenal saya, barangkali ada sedikit gambaran. Silakan coba tebak...
-
Wah, belum ada yang menjawab. Mungkin gara-gara weekend nih.
Abah, sambil menunggu jawaban dari yang lain, izinkan saya ikut mengajukan jawaban.
Ini pertanyaan yang terlihat mudah, tetapi banyak jebakan-jebakannya. Jadi, jawaban yang saya pilih adalah jawaban yang saya pikir akan menuruti ego saya dan penasaran-penasaran saya :D
Jika saya (Abah) mengajar 5 orang murid, kira-kira permainan apa yang akan didapatkan oleh murid-murid tersebut?
Berdasar kepada pepatah "Buah ngga akan jatuh jauh dari pohonnya", maka sedikit bisa disimpulkan bahwa permainan yang akan didapatkan oleh murid-murid Abah adalah permainan yang Abah sendiri kuasai dengan baik. Hanya saja mungkin persentasinya yang berbeda-beda. Ada murid yang suka "Ngalabuhkeun", oleh Abah bisa saja kesukaannya itu dipertajam, sehingga sang Murid jadi jago labuhan, tapi jadi "awam" dengan tehnik yang lain.
Atau, bisa saja Abah berpikir terbalik, "Ini murid sudah punya bakat labuhan, akan Abah tambal kelemahannya dalam (misalnya) Peupeuh".
Akhirnya murid itu oleh Abah dilatih khusus Peupeuh dan akhirnya memiliki karakter Peupeuh yang baik tetapi tetap dengan bakat dasar Labuhan. Saya pikir Abah, kalau berdasarkan fakta ini, bagaimanapun pada akhirnya permainan Sang Murid, maennannya tidak akan jauh dari Abah (kecuali muridnya berguru lagi kepada yang lain).
Apakah dengan melihat jurus yang diperagakan oleh kelima murid tersebut dapat disimpulkan sebenarnya apa permainan saya?
Soal ini, bisa iya bisa juga ngga. Iya, karena menurut pendapat saya secara garis besar dan kaedah utama, permainan Abah bisa dibaca dari ke-5 murid tersebut. Kalau hanya membaca dari seorang atau dua orang saja (dari lima kemungkinan) rasanya terlalu gegabah. ::)
Dan tidak, karena walau bagaimanapun juga, meskipun semua murid Abah itu diwarisi permainan Abah dengan kemampuan yang hampir merata, faktor sifat dan pembawaan tiap pribadi membawa pengaruh yang tidak kecil. Dan akhirnya permainan Abah tidak bisa disimpulkan begitu saja dari kelima murid Abah. Kalau menurut bahasa gaulnya, kita harus melihat faktor micro-cosmos, yaitu Ar-Rukh [lucu]
Begitu Abah kalau pikiran saya :-P
-
Salam buat para Cikalongers dan Pecinta Pencak Silat semua.
Saya akan menganalisa permainan Wa Dai Satuduit dan Bapa Pei Pasir Hayam (tokoh yang sudah lama meninggal) dengan melihat keberadaan jurus Cikaret dan Maenpo Peupeuhan saat ini (yang diperkirakan dipengaruhi oleh kedua tokoh ini).
Namun sebelumnya, sekedar intermezo, saya akan mengajukan kuis...
Pertanyaannya sederhana saja: Jika saya (Abah) mengajar 5 orang murid, kira-kira permainan apa yang akan didapatkan oleh murid-murid tersebut? Apakah dengan melihat jurus yang diperagakan oleh kelima murid tersebut dapat disimpulkan sebenarnya apa permainan saya?
Bagi yang telah sedikit mengenal saya, barangkali ada sedikit gambaran. Silakan coba tebak...
Hmm...Sepertinya jawaban berhubungan sama pertanyaan kenapa jurus dasar bisa berbeda padahal sumbernya sama.
Saya coba jawab bah, tapi jangan diketawain ya :P
1. Permainan silat (maksa :P)
2. Enggak, karena karakter masing-masing murid belum tentu sama
-
Ada lagi yang mau nebak atau coba berpendapat? Ditunggu... :w
-
Sahabat silat semua, ini jawaban dari kuis yang saya ajukan:
1. Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, saya mengajar pencak silat di beberapa tempat, dari waktu ke waktu dengan murid yang datang dan pergi silih berganti. Di PS Manderaga saya mengajar jurus berdasarkan kurikulum perguruan yang sudah ada, contoh murid saya adalah Sdr. Dewakambing. Di HPS Panglipur saya pun mengajar berdasarkan kurikulum yang ada, tapi khusus untuk yang senior saya langsung memberikan materi lanjutan, misalnya ibing buhun dan aliran pencak tradisional, contoh murid seperti ini adalah Sdr. Cecep Arif Rahman. Di PS Sabrang Girang saya hanya mengajar Ulin Makao saja, contoh murid: Sdr. Pamanah Rasa dan Sdr. Maenpo. Di IPSI Jawa Barat saya hanya mengajarkan jurus TGR, contoh murid saya adalah Kusnajaya (juara 1 Jurus Tunggal pada PON). Khusus untuk guru-guru sekolah saya mengajar materi yang disesuaikan dengan kebutuhan mengajar di sekolah, sedangkan untuk kelompok security saya hanya mengajarkan 5 jurus yang menekankan pada Peupeuhan dan Ririkesan.
Bagaimana ilmu Cimande, Cikalong, Sabandar, Timbangan, Sanalika, Peupeuhan, dan ilmu lain yang telah saya pelajari? Kebanyakan ilmu ini untuk sementara saya simpan (dulu) atau sebagian telah diajarkan kepada orang-orang tertentu dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Untuk tahap awal mengajar ibing penca, biasanya saya memberikan materi dari Sekar Pusaka, warisan Aki Iyat. Kalau untuk permainan Peupeuhan saya biasa mengawalinya dengan memberi materi Cimande dan Ulin Makao, untuk mengajarkan ririkesan saya banyak mengambil dari Sanalika, dan ketika mengajarkan teknik tapelan saya menggunakan metode dari 30 Jurus Kajadian Gan Abad, tapi kalau untuk membina atlet, sistem Manderaga yang digunakan.
Dalam mengajar saya menggunakan dua cara: 1. memberikan jurus yang masih utuh sebagaimana saya mendapatkan dari guru saya, 2. memberikan jurus hasil olahan saya sendiri.
Jadi murid saya itu: ada yang pandai ngibing penca tapi tidak mahir beladiri, ada yang bisa beladiri tapi awam terhadap seni penca, ada yang pandai peupeuhan tapi gagap urusan tapelan atau sebaliknya, ada yang tahu Ulin Makao, tapi tidak tahu Maenpo Cikalong atau sebaliknya.
2. Jika kelima murid saya diminta peragaan jurus yang telah saya ajarkan, ada kemungkinan berbeda, sesuai dengan yang mereka terima. Tidak jarang di antara murid saya tidak saling kenal satu sama lain. Antara Dewakambing, Pamanah Rasa, Cecep AR, Kusnajaya, dan Agus (security) jurusnya tidak sama. Jadi peragaan dari kelima murid saya tidak bisa menggambarkan 'secara utuh' permainan yang saya kuasai.
Untuk mewadahi ilmu yang saya pelajari, tahun 1997 saya mendirikan Lembaga Pewarisan Pencak Silat GARISÂ PAKSI. Metode latihannya disebut Metode Garis Paksi, Materinya terdiri dari aspek olahraga, seni, beladiri, dan spiritual. Permainan dasarnya diambil dari aliran-aliran pencak silat tradisional yang saya terima dari guru-guru saya, ditambah hasil olahan saya yang dinamakan ULINÂ PAKSI.
Begitu sahabat silat semua. Paparan di atas sengaja saya sampaikan sebagai contoh kasus bagaimana pencak silat dapat terus berkembang, diharapkan para sahabat semua dapat mengerti terjadinya perbedaan jurus dari beberapa orang yang mengaku belajar dari guru yang sama, karena semua itu adalah hal yang wajar, tidak perlu dipermasalahkan. Kewajiban kita adalah berlatih, berlatih, dan berlatih... sesuai dengan apa yang telah kita terima dari guru kita masing-masing.
Mohon maaf, jika ada perkataan yang kurang berkenan...
-
Begitu sahabat silat semua. Paparan di atas sengaja saya sampaikan sebagai contoh kasus bagaimana pencak silat dapat terus berkembang, diharapkan para sahabat semua dapat mengerti terjadinya perbedaan jurus dari beberapa orang yang mengaku belajar dari guru yang sama, karena semua itu adalah hal yang wajar, tidak perlu dipermasalahkan. Kewajiban kita adalah berlatih, berlatih, dan berlatih... sesuai dengan apa yang telah kita terima dari guru kita masing-masing.
Mohon maaf, jika ada perkataan yang kurang berkenan...
Menurut saya pernyataan Abah ini cuma bisa keluar dari seseorang yang banyak mempelajari aliran dan selalu berfikir untuk improve apa yang sudah ada. Saya benar-benar sependapat sama Abah nih. Silat memang harus terus berkembang.
Mudah-mudahan Abah bisa cerita proses pembentukan jurus kreasi Abah sendiri dan bagaimana cara Abah membentuknya menjadi jurus baru? Apakah Abah bayangkan sendiri dalam pikiran Abah gerakan-gerakannya atau Abah mengikut sertakan orang lain (mungkin untuk uji coba konsep atau pun dalam proses pembentukannya)?
Dari dulu saya selalu bertanya-tanya bagaimana jurus silat tercipta, jadinya semoga jawaban dari Abah bisa memuaskan rasa ingin tahu saya.
Senang sekali Abah bisa hadir di sini :)
-
bergabung nya abah di sini benar2 membawa pencerahan terutama bagi saya yang masih gelap..
ketinggian ilmu, keluasan wawasan dan banyak nya pengalaman abah
sangat bermanfaat untuk menambah ilmu dan pengetahuan, terutama bagi saya yang masih sangat ijo ini
trima kasih abah..
wassalam
-
Kalo Bang Ochid ngerasa masih ijo berarti ane masih pentil :P
-
alhamdulilah, jelas dan jentre pisan penjelasan teh bah. meski saya engak sempat menjawab pertanyaan tadi tapi saya setuju dengan pendapat itu. faktor analisa guru juga menjadi penting termasuk karesep dan akan di bawa kemana sang murid ketika pertama belajar.
seperti halnya dari sang maestro R. Ibrahim Jaya Perbata, dari semua muridnya tidak ada yang cuman mengamalkan ilmu secara copy paste, semua berusaha mengembangkan dengan karesep dan pemahaman yang dimiliki. ini bisa dilihat dari hasil pengajaran pada guru cikalong di generasi awal yang berhasil mengembangkan silat cikalong dalam beberapa bentuk yang tentu saja kalau bukan karena kecintaan tidak akan mungkin bisa seperti sekarang.
yang membanggakan meski para generasi awal murid cikalong ini berhasil mengembangkan cikalong menjadi beberapa bentuk yang kita kenal sekarang, seperti yang di kembangkan oleh gan brata, gan abad bahkan gan obing semua tidak pernah merasa lebih dari yang lain dan tetap menganggap mama ibrahim adalah guru mereka.
-
Tidak jarang di antara murid saya tidak saling kenal satu sama lain. Antara Dewakambing, Pamanah Rasa, Cecep AR, Kusnajaya, dan Agus (security) jurusnya tidak sama. Jadi peragaan dari kelima murid saya tidak bisa menggambarkan 'secara utuh' permainan yang saya kuasai.
Terima kasih atas penjelasannya Abah [top]
Ada beberapa yang masih ingin saya tanyakan, tapi itu nanti akan saya tagih insyaAllah kalau ngga ada halangan pertengahan tahun ini.
Kali ini saya pendek aja Abah, takut dimarahin lagi sama Ki Pamanah Rasa, disebut "ngaborong"... :D
Walaupun sebenarnya pertanyaan buat Abah sudah ngantri di catatan saya x-))
Saya cuma ingin tanya soal Agus murid Abah yang Abah bilang dari security. Ini Agus Nanang bukan Bah? Selain berprofesi sebagai personel security, saudara Agus Nanang yang saya kenal juga adalah atlet gulat yang lumayan dikenal. Apakah ini orang yang sama?
Terima kasih Abah :)
-
@Kang Bradlee, nama Agus memang banyak ya? ;D
Saya kira bukan Agus itu, yang saya latih adalah Agus Security BABE (Barang Bekas), saya melatih 15 orang security selama 4 bulan secara intensif. Materinya hanya beladiri saja...
-
Sahabat Silat semua,
Mohon maaf sebelumnya, saya menuliskan pengalaman saya selama mempelajari pencak silat dan kemudian mengajarkannya kembali kepada yang berminat (di posting terdahulu), sama sekali bukan bermaksud untuk menunjukkan bahwa saya serba bisa dalam urusan pencak silat... tidak sama sekali :-[. Saya hanya ingin sharing saja, bertukar pengalaman supaya dapat menambah wawasan.
Kepada nama-nama yang telah saya sebut sebagai "contoh murid" (Dewakambing, Pamanah Rasa, Cecep AR, Kusnajaya, Agus), saya mohon maaf [pray2]. Saya seharusnya tidak menggunakan istilah itu. Mereka semua adalah rekan diskusi saya dalam bersilat. Hanya dalam hal tertentu, mereka pernah menanyakan sesuatu kepada saya, dan saya mencoba menjelaskan sebatas pengetahuan saya.
Sekali lagi mohon maaf... ^:)^ ^:)^ ^:)^
-
Terima kasih Abah. Ternyata bukan Agus Nanang :D
Cilaka kalau itu Agus Nanang teh... hehehehe... terakhir ketemu sama Agus Nanang, dia bilang,"Pokokna saya nemu guru nu alus lah, meh teu eleh wae mun napel jeung Aa" [lucu]
Nah, daripada thread nya tenggelam, gimana kalau saya nanya lagi sama Abah. x-))
Pertanyaannya masih berhubungan dengan paparan Abah sebelumnya. :w
Abah menceritakan bagaimana Abah melatih murid-murid Abah dengan materi yang berbagai macam. Tentunya ini menjadi contoh dan pengalaman yang menarik bagi kami yang masih belajar, karena suatu saat, kami-kami yang masih "sangat hijau" di bidang ini tentu akan "ditagih" janji, diminta untuk melatih, melanjutkan tongkat estafet yang sudah dirintis ratusan tahun yang lalu, meneruskan dan menyerahkan hak-hak anak cucu kita (Ilmu yang kita miliki adalah pinjaman dari anak cucu kita). Baik itu diminta melatih untuk perseorangan (satu atau dua orang murid saja) ataupun dalam institusi yang jelas (perguruan atau lembaga). ???
Nah Abah, pertanyaan saya. Pertimbangan-pertimbangan apa yang ada di pikiran Abah ketika seseorang datang ke Abah dan meminta izin untuk berlatih ke Abah? Kasusnya saya persempit menjadi orang-orang yang khusus datang langsung secara pribadi ke Abah, tidak melalui suatu perguruan (Kalau melalui perguruan sudah jelas, orang yang datang akan dilatih kurikulum perguruan, dan nanti setelah menunjukan dedikasinya, akan diberi pengkhususan. Bukankah begitu?!).
Apa pertimbangan Abah dalam menerima calon murdi tersebut, dan apa pertimbangan Abah dalam memilih materi yang akan diberikan kepada calon murid itu nantinya? ::)
Hatur nuhun Abah sateuacanna (Terima kasih Abah sebelumnya) [top]
-
wah kayaknya diriku jauh dari syarat nih.. :-\
-
Salam Sahabat!
Mau mencoba menjawab pertanyaan Kang Bradlee terdahulu:
Beberapa pertanyaan yang ada di kepala saya:
1. Peupeuhan yang ada di Cikaret, yang didasari dari ulinnya Wa Dai (Satuduit) dan Aki Pe'i (Syafei - Pasir Hayam), apakah Peupeuhan ini didasari dari tehnik Peupeuh Bang Kari (melalui atau tanpa melalui Mama Ibrahim) atau tehnik Peupeuh Mama Sahbandar (saya mendengar suatu waktu Mama Sahbandar pernah mewariskan suatu tehnik yang berbeda dengan yang sudah diajarkan sebelumnya, dan tehnik tersebut cenderung lebih banyak "Meupeuh" nya).
2. Kenapa saya bertanya begitu. Kalau melihat silsilah Wa Da'i, beliau ini sepertinya menguasai dua mainan, Sahbandar dan Cikalong. Dan kalau melihat silsilah Aki Pe'i, sepertinya beliau lebih banyak dipengaruhi oleh Cikalong. Beberapa kali saya mendengar dari obrolan dengan kawan-kawan, bahwa Aki Pe'i ini juga merupakan murid dari Gan Obing. Mohon dijelaskan lebih mendetail Abah.
Jawaban saya:
Untuk mengungkap ilmu Maenpo dari tokoh-tokoh yang sudah lama meninggal tidaklah mudah. Perlu seorang ahli yang benar-benar menguasai ilmu sejarah. Bagi kita yang awam, barangkali hanya sebatas menganalisa yang hasilnya wallohu a’lam, apakah benar atau tidak.
Menurut silsilah yang ditulis oleh Gan Nunung, Bapa Pe’i mempelajari maenpo dari Rd. Wira Kosim, Rd. Busrin, dan Bapa Umar. Sedangkan Bapa Umar adalah tokoh Maenpo yang memiliki kebiasaan menjalankan maenpo dengan “keras”, banyak unsur peupeuhan dan ririkesan. Jika ditelusuri, Bapa Umar sendiri adalah murid Mama Sabandar yang sebelumnya menguasai Silat Sera. Sebagaimana kita ketahui, aliran Sera permainannya banyak mengandalkan peupeuhan. Nah, jika Bapa Pe’i menerima ajaran dari Bapa Umar, ada kemungkinan unsur peupeuhan dari permainan Sera akan mempengaruhi peupeuhan Bapa Pe’i.
Jika dilihat dari jalur Rd. Busrin yang merupakan murid langsung Rd. H. Ibrahim, ada kemungkinan pula peupeuhan Bapa Pe’i dipengaruhi Ulin Kari di Maenpo Cikalong.
Apakah Mama Sabandar memiliki teknik peupeuhan juga? Untuk saya pribadi, meyakini bahwa Mama Sabandar memiliki ilmu yang lengkap, ada liliwatannya, ada ririkesannya, ada pula peupeuhannya. Hal ini dapat dilihat pada jurus-jurus Panambih di aliran Sabandar. Permainan liliwatan dapat dilihat pada jurus opat liwat, opat teundeut. Permainan peupeuhan dapat dilihat pada jurus opat sodok, opat colok/kewel. Permainan ririkesan dapat dilihat pada jurus opat parieus, opat pites/potong.
Argumentasi lain, dapat dilihat dari riwayat Mama Sabandar ketika menjalankan jurusnya dalam suatu perkelahian. Ketika Mama Sabandar mengalahkan nahkoda kapal jurus yang digunakan adalah dengan cara menarik kepala lawan dan membenturkannya ke lutut (itu permainan yang keras, cenderung meupeuh), kemudian riwayat Mama Sabandar mengalahkan orang Bugis di Purwakarta, waktu itu dengan cara memelintir kepala lawan hingga meninggal (ini juga permainan keras, cenderung ngarikes). Dan Ketika Mama Sabandar berkelahi dengan harimau, pada akhirnya beliau “meupeuh” kepala harimau itu sampai hancur!
Menurut Gan Nunung pula, Mama Sabandar jika mengajar pada muridnya selalu berdasarkan pada keadaan dan bakat dari para muridnya.
Ada riwayat, ketika Bapa Umar menjalankan usik maenpo kepada murid-muridnya dengan jalan yang keras, seorang muridnya bertanya mengapa menjalankan maenpo harus keras dan “telenges” (kejam). Jawaban Bapa Umar: “Da ti Mama Sabandarna oge kapungkur kieu...” (Dari Mama Sabandarnya juga dulu begini...). Nah permainan Bapa Umar yang keras ini apakah pengaruh Sera, atau memang didikan Mama Sabandar (karena melihat karakter Bapa Umar, kemungkinan Mama Sabandar mengajarkan permainan yang keras yang sesuai dengan sifat Bapa Umar).
Mengenai Wa Da’i yang belajar ke Rd. Hasan, Rd. H. Abdullah Bojongherang, Rd. Busrin, dan Rd. Obing Ibrahim analisanya pun tidak berbeda. Wa Da’i menggunakan permainan peupeuhan dalam usik dengan lawan/muridnya.
Dari uraian di atas, mudah-mudahan kita dapat menyimpulkan sendiri. Mudah-mudahan kesimpulannya tidak terlalu melenceng jauh. Wallohu a’lam!
Untuk pertanyaan nomor 3 dan 4, Insya Allah dalam posting berikutnya. :w
-
Abah, mana terusannya niy. Gak sabar nungguin ^:)^ [thank]
-
orang sabar di sayang tuhan mas.....
maaf mas, nunggunya di ruang tunggu mas..
-
Waduh maaf, kelamaan... lagi asyik fesbukan dulu. Sabar ya....
-
he he he, yang dari gan nunung itu dari buku "sajarah guru guru anu ngarundaikeun penca cikalong sareng sabandar" karya Gan Nunung Ahmad Dasuki Bin Obing ibrahim bukan abah ?
-
Abah...
Pernah ngejanjiin buku itu buat saya kopi. Tapi sampe sekarang belum nih. Masih terus ditagih loh bah.
-
Nagapasa: sumuhun leres, Gan Nunung anu ngarundaykeun Jurus Lima di Bandung. [top]
-
Pertanyaan Kang Bradlee:
3. Maenpo Peupeuhan Adung Rais yang awalnya dikembangkan oleh Gan Salim, didasari oleh Ulinnya Gan Oha dan beliau (Gan Salim) melanjutkan pelajaran dengan Ulinnya Wa Da'i (Satuduit). Tetapi kalau melihat bentuk jurus sekarang, berbeda apa yang dimiliki oleh Cikaret (Jurus-jurus Gan Oha) dan yang diajarkan oleh Maenpo Peupeuhan Adung Rais (dari perguruan manapun). Walaupun begitu, salah seorang kawan saya mengatakan, dia menemukan jejak-jejak awal Jurus-jurus Maenpo Peupeuhan ini di 17 Jurus Panambih Sahbandar (Rd.H.Ibrahim dan Mama Kosim ke Rd.H.Enoh ke Rd.H.Emod ke Rd.H.Abdullah ke Rd.H.Maman Abdurrahman ke Rd.Memet). Pertanyaan saya, Jurus-jurus Maenpo Peupeuhan yang sekarang (11 Jurus) siapa yang "menciptakan"? Apakah ini hasil kreasi Gan Salim sendiri? (Saya berkesimpulan seperti itu karena berbeda apa yang diajarkan oleh Gan Oha - Cikaret, dan apa yang diajarkan oleh Wa Da'i - Satuduit).
Jawaban:
3. Uraian terdahulu mengenai kemungkinan terjadinya jurus dasar berbeda yang berasal dari guru yang sama sudah dapat menjawab pertanyaan ini. Namun secara detail, barangkali sahabat kita yang mendalami Maenpo Peupeuhan dapat menjelaskannya (bagaimana Kang Pamanah Rasa?). Saya hanya mencoba sebatas memprediksi saja, dan kesimpulannya bisa benar bisa salah.
Jika dilihat dari ke sebelas jurus yang terdapat di Maenpo Peupeuhan, saya melihat ada beberapa jurus yang memiliki kemiripan dengan jurus-jurus dari Maenpo Cikalong dan Sabandar. Coba kita perhatikan GERAK TANGAN dalam setiap jurus:
Jurus 1: hampir sama dengan Suliwa di Cikalong
Jurus 2: hampir sama dengan Susun di Cikalong
Jurus 3: Khas Maenpo Peupeuhan
Jurus 4: hampir sama dengan jurus 4 satu tangan dari Sabandar
Jurus 5: hampir sama dengan jurus 5 satu tangan dari Sabandar
Jurus 6: hampir sama dengan gabungan jurus kagenep dan katujuh Cikalong
Jurus 7: hampir sama dengan jurus opat liwat Sabandar
Jurus 8: hampir sama dengan jurus satu Sabandar (lihat Sabandar Aa Aman Cikaret)
Jurus 9: hampir sama dengan jurus tiga Sabandar (lihat Sabandar Aa Aman Cikaret)
Jurus 10: hampir sama dengan jurus Siku Malang dan Sogok dari Sabandar Bojong herang
Jurus 11: hampir sama dengan salah satu gabungan dalam jurus Panambih Sabandar Bojong Herang. Dan sebagai informasi, ada satu paguron penca di Bandung yang jurusnya mirip sekali dengan jurus ini. Dan pencipta jurus ini hidup sezaman dengan Gan Salim.
Catatan: Penempatan jurus 3 dan 4 kadang-kadang tertukar, tergantung guru yang memberikannya.
Perkiraan saya, memang Gan Salim-lah yang merumuskan Jurus 11 Maenpo Peupeuhan ini. Wallohu a’lam. Mohon maaf jika ada kesalahan.
4. Lalu, apa Ulin yang diajarkan oleh Wa Acep Tarmedi? Saya mendengar, ketika Pak Rais masih ada, Wa Acep Tarmedi sering sekali datang ke Bandung untuk ikut mengkoreksi murid-murid yang latihan. Saya berasumsi, Wa Acep Tarmedi juga menguasai 11 Jurus Dasar Maenpo Peupeuhan ini. Apakah ini berarti Jurus-jurus Dasar Maenpo Peupeuhan dikreasikan oleh Gan Salim dan Wa Acep Tarmedi? Atau, ketika Wa Acep Tarmedi datang ke Bandung, dan ikut mengkoreksi murid-murid yang sedang latihan, beliau berdasarkan kepada Kaedah-kaedah dasar dan universal dari Jurus-jurus Maenpo (Cikalong maupun Sahbandar)?
Jawaban:
4. Ini juga yang lebih berwenang untuk menjawabnya adalah para praktisi Maenpo Peupeuhan. Bisa ditanyakan langsung kepada pewarisnya, yaitu Kang Rafijen, anaknya Bapak Adung Rais, cucu Gan Salim. ^:)^
Hanya beberapa tahun yang lalu saya pernah kedatangan seseorang yang mengaku cucu (incu ti gigir) Wa Acep Tarmedi. Dia memperagakan 6 jurus yang (katanya) didapat dari Wa Acep Tarmedi. Dan saya lihat jurusnya berbeda dengan jurus 11 Maenpo Peupeuhan. Gerakannya lebih mirip jurus Cikalong.
Saya berasumsi Wa Acep Tarmidi meskipun memiliki jurus dasar yang berbeda, namun memiliki kesamaan kaedah dalam menjalankan maenpo, oleh karena itu bisa saja beliau turut mengoreksi atau memberi warna kepada para murid Gan Salim.
Wallohu a’lam. Mohon maaf jika analisa saya sabulang bentor. [pray2]
-
Terima kasih banyak Abah atas penjelasannya. Betul-betul memberi pencerahan buat saya ^:)^ ^:)^ ^:)^ [top]
Hatur nuhun pisan [top]
Selanjutnya saya ngga akan bertanya panjang lebar lagi :D
-
Tah...
Mun tos aya statement kitu, eta tanda-na si Akang parantos Masagi 8)
-
...Ada riwayat, ketika Bapa Umar menjalankan usik maenpo kepada murid-muridnya dengan jalan yang keras, seorang muridnya bertanya mengapa menjalankan maenpo harus keras dan “telenges” (kejam). Jawaban Bapa Umar: “Da ti Mama Sabandarna oge kapungkur kieu...” (Dari Mama Sabandarnya juga dulu begini...). ........ Wa Da’i menggunakan permainan peupeuhan dalam usik dengan lawan/muridnya.
ada yang mau saya tanyakan Abah,
1. Apa yang dimaksud "usik" dalam maenpo Cikalong?
2. Jika ada usik dengan jalan keras, pasti ada yang lembut....lalu apa yang dimaksud dengan usik keras?
3. apakah yang dengan permainan peupeuhan dalam usik? Peupeuhan kalau tidak salah adalah pukulan, lalu bagaimana permainan pukulan dalam usik?
4. Jika dalam usik pembagian alur tenaga yang hanya sebatas pergelangan ke ujung jari , lalu teknik memukul dalam usik keras itu alur lintasnya bagaimana?
5. Jika dalam maenpo Cikalong ada "gerak", "rasa" dan "usik".....lalu usik itu masuk ke "gerak" atau gerak itu bagian "usik" ? atau Usik itu "rasa" atau Rasa itu "usik" ? apa gerak itu bukan "Rasa" atau bukan juga "Usik" ....?
salam
one
-
ck..ck..ck.... susah amat tuh pertanyaan....??? ??? :-[ :-X :-\
-
ini tanda bahwa bertanya itu harus kepada yang ahli..... karena ada yang ahli soal maenpo, maka tanya soal maenpo, daripada salah digugulung sorangan mending nanya, lagian biar menambah wawasan sekaligus nambahin elmu pangarti. da ari salah ti mimiti mah engke ka dituna teu bener
salam,
one
-
Assalamualaikum,
Punten Abah sareng kasadayana, Aki sija ngiring ngalangkung geuning menika rame, reseplah ari alakur mah, nikmat karasana ari keur hate kolot mah.... :)
-
kang one langsung praktek aja, rasa mah susah di ceritain mendingan langsung di rasakan. mangga ka kang one sareng abah majeng ka payun keun di wasitan ku aki sija
ha ha ha (kabuuuuuurrrr)
-
he he he... aya aki Sija.. mangga dihaturanan linggih. kebetulan Abah lagi nerangkan dan berbagi ilmu kepada saya yang kekurangan. Iraha deui nambihan elmu mumpung aya waktos ?
Kang Nagapasa, teungteuingeun piraku nanya kudu bari papuket nah, da gula ge bisa didongengkeun amisna
-
ha ha ha kang one, Gula teh sami pasti amis...
gan ngabentenkeun cai anu di gulaan sa sendok sareng cai anu di gulaan sakarung mah rada sesah tah ha ha ha
* kabur deui ahhh
-
Sampuuuurasuuuun
Puuunten Abah, Aki ikut nimbrung, ngarebut hanca Abah.. :)
Kita perlu terangin dulu definsi usik, kelihatannya definsi usik dalam silat masing-masing perguruan punya makna tersendiri.
Versi Cikalong PABUCI harus dilihat dari awal tingkat pembelajaran RASA yaitu1. Tingkat satu adalah Gerak
2. Tingkat dua adalah Rasa-Gerak
3. Tingkat tiga adalah Rasa-Usik
4. Tingkat empat adalah USik
Tingkat satu dan dua itu bisa dilihat mata telanjang, sedangkan tingkat tiga dan empat
TIDAK BISA dilihat mata telanjang, itu harus dirasakan dengan jalan bertempelan atau bersentuhan.
Untuk jawaban pertanyaaan one, semua juga susah dijelasin disini. Aki juga harus pulang dulu buka buku paririmbon yang masih disimpan di lemari...
Mangga atuh kasadayana.........[/list]
-
Nuhun aki Sija.....parantos ngiringan nurunkeun rumusanana...ayeuna abdi tinggal ngantosan Abah masihan elmuna.
dengan begitu dapat kita analisa sebuah konsep pemahaman tentang maenpo Cikalong berdasarkan pola penyebaran, varian tata gerak juga dengan berbagai pendapat yang kita dapatkan telusuri berbagai bentuk perubahan yang ada dan kenapa....
jika membandingkan beberapa cerita yang kita dapat dari penuturan juga
karena masih awam dan tidak masagi, maka saya akan selalu banyak bertanya....kalau untuk sebuah hipotesa mah itu akan sangat lemah jika data yang kita dapat hanya sebatas seseorang atau satu pendapat saja....
mangga di antos Abah,
salam,
one
-
Assalamu’alaikum.
Maaf, tanggapan dari Abah mungkin terlambat. Maklum, Abah lagi banyak urusan (urusan dapur biar tetep ngebul). Pertanyaan Kang One kayaknya harus dijawab oleh ahlinya, dan Aki Sija sudah membahasnya. Terima kasih, Ki. :)
Abah hanya akan sedikit menambahkan yang Abah tahu:
Guru saya pernah memberi petuah: “Bahlana maenpo teh tilu ku tilu rupa, nyaeta ku jalan peupeuhan, ririkesan, jeung labuhan”. Artinya bahanyanya maenpo itu karena oleh tiga hal, yaitu jalan pukulan, patahan, dan jatuhan.
Dari pernyataan itu, yang bisa membuat lawan “kesakitan” adalah dengan 3 cara tersebut.
1. Peupeuhan tidak terbatas hanya teknik pukulan dengan tangan, namun juga termasuk serangan dengan anggota badan lain seperti kaki, kepala, dan sebagainya yang sifat geraknya ‘membentur’ ke arah anggota badan lawan.
2. Ririkesan adalah semua teknik yang sifatnya mengunci atau mematahkan anggota tubuh lawan seperti jari, pergelangan tangan, sendi sikut, bahu, dan sebagainya.
3. Labuhan adalah semua teknik yang membuat lawan leungit tangtungan (hilang keseimbangan) dan terjatuh.
Ketiga teknik di atas biasanya dilaksanakan pada eksekusi akhir dalam setiap usik untuk membuat efek jera pada lawannya.
Lalu bagaimana dengan teknik Bendung (menahan), Liliwatan (mengalirkan), Coplosan (menghilang), Nyered (mendesak), dan teknik lainnya?
Menurut saya, teknik-teknik tersebut dikategorikan dalam teknik penunjang dalam usik. Seseorang tidak akan cedera fatal jika hanya dibendung, diliwatkeun (kecuali kalau diliwatkeun ke tembok atau ke jurang :D), dicoplos, atau disered. Tapi bagi pesilat yang “surti” (arif, mengerti tanpa diberitahu) ketika melakukan usik dengan lawan yang ilmunya lebih tinggi, akan segera merasakan keunggulan lawannya meskipun tidak sampai dipeupeuh, dirikes, atau dijatuhkan. Karena, setiap usiknya akan selalu dapat dimentahkan oleh lawannya, merasa “beurat” kalau di bendung, merasa “lewang” kalau diliwat atau dicoplos, dan merasa “heurin” kalau disered.
Jadi jika usiknnya masih menggunakan jalan Peupeuhan, Ririkesan, dan Labuhan, menurut saya, usiknya masih menggunakan usik keras, walaupun dalam prosesnya masih menggunakan teknik bendung, liwat, coplos, atau yang lainnya. Sebaliknya jika sudah tidak menggunakan teknik peupeuhan, ririkesan, atau labuhan, maka dapat dimasukkan ke dalam kategori usik lemes, yang sifatnya tidak sampai membuat cedera lawan.
Lawan ngarasa eleh ku lantaran ngarti, lain eleh ku lantaran nyeri....
Untuk pembahasan mengenai gerak, rasa, dan usik, mangga nyanggakeun heula ka Aki Sija.
Hatur nuhun.
-
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Terima kasih Abah atas penjelasannya... banyak kaedah yang tidak dapat saya pahami sepenuhnya karena keterbatasan bahasa, sekarang menjadi lebih jelas... [top]
Wassalam,
TP
-
alhamdulilah nuhun ah, terimakasih abah udah memberikan penjelasan yang jelas tur jentre pisan.
mungkin hakekat silaturahmi dalam pencak silat adalah lawan merasa kalah karena sadar (ngarti) bukan di beri sakit (kanyeri). sehingga jauh dari maksud merusak atau menghancurkan lawan yang sangat bertentangan dengan maksud silaturahmi
(manggut-manggut) paham abah, terimakasih atas penjelasannya.
mungkin penjelasan tadi untuk menjelaskan bagaimana perbedaan jalan penca dengan rasa di bandingkan dengan teknik dan gerak semata ya bah.
jadi inget obrolan di warung kopi ada yang bilang "Lain di sebut jago maenpo lamun urang masih keneh ngaragragkeun jelma ku jalan peupeuhan atau labuhan". yang intinya kalo jago maenpo itu di buktikan bukan dengan hanya teknik fisik tetapi juga dalam keuungulan rasa.
na leres kitu abah sinareng aki ?
-
bagja pisan .... mangga urang lajengkeun deui ka nu sanes.
nuhun kana katerangannana....
jika ditarik kesimpulan maka akan sangat menarik untuk ditelusuri dan di bahas lebih lanjut
1. gerak berbeda dengan "rasa"begitu juga dengan "usik".
2. Usik yang merupakan gerakan "kecil" memilik padanan "Garik" / Gerik dalam tradisi silek Minang karena ungkapan gerik adalah bahasa Melayu, maka penggunaan kata 'usik' sebagai pengganti "garik" dalam bahasa Sunda yang memiliki artian yang mirip dan mendekati. Dengan adanya beberapa tokoh yang merupakan orang Sumatra Barat yang menjadi figur sentral maenpo baik Sabandar ataupun Cikalong, apakah ini adalah bahasa resapan dalam kaidah silat Cikalong ini, seperti bahasa lainnya? Lintasan besar memukul mematahkan atau menjatuhkan yang terlihat dalam pergerakan merupakan gerak...semakin mengecil lintasan maka tingkatan gerak memasuki tahapan berikutnya seperti gerak rasa ataupun usik..
3. Usik yang juga dalam bahasa adalah gerakan kecil memiliki konotasi berbeda berdasarkan pada penerimaan personal murid atau pembawaan personal? ini akan semakin menarik jika kita lihat latar belakang personal tiap murid (meski sayangnya tak akan mungkin...) jika dikaitkan dengan pembawaan personal, maka kecerdasan motorik personal seorang murid akan berperan penting dalam "menerjemahkan" pelajaran yang didapat....namun jika dikaitkan dengan penerimaan personal / pribadi, maka seseorang dengan kecerdasan matematis akan memberikan pengaruh penting dalam menerjemahkan pergerakan, kecepatan, pola langkah dan tata gerak, namun akan menjadi suatu karya satra yang sangat indah jika penerimaan murid adalah seorang yang memiliki kecerdasan liguistik...begitu juga jika ditinjau dari personal yang interpersonalnya di atas rata-rata...atau jika dikaitkan dengan seorang yang naturalis, maka pemahaman harmonisasi dengan alam sekitar akan menjadi pokok bahasan dan "menerjemahkan" keilmuan Cikalong....lalu bagaimana dengan latar belakang murid-murid Cikalong yang berhasil merumuskan berbagai pelajaran yang didapatnya? sayangnya tinjauan ke sana belum pernah ada...... :'(
4. Ketika setiap bahasa yang kita dapat dapat dari seorang yang ahli Cikalong maka akan banyak paham mengenai apa yang dipelajari, ini membuktikan bahwa maenpo Ciklaong memberikan kebebasan berpikir kepada para murid yang telah mumpuni untuk dapat menterjemahkan setiap yang didapat......nah, perbedaan ini yang merupakan tataran amat menarik jika ditelusuri dan merupakan pengetahuan yang sangat penting memang telah diperkirakan oleh Beliau (Mama haji Ibrahim) sebelumnya. (menurut saya... :D :D :D)
5. beda pendapat itu tanda kewajaran, selalu sama dalam berpendapat itu mah kurang keneh diajarna he he he :D
nuhun Abah, Aki Sija
salam,
one (anu diajar ngan bodo keneh bae)
Nb: kang Haji, sok lah urang di adu kuat .... di tenda payuneun Hidro diantos, bilih panasaran keneh bae ( raos geura, tiasa nambih) [top]
-
ehem..ehem..kalo bang one udah bertitah..laksana segunung ilmu menghujam di sanubari...sok dibeberkeun...
debuls
-
eh kemaren makan apa ya... :D? salah ngomong ......nih
-
makanya yang gak tahu harus usik men....
usik = ulah berisik...
-
Ass. Wr. Wb.
Sahabat silat, salam kenal kasadayana para sesepuh/guru2 silat terutami praktisi maen po cikalong. tos lami simkuring tertarik kana seni bela diri silat (tapi sanes praktisi) terutami maen po cikalong, resep pisan maos ombrolan, diskusi, silsilah maen po cikalong, tiasa nambihan wawasan abdi khusus na perkawis asal usulna aliran silat cikalong.
Janten makin tertarik sareng hoyong ngiringan ngaletarikeun ieu seni beladiri asli jawa barat silat cikalong ieu. Sateuacana hapunten simkuring culangung bade tumaros ka para sahabat silat terutami para sesepuh maenpo cikalong, kinten2 na dimana simkuring tiasa diajar/kenal langkung jauh ngenaan maenpo cikalong ieu...??, anu teu patos tebih ti rorompok, kaleresan ayeuna linggih di daerah depok.
Hatur nuhun sateuacana....
Salam
"Asal keyeng tangtu pareng"
-
Ass. Wr. Wb.
Sahabat silat, salam kenal kasadayana para sesepuh/guru2 silat terutami praktisi maen po cikalong. tos lami simkuring tertarik kana seni bela diri silat (tapi sanes praktisi) terutami maen po cikalong, resep pisan maos ombrolan, diskusi, silsilah maen po cikalong, tiasa nambihan wawasan abdi khusus na perkawis asal usulna aliran silat cikalong.
Janten makin tertarik sareng hoyong ngiringan ngaletarikeun ieu seni beladiri asli jawa barat silat cikalong ieu. Sateuacana hapunten simkuring culangung bade tumaros ka para sahabat silat terutami para sesepuh maenpo cikalong, kinten2 na dimana simkuring tiasa diajar/kenal langkung jauh ngenaan maenpo cikalong ieu...??, anu teu patos tebih ti rorompok, kaleresan ayeuna linggih di daerah depok.
Hatur nuhun sateuacana....
Salam
"Asal keyeng tangtu pareng"
untuk kang B4LEB4T, setahu saya untuk tempat latihan cikalong di Jabodetabek bisa menghubungi uda Parewa (Korlat Jabodetabek), ato kalo ga salah nanti bisa ketemu dengan rekan-rekan PABUCI di UI Depok di acara Seminar Silat, tanggal 28 Mei 2009. mungkin bisa copy darat disitu kali ya..... :D
Untuk sementara, kalo mau liat info seputar aliran cikalong bisa lihat di thread PABUCI...
-
Terimakasih kang Patih infonya, tp kalau boleh tau lagi seminar-nya buat umum atau gak ?? terus harus daftar dulu gak ?, kesiapa daftarnya ?.
terimakasih
-
Terimakasih kang Patih infonya, tp kalau boleh tau lagi seminar-nya buat umum atau gak ?? terus harus daftar dulu gak ?, kesiapa daftarnya ?.
terimakasih
infonya bisa dilihat disini kang
http://silatindonesia.com/2009/05/seminar-pencak-silat-di-universitas-indonesia-kampus-depok/ (http://silatindonesia.com/2009/05/seminar-pencak-silat-di-universitas-indonesia-kampus-depok/)
semoga membantu
-
1.Apa sebabnya meski ada pribahasa belum disebut ahli seseorang maenpo jika mengalahkan lawan dengan cara binasa....tapi di awal belajar maenpo Cikalong kita diajarkan memukul, atau cara mencelakakan lawan?
mangga dihaturan kasadaya.....tos wae sakitu...
-
mangga di lanjut gan iwan :)
-
lanjut tuk lestarikan budaya bangsa
-
1.Apa sebabnya meski ada pribahasa belum disebut ahli seseorang maenpo jika mengalahkan lawan dengan cara binasa....tapi di awal belajar maenpo Cikalong kita diajarkan memukul, atau cara mencelakakan lawan?
mangga dihaturan kasadaya.....tos wae sakitu...
wah.. wah.. wah..!!! kang One, apa itu benar? klo gt, temen2 yg abis pd latihan di hidro sm di padepokan musti pd bonyok alias benjol :-\.. untung cuman nyampe puskesmas, gimana klo trs ngerem di RS.. he he he.. :D
-
...Ada riwayat, ketika Bapa Umar menjalankan usik maenpo kepada murid-muridnya dengan jalan yang keras, seorang muridnya bertanya mengapa menjalankan maenpo harus keras dan “telenges” (kejam). Jawaban Bapa Umar: “Da ti Mama Sabandarna oge kapungkur kieu...” (Dari Mama Sabandarnya juga dulu begini...). ........ Wa Da’i menggunakan permainan peupeuhan dalam usik dengan lawan/muridnya.
3. apakah yang dengan permainan peupeuhan dalam usik? Peupeuhan kalau tidak salah adalah pukulan, lalu bagaimana permainan pukulan dalam usik?
4. Jika dalam usik pembagian alur tenaga yang hanya sebatas pergelangan ke ujung jari , lalu teknik memukul dalam usik keras itu alur lintasnya bagaimana?
salam
one
dalam suatu riwayat -hehehe...soalnya diri sendiri belum bisa- dikatakan bahwa pukulan dimungkinkan dalam permainan usik.
sebagaimana dikatakan suheng saya pada point 4 di atas, usik dalam maenpo cikalong (PABUCI), adalah permainan ujung.
karenanya pukulan pun menggunakan tenaga ujung.
keunikan pukulan dalam permainan usik adalah lawan dibuat "mati" lebih dulu. pukulan tidak dapat dilihat oleh orang lain
bahkan lawan tidak menyadari akan dipukul. tapi ini bukan sulap bukan sihir.
ini adalah buah dari hasil latihan yang menekankan pada keikhlasan.
wassalam
-
wah.. wah.. wah..!!! kang One, apa itu benar? klo gt, temen2 yg abis pd latihan di hidro sm di padepokan musti pd bonyok alias benjol :-\.. untung cuman nyampe puskesmas, gimana klo trs ngerem di RS.. he he he.. :D
kayaknya sih begitu...apa saya saja ya yang salah liat? Kok bang Ajad ama bang Jamal kalo abis latihan pada bengep ya mukanya....alias tambah jelek...?? :D
-
wah.. wah.. wah..!!! kang One, apa itu benar? klo gt, temen2 yg abis pd latihan di hidro sm di padepokan musti pd bonyok alias benjol :-\.. untung cuman nyampe puskesmas, gimana klo trs ngerem di RS.. he he he.. :D
kayaknya sih begitu...apa saya saja ya yang salah liat? Kok bang Ajad ama bang Jamal kalo abis latihan pada bengep ya mukanya....alias tambah jelek...?? :D
Hmmmm..... Bang One .ada2 aje. pokokne kaga di apa2in. Itu mah emang udah dr sononya, kali. he..he :D
-
Ah...Iwan nih suka mencela diri sendiri. Dimana2 orang juga tau bangajad tuh yg paling keren di Hidro. :) :D 8) ::) :P :-* [lucu] :w x-)) [top]
-
Dimana2 orang juga tau bangajad tuh yg paling keren di Hidro. :) :D 8) ::) :P :-* [lucu] :w x-)) [top]
iya betul...... semenjak Kong Nizam jarang ke hidro, langsung bangajad mengambil alih..... =))) =))) =)))
[payung]
[run]
-
oooh cover boy angkatan bang Nizam [lucu] [lucu]
eh pertanyaan ane belon ada yang jawab.....mangga di haturan ka para praktisi....da sim kuring mah Kalong Nundutan... :D
-
1.Apa sebabnya meski ada pribahasa belum disebut ahli seseorang maenpo jika mengalahkan lawan dengan cara binasa....tapi di awal belajar maenpo Cikalong kita diajarkan memukul, atau cara mencelakakan lawan? <<
itu sepertinya perasaan kang one saja.....
saya waktu di awal belajar cikalong di padepokan TMII tidak diajarkan memukul malah kang......
Diajarkan suruh beli nasi padang dengan sambel hijau yang banyak.
Disiksa, disuruh jalan ngengkang sama nick mutar-mutar padepokan sama Ketua Romusha (sekarang Beliau Guru Leak)
dan dengan kata-kata bijaknya adalah "Biar kayak Oak dulu katanya ..!!" [lucu]
untung sini udah biasa jalan begitu ....hauhahhahhahhaha [lucu]
:D
Malah beberapa kali disuruh ngobrol sama onta tua di padepokan....hebatnya dibohongin sama onta tua masalah cingkrik malah !! wakakkkakkakaka [lucu] :D
-
keunikan pukulan dalam permainan usik adalah lawan dibuat "mati" lebih dulu. pukulan tidak dapat dilihat oleh orang lain
Maaf bisa dijelaskan lebih lanjut. Apa yang dimaksud dengan 'Mati' ? Apakah organ lawan kita kunci sehingga tidak bisa bergerak ? dan Pukulan dilakukan dengan cepat sehingga tidak dapat dilihat ?
salam
-
keunikan pukulan dalam permainan usik adalah lawan dibuat "mati" lebih dulu. pukulan tidak dapat dilihat oleh orang lain
Maaf bisa dijelaskan lebih lanjut. Apa yang dimaksud dengan 'Mati' ? Apakah organ lawan kita kunci sehingga tidak bisa bergerak ? an Pukulan dilakukan dengan cepat sehingga tidak dapat dilihat ?
salam
Buat Ki Sunu lagi
Lebih baik terlambat dijawab dpd tidak dijawab sama sekali.
Yang dimaksud mati disini adalah mati rasanya. Utk melakukan mematikan rasa seperti ini baru bisa bagi yang keilmuan Cikalongnya yg sudah mateng. Aki jg belum nyampe.
Orang mati rasanya itu sewaktu saling tempel terus dirobah shg klo dilihat dari kaca mata luar se-olah2 msh kokoh padahal sudah ga ada apa2nya, bereaksi lbh dulu salah diampun juga salah. cuman bisa meneng2 bae.. ::) ::) ::) karena kondisi ini dilakukan bukan dengan otot atau tenaga tapi sudah pake rasa hati dan tenaga isi kosong.
Mudah2an bisa sempat merasakan, tidak bisa hanya dipikir dan dibayangkan saja.
Salam
Aki Sija
-
waaah seru yeuh diskusina 8) 8)
ngiringan ah...
1.Apa sebabnya meski ada pribahasa belum disebut ahli seseorang maenpo jika mengalahkan lawan dengan cara binasa....tapi di awal belajar maenpo Cikalong kita diajarkan memukul, atau cara mencelakakan lawan?
kunaon nya kang?? mungkin hubungan sebab akibat. moal bisa meupeuh bener mun teu kapeupeuh heula, moal bisa ngajatoh keun mun teu jatoh heula.
jadi mungkin pelajaran dasar menyakiti dan ganas itu bertujuan untuk melatih sense kita dalam menghadapi lawan yang brutal. tar ada pribahasa... jya... buaya mau dikadalin ya ga mungkin. jadi sang master maenpo harus sudah fasih betul dalam tekhnik fight keras, lembut, licin maupun licik.
buat apa di binasain kalo bisa di maenin .... buat apa mukul yang keras kalo yang lemah bisa kita colek...
xixixixi.... punten ah.... sok tau.....
-
Maenpo Cikalong tersebar sejak tahun 1906 M, sbg titi mangsa Mama H.Ibrahim wafat.
Sudah barang tentu banyak pula ,individu atau paguron yg mndapatkan ilmu warisan darinya, sesuai dengan kapasitas dan kwalitas masing2 ditambah karakter bawaan yang berbeda beda. Jadi wajar kalau sekarang banyak paguron notabene mengaku aliran dari maenpo Cikalong tapi dalam pendapatnya ada perbedaaan2 sedikit, yang jelas masih satu keluarga dan perlu dijaga keutuhannya. Termasuk peribasa " belum dapat disebut bisa maenpo Cikalong jika mengalahkan lawan masih dgn cara binasa." itu hanya salah satu pendapat dari Paguron maenpo Cikalong Pancerbumi yaitu versi R.H.O.Soleh berasal dari Pasar Baru Cianjur.
Maaf , kalau pandangan ini salah
Salam
Aki Sija..
-
Jadi sepi ni topic..????
Kemana aja.......????
Mari dilanjutkan diskusinya.
Kenapa banyak murid yang sdh belajar dari sang "maestro" mengembangkan sendiri perguruan silat dan cenderung memakai nama baru?? apakah saat belajar dari sang maestro sdh benar-benar dinyatakan lulus dan mendapat mandat untuk mengembangkannya?
-
yang menarik dari maenpo Cikalong adalah di"ambil"nya unsur kajadian dalam seni penca / ibing dan tidak menggunakan unsur jurus dasar yang baku. Apakah ini karena jurus dasarnya sulit untuk dikembangkan menjadi seni tampilan?
silahkan dilanjut diskusinya....mangga dihaturan
-
Nggak juga.
Saya liat ibingannya Pak Ita (Pusaka Siliwangi Cikalong) unsur jurus dasar dimasukan. saya liat di tepak dua dan tepak paleredan ada gerak-gerakan jurus dasarnya, meskipun ada juga unsur kajadiannya.
Silahkan ditanya ke Pak Ita, atau mungkin ke Pak H. Aziz. karena Pak H. Aziz juga suka bersilaturrohim ke Pak Ita. insya Allah menantunya Pak Ita juga sering main ke tempat Pak H. Aziz.
Salam
-
Sepengetahuan saya ada beberapa pengembang aliran ini yang justru melarang kita 'Ngibing' dengan diiringi alat musik. dengan alasan jika terbiasa dengan musik maka secara kaedah jurus yang murni untuk beladiri akan banyak terpengaruh dengan ketukan dan musik itu sendiri
mungkin ini bedanya silat kembang dan silat buah.
-
@ Kang Naga : benar juga ngibing berpengaruh karena asyiknya irama.....tapi yg lebih segnipikan..... ibing itu untuk tampilan identik dgn keindahan...ini dibutuhkan gerakan kasar yg keluar dari patokan...itu baru akan indah dilihat.
Disini akan mengganggu atau mempengaruhi yg dah terbiasa gerak halus membuat rasa usik kita menjadi rusak lagi. Begitu menurut Gan Uweh.
Klo memang kita senang dgn ibing....cukup alakadarnya saja dari pada kacandir banban...boleh2 saja.
-
@aki sija,
leres pisan kawula nun, alasan nya sangat masuk akal dimana ibingan bertujuan untuk keindahan dimana akan banyak gerakan jurus yang di 'paksa' biar terlihat indah. padahal perinsip maenpo kan 'Tong Mere Rasa' tidak memberi rasa.
dengan ngibing susah banget maen halusnya
-
Kang, mau tanya. Cikalong itu cuma 1 aliran aja ya ?
Atau, ada Banyak ?
-
cikalong adalah nama aliran mas,
yang banyak adalah variant dan turunannya. :)
cikalong sendiri datang dari hasil berkhalwat R. Ibrahim setelah belajar silat kepada kurang lebih 17 guru (diantaranya yang tercatat adalah Bang Maruf, Rd. Ateng Alimudin, Bang Madi dan Bang Kari)
kedatangan Mama Sabandar Memberikan warna tersendiri kepada perkembangan silat cikalong ini, apalagi setelah beberapa murid cikalong belajar kepada Mama Sabandar.
-
Salam
Menurut cerita yang saya dapatkan dari para sepuh, ulin Kari yang berkembang di Cikaret asalnya tidak dari Bang Kari sendiri tetapi diturunkan dari Rd. H. Ibrahim. Dalam riwayatnya dituturkan bahwa Aki Pe'i belajar ulin Kari kepada Rd. H. Ibrahim (seperti yang telah saya kemukakan dalam thread ulin Kari, terdapat dua versi dalam cerita ini), setelah itu kemudian beliau menurunkannya kepada Aki Oha. Oleh Aki Oha ilmu yang beliau dapatkan disempurnakan lagi hingga terlihat seperti yang sekarang ini.
Aslinya, ilmu yang beliau dapatkan dari Aki Pe'i memiliki 12 jurus dan dengan bentuk pukulan yang berbeda dari yang sekarang ini.
Kemarin saya mengobrol dengan salah seorang murid langsung Wa Dudun mengenai hal ini. Untuk itu saya ingin meluruskan post saya di atas. Ternyata menurut kawan saya tersebut, Jurus-jurus Aki Pe'i tidak dirubah sedikit pun oleh Gan Oha. Yang sebenarnya terjadi adalah Gan Oha mengalami dua fase ketika berlatih ke Aki Pe'i. Pertama kali Gan Oha menerima dari Aki Pe'i adalah jurus-jurus dengan jumlah jurus yang sedikit lebih banyak (mungkin sebagai pondasi/dasar) dan kedua adalah jumlah dan bentuk jurus yang seperti diwariskan ke Wa Dudun dan diajarkan oleh Wa Dudun sekarang.
Jadi, perubahan tidak terjadi.
Terima kasih untuk Kang Pamanah Rasa yang sudah "menghubungkan" saya dengan murid Wa Dudun tersebut. Kang Pamanah Rasa emang T-O-P-B-G-T! [top]
Ini postingan udah lama banget, saya cuma mau nambahin aja.
Mengenai jurus 12 yang dipelajari oleh Aa Oha dari Aki Pe'i. Adalah benar seperti yang dikatakan oleh Kang Bradlee, Aki Oha mengalami 2 fase ketika berlatih dengan Aki Oha. Fase pertama Aa Oha belajar dengan Aki Pe'i, Aa Oha belajar jurus 12 dengan bentuk pukulan tidak mengepal alias semua jari terbuka, lalu pada suatu hari, Aa Oha terkena pukulan Aki Pe'i, dan membekas biru di badannya. Aa Oha bertanya ke Aki Pe'i: Gimana caranya kok badan yang kena pukulan bisa biru, karena kalau pake pukulan seperti ini (dengan jari terbuka) gak mungkin biru. Aa Oha minta di ajarin jurus yang bisa membuat badannya jadi biru. Sejak itulah Aki Pe'i mengajarkan Jurus Kari (Jurus 9) ke Aki Oha, inilah fase ke dua Aa Oha belajar ke Aki Pe'i
(Tambahan saja dari saya: Ada kemungkinan badan juga bisa biru walau dipukul dengan tusukan 5 jari, ini bisa terjadi jika memang pukulannya keras sekali, tapi....percayalah rasa sakit yang dihasilkan sangatlah berbeda. Pukulan Kari menghasilkan rasa sakit yang sangat khas)
Jadi kesimpulannya adalah Jurus Kari yang di ajarkan oleh Aki Pe'i tidak pernah dirubah oleh Aki Oha.
2 Fase pelajaran ini juga berulang ke Wak Dudun, putra Aa Oha. Pertama kali Wak Dudun pun di ajari jurus 12, dan pertanyaan yang sama terjadi juga ketika Wak Dudun terkena pukulan Aa Oha, dst
Mengenai jurus 12 yang di ajarkan oleh Aki Pe'i ke Aa Oha atau yang di ajarkan oleh Aa Oha ke Wak Dudun adalah jurus Cikalong. Saya pernah di tunjukan jurusnya oleh Wak Dudun. Alasan saya menanyakan jurs 12 itu adalah karena penasaran. Wak Dudun selalu menyebut dengan nama jurus 12, bukan dengan sebutan Cikalong, inilah yang membuat saya penasaran. Maka saya menanyakan, bagaimana bentuk jurus 12 ini. Ketika Wak Dudun mendemokan jurus 12 tersebut, maka saya berani memastikan kalau jurus 12 tersebut adalah jurus-jurus Cikalong. Bentuk pukulannya terbuka, tidak mengepal seperti jurus Cikalongnya Gan Ita.
Itu sedikit tambahan dari saya...mungkin postingan sebelumnya sudah lama sekali, tapi lumayan lah untuk menghidupkan kembali tread ini.
-
Sori double posting, tapi pas ngepost yang pertama diskonek, kirain gak masuk, eh taunya masuk hehehe.
dibuang aja yang satu gan Momod.
-
aslm,
bisa di jelaskan apakah memang 12 jurus tsb memang cikalong? apakah ada perbedaan dengan cikalong pasar baru seperti dari Pak Ita.
-
punten ngiring icikibung, manawi aya nu uninga, leres kang adung rais kagungan ua nu wastana amar sukardi ti gunung hejo? upami leres, naha aya patalina sareng peupeuhan adung rais? pami heunteu, ki amar sukardi teh aliran silat naon? hatur nuhun kana bantosan ti para saderek
-
Hayu atuh...urang ramekeun deui tread ieu.....Aki mah rek noong we...resep nempo barudak adu renyom..he he he. [top] [top] [top]
-
bade nambih patarosan sakedik sareng komentar, naha leres elmu teh diwariskeun lir hartabanda diwariskeun? atanapi elmu teh amanat ti para sepuh atanapi guru ka murid muridna?
sim kuring kirang paham, dugi ka disebatkeun fulan pewaris elmu itu atanapi ieu.
sami sareng elmu silat, boh cikalong, cimande, peupeuhan jst, pamendak sim kuring mah teu diwariskeun, tapi diajarkeun mangrupi amanat ti para guru.
ku kituna, teu matak aheng saupami aya murid nu kapaparinan elmu ti guru dugi ka jurus 7, anu sanes dugi ka jurus 16 jst.
malihan nu dipaparin elmu ku para guru teh kadang sanes para putrana sewang sewangan wungkul, sok aya murid nu punjul dipaparin ku para guru ngalangkungan elmu sareng falsafah nu katampi ku para putra guru.
ringkesnamah, nu neraskeun elmu ti para guru teh seueur, ku kituna, asa kirang payus upami misalna aya nu ngangken yen abdi pewaris elmu ieu. padahal eta elmu diajarkeun ku para guru ka para murid nu seueur.
hapunten sim kuring bilih aya nu kirang merenah
-
@duyeh,
karena ini board bahasa Indonesia, dan dibaca oleh para sahabat silat di seluruh pelosok negeri,
ada baiknya posting2 di translate dalam bahasa Indonesia.
kecuali jk ada kata2 tertentu yg memang tidak bisa ditranslate dlm bahasa.
trm ksh
-
siap, terimakasih masukannya. nati sayah minta rekan sayah bantu menerjemahkan sebelum nulis. sepertinya memang sayah harus belajar bahasa lebih baik. he he he... ma`lum udah tua. kadang-kadang kagok dan merasa aneh kalo gak memakai bahsa sehari-hari [top] [top] [top]
pokoknyamah sahabat silat memang hebat
-
aaahhh....
@duyeh merendahh...
biasanya seorang maestro memang pasti demikian..
[top] [top] [top]
-
salam kenal kang duyeh,
abdi panuju pisan dina masalah elmu teh sanes warisan namung di ajarkeun.
tapi numutkeun pribados mah asa aneh upami sepuh teu masihan anu 'istimewa' kangge putra na pituin
aya anu namina murid kanyaah, aya anu namina anak kesayangan :). kadang kanyaah ka anak ngalangkungan kanyaah ka murid. kitu oge sabalikna
aya saena masalah ngangken sebagai pewaris elmu teh di dukung ku garis ka elmuan anu jelas, anu diakui ku guru utama. saena mah saha wae anu diajar dugika beres (sanes tamat da elmu mah tamatnya upami tos tilar dunya) teras dipasihan amanat kangge neraskeun ngajar teras dipasihan hak kangge neraskeun ka elmuan ti sang guru diasa disebat penerus (sanes pewaris)
kusabab ari pewaris mah, nya tiasa diangken ku saha wae anu kantos diajar (sanajaen nembe di ajar 1 jurus oge)
-
hehehe...kang naga, lieur euy baca nya...
translate, pliiiss..
@kang duyeh, isi buku tamu donk...
-
ha ha ha belon dibikin mesin translasinya
-
Kang naga the teu uyahan..
-
he he he kang santri
mbonten ngertos :)
salam kenal kang duyeh,
abdi panuju pisan dina masalah elmu teh sanes warisan namung di ajarkeun.
tapi numutkeun pribados mah asa aneh upami sepuh teu masihan anu 'istimewa' kangge putra na pituin
aya anu namina murid kanyaah, aya anu namina anak kesayangan :). kadang kanyaah ka anak ngalangkungan kanyaah ka murid. kitu oge sabalikna
aya saena masalah ngangken sebagai pewaris elmu teh di dukung ku garis ka elmuan anu jelas, anu diakui ku guru utama. saena mah saha wae anu diajar dugika beres (sanes tamat da elmu mah tamatnya upami tos tilar dunya) teras dipasihan amanat kangge neraskeun ngajar teras dipasihan hak kangge neraskeun ka elmuan ti sang guru diasa disebat penerus (sanes pewaris)
kusabab ari pewaris mah, nya tiasa diangken ku saha wae anu kantos diajar (sanajaen nembe di ajar 1 jurus oge)
salam kenal kang duyeh
saya setuju sekali mengenai masalah ilmu bukan warisan melainkan di ajarkan
tapi menurus saya sangat aneh, jika orang tua tidak menurunkan sesuatu yang 'Istimewa' kepada Anaknya
ada yang namanya murid kesayangan, ada yang namanya anak kesayangan, kadang sayang kepada anak melebihi sayang kepada murid demikian sebaliknya
ada baiknya, masalah mengaku sebagai pewaris ilmu ini di dukung oleh garis keilmuan yang jelas, yang diakui oleh guru utama. ada baiknya siapa saja yang belajar sampai beres (bukan selesai, karena ilmu tamat belajarnya jika meninggal dunia) kemudian di beri amanat untuk meneruskan mengajar dan di beri hak untuk meneruskan keilmuan dari sang guru baru bisa disebut sebagai penerus (bukan pewaris)
sebab pewaris itu biasa dianggap siapa saja yang pernah belajar (meski kadang bari 1 jurus)
-
He he he...geuning nuju aya nu gaduh pribumina, kumaha Kang Naga damang ?
Sakantenan hoyong naroskeun....ari pewaris dina leresan silat....tina garis keturunan atanapi tina garis keilmuan ? [lucu] [lucu] [lucu]
Nuhun ah sateuacanna. [[peace2]]
-
alhamdulilah aki sija, sawalerna kumaha damang?
he he punten iyeu mah mung numutkeun pemikiran pribados wungkul janten jawabanana tangtos subjectif pisan
upami elmu (boh silat atanapi naon bae) umumna di turunkeun ku proses belajar mengajar. anu tangtos kedah aya guru sareng kedah aya murid.
dina perkawis pewaris memang urang sok pabaliut saring istilah garis turunan, padahal elmu tangtos benten sareng harta benda anu tiasa di wariskan kucara ilmu hukum waris. tanpa kedah melalui proses transfer pengetahuan.
numutkeun pamadengan abdi, pewaris nya saha bae anu di aku (kedah di aku) ku guru kangge ngawaris kana pelajaran nana, janten pewaris tiasa bae turun ka turunan nana atanapi ka murid anu tos diangken sebagai penerus.
tangtos benten makna pewaris sareng pernah diajar. anu pernah diajar teu acan tangtos tiasa diangken janten pewaris.
di sababaraha aliran (paguron) di kenal aya istilah murid dalam, biasana tos disiapkeun kangge kader kangge neraskeun paguron, ti muali pelatih dugi ka engkena tiasa janten guru.
upami anu dimaksad didieu pewaris paguron anu mangrupikeun organisasi formal, tangtos tiasa bae langsung turun ka para putra ti guruna, kusabab paguron tiasa mangrupikeun organisasi/badan anu di kelola secara profesional, dimenej sepertos ngalola perusahaan.
mung ipami urang menyabatkeun pewaris aliran, aya saena kedah nginduk kana garis keilmuan. supados teu sembarangan jalmi tiasa ngangken sebagai pewaris tanpa bukti ka elmuan. eta pentingna silsilah kaelmuan dina unggal aliran.
silsilah ieu janten bukti otentik yen murid teh di angken ku guru sebagai murid penerus/murid dalam. janten teu sambarangan murid tiasa ngangken janten pewaris, sebab kedah dilebetkeun kana silsilah aliran ku guru atanapi dewan guru.
eta nu tiasa nga bentenkeun murid pewaris sareng murid anu kantos diajar wungkul. janten teu sembarangan jalmi tiasa ngajarkeun tanpa ijin ti guru khususna murid-murid anu sanes kalebet murid pewaris/murid dalam
-
Ini Hasil Translasinya:
alhamdulilah aki sija, bagaimana pula kabarnya?
Maaf ini hanya berdasar pada pikiran semata saja jadi jawabanya tentu sangat subjectif
Jika ilmu (baik silat atau pun yang lain) umumnya di turunkan dengan proses belajar mengajar. yang tentu saja mesti ada guru dan ada murid
dalam hal pewaris memang kita sering tertukar dengan istilah garis turunan, padahal ilmu tentu saja beda dengan harta benda yang bisa diwariskan berdasarkan ilmu hukum waris. tanpa perlu melalui proses transfer pengetahuan
menurut pendapat saya, pewaris adalah siapa saja yang diakui (dan harus diakui) oleh guru untuk mewarisi pelajaran yang diajarkan, jadi pewaris bisa saja turun kepada turunannya atau kepada murid yang sudah diakui sebagai penerus.
tentu berbeda maksudnya pewaris dengan orang yang pernah belajar, yang pernah belajar belum tentu bisa diakui sebagai pewaris
di beberapa aliran (perguruan) dikenal istilah murid dalam, biasanya sudah dipersiapkan untuk kader sebagai penerus perguruan, dari mulai menjadi pelatih sampai bisa menjadi guru
jika yang dimaksud disini adalah pewaris perguruan yang merupakan organisasi formal, tentu saja bisa langsung turun ke putra-putra (turunan) dari gurunya, sebab perguruan bisa merupakan organisasi/ badan formal yang dikelola secara profesional dan dikelola seperti perusahaan
namun jika kita menyebutkan pewaris aliran, ada baiknya harus menginduk pada garis keilmuan, agar tidak semarang orang bisa ngaku-ngaku sebagi pewaris aliran tanpa bukti garis keilmuan, itulah pentingnya silsulah keilmuan pada semua aliran
silsilah ini jadi bukti otentik bahwa murid sudah di akui oleh guru sebagai murid penerus / murid dalam. sehingga tidak sembarangan murid bisa mengaku-ngaku sebagai pewaris, karena harus dimasukan kedalam silsilah aliran oleh guru atau dewan guru
itu yang bisa membedakan murid pewaris dengan murid yang pernag diajar saja, hingga tidak sembarangan orang bisa mengajar tanpa ijin dari guru khususnya untuk murid murid yang tidak termasuk dalam murid pewaris/murid dalam
-
translatornya mantap kang Naga... ;)
bisa dibuat automatic gak? biar bisa baca-baca tulisan sunda kitu ... hehehehe
salam.
-
translatornya mantap kang Naga... ;)
bisa dibuat automatic gak? biar bisa baca-baca tulisan sunda kitu ... hehehehe
salam.
masin belom sempurna /;0
-
waduh, terimakasih sekali, dari tanggapan para pencinta silat (kang luri, kang santri, kang naga, dan aki sija) ternyata sangat luar biasa jelas, sayah sangat bahagia, [top] [top] [top] karena elmu silat masih banyak nu ngamumule, sayah jadi faham kenapa ada istilah "pewaris" dalam dunia persilatan.
dan sayah setuju menurut sayahmah para penerus amanat perguruan haruslah bisa mempertanggungjawabkeun elmunya. [top] [top] [top]
jadi ulah mengaku-ngaku "pewaris" sambil tidak bisa membuktikeun elmunya.
jadi elmu mah di"waris"keun oleh silsilah paguron bukan nasab/keturunan.
duh, maaf bahsa indonesianya masih belepotan. kalau ada yang kurang pas, mohon maaf dari para saderek.
-
duh, buku tamunya di mana? bukannya ga mau ngisi, tapi ada di mana?
punten, emang rada kurang faham komputer.
ada yang bisa bantu emang? :)
-
buku tamu ada di http://sahabatsilat.com/forum/guestbook-bukutamu/(bukutamu)/795/
mohon maaf kalau nyrimpet ga kelihatan...
:-P
-
alhamdulillaah, akhirnya ketemu. terimakasih kang luri. naskahnya udah disiapin, jadi tinggal dipindahin. nuhun pisan
-
Saya setuju sama kang Naga, bahwa ke ilmuan itu bukan milik pribadi dan harus diamalkan, hanya saja klaim mengenai siapa pewaris biasanya suka terikat dengan garis keturunan, suka tidak suka hal itu sering terjadi, meskipun dari segi keilmuan dan pemahaman tidak mustahil kalau orang diluar garis keturunan lebih baik, da eta mah tergantung bakat sareng ketekunan. Bai de wey, nyambung tidak ya sama yang lagi dibahas, : )
-
nyambung pisan kang sawer wulung,
cuman mungkin perlu di bedakan antara tingkat pemahaman dan pewaris ya, kadang ada yang ilmunya sudah 'Masagi' tapi tidak diberi hak untuk mengajar oleh sang guru karena satu dan lain hal.
mungkin bahasannya bisa di batasi dengan definisi pewaris itu siapa dan tidak perlu melebar sampai tingkat level pemahaman dari keilmuan yang dipelajari
-
diskusi tentang hal ihwal pewarisan dalam silat sudah ada tret nya di
http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/(pencak)-silat-amanat-atau-warisan/
atau
http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/siapa-pewaris-silat-kalian/
tret ini sebaik nya tetap mendiskusikan MAENPO CIKALONG
wassalam
-
siap kemandan....
silahkan dilanjut diskusi cikalongnya.
sebenarnya ada sedikit pertanyaan, kala jaman R.H Ibrahim belum menciptakan system cikalong belau sempat berguru kepada 17 guru bahkan lebih.
beberapa guru yang sempat di sebutkan diantaranya R. Ateng Alimudin sampai pengajaran terakhir didapat ketika bertemu dengan bang madi (yang kemudian diminta mengajar ke cianjur) dan bang kari.
beberapa pertanyaan yang masih sering timbul :
1. Dari guru2 awal belajaran silat aliran apa yang Mama Ibrahim dapatkan?
2. kemudian terkait dengan Konsep Kari - Madi apakah ini diajarkan dari Mama Ibrahim atau memang Bang Kari dan Bang Madi mengajarkan pada orang lain selain Mama Ibrahim di cianjur?
3. jika Konsep Kari - Madi datang dari Mama Ibrahim, apakah beliau mengajarkan Kari dan Madi kepada murid muridnya atau murni cikalong yang merupakan hasil beliau ber khalwat?
4. Lalu bagaimana kaitan Sabandar-Kari-Madi dengan Mama Haji Ibrahim dan Aliran Cikalong sendiri
-
Mungkin kalo pewaris bisa dikatakan sebagai orang yang diamanati ya kang, bukan sebagai pemegang tampuk pimpinan perguruannya, kalo pewaris jatohnya jadi lebih umum.
-
Wah, maap postingannya telat muncul.
Dilanjut kang Naga.
-
terimakasih kang suporter, sayah sudah baca barusan bahasan ke elmuan silat. jelas pisan.
[top] [top] [top]
kang naga, lanjut atuh bahasan cikalongnya yang rada panjang biar tida bikin panasaran. kalau sekarang yang mengajarkan cikalong murni di daerah bandung di mana? yang mengajarkan lengkap sahbandar kari madi cikalong. :)
-
kang sawer, kang duyeh..ma kasih udah menghidupkan kembali diskusi maenpo cikalong
mangga dilanjut diskusi nya mumpung ada kang naga.
emang ga salah deh, kang naga ini narasumber kita kalo soal maenpo.
kang naga ditunggu pembabaran selanjut nya... [[damai]]
-
siap kemandan....
silahkan dilanjut diskusi cikalongnya.
Mari kita hangatkan lagi diskusi Maenpo Cikalong........
beberapa pertanyaan yang masih sering timbul :
1. Dari guru2 awal belajaran silat aliran apa yang Mama Ibrahim dapatkan?
Ane pernah mendengar bahwa sebenarnya Daleman Cikundul memiliki seni beladiri khas sendiri..... Ada yg tau kah?
Salam.
-
Ass,ikut gabung akang2 dari maenpo Cikalong :)
Saya sangat tertarik dengan sejarah dan silsilah maenpo cikalong ini,walaupun saya ga sempat buka semuanya karena udah banyak sekali, sebelumnya saya juga pernah ngikutin treadnya aki sija dengan Pabucinya,kira2 hubungannya gimana nih kang naga,atau sama aja,mohon penjelasannya
karena saya sudah punya rencana untuk gabung dengan cikalong,karena yg saya tau baru pabuci jadi letak persamaan atau pun perbedaannya dimana,atau memang sama aja, maaf kalau pertanyaan saya udah pernah dibahas sebelumnya ^:)^ ^:)^ ^:)^
Hatur nuhun Kang Naga [thank] [thank] [thank]
Salam Hormat
Angin nu Ngumbara
-
begitu arifnya guru-guru baik dari generasi awal hingga kini, dan begitu "moderat" pola pikir mereka baik yang belajar maupun yang mengajar hingga banyak sekali varian Cikalong yang ada. Baik dari tata gerak, pemahaman yang diterjemahkan baik berdasar pada daya tanggap dan kreatifitas murid ataupun dari keadaan bentuk tubuh...semua itu merupakan kekayaan yang ada di Cikalong. ketika ditanyakan perbedaannya, ya tentu saja banyaak sekali. Karena sekalipun dari waktu dan saat yang bersamaan dalam belajar maka nantinya bisa menjadikan seseorang akan berbeda dalam pencapaian hasil......
-
Ass, kalau dari silsilah sejarahnya gimana nih kang one kalau saya boleh tau,apa masih satu induk atau memang berbeda kang antar perguruan cikalong ini,
hatur nuhun kang,mohon maaf atas keterbatasan saya
wassalam
-
karena saya sudah punya rencana untuk gabung dengan cikalong,karena yg saya tau baru pabuci jadi letak persamaan atau pun perbedaannya dimana,atau memang sama aja, maaf kalau pertanyaan saya udah pernah dibahas sebelumnya ^:)^ ^:)^ ^:)^
sambil nunggu perg cikalong buka secara resmi di bandung, mendingan cari2 silat tradisional aja dl disana. Dibandung banyak silat2 aneh yang ngumpet. Spt timbangan..tmn kul saya dulu pernah belajar timbangan di bandung. Ngerayu gurunya susah bgt..tp worthed lah kl bs diterima.
-
secara garis besar silsilah maenpo Cikalong terbagi menjadi 2, yakni yang mendapat pengaruh unsur Sabandar dan yang tidak. Yang memiliki pengaruh Sabandar adalah garis keilmuan dari Gan Enoh, Gan Obing Ibrahim dan Gan Emod.
Sementara yang tidak memiliki pengaruh Sabandar seperti garis keilmuan Gan Bustomi Bratadilaga (anak mama Haji Ibrahim), Raden Haji Tarmidi (menurut beberapa penuturan tidak memiliki murid) dan Raden Busrin dengan muridnya (Gan Abad) juga banyak dikenal dengan buku catatan Tuduh Kaedah Maenpo-nya biasanya disebarkan melalui pasantren.
Perpaduan dua garis keilmuan mama Haji Ibrahim dan mama Sabandar langsung adalah Gan Enoh. Gan Obing yang memiliki keilmuan mama Haji Ibrahim langsung tapi pengaruh mama Sabandar tak langsung karena belajar dari Gan Enoh. Gan Emod adalah garis keilmuan Gan Enoh ke silsilah bawahnya kita kenal Aa Aman dan Aa Oha yang nantinya terkenal dengan aliran Cikaret.
Sementara perpaduan lainnya adalah murid yang mempelajari garis keilmuan Cikalong yang memiliki pengaruh Sabandar dan tidak yang keduanya tak langsung. Seperti Gan Idrus Wiradireja dan Gan Didi Muhtadi belajar Ke Gan Bustomi Bratadilaga dan Gan Obing Ibrahim,
Sementara itu Ibing Cikalong yang dikembangkan oleh Gan Didi juga memberi warna tersendiri pada perkembangan aliran Cikalong dan seni penca Tatar Pasundan (sering dijadikan bagian kurikulum diberbagai perguruan pencak silat di Jawa Barat).
Kalau ditanya Cikalong murni apalagi yang ada di Bandung, secara pribadi saya berpendapat tidak ada. Lha di tanah kelahirannya Cianjur saja, sekarang rata-rata generasi VI atau VII tak ada satupun orang yang masih hidup yang pernah belajar langsung ke mama Haji Ibrahim. Jadi yang murni Cikalong ya yang belajar ke mama Haji Ibrahim seperti Gan Enoh, Gan Obing, Gan Brata, Gan Emod atau Gan Tarmidi, gan Busrin....
Yang ada mungkin yang tidak memiliki pengaruh unsur Sabandar, yakni dari garis keilmuan Gan Busrin dan Gan Brata. Terakhir kabarnya murid Gan Muhyidin pun telah tiada yakni pak Iyus Sarosi....entah jika ada yang lainnya, mungkin sudah sangat sepuh ...
salam
-
Dimana tuh bos kasih tau dong alamatnya?
kalau yang umum2 dibandung saya udah liat, mungkin belum cocok aja, soalnya
dulu saya pernah belajar sama satu orang dari daerah cijerah Bandung, jurus2 binatangnya sangat kumplit dan gerakan silatnya juga sangat mantap,ada jurus kijang,jurus gajah ,jurus ular,jurus harimau,jurus elang,jurus kodok dll,dan silatnya memang sangat tradisional banget bukan silat perguruan,katanya gabungan dari berbagai daerah seperti cikalong ,cimande,cianjur,sukabumi,banten,sumedang dll, cuma beliau ini sangat kuat memegang mistiknya sehingga kadang susah membedakan mana yang alam nyata maupun alam mistik,kadang sudah kecampur2 dua2nya, sehingga sudah seperti orang yang kurang...... akhirnya saya berhenti karena beliau ini mohon maaf agak lieur, dari sana saya mencari silat sunda dengan perbandingan minimal seperti silat beliau ini,makanya waktu saya melihat2 dibandung belum ada yang sreg,demikian bang kisahnya,bagi2 dong infonya yang tadi ;D
hatur nuhun
salam
-
untuk Cikalong yang saya tahu (kebetulan jadi murid) sangat rasional sekali meski ada yang sebut bela diri sufi. Baik dari teknik tata gerak, pengerahan, pengalihan maupun pengosongan tenaga tidak merupakan hal mistis. Semuanya mengambil dari yang ada di manusia.
-
Alhamdulillah sangat lengkap sekali, semakin terpikat saya sama cikalong,hatur nuhun pisan kang one atas informasinya,mudah2an cikalong segera hadir di ibukota jawa barat (bandung),amiin
salam
-
Jadi mau nimbrung juga......maapin buat semuanya :-P :-P :-P
Nambahin informasi Cikalong yang dari Pasarbaru Cianjur......ada yg masih asli dan jelas benang merahnya yaitu dari Mama Haji Ibrahim.- Gan Brata- Gan Muhidin- H.Iyus Sarosi (alm )+ Sdr Gagan +Sdr Aam..............Sdr Aam dan Sdr Gagan tidak mau muncul ke permukaan. :D :D :D
-
Alhamdulillah ditunggu2 keluar juga aki sija dari pertapaannya nih, sok ki dibabar cikalong pabucinya di sini ki [top] [top] [top]
hatur nuhun aki sija sudah mau muncul ,
iraha kabandung deui ki?
salam
-
Apa sama ki dengan cikalongnya PABUCI.
-
Kang Sawer wulung...........kita ambil gambarannya dari silsilah maenpo Cikalong versi Pasar baru cianjur.atau RHO Soleh. ...... [[peace2]]
RHO Soleh dan H.Iyus Sarosi sama2 belajar dari Gan Muhidin.......tetapi untuk RHO Soleh belajar juga dari abangnya Gan Muhidin yaitu Gan Idrus maenpo Cikalong juga yg sudah terpengaruh Sabandar,,,,,karena Gan Idrus sendiri disamping belajar dari Gan Brata gurunya Gan Muhidin belajar pula dari Gan Obing sama sudah terpengaruh npelajaran Mama Sabandar. ;D ;D ;D.......
jadi H.Iyus Sarosi Cikalong murni.........RHO Soleh Cikalong plus Sabandar. Sedang Pabuci ilmunya dapat dari Gan Uweh ( RHO Soleh ). :w :w :w.....itu perbedaannya.
Mungkin bisa lebih jelas lagi nanti dalam Skema silsilah di buku Aki Sija. [top]
-
Alhamdulillah jadi makin terang, jadi tambah mantap saya ki,
hatur nuhun
salam
-
Kalo dari jurus dan karakteristik gerakannya gimana ki, perbedaan yg asli cikalong dengan yg sudah terpengaruh sabandar, setahu saya karakteristik sabandar kan halus ya ki, tapi pernah baca di trit yg lain, ternyata sabandar heuras dan meupeuh. Mohon pencerahannya ki.
-
Mangga ki lebih dalam lagi babarannana,biar lebih terang benderang ku sadayana
hatur nuhun
salam
-
Alhamdulillah sangat lengkap sekali, semakin terpikat saya sama cikalong,hatur nuhun pisan kang one atas informasinya,mudah2an cikalong segera hadir di ibukota jawa barat (bandung),amiin
salam
dibandung sepertinya ada banyak tokohnya kok, salah satunya artis seperti kang acil dan abah iwan
cobi korehan wae, mungkin bisa di mulai tanya2 sama kang gending respuzi :)
-
Hatur nuhun Kang naga atas infonya
-
Nuhun kang naga, kang acil bimbo? Nanti kita coba korehan, maenya bandung sakitu lega na, btw om momod saya ko ga bisa ngasi thank you ya?
-
Sahabat Maenpo cikalong mohon doanya, agar cikalong bisa segera launching secara luas di bandung,amiin
hatur nuhun
salam
-
Maenpo Cikalong "Falsafah dan gerakan silat tingkat tinggi" [top] [top] [top]
Legenda silat dan silat legenda yang Fantastis.....tapi nyata [[peace2]] [[peace2]] [[peace2]]
-
Tiba-tiba pengen menerjemahkan artikel dari majalah Martial Arts Illustrated.
ditulis oleh Johny Silmon. Diterjemahkan sambil lalu.
*abis ini mau menerjemahkan tesis S3-nya orang Australia ah.. kayaknya menarik*
Travelogue:
Petualangan di Indonesia
Johny Silmon melanjutkan petualangannya keliling Indonesia, mempelajari Silat dari guru-guru asli di tempat asal dan mempromosikan ajaran mereka di Barat.
Untuk saya, keindahan berjalan-jalan adalah bertemu dengan orang-orang yang menakjubkan. Tampak jelas selama seminggu saya di Bandung, setiap orang yang saya temui bersikap ramah dan terbuka. Terima kasih khususnya pada Mas Irfan dan istrinya, Ami, yang membuka rumah mereka dan benar-benar menunjukkan ramah-tamah Indonesia. Terimakasih juga pada Mas untuk memperkenalkan pada gurunya, Mang Dedi, dan juga beberapa guru-guru Silat lain, seperti Aki Ujang dari Sera dan Buaya Putih, dan Kang Gending Raspuzi dari Garis Paksi. Minggu yang sangat produktif ini benar-benar menyembuhkan awal perjalanan yang sempat retak, karena itu saya puas dan bersemangat melanjutkan perjalanan ini.
Cianjur, kota utama dalam wilayah yang bernama sama dan berjarak 60 km dari kota Bandung adalah tujuan saya selanjutnya. Telah disepakati bahwa saya akan menemui Guru 'Aki' Azis Asyarie dan mendapat pengalaman berlatih seni yang dikuasainya, Cikalong. Saya telah mendengar banyak cerita yang bertolak belakang tentang seperti apakah Cikalong itu. Di beberapa tempat, dikatakan bahwa aliran ini berlawanan dengan Cimande atau, bahkan mirip Cimande tetapi dengan tangan terbuka.Di tulisan lain, saya pernah membaca, bahwa aliran ini adalah aliran Kelelawar, meniru perilaku aneh mamalia terbang. Nama 'Kalong' memang berarti kelelawar dalam Bahasa Indonesia tetapi meniru hewan bukanlah bagian dari aliran ini. Dikelilingi simpangsiur, saya berharap fakta-fakta akan terpisahkan dari fiksi. Perjalanan bis selama dua jam memberikan waktu untuk merenung semua yang saya alami dalam perjalanan, dan juga apa yang akan saya lakukan, bertemu guru selanjutnya, dan mempersiapkan mental untuk semua kemungkinan yang akan muncul. Perjalanan ini penuh pemandangan, dengan banyaknya jalan-jalan gunung berangin menuju lembah di mana kampung-kampung dikelilingi oleh sawah-sawah. Pendapatan utama dari seluruh kawasan ini adalah pertanian, dengan padi sebagai tanaman yang paling banyak ditanam. Bus berhenti di terminal di luar kota dan Ed dan saya harus bernegosiasi dengan beberapa bus mini lokal, dengan seluruh barang bawaan saya, untuk mengantar kami ke tujuan akhir karena taksi tidak ada di kota ini. Pemandangan yang unik untuk orang sekitar, tampaknya. Setelah sampai di rumah Aki Azis, saya senang bisa menaruh tas-tas kami dan menyeruput, secangkir teh manis panas - cara sempurna untuk menenangkan di panas yang menyengat.
Saya mendengar banyak hal menarik tentang Aki Azis dan Cikalong terstruktur versinya. Hal yang pertama tampak adalah, ia selalu tersenyum dan tertawa, apalagi selalu semangat membagi pengetahuannya tentang beladiri. Tanpa inisiasi resmi, Aki mengajak latihan langsung untuk merasakan sendiri apakah Maenpo Cikalong itu. Padepokannya terletak di belakang rumahnya dan memiliki ruang yang cukup untuk latihan. Saya diberitahu pentingnya merasakan energi kecil yang digunakan dalam pendekatan Cikalong dalam bertempur, yang tentu saja masuk akal. Segera saya rasakan, aliran ini tidak berbeda jauh dengan Cimande dalam hal gerakan dan pendekatan mental. Kami memulai dengan latihan drill berpasangan di mana saya menaruh lengan saya di lengannya. Ketika saya maju, Aki akan mengubah sudut, mengarahkan energi saya dan saya akan berakhir di lantai - sesuai keinginannya ... dan juga saya. Sejalan dengan waktu, dari berbagai sudut serangan, ia selalu menemukan titik lemah struktur saya dan mengirim saya ke lantai. Saya melihatnya memiliki kemiripan dengan Sabandar yang saya pelajari dan kemudian, saya mengetahui bahwa elemen-elemen Sabandar memang ada di dalamnya. Setelah kelas pengenalan, jelaslah di mata saya bahwa Cikalong adalah antitesis Cimande. Bila Cimande digambarkan sebagai seni pukulan keras, Maenpo Cikalong lebih mirip dengan Aikido dan Tai-Chi, mencari arah energi dan menetralkan serangan lawan dengan sedikit cedera padanya. Kelemahan deskripsi tersebut adalah, gerakan yang ditujukan untuk menyakiti dan menimbulkan cedera serius, seperti mematahkan leher lawan dan kuncian-kuncian sendi ada di Maenpo Cikalong namun praktisi seni ini selalu mencari solusi damai terhadap konflik sedapat mungkin.
Cara pandang demikian bersumber dari tujuan pencipta aliran ini, Raden Haji Ibrahim, yang lahir di Cianjur tahun 1816 dan wafat tahun 1906 dan dikuburkan 20 km di selatan kota. Menurut Aki Azis, pencipta aliran ini memiliki sejumlah guru-guru bela diri yang mengajarkannya bermacam-macam aliran - sangat mungkin Cimande adalah salah satunya. Tidak jelas kapan sistem ini lahir, tetapi sesuai cerita, Pak Ibrahim yang sangat alim tidak puas dengan gaya keras yang dimilikinya dan ingin mengembangkan sesuatu yang berbeda. Ia menginginkan metode beladiri yang menggunakan tenaga sekecil mungkin, dan menimbulkan cedera sesedikit mungkin. Konon, ia berpuasa empat puluh hari di gua (dinamakan Gua Cikalong, yang kukunjungi sendiri). Di akhir pertapaannya, seni ini muncul di dalam penampakan dan mimpi. Bukan tugas saya menyatakan apakah kisah ini benar tetapi cukup dikatakan sebagai hasil perenungannya, Maenpo Cikalong lahir dan Pak Ibrahim mulai mengajarkan di daerah Cikalong Kulon dan Cianjur.
Aki Azis, usia 63, adalah murid generasi keenam Maenpo Cikalong dari jalur R.H. Oeweh Soleh. Aki belajar teknik di universitas di Jakarta beberapa tahun lalu dan alasan saya menyebutkan hal ini adalah bagaimana ia menggunakan cara berpikir logika untuk menjadi guru pertama yang menaruh aliran ini dalam bentuk format, seperti peta, di mana murid-murid bisa secara sistematis melalui semua modul dan menyelesaikannya. Ia melakukannya untuk membawa aliran ini ke masyarakat luas karena, sebelum 1980, aliran ini sangat tertutup dan dijaga rapat di daerah. Ia menemui sedikit rintangan mengenai membuka Maenpo Cikalong ke masyarakat luas tetapi untuk mencegah kepunahan aliran ini, membawanya ke domain publik adalah hal yang lebih baik dilakukan. Tampaknya langkah berani yang dilakukannya membuahkan hasil. Ia memiliki murid dari seluruh penjuru Indonesia dan beberapa orang dari luar negeri datang dan berlatih padanya.
Sistemnya sendiri terdiri dari 5 area perkembangan, di mana area pertama juga terdiri dari lima fase - yang bagian paling pertamanya adalah latihan jurus. Di Maenpo Cikalong, ada sepuluh gerakan sederhana yang mengajarkan perbendaharaan gerakan dasar. Gerakan-gerakan ini bisa dipelajari dalam beberapa pertemuan. Fase kedua dari latihan dasar adalah latihan posisi kuda-kuda dan kemampuan untuk membumi. Tahap ketiga hingga kelima mulai diperkenalkan latihan berpasangan dalam berbagai variasi intensitas dan sekilas latihan dasar itulah yang ditunjukkan oleh Aki .. dicoba kepadaku, sebagian besar. Ketika saatku untuk mengirimnya ke bumi, Aki sangat cepat dan tidak dapat berhenti tertawa. Tawanya sangat menular dan seperti saat saya terduduk dan mengamati salah satu kelasnya, energi senang yang sama memenuhi atmosfer. Sangat berbeda dengan suasana latihan yang sangat tegang dipenuhi ego, yang selama ini kami alami. Mengalami rasa senang di latihan penting untuk memancing ke teknik selanjutnya di silabus, menurutku.
Aki, bangga dengan warisan budayanya yang kaya, senang mengenalkan budaya Sunda dan ia menghabiskan sehari membawa kelompok kecil kami mengunjung tempat-tempat penting di daerah itu, termasuk Gua Cikalong yang disebutkan, makam pendiri, dan terakhir walau bukan paling akhir, Gunung Padang yang menakjubkan, yang merupakan situs Megalithikum berusia 5000 tahun, 50 km di sebelah tenggara Cianjur. Nah, ini adalah salah satu tempat yang 'berisi', dengan pemandangan yang membuat kami menarik nafas. Setelah minggu yang menyenangkan ini di mana saya dijejali pengalaman-pengalaman dahsyat dan pengetahuan-pengetahuan baru, sekali lagi, sudah saatnya kami harus menempuh perjalanan kembali. Saya rasa, siapapun yang memiliki kesempatan mengunjungi Indonesia, lakukan sebisa mungkin untuk mengunjungi Aki Azis. Silakan hubungi saya agar bisa saya buatkan perkenalan. Tujuan saya membuat dan menulis tentang perjalanan ini bukan sekedar tentang saya dan agenda saya... Ini tentang promosi seni ini dan siapa saja yang bisa mengajarkannya, jadi bila anda punya kesempatan, silakan dan dapatkan pengalaman anda sendiri. Bila anda tidak bisa, kurasa pengalaman anda bisa menjadi pengganti yang bagus. Sampai bulan selanjutnya.
Johny Silmon
-
Waah kereeen!
-
mantab [top] [top] [top],
wa haji azis aya dina majalah bule,
mudah2an cikalong semakin dikenal dunia, aamiin ya rabbal alamin
sayang nama saya ga disebutin padahal saya ada dikelompok kecil yg diceritakan om joni silmon hehehe :w :P [[run2]]
-
Ini sedikit foto2 yg ada di FB saya waktu penelusuran sejarah maenpo cikalong oleh mas Johny Silmon:
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.2795180139026.94828.1844133556&type=3
-
Barangkali ada yang ingin tahu dan ingin silaturahmi.......Murid Maenpo Cikalong Gan Uweh yang masih ada di Cianjur :
1. R. Edi Sugandi
2. H. Engkos Kosasih
3. H. Ceng Suryana
4. Drs D.M. Djunaedi
5. H. Rusman Tabrizy
6. H. Azis Asy'arie
7. Kang Ujang Saepudin
8. Endang Wahidin
9. H. Jajang
10. Dr H. Dadang Sufianto M M
11. Drs. Djunaedi Sayidiman M.M
Murid Gan Muhdin :
1. Aam
2. Gagan
-
Menggali silat ibing MAENPO CIKALONG dari GAN DIDI dengan nama PUSAKA SILIWANGI.....
Salahsatu pewarisnya sekarang yaitu Kang Edi.
Salam :)
-
Pelajaran JURUS TUJUH BAWAH dan JURUS MASAGIKEUN merupakan pelajaran lanjutan....
Karena kedua jurus sudah mengandung RASA USIK....
Silahkan merasakan....!!!!!!!