Lanjutan.............Dalam latihan setahu saya saat ini yg terjadi dlm latihan yg baik sbb:
Tahap penyampaian teori terdiri dari bentuk,cara nafas, hitungan dan metode penghayatan.
Praktek dng pengarahan penuh dari pelatih
Tes hasil latihan bila diperlukan.
Setelah bbrp kali sesi latihan peserta akan menjadi mampu menyesuaikan tenaga, nafas, tubuhnya, dan kontrol diri/ menghayati dan merasakan apa yg sedang terjadi saat olah nafas, bahkan kadang ada gejala yg terjadi di luar latihan krn interaksi dg alam dan org lain. Disini perlu konsultasi dng pelatih agar terjadi pemahaman yg baik ttg latihan yg dijalani. Ini tdk melulu ttg gejala/ hasil fisik semata, namun juga efek psikologis yg terjadi, ini penting agar peserta tdk menjadi kurang kontrol dirinya sehingga terjadi perubahan negatif dlm kepribadinya, atau hasil yg diperoleh menyimpang dr yg diharapkan krn kesalahan penghayatan walau teknik nafasnya benar.
Gejala tubuh yg dialami setelah latihan akan berbeda-beda tergantung karakter dari materi yg sedang di-latihkan. Apakah api, air, angin.
Hasil latihan yg sempurna dlm MP (maaf ini opini pribadi lho) sebaiknya adalah : mampu secara fisik/ kasat mata, metafisknya ok, namun kepribadiannya juga bisa diterima banyak orang, namun jangan kemudian menjadi pribadi yg eksklusif krn itu akan menutup potensi pengembangan diri kita yg bisa didapat dari asah,asih dan asuh dng org lain, alam dan Tuhan tentunya.
Rekan MP semua, Mohon maaf demi terjaganya kualitas latihan, juga agar ilmu MP tdk jatuh ke tangan yg kurang bertanggung jawab, diskusi ke-ilmuan MP sebaiknya dibatasi di hal yg umum, misal gejala, efek samping dan hal yg teoritis, utk penjelasan yg spesifik ttg teknik nafas, bela diri adalah ibarat pusaka atau aji-nya org MP, jadi mohon bila ingin lebih jauh mendalami lebih baik / afdhol orang bilang dengan datang langsung ke pelatih / senior yg berwenang dan berlatihlah se-jauh yg kita mampu. Dan saya rasa memang dengan berguru langsung ke orangnya-lah etika berguru yg baik, baik penghargaan kita terhadap ilmu yg akan dipelajari, juga terhadap perguruan ini.
Mas Admin mohon ini menjadi perhatian ya, Pasti deh, ada saja dari kita yg bersedia mengarahkan rekan yg ingin memperdalam ilmu MP dng baik dan benar kepada sumber yg baik.
Maaf numpang diperkenalkan yg di-cc dlm email ini adalah bbrp anggota dan senior MP Cabang Tembagapura, Mas Admin please di-invite ya.
Terima kasih, Salam Perguruan,
Arif
----------------
Salam perguruan,
Terima kasih untuk mbak Tree_masketir, mas Lasetiyo dan mas Dono atas tanggapan yang sangat berharga.
Sebenarnya pertanyaan tentang ATP tersebut bermula dari keprihatinan anggota terhadap perkembangan MP sekaligus dari rasa kagum rekan saya dengan kehebatan MP pada tahun 90-an, dimana banyak atraksi heboh dan spektakuler di zamannya yang dilakukan oleh anggota MP seperti pemukulan benda keras, getaran deteksi & halang rintang, pengobatan, dll.
Dalam literatur MP serta majalah MP (saat itu) juga dijelaskan tentang kehebatan ATP yang digunakan oleh MP dan dipaparkan oleh Ir Surato dari BPPT.
Namun dengan semakin menjamurnya perguruan, perkumpulan dan personal yang non-MP yang ternyata juga bisa melakukan hal tersebut diatas, maka rekan saya bertanya :
- apakah mereka meniru teknik nafas MP ? atau
- ada cara lain yang mungkin lebih cepat, lebih hebat dibanding teknik nafas MP…?
Bukan bermaksud untuk tidak percaya dengan teknik ATP atau hal negatif lainnya terhadap MP, namun terbersit dalam pikiran, apakah ini adalah salah satu alasan faktor kemunduran MP selama ini…? Dimana teknik pernafasan yang selama ini kita olah dan bina ternyata “salah” tanpa kita sadari. Saya sering melihat latihan pengolahan yang “santai” dengan jeda waktu yang relative agak lama dan stabil. Ternyata jika kita ikut latihan dari Guru Besar (seperti di TMII ) maka akan terlihat adanya faktor timing waktu istirahat yang berbeda dan kelihatan sedikit “menyiksa”. Karena belum hilang ngos-ngosan sudah harus buang nafas lagi J.
Dan saya yakin mereka yang gagal dalam pemukulan benda keras (contohnya) pasti tidak mengikuti timing istirahat yang ketat ala Mas Poeng. Hal diatas hanya satu dari sekian faktor materi latihan yang harus didokumentasikan dan disebarkan ke pelatih-pelatih lain ( Maaf kalo ini adalah resep rahasia MP).
Nah, yang saya maksud adalah dengan latihan pernafasan pengolahan yang telah kita lakukan bertahun-tahun dan turun temurun dari pelatih A ke B sampai .. Z , maka :
Apakah tidak ada distorsi informasi tentang teknik pernafasan pengolahan yang benar…? (Sikap tubuh, Pacul, Muka Sapi, Niat, dll)
Sering terlihat ada kecenderungan tiap pelatih memberikan informasi / materi sesuai dengan gaya mereka sendiri (terutama yang berhasil dalam satu atraksi dan sudah punya “nama”)..
Kenyataan bahwa tidak semua anggota / pelatih yang sudah mahir , MAMPU untuk menjelaskan dengan pendekatan ilmiah kepada anggota lain / muridnya.
Ada trend kultus individu, dimana seorang pelatih yang “sakti” mempunyai murid yang mampu beratraksi hanya jika sang pelatih mendampinginya. L sehingga faktor sugesti yang lebih berperan.
Pakem MP tidak terjaga dengan baik, terbukti hanya beberapa anggota tingkat khusus yang bisa membedakan mana ilmu MP murni dan mana yang serapan atau aplikasi dari anggota. (Mana pukulan jarak jauh atau pukulan mentalin orang..?)
Rekan saya pun semakin bingung dengan materi pengolahan ‘halus’ yang diharapkan bisa ‘mengangkat’ energi dari rongga bawah perut dengan ‘membayangkan’ atau ‘berimajinasi’ atau ‘berkhayal’ energi yang keluar bisa menggerakan / mengangkat tangan dengan kekejangan dari ‘dalam’. “/J L|”
Mohon maaf jika ini adalah ‘resep’ atau ‘simpanan’ MP yang tidak boleh di-expose.
Karena pertanyaan ini pun adalah hasil dari ‘mersudi’ nya anggota terhadap ilmu MP, yang mana saya yakin bahwa makin banyak ilmu yang keluar, maka akan banyak pula ilmu yang akan masuk…
Seperti wejangan mas Poeng pada Penataran Cibubur 1994: Ilmu yang anda tuntut akan menuntut anda….
Mungkin atinya jika kita ingin MP menjadi lebih besar lagi, maka dibutuhkan pengorbanan yang juga besar. Dst,………..(lihat attachment)
Kembali ke ATP,
Mas Dono mengatakan :
Ø Indikasi latihan kita menghasilkan ATP selain dengan
> mukul benda keras, adalah rasa ekstasi (nikmat yang
> luar biasa) YANG harus dibingkai dengan bintal.
> Tentu saja kalau mampu mengecek dengan hasil
> laboratorium akan lebih baik.
Ø Saya jelasi dikit. Hasil latihannya pengolahan misalnya,
terindikasi dengan rasa nikmat yang luar biasa.
Wah nikmat nya seperti nenggak pil koplo ya mas..? Kalo yang belum pernah bagaimana….? Apa harus dicoba…? ;-) ( just kidding).
Nikmat itu sendiri kelihatannya subjektif sifatnya.
Trus hasil lab, kira-kira apa yang harus diperiksa nich …?
Masalahnya, bagaimana mencapai perasaan nikmat itu,
selama ini kan yang ada seringnya ngos-ngosan sehabis
disuruh angkat barbel, apalagi kalau disuruh pengolahan
dengan nafas halus. Processnya ya harus berlatih, berlatih,
dan berlatih sampai bisa mencapai itu.
Oke, saya sudah berlatih (katakan bertahun-tahun) lalu apa indicator bahwa saya sudah naik ke level berikutnya…? Apakah ada break down nya sehingga terlihat jelas, bahwa latihan pengolahan saya sudah tahap 1, 2, 3 atau A, B, dll..?
Nah hal ini setelah mencapai level itu pun tetap harus
dibina dengan bintal. Harus diarahkan ke arah yang benar.
Disitulah peran ngobrol2 ke senior dan teman seangkatan
penting.
Nah, bagaimana cara mencari senior yang bisa mengarahkan dengan benar..? bukan senior yang aktif buka kolat “basah”, trus kalo udah “kering” ditinggal untuk cari lahan basah lain…..? :-/
Maaf kalau jawabannyamasih abstract. Karena memang diskusi2
seperti ini cenderung abstract, dan bisa dipahami oleh
yang sudah berpengalaman. Saya sendiri masih dalam grup
yang "ngos-ngos"an kalau pengolahan. ^_^
Tapi bukan berarti ilmu MP itu abstract-kan mas…?
Saya kira alm Guru Besar selalu berusaha untuk mengilmiahkan yang masih abstract. Untuk itu beliau mengajak anggota MP dan simpatisan yang master atau doctor dalam ilmu pengetahuannya untuk dapat lebih mengembangkan keilmuan MP lagi…
Nah berarti ada grup yang tidak ngos-ngosan kalau pengolahan ya mas Dono….? ;=O
> Power untuk memukul benda keras itu adalah hanya
> sekedar efek samping dari hasil lain. Tujuan utamanya
> itu sendiri adalah latihan yang berkesinambungan,
> control terhadap diri sendiri, dan control terhadap
> alam. Mari kita artikan secara luas terhadap 2 point
> terakhir, control terhadap diri sendiri, dan control
> dan terhadap alam/lingkungan.
>
> --> Makanya segitia pribadi itu penting sendiri
> dimantapkan sebelum maju ke segitiga alam (bumi dan
> angkasa).
>
Setuju mas…, tapi mohon di share donk pengalaman senior yang sudah mantap segitiga nya.
> Terutama untuk tingkat Kombinasi satu ke atas, jangan
> lupakan adanya diskusi dengan teman seangkatan dan
> tentunya konsultasi ke senior/pelatihnya. Tanpa itu,
> latihan pernafasan MP bisa membuat anggota "tersesat".
> So, hati-hati untuk yang latihan sendiri ya.
>
> Sebetulnya ada juga pembedaan hasil latihan segitiga
> pribdai, bumi, dan angkata. Saya tulis lain kali,
> karena sekarang udah ngantuk. Hehehe.
>
Ditunggu tulisan nya mas...
BTW, udah ketemu NONG-nya mas…?
> Salam,
> Danardono
>
Kembali ke LAPTOP, eh ATP.
Berdasarkan pernyataan Mas Dono tentang group yang ngos-ngosan, apakah ada rekan-rekan atau senior yang saat latihan pengolahan :
setelah buang nafas tidak ngos-ngosan dan
malah “nagih” untuk terus nahan nafas. (sensasi extasié).
dan waktu maksimal (bukan minimal) sekitar 50-60 detik….? (dihitung sejak tarik nafas pertama)
setelah latihan, badan terasa segar
timbul aliran tenaga (zat baru yang sangat aktif) yang berlipat-lipat dalam tubuh dan tak tertahankan.
setelah latihan, timbul rasa lapar yang luar biasa melebihi kuli panggul di tg priok… :-]
tidak cepat lelah, mudah untuk tidur.
Saya kira jika ini ada, maka mungkin inilah indikasi terjadinya transformasi ATP dalam tubuh kita menjadi energi yang meledak-ledak. ( Baru teori loooh )….
Kalimat yang mungkin sering kita dengar dalam tiap literatur MP adalah :
Ketika nafas ditahan, akan terjadi kekurangan zat asam. Ketika ini berlangsung, timbul zat baru yang sangat aktif untuk mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi tersebut.
Zat ini dikenal sebagai ATP (Adenosin Triphosphate) yang besarnya lima kali lipat dari tenaga yang dihasilkan peristiwa oksidasi itu sendiri.
Dan ini ada sedikit hasil mersudi di dunia maya tentang ATP versi MP….
Merpati Putih adalah Perguruan Pencak Silat yang ilmiah, tidak ada mantra dan klenik. Semua realitas dan logis. Kemampuan pesilat Merpati Putih mematahkan benda-benda keras seperti kikir, baja, gagang pompa, pipa beton, dsb. didapat dari zat yang disebut Adenose Triposphat (ATP).
Setiap saat kita melakukan suatu kegiatan yang tidak kita sadari yaitu bernapas. Menghirup napas bisa dikatakan sebagai usaha membersihkan paru-paru. Peristiwa pernapasan melibatkan oksigen (zat asam), sehingga terjadilah peristiwa kimiawi yang disebut oksidasi dan menimbulkan panas atau energi.
Dalam teori listrik, kekurangan satu elektron dari satu atom akan menimbulkan gaya listrik. Ketika kita menghirup napas yang kemudian ditahan, akan terjadi pula kekurangan zat asam. Pada saat berlangsung kekurangan ini, timbul suatu zat baru yang sangat aktif untuk membantu mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi tadi. Zat ini dikenal sebagai Adenose Triposphat atau disingkat ATP. Tenaga yang ditimbulkan ATP ini adalah 5 kali tenaga yang dihasilkan oleh peristiwa oksidasi itu sendiri.
Untuk mendapatkan ATP diperlukan syarat-syarat, seperti penegangan otot, kemudian digabungkan dengan kemampuan psikis dan biologis. Kalau proses oksidasi terus berulang dengan cepat maka akan timbul getaran. Getaran bisa ditingkatkan frequensinya bila kita mengenal ciri-cirinya.
Teknik getaran inilah yang dimanfaatkan Merpati Putih untuk memecahkan benda-benda keras seperti balok es, batang pompa dragon, beton cor, kikir atau per mobil.
Dengan mengirim getaran lewat tangan, kaki atau kepala akan mempengaruhi susunan molekul pada benda yang akan dipatahkan. Pada saat molekul pada garis yang kita jadikan sasaran itu berada dalam keadaan labil, maka sasaran itu kita hantam. Jadi yang terpenting disini bukan kekuatan tetapi momentum pukulan.
Dengan alat yang disebut osciloscope telah berhasil dideteksi lima macam getaran yang ada pada murid Merpati Putih. Sedangkan menurut Dewan Guru masih ada getaran keenam, tetapi masih dalam taraf pengujian. Apakah getaran keenam ini merupakan "Senjata Pamungkas" dari MP kita tunggu saja kiprah Merpati Putih lebih lanjut.
Note :
Mohon maaf jika ada perkataan yang menyenggol di hati.... Mari kita serahkan MP ke tangan yang ahlinya…. J
sumber :
Milis merpatiputih@yahoogroups.com