+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Margaluyu Fenomena  (Read 87827 times)

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #15 on: 13/06/2007 18:17 »
lanjutan...

Rangkapan Fisik

Setiap perguruan tenaga dalam memberikan sumbangsih tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Margaluyu menorehkan tinta emas sebagai perguruan tua yang banyak mengilhami hampir sebagian besar perguruan di Indonesia, dan cabang-cabang dari perguruan ini banyak berjasa bagi pengembangan tenaga dalam yang ilmiah dan universal.

Sin Lam Ba, Al-Hikmah, Silat Tauhid Indonesia berjasa dalam memberikan nafas religius bagi pesertanya, dan aliran Nampon berjasa dalam memberikan semangat bagi para pejuang di era kemerdekaan.

Terlepas dari sisi positif dari aliran-aliran besar itu, pengembangan aliran tenaga dalam yang kini masih memilih corak pengembangan bela diri dan kesaktian itu justru mendapat kritik dari para pendahulunya.

Pada tahun 1984 Alm. Sidik murid dari H Abdul Rosyid saat berkunjung ke wilayah Pati utara dan menyaksikan cara betarung (peragaan) suatu perguruan “pecahan” dari Budi Suci, menyayangkan kenapa sebagian besar dari siswa perguruan tenaga dalam itu sudah meninggalkan teknik silat (fisik) sebagai basic tenaga dalam.

Artinya, saat diserang mereka cenderung diam dan hanya mengeraskan bagian dada/perut. Kebiasaan ini menurutnya suatu saat akan menjadi bumerang saat harus menghadapi perkelahian diluar gelanggang latihan. Karena saat latihan hanya dengan “diam” saja sudah mampu mementalkan penyerang hingga memberikan kesan bahwa menggunakan tenaga dalam itu mudah sekali.

Mereka tidak sadar bahwa dalam perkelahian di luar gelanggang latihan itu, suasananya berbeda. Dalam arena latihan yang dihadapi adalah teman sendiri yang sudah terlatih dalam menciptakan emosi (amarah).

Cara bela diri memanfaatkan tenaga dalam yang benar menurut Alm. Sidik sudah dicontohkan oleh Nampon saat ditantang jawara dari Banten dan saat akan dicoba kesaktiannya oleh KM Tamim. Yaitu, awalnya mengalah dan berupaya menghindar namun ketika lawan masih memaksa menyerang, baru dilayani dengan jurus silat secara fisik, menghindar, menangkis dan pada saat yang dianggap tepat memancing amarah dengan tamparan ringan dan setelah penyerang emosi, baru menggunakan tenaga dalam.

Pola pembinaan bela diri yang tidak lengkap yang hanya fokus pada sisi batin saja, sering menjadi bumerang bagi mereka yang sudah merasa memiliki tenaga dalam sehingga terlalu yakin bahwa bagaimanapun bentuk serangannya, cukup dengan diam (saja) penyerang pasti mental. Dan ketika mereka menghadapi bahaya yang sesungguhnya, ternyata menggunakan tenaga dalam tidak semudah saat berlatih dengan teman seperguruannya.

Fenomena pembinaan yang sepotong-potong ini tidak lepas dari keterbatasan sebagian guru yang pada umumnya hanya pernah “mampir” di perguruan tenaga dalam. Sidik mengakui banyak orang yang belajar di Budi Suci hanya bermodal “jurus dasar” saja sudah banyak yang berani membuka perguruan baru. Padahal dalam Budi Suci itu terdapat 3 tahapan jurus. Yaitu, Dasar Jurus – Jodoh Jurus dan Kembang Jurus (ibingan).

Karena tergesa-gesa ingin membuka aliran baru itu menyebabkan siswa sering tidak siap disaat harus menggunakan tenaga dalamnya. Dan Yosis Siswoyo dari Bandar Karima memberikan konsep bahwa keberhasilan memanfaatkan tenaga dalam ditentukan dari prinsip “min-plus” yang dapat diartikan : Biarkan orang berniat jahat (marah), aku memilih untuk tetap bertahan dan sabar.

Karena itu pembinaan fisik, teknik bela diri fisik, teknik, kelenturan, refleks dan mental bertarung perlu ditanamkan terlebih dahulu karena kegagalan memanfaatkan tenaga dalam lebih disebabkan mental yang belum siap sehingga orang ingat punya jurus tenaga dalam setelah perkelahian itu sudah usai.

Berdasarkan pengamatan, tenaga dalam berfungsi baik justru disaat pemiliknya “tidak sengaja” dan terpaksa harus bertahan dari serangan orang yang berniat jahat. Dan tenaga dalam itu sering gagal justru disaat tenaga dalam itu dipersiapkan sebelumnya untuk “berkelahi” dan akan lebih gagal total jika tenaga dalam itu digunakan untuk mencari masalah.

Tenaga dalam harus bersifat defensif atau bertahan. Biarkan orang marah dan tetaplah bertahan dengan sabar dan tak perlu mengimbangi amarah. Sebab jika pemilik tenaga dalam mengimbangi amarah, maka rumusnya menjadi “plus ketemu plus” yang menyebabkan energi itu tidak berfungsi. Dan dalam hal ini Budi Suci menjabarkan konsep “min – plus” itu dengan sikap membiarkan lawan “budi” (bergerak/amarah) dan tetap mempertahankan “suci” (sabar, tenang).

Memposisikan diri tetap bertahan (sabar) sangat ditentukan tingkat kematangan mental. Dan pada masa Nampon dan H Abdul Rosyid, tenaga dalam banyak berhasil karena dipegang oleh pendekar yang sudah terlatih bela diri secara fisik (sabung) sehingga saat menghadapi penyerang mentalnya tetap terjaga.

Sekarang semua sudah berubah. Orang belajar tenaga dalam sudah telanjur yakin bahwa serangan lawan tidak dapat menyentuh sehingga fisik tidak dipersiapkan menghindar atau berbenturan. Dan karena tidak terlatih itu disaat melakukan kontak fisik, yang muncul justru rasa takut atau bahkan mengimbangi amarah hingga keluar dari konsep “min-plus”.

« Last Edit: 14/06/2007 10:14 by kisawung »

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #16 on: 13/06/2007 18:17 »
lanjutan...

Tenaga Dalam Pantura

Perkembangan tenaga dalam di wilayah eks Karisedenan Pati tak lepas dari peran Perguruan Satya dibawah asuhan alm. Soeharto – Semarang.

Satya berkembang di wilayah Pati awalnya dibawa oleh murid Soeharto bernama Subiyanto asal Jepara. Namun Subiyanto kemudian membuat perguruan Mustika. Walau perguruan ini hanya muncul sesaat kemudian tidak terdengar lagi.

Pada akhir tahun 70-an Satya masuk wilayah Pati dengan corak yang saat itu dianggap tabu karena berlatih pada tempat terbuka pada siang hari. Ini berbeda dengan aliran lain yang memilih berlatih secara sembunyi-sembunyi.

Satya lebih mudah diterima masyarakat karena sifatnya yang terbuka, lebih njawani dan tidak bernaung dibawah partai politik tertentu bahkan menerima anggota dari semua agama, walau dalam ritualnya Satya tidak jauh beda dengan aliran Budi Suci yang dikembangkan oleh Bang Ali yang saat itu juga banyak berkembang di Jawa Tengah.

Kesamaan Satya dengan Budi Suci disebabkan alm. Soeharto mengenal jurus tenaga dalam itu berasal dari Yusuf di Tanjung Pinang, dan Yusuf adalah murid dari alm. Sidik, salah satu dari murid H Abdul Rosyid sang pendiri aliran Budi Suci.

Dalam lingkup pergruannya, Soeharto hampir tidak pernah menyebut-nyebut nama Yusuf sebagai sang guru. Ini disebabkan adanya hal yang sangat pribadi berkaitan dengan sang guru yang WNI keturunan itu. Justru Soeharto lebih sering menyebut nama Sidik, walau pertemuan keduanya itu baru berlangsung diawal tahun 80-an.

Ketika beberapa pengurus Satya di Sirahan, Cluwak berhasil menemukan Sidik di Cilincing, Jakarta Utara, lalu diboyong untuk meneruskan pembinaan dari anggota Satya yang saat itu sudah pasif dari berbagai kegiatan perguruan.

Kehadiran Sidik ke Sirahan ibarat meneruskan pelajaran lanjutan yang tidak terdapat pada kurikulum Satya. Selain pembaharuan dalam jurus dasar juga meneruskan pada materi Jodoh Jurus dan Kembang Jurus ciptaan oleh Abah Khoir sang pendiri Cimande dan sebagian sudah digubah oleh H Abdul Rosyid.

Sejarah tentang tenaga dalam perlu diketahui oleh mereka yang mengikuti suatu aliran tenaga dalam. Ketidaktahuan tentang sejarah itu dapat menggiring seseorang bersikap kacang lupa kulit, bahkan memunculkan “anekdot spiritual” sebagaimana dilakukan seorang guru tenaga dalam yang karena ditanya murid-muridnya dan ia tidak memiliki jawaban lalu menjelaskan bahwa orang-orang yang ditokohkan dalam perguruan itu dengan jawaban yang mengada-ada.

Misalnya, Saman adalah seorang Syekh dari Yaman, Madi disebut sebagai Imam Mahdi, Kari adalah Imam Buchori, Subandari adalah Syeh Isbandari. Dan jawaban seperti itu tidak memiliki dasar dan konon hanya berdasarkan pada kata orang tua semata.

(Dari berbagai sumber)
« Last Edit: 14/06/2007 10:12 by kisawung »

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #17 on: 13/06/2007 18:20 »
diatas ialah bahan tulisan yang menarik untuk dikaji kaitannya dengan Info tentang Margaluyu

barangkali Sesepuh kita Bapak Baruklinting mau memberikan koreksinya ::)

dipersilahkan pak...  :)

maskar

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 36
  • Reputation: 2
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #18 on: 13/06/2007 20:14 »
wah kasih jempol buat Kisawung atas usahanya menjelaskan perjalanan TD di Indonesia  [top] [top] ^:)^ ^:)^

aircadas

  • Guest
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #19 on: 13/06/2007 22:34 »
Ki, bagus sekali, thank U

tapi ki, warna tulisannya bisa diganti nggak ki, silau dimata nich ki, please.... :'(

stryker

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 1
  • Posts: 38
  • Reputation: 9
    • Email
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #20 on: 13/06/2007 23:28 »
terima kasih kisawung atas sharingnya..

btw pengalaman ki sawung di mang idit gimana ? di sharing dong..

aduh hari ini blon latihan terawangan neh...

baruklinting

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 70
  • Reputation: 25
  • DEn WAspodo RUweting CIpto
    • Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat  - Cicalengka-
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #21 on: 14/06/2007 05:42 »
terima kasih kisawung atas sharingnya..

btw pengalaman ki sawung di mang idit gimana ? di sharing dong..

aduh hari ini blon latihan terawangan neh...

 :)Kalau perkara riset Ki Sawung,  pokoke lebih jempol deh....suuerrrr [top]

Memang diakui bahwa mereka yang belajar TD terhinggapi "High expectation syndrome". dalam artian menganggap dengan mengejangkan perut dan dada kemudian berdiam diri sambil sedakep
lawan bisa mental.
Pengertian sebenarnya sudah meninggalkan azas bahwa semua paguron TD berbasis pada jurus pencak silat.Dan semua paguron TD pasti memiliki jurus2 kasaran yang digunakan sebelum lawan memiliki tingkat emosi yang pas untuk di guncang.

Konsep yang ditawarkan oleh Margaluyu adalah membangun kecerdasan dulu sebelum menjadi pendekar Consciousness first then going into a warrior) .  reaksi atapun reflek dalam menghindar maupun mengalihkan alir tenaga lawan hanya bisa terbentuk karena keputusan yang cerdas. Keterlambatan reaksi terjadi karena lambanya keputusan yang berakhir pada reflek yang mandul.

TD tidak lepas dari masalah esoteris. yang memerlukan latihan yang panjang. Dimulai dari jurus2 mandatory yang harus dipelajari sampai tamat, kemudian berolah rasa dengan usik untuk tahu alir energy. Tanpa pernah kita merasakan sendiri  alir tenaga maka TD tidak akan muncul, karena kecerdasan kita tidak cukup faham untuk menggerakan organ tubuh yang mana yang menjadi saluran output energy yang akan keluar.

Buat mereka yang telah merasakan alir tenaga, berarti sudah terjadi peningkatkan kecerdasan. Dan dapat menganalisa jalanya perpindahan dari "Force" ke "Null" dan sebaliknya. Satu gesekan ringan saja dari seseorang yang badanya lebih kecil akan mampu menjatuhkan seorang yang badanya jauh lebih besar.
 

OK ki Sawung lajulah dengan risetnya.


Hidup itu sudah sulit, maka jangan mempersulit hidup

samber gledek

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 4
  • Posts: 462
  • Reputation: 35
    • Email
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #22 on: 14/06/2007 08:11 »

Ki apa yang diceritakan itu benar.

Banyak orang mengira bahwa dengan cukup berlatih TD maka nanti bisa dipakai untuk mementalkan lawan.

Ternyata hal ini tidak semudah kalau kita menghadapi keadaan sebenarnya. Hal yang paling sulit kita jaga pada saat menghadapi keadaan sebenarnya adalah emosi kita. Pada saat kita tegang atau grogi telah terjadi perubahan gelombang dari dari gelombang alpha ke Beta.

Sehingga getaran yang melingkupi kita akhirnya buyar, sehingga kita pada saat lawan menyerang getaran yang dipancarkan menembus dinding yang telah buyar.

PBK sama Ki Sawung top ceritanya

Lanjut....

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #23 on: 14/06/2007 10:23 »
Ki, bagus sekali, thank U

tapi ki, warna tulisannya bisa diganti nggak ki, silau dimata nich ki, please.... :'(
done... by the request  ^:)^

sudah kurubah jadi warna hijau  :D

Taufan

  • Moderator
  • Calon Pendekar
  • **
  • Thank You
  • -Given: 6
  • -Receive: 27
  • Posts: 506
  • Reputation: 76
    • Email
  • Perguruan: Bandarkarima
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #24 on: 14/06/2007 13:43 »
Assalamu 'alaikum.

Jadi ingat masa lalu nih... saat masih suka jahil sama teman2 mahasiswa yang belajar TDI (Tenaga Dalam Instan) di era 85an. Kita hobbynya ngajak "diskusi". Hasil akhirnya cuma bikin patah hati para pendekar TDI... alih2 bikin mental lawan, justru terkapar karena ulu hati tercium tendangan. Maksudnya sih bukan mau jadi jagoan, tapi gemes aja sama metode jalan pintas yang marak di era itu.

Wassalam.

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #25 on: 14/06/2007 21:27 »
Quote from: P_Muda
Ilmu Silat Margaluyu]

Di Margaluyu ada beberapa jenis silat yang diajarkan ke murid2, totalnya aada 9 set ilmu silat. Karena silat ini sifatnya optional (pilihan) di Margaluyu, karena itu tidak semua murid menguasainya. Sekalipun ada yang menguasai biasanya hanya 1 atau 2 set.

Ilmu2 silat ini adalah;

1. Palaredan
2. Seulah Erih
3. Letter O
4. Depok 2
5. Tepak 3 (Kuntaw)
6. Tepak 3 (Silat)
7. Jurus 5
8. Jurus 8
9. Peksi Meuih

aplikasinya mirip sekali dengan aplikasi Cikalongan

nah dengan tujuan menghidupkan kembali "gerak silat fisiknya"
saya sepakat dengan bro Pendekar_Muda untuk "saling usik-usikan"

dan bro Pendekar-Muda ini ternyata sudah memegang 5 set silat fisiknya
« Last Edit: 14/06/2007 21:29 by kisawung »

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #26 on: 14/06/2007 21:42 »
ikut melengkapi atas tulisan dari bro P_Muda tentang ilmu aplikasi

sebenarnya begini..
dahulu ketika aku masih malang melintang berkelana dalam rangka mempelajari
aliran-aliran 10 jurus, yang belakangan kuketahui ialah berasal dari Margaluyu

aku diberitahu bahwa..

ada beberapa level dalam keilmuan tersebut..
ialah level pertama... dimana seluruh gerakan masih dilakukan posisi berdiri
atau kata lainnya ialah Jurus berdiri ( silat)

nah level keduanya ialah juga masih berdiri namun menggunakan TD

sedangkan pada level tersebut seperti yang diuraikan sdr pendekar_muda
pada postingan sebelumnya ialah terdapat kurang lebih enam tingkatan
dimana dahulu... aku menerimanya sebagai tingkatan berikut:

1. Kasaran
2. Halusan
3. Tikahan
4. Mahdi
5. Syahbandar
6. Payung rasul

itulah level dimana kita masih pada posisi "berdiri"

sedangkan level selanjutnya yang katanya "rahasia"
ialah dilakukan dalam keadaan "duduk manis" :D
dan untuk mencapai level duduk manis... hehehehe... tingkat Guru besar bow`

nah .. maklumlah aku yang punya bekal sedikit
yakni dengan "ilmu pengasihan tarik simpati"
yah... berhasillah walau sedikit aku dapat info-infonya

antara lain.. level selanjutnya ialah

- Pelebur
- Puting beliung
- Lingkar penyesat ( jalasutera)
- Mas Cungkub
- dll :D

nah selanjutnya dibocorkan lagi, bahwa diatas itu masih ada lagi
yakni level yang tertinggi... dan masih disimpan dalam 5 buah kitab

yang merupakan "karya" dari pemahaman "Abah Andadinata"
(disinilah nyambung dengan kenyataan 2 buah Kitab yg masih ada
satu sudah musnah, sedangkan dua kitab lagi masih misterius)


kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #27 on: 14/06/2007 21:48 »
Quote from: P_muda
Di Margaluyu merogoh sukmo adalah esuatu hal yang harus dicegah. Selain itu ada beberapa hal lagi yang dipantangkan oleh para penghayat maragluyu.

1. Rogoh Sukmo.
2. Sambatan atau Trans.
3. Ilmu Brajamusti atau lainnya yang membuat tangan atau bagian tubuh pemilik ilmu menjadi mematikan.
4. Batara Karang, Pancasona, Rawarontek yang membuat manusia mati bisa bangkit lagi.

Pantangan ini disebabkan karena seorang penghayat Margaluyu dalam keilmuannya;
1. Selalu konsentrasi dan Mawas diri karena itu tidak boleh Trans.
2. Menguasai ilmunya bukan dikuasai ilmunya karena itu tidak boleh sampai roh-nya lepas karena ilmunya.
3. Ramah dengan banyak orang dan mengalir rejekinya. Ilmu yang menyebabkan bagian tubuh berbahaya buat org lain juga bahay buat diri sendiri. Selain itu menjadi angkuh dan efek lainnya jadi seret rejekinya :D:D:D
4. Sesuai dengan fitrah manusia. Ilmu margaluyu tidak mencoba mengahalangi fitah manusia melainkan manusia harus hidup sesuai dengan fitrahnya.

P_Muda menjawab di kaskus ketika ada pertanyaan
kemungkinan jurus tertinggi selanjutnya mengarah pada paham Mrogo Sukmo

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #28 on: 14/06/2007 21:50 »
Tentang Jurus Payung Rasul  [top]

Quote from: P_Muda
Payung ada dua jenis Payung Penuh dan Payung Sebelah. Diajarkan biasanya Payung penuh dulu baru kemudian diajarkan Payung Sebelah karena Payung Sebelah itu lebih gampang.

Di kemudian hari Payung Sebelah ini yang jauh lebih dikenal orang dan nama lainnya adalah Jala Sutera.

Ciri2 Payung Sebelah dan Payung Penuh

1. Payung Sebelah dimulai dengan jurus 10 dan Payung Penuh dari Jurus 1.
2. Jumlah jurus lebih banyak Payung Tutup.
3. Diagram Payung Sebelah adalah diagram Jala Sutera dan Payung Penuh adalah diagram...
4. Putaran Payung Sebelah dari kanan ke kiri, sedangkan Payung tutup dari kiri ke kanan.

kisawung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 14
  • Posts: 458
  • Reputation: 73
Re: Margaluyu Fenomena
« Reply #29 on: 14/06/2007 21:52 »
Quote from: kisawung
3. Pelebur, aselinya ialah "Mahadullah" dalam keilmuan Margaluyu
(ini juga berhubungan dengan pemahaman "Sastro Jendro Hayuningrat" )

ditambahkan  oleh P_Muda sebagai berikut:

"Betul Mahadullah adalah ilmu pelebur, lanjutannya Petak Bagen Syaidina Ali yang jauh lebih dahsyat."

 

Powered by EzPortal