+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: PPS Betako Merpati Putih  (Read 1515994 times)

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #75 on: 01/10/2010 17:03 »
Pendapat mas sangat menarik. Izinkan saya menjawab secara obyektif.

Jawaban saya adalah, hal tersebut kurang benar mas.

Meski demikian, kita perlu sepakat mengenai apa itu pengertian dari 'tata gerak tarung'. Jika asumsi mas adalah teknik-teknik di dalam pertarungan, tentunya itu sudah MP miliki lewat tata gerak keilmuannya.

Sebagai sebuah perguruan pencak silat beladiri, tentunya MP juga memiliki teknik pertarungan yang didasarkan pada keilmuan tata gerak. MP memiliki pola langkah, hindaran, tangkisan, tangkapan, bantingan, sampai pematahan persendian juga itu diajarkan pada tata gerak. Dan ini semuanya aplikatif untuk pertarungan.

Di beberapa daerah, di Cirebon misalnya, pada kabupaten, MP langganan juara mas dan namanya cukup disegani. Beberapa rekan MP di Cirebon berhasil meramu teknik-teknik pertarungan yang didasarkan pada tata gerak MP sehingga alhamdulillah kita juga bisa mendapatkan juara disana. Tanpa memahami teknik-teknik tarung, rasanya sulit bagi kami untuk bisa menjadi juara. Tata gerak sudah ada di dalam kurikulum MP, tinggal bagaimana kita menerapkanya secara aplikatif.

Hanya saja, mungkin demonstrasi yang sering kita lihat mengenai MP kebanyakan ya isinya getaran dan pematahan. Sehingga kesan yang muncul di masyarakat ya seperti itu, seperti ilmu olah TD murni. Branding image yang terbentuk ya seringnya demikian. Coba aja search di Youtube mengenai Merpati Putih, hampir 90% isinya pematahan dan getaran. :) Padahal MP juga punya juara nasional dan juara dunia silat juga.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin bisa melahirkan juara apabila tidak mengerti teknik tarung?

Bahkan kejuaraan internal event merpati putih salah satunya juga berisi pertarungan bebas. :)


salam.

Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #76 on: 01/10/2010 19:25 »
Memang dari awal2nya, ilmu MP adalah ilmu bertarung, bersamaan dengan kahusadan/penyembuhan. Dengan pengertian setiap pelatih harus mampu, sekurang kurangnya harus mampu memberi pertolongan pertama apabila ada peserta latihan yg cedera/salah latihan.
Dari tingkat calon anggota(Dasar I) dan selanjutnya selalu diajarkan tata gerak beladiri sesuai tingkatan dan diujikan di ujian kenaikan tingkat.

Pada awal diadakan pertandingan IPSI (sekitar 1973), tanpa body protector, aturan pertandingan belum jelas, atlit dianggap mewakili perguruan (menimbulkan efek gegap gempita, dilain pihak pertarungan dilanjut diluar arena..), atlit MP dikenal sering mencederai lawan (kaki, tangan, tulang iga retak dsb). Diberitahu juga susah, tangan dan kakinya sering nyelonong ke area terlarang.
Efeknya panjang, atlit MP merasa dikucilkan.

Evaluasi dari pimpinan perguruan:
1. Kondisi ini melenceng dari misi perguruan, bahwa pertandingan di IPSI adalah ajang SILATURAHMI. Jajaran IPSI harus bersatu padu memajukan pencaksilat budaya bangsa. Selama ini dalam kegiatan promosi IPSI, (dulu) berupa arak2an dan peragaan bersama (show of force) IPSI, MP selalu diberi peran pemukulan benda keras, sebagai salahsatu unggulan kekayaan budaya pencaksilat.
2. Disadari sepenuhnya, bahwa banyak bentuk tata gerak dalam beladiri MP, sejak dasar sampai lanjut, baik lintasan maupun perkenaan dan sasarannya, tidak dibenarkan dalam pertandingan IPSI.
3.  Disadari sepenuhnya, dalam tata beladiri MP, semua teknik tata gerak, termasuk rangkaian gerak(tidak ada istilah jurus), gerak praktis, tangkap  kunci, bantingan dst, diposisikan sebagai gerak PENGARAHAN untuk gerak naluri, yg menjadi inti tata beladiri MP.
Jadi kalau pesilat MP sudah terlanjur latihan gerak naluri, perguruan tidak bisa begitu saja menyalahkan, kenapa serangannya sering nyelonong ke area diskwalifikasi.
4. Diambil kebijakan, pesilat MP yg mau ikut pertandingan IPSI, dari awal harus mengurangi  pukulan/serangan/tangkisan patah tebu dll yg dilarang, dan mutlak tdk boleh latihan gerak naluri(maksimum tingkat kombinasi I). Tidak konsisten, ujian kenaikan tingkat tanpa ampun, tata gerak tetap harus lengkap. Atau kalau serius jadi atlit, ujian ditangguhkan, nanti dapat ujian sendiri(kasus para atlit MP peraih medali emas pencaksilat SEAGAMES).
5. Tentu bukan cuma dunia persilatan Indonesia saja yg gerah dengan banyaknya pesilat Indonesia yg dilibas pesilat Thailand dan Vietnam. Atlit2 mereka digembleng dari usia dini secara profesional di camp muaythai , setelah lulus diseleksi berlanjut dilatih silat tanding oleh pelatih dari Indonesia (tekniknya standar IPSI). Tapi keunggulan fisik/daya tahan mereka membuat atlit kita keok.
6. Bidang Binpres MP telah menyusun program panduan untuk cabang2, sejak talent scouting, pedoman bibit atlit ideal/antropometri, program latihan khusus atlit termasuk materi penunjang yg dicuplik dari materi lanjut.
Calon atlit dipisah dari tingkat Dasar II, dengan materi gerak sesuai aturan IPSI/PERSILAT, diberi bonus materi latihan yg sesuai, tetap tanpa latihan gerak naluri (cukup sampai reflek saja). Apabila atlit Thailand makin merajalela, program ini dipersiapkan untuk menanggulanginya (perlu waktu 2-3 tahun sejak talent scouting sampai mulai ikut seleksi di cabang IPSI). Jer basuki mawa bea. PPMP harus menyiapkan matras/sandsak dsb untuk seluruh cabang dan beaya operasional tim pelatih pusat.
Meski program sudah disetujui RAKERNAS MP 2010, anggaran masih menunggu sponsor.  Demikian.

Salam.


mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #77 on: 01/10/2010 20:36 »

2. Disadari sepenuhnya, bahwa banyak bentuk tata gerak dalam beladiri MP, sejak dasar sampai lanjut, baik lintasan maupun perkenaan dan sasarannya, tidak dibenarkan dalam pertandingan IPSI.


Hehehe, membaca tulisan ini jadi teringat masa lalu (kejadian tahun 90-an) ketika ada atlet Cirebon bernama Mas Marwan (Kombinasi 1, sekarang sudah jadi tentara AD), sudah menang 2 babak, di babak terakhir tiba-tiba melakukan sodokan melingkar. Lawannya tumbang dengan rahang retak, terpaksa harus digotong keluar arena dan hampir terjadi keributan besar dan dia kalah di diskwalifikasi. Ditampar oleh pelatihnya kenapa melakukan hal seperti itu padahal sudah menang, dijawab dengan ketawa "itu nyelonong sendiri mas..." :)

Di Cirebon sendiri, untuk bina atlet, beberapa gerakan MP memang tidak diajarkan pada atlet yang ingin berkiprah pada IPSI seperti patah tebu (mematahkan persendian tangan), cecakan (mematahkan persendian lutut), trap samping (mematahkan persendian lutut), sodokan melingkar (lintasan rahang), sodokan atas, dan banyak lagi. Sekitar 40-50 persen lebih gerakan MP untuk atlet IPSI harus dikurangi. Memang terjadi degradasi gerakan, tetapi mau tidak mau memang harus dikurangi.

Saya pikir, ide dari salah satu sesepuh silat (Mas O'ong Maryono) dalam facebook pribadi beliau berharap ada pertandingan silat yang tidak lagi dibatasi aturan, bisa cukup menarik. Meskipun dipastikan akan ada pertentangan disana-sini karena akan dianggap membahayakan pesilat. Tetapi argumen yang diusung adalah kalau sampe terjadi masalah pada pesilatnya ya itu salah perguruannya kenapa tidak menyiapkan pesilatnya dengan baik. Pengalaman beliau berkelana di Thailand menyaksikan bagaimana beladiri mereka terbentuk dan dibentuk oleh lingkungan sering berbeda jauh dengan bagaimana silat dibentuk di Indonesia. Masing-masing memang punya keuntungan dan kerugian, akan tetapi disadari atau tidak bahwa pertandingan silat versi IPSI tidak menunjukkan 'pertarungan' yang sesungguhnya.

Mungkin ilmu beladiri memang sudah kehilangan relevansi dgn kehidupan modern sekarang ini. Dulu seseorang mempelajari ilmu beladiri memang karna merasa perlu suatu ilmu yg bisa digunakan ketika menghadapi keadaan yg mengancam keselamatan hidupnya. Sehingga tempo dulu ilmu beladiri memang battle tested - teruji dalam pertarungan sesungguhnya.

Tata gerak MP yang berisi lintasan pada rahang, kepala, rusuk, pematahan sendi tangan, lutut, sikut mengarah ke wajah, sesungguhnya merupakan esensi pertarungan. Akan tetapi bertemu dengan sport, maka hal itu mutlak harus dihilangkan.

Pada pelatihan Pencak Silat tempo dulu setiap murid yg telah selesai mengikuti tahap pelatihan tertentu diharuskan untuk turun gunung. Mengamalkan ilmu beladiri nya - dalam perjalanan membantu yg lemah menghadapi para perampok dsb. Hingga akhirnya Pesilat tersebut memiliki ilmu Pencak Silat yg battle tested. Setelah pesilat ini merasa memiliki cukup pengalaman "bertarung" barulah pesilat ini menurunkan ilmunya kepada orang lain. Dengan metode pelatihan seperti ini Pencak Silat tempo dulu secara turun temurun memang benar-benar battle tested.

Bisa dilihat dari pengalaman hidup para pendekar silat jaman dulu seperti Pitung, Sabeni dan Bang Kari ( Betawi ), Bang Madi dan M Qosim ( Pagaruyung ), Haji Ibrahim ( Cikalong ) Abah Khohir ( Cimande ) dsb.

Pertandingan tanpa batasan dan aturan juga dilakukan Pendekar Silat jaman itu. H Ibrahim menciptakan Cikalong setelah kalah dari Bang Madi dan akhirnya berguru dgn Bang Madi. Abah Khoir pun dikenal pernah mengalahkan Pendekar Kungfu dgn selendangnya. Sabeni tak terkalahkan melawan jago-jago dari India, China dan Jepang di atas ring di Prinsen Park pada masa penjajahan dulu. Pitung begitu "turun gunung" banyak melawan jago-jago tuan tanah Belanda saat itu untuk membela rakyat kecil.

Sekarang ini tidak ada lagi pola pelatihan "turun gunung" seperti ini sehingga banyak pesilat yg tidak memiliki ilmu beladiri yg battle tested. Jadi saya rasa perlu ada pola pelatihan pengganti dari metode latihan "turun gunung" yg dulu ada dalam pola pelatihan Pencak Silat untuk mempertahankan essensi ilmu beladiri yg ada dalam Pencak Silat.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #78 on: 01/10/2010 20:41 »
berdasarkan diskusi ini (sebagai koreksi dari tulisan saya belumnya yang menyatakan kalau pertarungan tanpa aturan, seharusnya pertarungan full body contact yang aturan tentu saja ada tetapi harus didefinisikan kemudian):

http://www.facebook.com/video/video.php?v=408940366148

O'ong Maryono : Beberapa perguruan besar seperti Perisai Diri(PD) Tapak Suci(TS) Persaudaraan Setia Hati Teratai(SHT) KPS Nusantara (KPSN), Batako Merpati Putih (MP), PS Tenaga Dasar (PSTD) dsb. sudah memiliki tradisi didalam perguruan pertandingan tanpa body protector. Bagaimana jika kita mulai mempertandingkan full body contact dari perguruan perguruan yang pesilatnya sudah terbiasa dengan melakukan tradisi seperti ini dengan membawa bendera perguruan masing masing. Sebuah inovasi pertandingan pencak silat....lama dibungkus baru. Kemungkinan dapat menghilangkan kejenuhan selama ini.

Saya sendiri merasa ide ini cukup baik, agar para pesilat memiliki wadah untuk melatih tanding dgn berbagai aliran beladiri. Seperti dulu Jigoro Kano mengirim Judoka nya dalam pertandingan bebas yang full body contact, atau seperti Brazillian JiuJitsu yang mengirimkan praktisinya Royce Gracie dan Rickson Gracie yang menjuarai turnamen UFC dan PRIDE berulang kali - atau seperti pelatihan "Turun Gunung" yg ada pada pelatihan Pencak Silat tempo dulu.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #79 on: 01/10/2010 23:45 »
Sambil menunggu arena yg lebih menonjolkan beladiri dibanding sportnya, ada alternatip "pembuktian" lain didepan mata.

Yaitu aspek beladiri pencaksilat  MP yang diabdikan untuk penunjang kedinasan TNI/POLRI.
Rata rata pelatih internal di TNI adalah "cucu murid" dari pelatih internal yg pernah dilatih oleh pelatih reguler MP. Tentu ada degradasi greget.
Program latihan MP yg diintegrasikan dalam program BDM, sudah sangat perlu dievaluasi. Karena yang lalu lebih ditekankan pada senam pernafasan saja. Beladiri praktisnya diabaikan (hanya dilestarikan di kelompok kecil terpilih).
Meskipun akan didiskusikan dalam acara tradisi MP akhir tahun ini. Tapi mengingat padatnya acara pokok, ditambah lagi diskusi tentang pengobatan, senjata , kebugaran, tunanetra dll, sy perkirakan akan dibentuk tim kecil/adhoc untuk menyusun evaluasinya. Pada saatnya akan perlu banyak masukan.

Salam..

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #80 on: 02/10/2010 09:40 »
masalahnya adalah 'pembuktian' seperti hanya diketahui oleh sedikit orang mas. MP belum memaksimalkan potensi internet sebagai sumber informasi tiada batas kepada masyarakat umum.

Informasi-informasi berharga seperti aspek keilmuan praktis, aspek keilmuan kemanusiaan, dan hal-hal yang berguna jarang sekali muncul di masyarakat. Tentunya hal ini akan menyulitkan ketika orang ingin mengetahui informasi mengenai merpati putih. Berharap mereka datang untuk menemui kolat MP terdekat rasanya mustahil, kecuali bagi mereka yang serius ingin masuk. Dengan mudahnya sebuah perangkat handphone atau laptop + akses internet yang murah, maka akan lebih menyenangkan melakukan browsing di internet untuk mengetahui informasi.

Informasi-informasi MP yang tersebar di internet kebanyakan dibuat oleh personal dengan tingkat informasi yang terkadang rancu, kecuali beberapa yang digarap secara serius (saya lihat hanya MP USA yang menggarap secara serius dan menganggap penting jejaring internet). Hal ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah serius.

Informasi-informasi kemudian menjadi sangat bebas sehingga menjadi bola liar yang tidak terkendali yang pada akhirnya menjadikan branding image terbentuk yang kurang baik.

Sebagai contoh, pada salah satu postingan forum Kaskus, terdapat sebuah link yang mencemooh habis Merpati Putih akibat kegagalan pada test James Randy (pada sahabatsilat, hal yang sama disikapi dengan sangat berbeda karena kita semua sudah mengetahui. Tetapi bagi yang belum mengetahui, ini menjadi bola liar). Kenyataannya, hampir tidak ada rekan-rekan dari MP yang tergerak untuk mengcounter hal ini secara serius. Kebetulan saya tergelitik dan kemudian menjadi orang yang sangat vokal memberikan bantahan dan argumen hingga kemudian dengan 'pertarungan' argumen sejak halaman 1 hingga halaman 53 (berlangsung 53 babak) diselesaikan dengan ditutupnya thread tersebut akibat dari argumen  yang tidak bisa dibantah lagi oleh mereka-mereka yang skeptis yang berusaha menjelekkan Merpati Putih Linknya disini: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4836703.

Thread pada akhirnya ditutup karena argumen ini tidak bisa dibantah oleh mereka yang skeptis: http://www.kaskus.us/showpost.php?p=274337764&postcount=1042

Ketika saya tanya pada beberapa senior, kebanyakan dijawab, "ah biarkan sajalah. Nanti juga hilang sendiri". Tetapi kenyataannya tidak hilang-hilang, thread tersebut terus tumbuh dan dengan banyak jawaban-jawaban yang ngawur, tidak berdasar. Inilah yang saya katakan sebagai bola liar. Ada banyak lagi link pada forum diskusi yang modelnya seperti itu. Para senior ini belum memahami bahwa jika sebuah artikel didiamkan di internet, tidak berusaha di counter, maka artikel tersebut akan diindex oleh Google (mesin pencari lainnya) sehingga ketika seseorang berusaha mencari informasi mengenai merpati putih melalui sebuah mesin pencari (Google, Yahoo, Bing, atau yang lainnya) maka informasi yang salah itulah yang akan muncul. Dan ini tentu tidak baik mas.

"Pertarungan" pada thread tersebut pada akhirnya membawa hikmah dengan semakin tertariknya masyarakat pada Merpati Putih dan penetrasi MP pada daerah semakin meningkat. Ini adalah blessing in disguise. Plus apabila dilakukan pencarian mengenai kata kunci "Merpati Putih" pada Google atau mesin pencari lainnya akan mengarah pada jawaban-jawaban logis counter dari jawaban-jawaban mereka yang skeptis. Seandainya tidak dilakukan counter seperti ini, tentunya informasi yang salahlah yang akan di dapat masyarakat.

Di era informasi mudah di dapat melalui internet, sebaiknya MP juga sudah mulai menganggap penting setiap penyebaran informasi resmi secara terpusat. Hal-hal yang berhubungan dengan aspek implementasi kemanusiaan, penelitian ilmiah, keilmuan yang dibolehkan untuk di sharing, dan hal-hal yang telah mendapat restu untuk untuk dipublikasikan sebaiknya memang sudah harus dipublikasikan.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #81 on: 02/10/2010 10:05 »
Kondisi tersebut juga tidak hanya terjadi di MP, tapi pada PPS lain. Jika tidak disikapi secara bijak dan di counter secara benar, tentunya akan membuat informasi yang salah yang akan di dapatkan oleh masyarakat umum.

Sehingga tidak heran munculnya anggapan bahwa MP adalah beladiri yang TD murni (sebagaimana pertanyaan dari penanya sebelumnya), MP bukan beladiri silat, MP tidak punya gerakan-gerakan silat, dan sebagainya. Meskipun itu pada kenyataannya tidak benar, tetapi itulah yang masyarakat temui.

Kita tidak bisa mengharapkan mereka yang ingin masuk pada MP kemudian naik kuda dan mendatangi tempat latihannya. Di zaman sekarang, cukup gunakan jari untuk mencari informasi yang dibutuhkan, lalu disimpulkan sendiri.

Semakin banyak artikel-artikel yang tidak berasal dari sumber resmi beladiri tersebut, maka (relatif) akan semakin liar informasi. Apabila ditambah lagi dengan tidak adanya counter dari anggotanya, maka artikel tersebut akan terindeks oleh mesin pencari, menjadi informasi yang salah, yang dalam jangka panjang akan merugikan karena terbentuknya branding yang salah di masyarakat.

saya rasa kondisi ini juga dialami oleh PPS lain.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #82 on: 02/10/2010 11:34 »
Betul juga mas.
Bisa juga dikatakan terlambat memanfaatkan internet. Asal kemudian disadari dan ditindak lanjuti dengan tepat.

1. Dalam kasus James Randi Challenge, kenyataannya memang gagal. Resiko kegagalan dgn efek negative campaign harus diterima, berimbang dgn kemungkinan pemanfaatan positive campaign ketika berhasil. Suatu calculated risk.
Upaya counter mas Nate cukup tepat. Yaitu tentang medical swap/tissue basah yg biasa dipakai u desinfectan operasi bedah lapangan oleh dokter militer, yg menimbulkan efek sangat pedas ketika dipakai membersihkan sekitar  mata sebelum diplester berlapis, (faktor "disturbance" yg tdk fair).
Kemudian fakta bahwa test di fak Kedokteran Univ of Utah (center of excellent spesialis mata), didepan semua dosen dan resident spesialis mata, berhasil 100%, termasuk tunanetra yg kita bawa, mas Sardi.
Statement mas Nate musti diterima sbg pertanyaan, ada apa dilokasi test James Randi, sebuah lab fisika di Weber University, Ogden, Utah, sementara test dilokasi yg lain selalu sukses?
Persoalan menjadi lebih jelas ketika tantangan James Randi ditutup stlh berjalan 10 tahun. Tidak ada SATUPUN dari seluruh dunia yg berhasil diruang itu, sebuah bangunan yg disebut "planetarium", yg terhitung sangat pendek dibanding planetarium yg biasa kita lihat, cenderung spt bunker dgn sungkup kubah beton tebal, penuh peralatan  science yg dihidupkan.
2. Latar belakang mas Nate adalah manager pemasaran internet provider. Dia penuh keyakinan meninggalkan profesinya, sepenuhnya berjuang di MP, yakin bahwa dgn manajemen yg modern, MP USA bisa hidup dan menghidupi. Faktor website MP USA menjadi penting.
3. Website resmi PPS di Indonesia perlu ada, sbg sumber informasi resmi. Tapi tdk bisa diharap sebagai public forum.
Kritikan terlalu keras bisa dianggap sebagai tantangan terhadap lembaga perguruan.
Untuk public forum memang lebih elok kalau diselenggarakan oleh lembaga independen, sebagaimana yg dilakukan di fdSS ini.

Salam.

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #83 on: 02/10/2010 12:06 »
Dalam forum publik independen, kita bisa keluar dari kotak.
Semua dalam posisi setara, tidak ada hambatan senior-junior, praktisi jagoan-pengamat/sastrawan dsb.
Semua pandangan, termasuk yg skeptis karena informasi yg diterima blm lengkap, musti dihormati dan disikapi dengan dewasa dan lapang dada.
Tanpa ada pertanyaan yg tajam apa adanya, kan jadi tidak ada penjelasan.
Namanya juga forum diskusi. Hehehe

Salam..

Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #84 on: 02/10/2010 12:09 »
Untuk kasus yang pertama, tentunya kita anggota MP sepakat bahwa terjadi 'something' disana yang membuat gagal. Tetapi masalahnya kalau saya lihat bukan disitu mas, tetapi pada bagaimana informasi tandingan bisa muncul secara official sebagai bentuk perimbangan informasi kepada masyarakat. Selama ini masyarakat tahunya ya sepihak saja, perimbangan informasinya belum keluar dari MP secara resmi. Masalah mereka mau percaya yang mana ya itu diserahkan kepada pembaca sekalian, biar mereka yang menilai. Dengan demikian, apabila ada masyarakat yang mencari informasi melalui mesin pencari (Google, Yahoo, Bing, dsb) mereka juga akan mendapatkan perimbangan informasi dari jawaban MP seperti apa.

Sepanjang pengetahuan saya, ini adalah website "resmi" merpati putih. Saya gunakan tanda kutip karena saya tidak tahu yang mana yang resmi.

1. www.merpatiputih.or.id
2. www.merpatiputih.org

Yang mana yang benar-benar 'resmi'? Sepertinya keduanya di handle oleh personal yang bukan ditunjuk oleh pusat atau guru besar atau dewan guru atau pewaris. Ketika kita ingin tahu informasi mengenai merpati putih, mencarinya di internet, mereka akan bertemu dengan link tersebut. Masalahnya ketika dibuka, isinya tidak seperti yang diharapkan. Minimnya informasi, minimnya data-data pendukung, video-video, gambar-gambar, dsb, membuat ketidakjelasan mereka yang ingin tahu mengenai merpati putih.

Jika kondisi ini dibiarkan, tentunya ini akan menjadi bola liar juga mas.

Sekedar perbandingan, dengan website resmi Brazillian JiuJitsu ini: http://www.gracieacademy.com, terlihat sangat profesional, sarat informasi, daftar pelatihnya ada, daftar cabang lengkap, foto-foto, sejarah, dsb. Mereka kemas dengan baik sehingga siapapun yang mencari informasi akan mendapatkan informasi yang tepat dan benar langsung dari sumber resminya.

Kita belum membuat seperti itu. Belum membuat bukan berarti belum bisa. Tetapi (mungkin) belum ada keseriusan dari MP pusat dalam hal ini untuk memaksimalkan potensi internet. Atau mungkin status masih menunggu hasil pertemuan dari tradisi bulan Desember ini sepertinya.

Saya membayangkan, seandainya kita bisa meramu, mengkemas, seperti pada website contoh tadi, apalagi ditambah data-data pendukung cabang, informasi kegiatan cabang, foto-foto kegiatan cabang, video-video kegiatan cabang, publikasi keilmuan yang sudah diuji oleh ilmuwan, hasil implementasi keilmuan pada aspek kemanusiaan, pelatihan tunanetra, testimoni-testimoni, teknik-teknik pertarungan, video laga, hasil temuan para senior, hasil seminar keilmuan yang dibolehkan untuk dipublikasikan, dan banyak lagi, tentu ini akan sangat luar biasa dampaknya. Website resmi akan benar-benar menjelma menjadi pusat informasi resmi MP yang sarat informasi. Di dalamnya tidak harus ada publik forum mas, sifatnya hanya informatif saja. Atau boleh saja ada publik forum tetapi dengan aturan yang dibatasi. Seperti FDSS, yang boleh mengedit hanya moderator. User biasa tidak boleh. Saya setuju biarlah wadah seperti FDSS ini sebagai wadah pertemuan obyektif pemikiran dari para pesilat.

Sekali lagi mohon maaf apabila ada kata-kata yang lancang. Saya cinta Merpati Putih, dan ingin agar informasi mengenainya dapat disesuaikan dengan zaman. Dengan demikian, Merpati Putih akan lebih peka zaman.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #85 on: 02/10/2010 12:59 »
Setuju, mari sama sama kita dorong.
Personil di PPMP punya kapasitas untuk itu. Mungkin koordinasinya yg perlu ditingkatkan.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #86 on: 02/10/2010 13:07 »
semoga mas. :)

Jika perlu bantuan, jangan ragu untuk PM, lokasi saya di Jakarta, dan saya siap bantu sesuai dengan kemampuan saya. Insya Allah manfaat.

[top]


salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #87 on: 02/10/2010 13:25 »
Alhamdulillah.
Kebetulan para pewaris muda, terutama mas Hemi, sejalan dengan pemikiran mas mpcrb.
Mudah2an segera ada tindak lanjut positip.

Salam.

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #88 on: 02/10/2010 13:36 »
Great!

Kembali pada penanya sebelumnya, beberapa gerakan MP yang tidak dipakai pada aturan IPSI:

  • Sodokan atas (lintasan rahang)
  • Sodokan melingkar (lintasan leher/rahang)
  • Sodokan datar/silang (lintasan dada)
  • Keprukan (lintasan leher)
  • Tebangan kebawah (lintasan leher)
  • Tebangan datar (lintasan leher)
  • Tebasan datar (lintasan leher)
  • Pengkalan (sasaran kemaluan)
  • Cecakan (pematahan lutut dengan gerakan bawah)
  • Trap samping (pematahan lutut dengan gerakan atas)
  • Totokan (lintasan leher/kepala)
  • Ujung siku keatas (lintasan rahang/kepala)
  • Patah tebu (pematahan sendi tangan dengan gerakan atas, atau bisa juga pematahan sendi lutut bila tendangan musuh berhasil ditangkap)
  • Sirkel atas (lintasan leher keatas)
  • ... (masih ada lagi sih... :) )

hehehe banyak juga ya... :) yang kalau dibabar semua, maka tentu degradasi gerakan MP menjadi minim untuk digunakan pada sport. Mau tidak mau, jika tidak mau dihilangkan, ya harus disesuaikan. Efeknya, akan berbeda dengan pakem awalnya gerakan. Atlit yang terbiasa ikut fight IPSI, ketika turun pada fight ala MP, lebih mudah tumbang karena tidak terbiasa dengan lintasan-lintasan kritis (yang justru pada IPSI dianggap ilegal).

Lintasannya, gerakannya, alat penyasarnya, sasarannya, dari kebanyakan gerakan MP adalah bukan untuk gerakan sport, tetapi gerakan untuk pertarungan mematikan dengan cepat. Bukankah demikian esensi dari pertarungan? Melumpuhkan lawan dengan cepat.

Seperti pada contoh cerita kawan MP di Cirebon (mas Marwan, Kombinasi 1, sekarang sudah jadi tentara AD). Lawan bisa bertahan 2 babak dengan aturan IPSI, ketika kena sodokan melingkar lintasan rahang, maka tumbang seketika dengan rahang retak. Lintasan-lintasan yang di diskwalifikasi adalah lintasan-lintasan yang efektif di dalam pertarungan yang sesungguhnya.

But again, sport is a sport. :) Karena memang sudah beda tujuannya.

Ini bisa jadi seperti kisah salah satu aliran yg berasal dari peperangan klasik yakni Xinyi yg asalnya adalah dari ilmu tombak. Xinyi juga sama seperti Silat pada umumnya yang (kebanyakan) tidak memiliki teknik ground fighting.

http://www.shenwu.com/hsingi.htm

Ketika keadaan damai ilmu tombak ini diubah menjadi ilmu beladiri tangan kosong Xinyi. Tapi strategy dan style pertarungannya masih menyisakan cara berpikir pertarungan massal. Dalam pertarungan massal yg terpenting adalah melumpuhkan lawan secepatnya agar bisa cepat menghadapi lawan lainnya. Menyerang titik vital lawan ( tipikal stand up fighting ),  teknik grappling yg terlalu lama ( tipikal ground fighting ) sangat tidak praktis dalam pertempuran massal.

Style bertarung Xinyi adalah menyerang secara terus menerus dgn pukulan keras ( Fa Jin ) yg bisa menggoyahkan lawan hingga lawan roboh secepatnya. Dgn Style bertarung seperti ini Xinyi dikenal sebagai beladiri yg sangat fighting oriented dan efektif, tidak ada kembangan dalam jurus-jurusnya.

Sebelum perang Dunia ke 2 - Seorang Master Xinyi pernah mengalahkan dgn telak seorang Master Judo Jepang Dan 5. Dan akhirnya Master Judo ini menjadi murid Master Xinyi tsb selama 10 tahun sebelum akhirnya kembali ke Jepang setelah Perang Dunia ke 2. Jika melihat waktu kejadiannya mungkin ini sejaman dgn Mitsuyo Maeda ketika membawa Judo ke Brazil yg nantinya berubah menjadi Gracie BJJ (http://sahabatsilat.com/forum/index.php/topic,578.30.html).

Jika informasi-informasi gerakan-gerakan MP, video-video kejurnas MP atau event internal Kejurda MP (yang full body contact) bisa ikut dipublikasikan, tentunya akan menambah khasanah wawasan MP yang memang sebenarnya fight oriented.

salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #89 on: 02/10/2010 14:12 »
Hehehehehehe... jadi takut nanya lagi deh x-))

Keterangan itu saya dapat dari seorang kenalan yang praktisi MP beberapa tahun lalu, dan mengingat memang ada saja aliran penempaan yang tidak berorientasi pada silat, seperti misalnya Satria Nusantara, maka saya anggap hal itu wajar-wajar saja. Termasuk wajar juga kalau kemudian ada aliran penempaan yang kemudian mengadopsi teknik bertarung sebagai kelengkapan, misalnya cerita Perguruan Sin Lam Ba... (yang saya denger sih).
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

 

Powered by EzPortal