+-

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Kejuaraan Pencak Silat Seni Piala Walikota Jakarta Selatan by luri
24/09/2024 15:38

Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi Open Ke 3 by luri
24/09/2024 15:35

Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Panglima TNI 2024 Se-Jawa Barat by luri
24/09/2024 15:22

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

SilatIndonesia.Com

Author Topic: PPS Betako Merpati Putih  (Read 1648894 times)

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #120 on: 08/10/2010 03:25 »
Asumsi asumsi:

1. Capoeira diasumsikan jauh lebih populer. Apakah image populer karena media? Atau karena "barang baru" dan tampil beda? Betul pernah ada periode/ musim dimana capoeira sering ditampilkan sebelum pertunjukan band. Sekarang sudah tidak. Apakah ketika puncak populer, anggotanya membludak? Atau orang hanya asyik nonton, tanpa ada driving force yang cukup yang mendorong orang2 melangkah ikut latihan? Berapa usia rata2 mereka mulai masuk? Mungkin segmen 19-25 th. Kalau melihat di Bulaksumur, sudah makin habis.
2. Apakah komik2 Jepang secara signifikan meningkatkan anggota baru beladiri Jepang? Atau hanya mendorong ikut festival Matzuri? Banyak teman2 di karate yg ngeluh kalah pop lawan TKD. Apalagi judo,kempo.
Dilain pihak, TKD juga ngeluh, anggotanya merosot tajam.
3. Apakah dengan melesatnya cabang wushu diseluruh dunia, diikuti secara signifikan oleh peserta latihan umum? Bisa ditanya pada rekan2 perguruan kungfu. Kalaupun ada, tidak massal. Kalaupun massal cepat rontok, tinggal yg betul2 serius.

Sampai usia tertentu, masih dipegang TKD, begitu dilatih jadi atlit, yang porsi latihannya lebih berat dari silat, banyak rontok. Yang buka latihan di fitness center/mall, hanya TKD.
Aikido juga hanya eksklusip, tidak massal.
4. Saya tidak punya perkiraan tentang BJJ. Apakah hanya penuh setingkat gym, atau sampai sewa tempat di gedung2 lain.
5. Sejauh mana pengaruh kehebatan juara MMA, muaythai, dsb terhadap peserta umum yg ikut MMA,Muaythai dsb. di Indonesia?

Saya tidak pandang enteng, tapi juga tidak "blereng"/silau.
Menurunnya peserta beladiri, cenderung menyeluruh.

Pencaksilat bisa mengakomodir multi segmen, baik SES (status ekonomi sosial), maupun nyaris semua usia., dari desa sampai kota. Dari yg jelata sampai eksklusip.


Apabila ekskul  pencaksilat mulai jalan, kondisi nyata peserta silat diperkirakan trend meningkat.

Mekanisme bertahan aliran/paguron silat bila tertekan:
a. Meng "cyste", mengecilkan jumlah murid, hanya yg terpilih, lestari, bertahan, tetap jalan.
b. Memperbaiki diri, main ofensip pasar, termasuk upaya promosi multimedia/media mix/IT.
c. Melakukan pressure kepada pemerintah, tentang hak istimewa pelestari budaya.

Kalau memungkinkan, disemua lini persinggungan, pencaksilat harus unggul. Tentu saja tidak sambil lalu, harus dipersiapkan serius/profesional.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #121 on: 08/10/2010 09:34 »
Apabila ekskul  pencaksilat mulai jalan, kondisi nyata peserta silat diperkirakan trend meningkat.

Saya sangat sepakat dengan hal tersebut. Beberapa pemetaan memang sudah sangat mengena sasaran. Saya coba menambahkan mas:

1. Himbauan perguruan kepada para orang tua pesilat, seyogyanya memasukkan anak-anaknya ke dalam pencaksilat. Adalah sangat miris ketika kita mengetahui ada orang tua yang pesilat (pelatih silat, atau senior, atau sesepuh) tetapi anaknya bukan pesilat dan bahkan memasukkannya pada beladiri asing. Kebanyakan berlindung pada kata 'demokratis'. Tapi saya tidak pernah melihat ada anak-anak yang 'demokratis' untuk memilih. Anak dikursuskan matematika, di les-kan fisika, biologi, les piano, renang, dsb, apakah mereka memilih? Tentu tidak. Orang tua mengarahkan untuk kesitu. Tapi kenapa tidak mau diarahkan pada silat? Ini buat saya, meski secara signifikan, tidak menurunkan jumlah anggota tetapi efeknya sangat kurang baik. Dalam perjalanan hidup kita, banyak sekali keadaan dimana awalnya kita tidak cinta, tapi karena kita masuk ke dalamnya, kemudian jadi suka, dan pada akhirnya cinta. Toh kita bertemu istri kita juga bukan langsung karena cinta, tapi karena suka dulu. Witing tresno jalaran soko kulino. Temukan anak-anak kita dengan silat, ajak mereka bersilat, ajak ikut kegiatan silat bapaknya. Berapa banyak juga dari ayah/suami yang pesilat tapi istrinya tidak pernah diajari silat? Bagaimana sang anak melihat pencaksilat sehari-hari kalau lingkungan keluarga pesilatnya saja sudah seperti itu. Mereka jarang melihat ayah/ibu nya yang tahu guru silat memperagakan gerakan-gerakan di depan mereka, atau mengajak mereka serta. Sedangkan ketika sang anak duduk manis di depan TV selama berjam-jam yang ditontonnya adalah beladiri asing? Jadi ini sifatnya hanya himbauan personal saja. Mekanisme internal perguruan tetap memang harus menggunakan mekanisme SWOT untuk melakukan analisa komprehensif.

3. Memaksimalkan forum-forum besar untuk penyebarluasan informasi silat. Dimulai dengan giat menulis artikel-artikel mengenai silat. SahabatSilat adalah salah satu forum khusus beladiri. Bagaikan lautan luas yang sarat informasi. Meski demikian, masih kalah populer dibanding forum-forum kaliber seperti Kaskus (www.kaskus.us). Alangkah mantapnya apabila hal-hal yang menarik pada forum SS ini juga ditulis pada forum Kaskus, toh tinggal copy paste dan disebutkan itu diambil dari mana. Ini akan meningkatkan hits pada mesin pencari. Segmen kaskus sangat beragam, potensi penyebaran informasi sangat luar biasa. Tapi juga mereka sangat liberal, jadi harus siap kalau tiba-tiba nyelonong cemoohan atau ucapan yang bikin kuping panas. Hal-hal yang terkadang tidak disadari oleh perguruan adalah ketika suatu informasi yang buruk beredar di internet dan tidak dilakukan counter kepadanya, tentunya hal ini akan terindex oleh mesin pencari (Google, Yahoo, Bing, dsb). Efeknya, ketika ada orang yang ingin mengetahui hak ikhwal mengenai suatu perguruan silat, mesin pencari tersebut akan menunjukkan link yang berisi informasi yang salah tersebut. Jika tidak cepat dilakukan counter, minimal dibuat perimbangan berita, maka akan sangat merugikan perguruan itu sendiri. MP sudah mengalami ini, Bambu Kuning juga. Diperlukan suatu 'customer service online' dari perguruan. Media online, saat ini begitu efektif mengenai penyebaran informasi. Analisis Gartner mengatakan kalau tarafnya sudah setara bahkan lebih dari koran fisik. Itulah juga sebabnya kenapa setiap surat pembaca online (pada Kompas, pada Detik, Republika, dsb) yang isinya merugikan suatu institusi akan cepat tanggap dibalas. Kekuatan media online mampu membuat kasus Prita Mulyasari dibebaskan dari penjara. Kekuatan media online juga mampu 'menelajangi' tunanetra Rama mengenai kebohongannya dengan mengatakan bahwa ia adalah komposer lagu-lagu game terkenal. Jadi, media online sungguh sangat ampuh. Kecenderungan orang muda zaman sekarang untuk ber-online-ria sudah tidak bisa dibendung. Tanpa memanfaatkan ini, sebaran informasi menjadi sempit.

Pada poin ini sangat dilematis, karena akan terkait dengan pakem untuk tidak menonjolkan diri. Khawatir disangka jumawa atau khawatir muncul kesan jumawa. Tapi niat itu urusan kita dan Tuhan. Biarlah Tuhan yang menilai apakah ikhlas atau ada maksud terselubung.

4. Aspek-aspek praktis dari gerakan-gerakan silat, sudah mulai harus diposting pada video online semacam Youtube, Vimeo, atau sejenisnya sebagai salah satu 'oleh-oleh' belajar silat. Tidak masalah meski hanya kulit. Syukur kalau bisa dibungkus dengan filosofi. Membuat video + text di dalam video sudah sangat mudah dilakukan di saat sekarang. Tidak perlu menjadi ahli desainer atau gratis untuk sekedar melakukan itu. Yang belum ada hanya actionnya. 'Bungkus'-nya silahkan disesuaikan dengan apa-apa yang boleh dan tidak boleh dipublikasikan. Bombardir informasi silat dibanding informasi beladiri asing pada YouTube (video online) sangat jauh perimbangannya. Kecenderungan masyarakat yang serba ingin tahu, sangat cocok sebagai salah satu media pemasaran.

5. Sudah mulainya kita rutin memposting pesilat-pesilat muda yang berprestasi pada media online. Jangankan website Merpati Putih, website SilatIndonesia.com sendiri belum mempunyai topik khusus yang berisi informasi mengenai pesilat-pesilat daerah yang menjuarai event-event tertentu. Hal ini akan sangat membanggakan pesilat tersebut karena namanya tertoreh. Profil-profil potensi pesilat daerah belum diangkat secara maksimal. Baru-baru ini Jabar menjadi Juara Umum POPWILNAS di Palembang dengan menggondol 12 emas dari cabang Silat saja. Beritanya bahkan belum masuk ke SilatIndonesia.com. :( Untuk MP sendiri, alhamdulillah pesilat MP Cirebon, Rifki, mendapat emas untuk kategori Laga. Hal-hal seperti ini contohnya harus sering diangkat ke media. Sehingga sedikit banyak orang bisa melihat kalau silat punya potensi.

Ada beberapa SWOT yang sedang saya susun sebenarnya di sela waktu luang rutinitas sehari-hari. Saya akan kirimkan pada mas Suprapto sebagai bahan masukan dan diskusi. Beberapa SWOT juga sudah kami lakukan di Cirebon (meski hanya diskusi antar teman yang sepaham). Pengalaman Cirebon mengirimkan atlet ke TPI Fighting Championship, kekalahannya, dsb, sedikit banyak bisa menjadi masukan. Kawan-kawan di Cirebon memang tidak terbiasa dengan SWOT, mereka alamiah saja, maka saya membantu mencoba memberikan analisa dari apa yang mereka lakukan dan terapkan. Terutama pada aspek-aspek yang berhubungan dengan laga. Target kita, ada juara nasional silat dari Cirebon, bahkan tidak menutup kemungkinan, juara dunia. Rencana sudah disusun, pelatihan sudah berjalan. Hasilnya, pesilat alhamdulillah mulai merangkak naik. Dari juara Kejurlat, Kejurda, kemudian Kejurnas, lalu bisa masuk ke kejuaraan IPSI, dari mulai POPKOTA, POPWIL, POPWILNAS, dan sekarang akan masuk PORDA. Dua langkah lagi masuk ke level dunia.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #122 on: 08/10/2010 09:41 »
Beladiri militer.

Benar bahwa beladiri Jepang dan Korea terkesan meningkat. Ada paket2 baru, ada aktivitas ATHAN /ATMIL, ada dukungan kelompok bisnis, ada  persaingan, ada upaya ekstra negara2 tertentu membendung ekspansi produk China. Paket beladiri mereka mudah dilatihkan secara massal. Belum tentu advance pada praktek sesungguhnya.
Banyak kejuaraan BDJ nempel pada kegiatan TNI/POLRI.
Terbukti, masih terpelihara unit2 kecil pencaksilat, yg bisa menjadi cantolan untuk peningkatan.


Kompetisi Olahraga.

Kalau disimak, sekurangnya di Jawa/BALI, jumlah kompetisi pencaksilat, mulai dari tingkat SD/SMP/SMA, Kejurda, Kejurwil, Sirkuit , kejuaran mahasiswa, kejuaraan antar perguruan tinggi dst, trend meningkat, meski pada puncak prestasi (mis SEAGAMES) ada trend penurunan prestasi, diidentifikasi karena menurunnya kinerja klub/perguruan dibidang talent scouting dan penggemblengan atlit untuk atlit IPSI.

Liputan media.

Liputan pencaksilat dalam media elektronik terkesan kurang, tapi bukan tidak ada. Muncul beberapa production house yang memberi perhatian kepada peliputan/pendokumentasian pencaksilat, yang bisa dimainkan lebih lanjut.

Peran pemerintah.
Meski kurang, mulai ada kemajuan.

Mengamati perkembangan beladiri selain silat, sekedar mengamati KOMPETITOR, bukan MUSUH.
Kita tidak boleh "gembeng"/cengeng, terlalu mengandalkan proteksi, karena bisa kurang berotot dan kurang kreatip.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #123 on: 08/10/2010 09:53 »
disitulah mas, kreativitas terkadang akan berbenturan dengan pakem. Sejauh mana berani menerapkan, tentu bergantung pada banyak faktor.

Saya memahami tingkat kompleksitas pengurus pusat. Pemetaan-pemetaan yang dibuat tentu tidak sesederhana seperti Cirebon. Apa yang kita alami di Cirebon, sifatnya hanya mungkin insidental. Sebarannya tidak merata untuk cabang-cabang lain. Tapi minimal dengan forum ini, sedikit banyak kita bisa memberikan masukan langsung jika bertatap muka belum dimungkinkan, dan menjadi sharing bagi rekan-rekan lain. Kita berangkat dari niat baik, niat yang ikhlas. Melatih anak-anak atlet pada laga setiap hari Sabtu/Minggu, tidak pernah ada bayaran. Itu tidak masalah buat kami. Ikhlas saja. Bayarannya hanyalah kemenangan anak-anak saat kejuaraan. Itu sudah lebih dari cukup. Yang sulit adalah menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan kalau silat bisa menjadi jalan.

sekali lagi mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Tanpa bermaksud menonjolkan diri sebagai yang paling bisa. Saya hanya sumbang saran. Cirebon tidak lebih baik dari cabang lain, kami menyadari itu. Dan disitulah kami akan berbenah. Melakukan apa yang bisa kami lakukan.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #124 on: 08/10/2010 13:49 »
@ mas mpcrb.

Lebih2 kita dalam tahap evaluasi. Tidak ada "saru siku" (takut kalau saru, kurang sopan, atau takut kesiku, kuwalat). Sejauh apa yg bergolak adalah untuk kebaikan, sedapat mungkin disampaikan.
Konon ada phenomena yg terkadang dialami pesilat MP, tahap "topo ngrame". Nalurinya bergolak, terkadang protes mengenai prosedur keilmuan yg dijalani, menurut dia begini begitu. Para guru tidak mungkin marah, malah memperhatikan protesnya.
Kalau pada teman2 yg sedang mendalami kahusadan/penyembuhan, perwujudan topo ngrame, pasti tidak nolak kalau ada yg minta tolong. Tidak bisa diam melihat orang sakit. Ekstrimnya, begitu ketemu orang sakit, ngodor aja nawarin mau nolong gratis.

Ikutin aja gejolak itu, asal tetap terkendali.

Salam.

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #125 on: 08/10/2010 14:43 »
Dalam kasus keilmuan  diatas, para guru akan memperhatikan, setelah ketemu , akan memberi petunjuk kunci, sehingga pesilat tadi mendapat pencerahan tentang permasalahan keilmuannya. Terkadang ada pesilat yg perlu prosedur khusus, tidak pas kalau prosedur umum.

Kembali ke falsafah keilmuan tradisional.
Adalah hasil perenungan oleh para local genius kita. Petunjuk pemahaman keilmuan yg justru untuk kebaikan hasil latihan .

Falsafah keilmuan tradisional  bisa dimanfaatkan sebagai akar pijakan bagi pesilat MP dalam kiprahnya. Fondasi yg kuat, tahan cuaca, menjadikan titis, empan papan dalam implementasi.

Ada pengertian, warisan budaya tidak dapat diterapkan presis sama dengan keadaan aslinya. Ambil apinya, bukan abunya.

Pemahaman keilmuan tidak bertentangan dengan agama manapun. Bahkan tercermin dalam bentuk salam MP. Nalar dan rasa, aqli dan naqli.
Kalau akal/nalar tdk bisa terima, jangan lakukan. Kalau rasa tidak sreg, tunda dulu. Kalau mantabs, silahkan dilatih.

Falsafah keilmuan, akan tut wuri handayani.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #126 on: 08/10/2010 15:51 »
Konon ada phenomena yg terkadang dialami pesilat MP, tahap "topo ngrame". Nalurinya bergolak, terkadang protes mengenai prosedur keilmuan yg dijalani, menurut dia begini begitu. Para guru tidak mungkin marah, malah memperhatikan protesnya.

kalo itu saya yakin sepenuhnya mas, karena termasuk yang mengalami sendiri. Bahkan saking hampir putus asanya saya 'gantung baju' dan vakum total selama 3 tahunan. :( Kemudian disadarkan oleh salah satu rekan senior dan mulai lagi mempelajari dari hakekat, dari filosofi, lalu masuk ke gerakan, dan pemahaman. Hasilnya alhamdulillah sangat berbeda jauh. Banyak belajar dari situ.

tahap 'topo ngrame' itulah istilah yang dikatakan oleh rekan senior MP. Persis seperti yang mas katakan. Seperti ada yang banyak berputar-putar pada kepala, pemahaman, gerakan, makna gerakan, gejolak batin, jiwa, seperti meretas, lahir, seperti juga air bah, pengen keluar, mencuat, sesuatu yang tadinya tidak ketemu titik temu malah jadi ketemu. Pengetahuan yang berlarian yang awalnya tidak bisa dicerna, malah jadi kelihatan 'bentuk'nya. Rasanya, tahap latihan menjadi sangat berbeda. Melihat gerak, melihat materi. Kondisi memandang juga menjadi sangat berbeda. Lebih terang, lebih jelas, lebih bisa memaknai sedikit demi sedikit. Mulai ada keberanian untuk mengungkap isi hati, pengalaman-pengalaman, yang sebelumnya hanya bisa ditahan.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #127 on: 08/10/2010 16:39 »
meski demikian, saya tidak mau mengklaim terlebih dahulu sebelum senior memberikan masukan. Salah satunya lewat forum SS ini melalui mas Suprapto dan yang lainnya. Perjalanan masih panjang... yang jelas, tidak akan berhenti sebagaimana upasara wulung terus belajar dan terus berusaha memahami hidup di dalam kehidupan...

salam
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #128 on: 08/10/2010 21:15 »
Kembali ke hulu.

Alkisah mas Pung diusia 14 th, mulai dikenalkan pada dasar keilmuan MP oleh ayahandanya, bp Saring Hadi Poernomo, kemudian ditemani mas Budisantosa, adiknya.
2 April1963, mas Pung dan mas Budi, dua orang dari 13 bersaudara (anak pertama dan ketiga), mendirikan MP, atas perintah ayahandanya. Pada saat itu usia mas Pung belum genap 19 tahun, mas Budi belum genap 17 tahun. Yang diajak mikir dasar2 berorganisasi MP, menyusun kurikulum dst, adalah teman2 seusianya. Kondisi objektip itulah yg mewarnai perjalanan MP kedepan. Ada disana sini yg kurang sempurna.
Secara organisasi, AD/ART yg disusun oleh teman2 mas Pung dan mas Budi, sudah menetapkan adanya lembaga pewaris, yg dipegang mas Pung dan mas Budi(sebagai bentuk pengakuan sumber keilmuan, yang sebelumnya hanya untuk internal keluarga). Ada pengurus, dari pusat, komda, cabang dan kelompok latihan(kolat). Sumber pendanaan dari iuran, sumbangan dan usaha2 lain. Meskipun merupakan lembaga nirlaba, tentu semua berharap, MP bisa hidup dan menghidupi. Perjalanan mengalir begitu saja, satu demi satu cabang baru berdiri, dengan pola, bila ada pelatih pindah ke suatu kota, dia didukung untuk mendirikan kolat, calon cabang kemudian meningkat menjadi cabang. Atau ada kelompok yg sangat berminat, sanggup mendatangkan pelatih dgn konsekwensi dana, sanggup mengorganisir sampai mandiri.

Dibelakang hari, selalu timbul dilema, antara prinsip nirlaba dengan prinsip hidup dan menghidupi. Minimal untuk basic need guru/pewaris (permasalahan tipikal para guru paguron tradisional).

Bukan masalah saru atau tidak saru, membahas pemenuhan kebutuhan dasar para guru/pewaris paguron, tapi sepatutnya, mereka berhak untuk dipikirkan.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #129 on: 09/10/2010 07:41 »
Sepakat mas. Semoga Allah memasukkan kita ke dlm golongan org yg tahu berterimakasih & mmberikan yg trbaik bagi prguruan
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #130 on: 09/10/2010 08:45 »
saya menyadari, sumbangsih saya terhadap perguruan masih belum banyak. Tetapi niat baik selalu ada, dan semoga dari pemikiran-pemikiran, tulisan-tulisan yang saya tulis di tempat-tempat lain mengenai merpati putih, sedikit banyak akan membawa kebaikan dan perubahan di tengah menyusutnya jumlah anggota perguruan silat secara umum. Dengan demikian, secara tidak langsung, saya coba membantu mengenai masalah klasik tersebut.

dengan latar belakang IT yang sangat kental, yang bisa saya lakukan adalah menjadi 'pendekar pena' di dunia maya ini. menulis hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek merpati putih agar masyarakat menjadi tertarik, mau bergabung, yang pada akhirnya akan mampu menghidupi perguruan dengan sendirinya.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #131 on: 10/10/2010 09:39 »
dulu spt mrasa mengerti, pdhl blm mengerti. lalu mengalami prgolakan. kmudian mjd tdk mngerti malah mulai bisa mengerti.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #132 on: 10/10/2010 20:21 »
@ Mas mpcrb.

Membahas review, evaluasi, MAWAS DIRI perjalanan 47 tahun MP, seperti membahas  sebagian persoalan pada paguron tradisional. Kiranya teman2 di paguron lain juga mengungkapkan evaluasi masing2, sehingga akan didapat banyak pola alternatip yg bisa dipilih.
Membahas pengalaman khusus/spesifik, balik ke umum, balik lagi ke mana yg sesuai secara spesifik perguruan.

Sepakat dengan statemen mas mpcrb, bahwa pada umumnya, disemua paguron, secara KEILMUAN tidak ada masalah. Yang perlu mendapat perhatian adalah organisasi dan managemen perguruan.

Mengalir saja dalam forum2 SS, yang bisa memberi pencerahan kepada kita, bahwa kearifan lokal, falsafah keilmuan, pakem2, bahkan tradisi dalam kegiatan keilmuan paguron tradisional, bisa sangat BERPENGARUH pada pola organisasi paguron dan manajemen keilmuannya.

Ada asumsi2 / mitos tentang ciri2 manajemen paguron/aliran modern :
> didukung secara proaktip oleh pemerintahnya, diposisikan menjadi faktor penting demi kepentingan bangsa dan negara, setidaknya melalui setingkat federasi perguruan sejenis.
> memiliki pusat litbang keilmuan, sebagai rujukan bagi penyebarannya yang luas/mendunia, termasuk bangunan yg menjadi ikon pusat perguruan.
> keilmuannya ditranskrip secara lengkap, termasuk foto dan audio visual. Cabang2 yang jauh/dekat, tinggal melaksanakan pedoman kurikulum, sambil menerima perkembangan keilmuan dari pusat. (sy belum konfirm, apakah di Indonesia, beladiri Jepang/Korea/Brazil punya hubungan dengan pusat perguruan, baik bentuk maupun intensitasnya).
> memiliki organisasi yg jelas, aturan2 internal yg mengatur periodisasi kepengurusan, saluran2 u berpendapat, kalender kegiatan organisasi/keilmuan  yg mencerminkan adanya kegiatan pendidikan dan latihan, pencetakan pelatih dan evaluasi hasil kegiatan diklat (kejuaraan internal dan eksternal).
> adanya penilaian publik, berupa , massa anggotanya sering terlihat di ruang publik, menonjol pada beladiri militer, penyumbang medali dalam multi even, tersedia berbagai program untuk berbagai segmentasi, mudah dijangkau ditempat eksklusip, banyak menang di nomor MMA, mudah ditemui didunia maya. ....dan seterusnya.

Sedangkan nyaris semua peguruan tradisional berfondasi kepada kearifan lokal, atau melakukan ritual yg berakar pada nilai budaya tradisi masyarakatnya. Yang antaralain bisa berbentuk:
> pemahaman keilmuan berdasarkan kearifan lokal (meski merupakan kearifan universal dan " ilmu kasunyatan").
> pembatasan penyebaran pada keluarga atau kalangan menak/bangsawan.
> pengayaan keilmuan dengan prinsip keagamaan dengan tujuan membangun akhlakul karimah justru pada pesilat yang belajar berantem.
> adanya bermacam ritual "keceran", harkatan dan sebagainya, yang menandai dicapainya suatu tahap/tingkatan......dst.

Saya berpendapat, bahwa mau modern (bukan pseudo modern) demi pelestarian pencaksilat/paguron tradisional ke masa depan, tidak harus meninggalkan nilai kearifannya, lebih2 bila memang menjadi fondasi, bukan kebijakan carangan.
Sebagai contoh, kebijakan yg sudah berlaku turun temurun, penyebaran terbatas pada keluarga, bisa saja dirubah menjadi penyebaran ke masyarakat luas. Sebagaimana perubahan kebijakan penyebaran, keilmuan MP dimasa mas Pung, dan keilmuan KYS dimasa romo Mpu Samiadji.....

Salam.

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #133 on: 10/10/2010 23:54 »
Kembali ke kisah MP.

Mas Pung menuturkan, bahwa gemblengan yang diterimanya saat remaja ke dewasa, berlangsung sangat keras dan dalam waktu yg relatip singkat, tidak merata. Ada periode dimana mas Pung harus sowan menerima petunjuk/berguru ke guru2 silat di Yogya.

Ibarat "durung kolu wis didublak", yg dimulut belum seluruhnya ditelan, sudah disuapi lagi.
Masih banyak yg belum dicerna, berupa  catatan/ kidungan. Ternyata setelah beberapa tahun MP didirikan, sang Guru, ayahandanya, bp Saring Hadi Poernomo, wafat.

Beruntung, dibantu teman2nya di STO (Sekolah Tinggi Olahraga), dari raw material (istilah mas Pung, kranjangan), tersusun kurikulum Dasar I sampai Kombinasi II (tingkat 6), yang penulisanya berlangsung terus menerus sampai sekarang, mencapai program latihan tingkat Kesegaran (tingkat 10). Tidak termasuk beberapa aplikasi2 pamungkas.
Sampai belasan tahun MP, mas Pung tidak mau disebut Guru, hanya Pelatih Utama. 
Sampai sekarang tidak mau menyandang tingkat tertinggi, Inti II, tingkat 12, hanya Inti I. Sehingga puluhan senior menumpuk ditingkat Kesegaran. Dengan alasan, mas Pung merasa belum layak. Merasa belum mampu memenuhi persyaratan perilaku keluhuran pendekar.

Upaya mentranskrip keilmuan kategori sensitip mengalami hambatan. Selalu dikatakan MP ilmu tumbuh. Kalau suatu tingkat dihayati benar2, akan menemukan kelanjutannya. Mas Pung juga menegaskan, semua kail pancing sudah diberikan, silahkan cari ikan sendiri.
Tata gerak, olah nafas,  latihan getaran, latihan naluri beserta falsafah keilmuan sudah diberikan. Pengembangannya di mersudi sendiri, mas Pung siap jadi konsultan saja. ( Apakah mas Pung ogah, atau itu cara mas Pung agar para senior  dan pelatih sungguh2 mersudi. Walahualam). Pengembangan keilmuan oleh para senior dan para pelatih dilapangan, dikoordinir dan diolah  oleh dewan guru (muncul esensi padepokan keilmuan pusat, sebagai pusat dokumentasi keilmuan dan pengembangannya, sebagai kantor/tempat pertemuan dewan guru, yg berdomisili berjauhan).
Muncul rumor, keilmuan MP sudah mentok.
Eeeh, ada juga di SP nya bung Arswendo, " biar aja dibaca oleh burung, oleh ikan, biar saja DITEMUKAN OLEH MATA HATI.

Salam.

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #134 on: 11/10/2010 01:28 »
Dalam hierarki JABATAN keilmuan MP, dibawah pewaris,  adalah guru besar (mas Pung), kemudian dibawahnya ada dewan guru (empat orang, termasuk ketua dan wakil ketua merangkap anggota). Keempatnya diluar garis keluarga.
Pada masa kepemimpinan Ketum bp Solihin GP, pecah telor dengan diangkatnya mas Yadi Mintorogo, Madiun, sebagai anggota dewan guru menemani mas Pung dan mas Budi. Mas Yadi termasuk kelompok murid paling senior. Disusul mas Sunardjo, Purwokerto. Terakhir dua orang bersama sama, mas HMA Purwono, Yogya dan mas Mulyanto Tambak. Dua terakhir menuai protes ngedumel. Karena relatip muda, padahal masih banyak angkatan yang lebih senior.
Mas Pung menegaskan, biar kemampuan sundul langit, kalau tidak punya mental guru, mental pendidik, dan tidak mau aktip  menjadi pelatih yg baik, jangan harap jadi anggota dewan guru. Jabatan Guru adalah target pencapaian bagi pelatih. Bagi anggota biasa, silahkan latihan sampai menyamai mas Pung. Atau masuk jalur pengurus, naik sampai Ketua Umum.

Jadi di MP, ada tiga jalur pembinaan sesuai minat bakat kemampuan dan kesempatan.
Yaitu jalur anggota biasa, yg biasanya ditingkat senior akan memperdalam spesialisasi keilmuan tertentu. Kemudian jalur pengurus. Selanjutnya yang ketiga adalah jalur diklat/keilmuan. Mulai dari asisten pelatih, pelatih, pengurus di bidang2 keilmuan sampai ke anggota  dewan guru.

Salam.

 

Powered by EzPortal