+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: PPS Betako Merpati Putih  (Read 1516282 times)

f4iz

  • Guest
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #285 on: 29/12/2010 01:54 »
Terima kasih Mas Suprapto atas penjelasannya.
Kalau yang MP demo sparring tutup mata itu sama ya konsepnya dgn main ping pong ?
Maksudnya, merasakan getaran dari niat ato kehendak lawan.
Wasalam,
Faiz

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #286 on: 29/12/2010 02:35 »
@ kang Godam.

Betul, tujuannya kesana. Tentu bertahap dimulai dari merasakan sambaran tenaga/getaran lawan. Tetapi kalau tubuh belum punya perbendaharaan tata gerak beladiri yang cukup dan meresap, reaksinya tidak mencukupi. Disinilah fungsi latihan tata gerak beladiri dengan penuh penghayatan dengan berbagai tahap penghayatan dan berulang ulang, sampai meresap menjadi memori tubuh dan rasa.

Suatu contoh dilatih menjadi kiper pada tendangan penalti (12 pas) dengan ditutup mata. Reaksi kearah bola pasti benar, tapi jangkauannya belum tentu sampai.
Penjelasan uda Limpato mengenai garik-garak sangat mengena untuk pemahaman mengenai hal ini.

Salam.

f4iz

  • Guest
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #287 on: 29/12/2010 07:15 »
@Mas Suprapto,
Iya Mas, jangankan merem..buka mata aja latihan tata gerak beladiri penting apalagi tutup mata :)
Untuk ilmu kedokteran bisa juga ya digunakan untuk mendeteksi penyakit internal spt. stroke, kanker ato tumor ?
Mungkin organ yang ada kanker ato tumor mempunyai getaran yang berbeda dgn organ yang sehat.

Wasalam,


mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #288 on: 29/12/2010 09:38 »
@kang godam, sepanjang pengalaman saya (bisa saja berbeda dengan praktisi getaran lain), ketika tenaga getaran itu keluar maka warna hitam pada "pandangan" mata (saya gunakan tanda kutip, karena mata ditutup jadi tidak akan ada pandangan secara visual normal) akan berubah awalnya seperti TV rusak (istilah umum TV yang banyak "semutnya"). Terkadang bergaris-garis persis seperti TV jaman dulu yang rusak. Pada tahap awal, aspek visual ini sering tidak muncul, yang digunakan adalah murni kepekaan seperti dua kutub yang saling bertolak atau saling menarik. Setelah kemudian tenaga getaran ditingkatkan untuk (istilah saya) menyesuaikan dengan frekwensi alam. Pada saat itu, akan muncul sillouhuete (siluet) dari obyek di depan kita. Uniknya metode getaran MP adalah bahwa ini bisa memunculkan aspek visual selain daripada faktor "rasa" tadi. Tetapi gambaran visualnya sama sekali berbeda dengan gambaran visual alat optik (mata). Beberapa senior yang sudah sangat mahir bahkan tahap visualnya lebih tinggi lagi.

Untuk "membaca", teorinya kebanyakan didasarkan pada pola perbedaan terang-gelap dari suatu obyek yang "tertangkap" atau "terkena" pancaran getaran. Apabila obyek yang akan "dibaca" terlalu halus/lembut, maka selisih perbedaan ini akan sangat tipis sehingga menyulitkan. Itulah terkadang untuk pembacaan, praktisi harus mendekatkan obyek pada jarak jangkau terkuat dari pancaran getaran tubuhnya agar didapat selisih perbedaan terang-gelap dengan lebih baik.

Saya sering menganalogikan ini dengan sistem penginderaan jarak jauh (remote sensing). Dimana visual obyek di dapat BUKAN dari alat optik, tetapi dari gelombang yang ditembakkan oleh alat dan ditangkap kembali sehingga memunculkan pencitraan. Meski tanpa alat optik, tetapi hasil pencitraan tidak berbeda jauh seperti menggunakan alat optik. Ini hanya pendapat saja, belum teruji secara ilmiah oleh ilmuwan.

Meski demikian, keberhasilan aplikasi getaran juga dipengaruhi berbagai faktor. Sebagaimana suatu kemampuan tubuh, terkadang bisa "macet" karena suatu hal. Seperti halnya seorang pesilat yang punya pukulan cepat (anggaplah) 100 km/jam. Tetapi ketika suatu hal, misal otot sedang cedera, maka kemampuan akan berkurang sehingga pukulan tidak maksimal. Jadi getaran jangan diasumsikan sebagai suatu keahlian supranatural yang akan selalu berhasil (karena dianggap misalnya dibantu oleh jin). Tidak ada unsur supranatural disini.

Semoga membantu.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #289 on: 29/12/2010 09:45 »
Mungkin organ yang ada kanker ato tumor mempunyai getaran yang berbeda dgn organ yang sehat.

1. Kalau dari prinsip ilmu pengetahuan, dapat dijelaskan secara singkat, bahwa semua benda tersusun atas sel dan di dalam sel ada molekul, dan di dalam molekul terdiri dari atom-atom. Setiap atom jelas "bergetar" sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Jadi memang ada getaran untuk masing-masing benda, baik yang terlihat oleh mata, terhalang oleh obyek lain, atau yang tersembunyi dari pandangan.

2. Kalau dari prinsip agama Islam, bahwa SEMUA yang ada di dunia ini "bertasbih" kepada Allah. Konteks "bertasbih" apabila dikaitkan pada ilmu pengetahuan akan masuk pada penjelasan sebagaimana point 1.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #290 on: 29/12/2010 10:13 »
5. Pergerakan metoda latihan/kurikulum MP dari metoda klasik tradisional ke metoda modern BELUM SELESAI.
Perlu digarisbawahi, metoda pelatihan, bukan pakem keilmuan.
Metoda klasik adalah, siswa melakukan latihan tanpa penjelasan lengkap (alasannya yg berlatih tubuh dan rasanya), ibarat masuk ruangan gelap. Sampai menemukan sendiri pintu/tangga ke ruangan berikutnya. Kalau tidak latihan, tidak mampu mendekat pintu selanjutnya, ya tidak akan dibukakan pintu.

Adapun yang dianggap lebih modern (alasan, perguruan jadi "modern" menyebar kemana mana, pelatihan diwakili pelatih), yaitu ada penjelasan lengkap tentang maksud tujuan, filosofi keilmuan dsb dari awal sampai akhir. Mungkin ada semacam pengantar keilmuan.
Belum tuntasnya ini bisa meresahkan anggota, sebagaimana dirasakan mas Mpcrb.

Benar sekali mas. Sesungguhnya inilah yang seringkali tidak disadari oleh anggota. Sehingga terjadi anggapan bahwa murid dibiarkan begitu saja tanpa ada pencerahan yang berarti. Murid harus mersudi sendiri dengan caranya. Iya kalau tekun dan ulet, kalau tidak? Tentu murid menjadi bosan dan kemudian menjadi malas berlatih. Metode klasik inilah yang memang sebenarnya yang membuat banyaknya murid yang kemudian vakum. Tidak bisa disalahkan karena memang seperti ini dari awalnya. Tetapi yang dipermasalahkan adalah bahwa informasi-informasi semacam ini seringkali tidak nyampe ke cabang (balik lagi ke faktor komunikasi pusat-cabang). Anggota yang dikirim untuk penataran pelatih tidak pernah menyampaikan hal-hal seperti ini.

Dahulu angkatan saya yang hampir 100-an orang, sekarang ini hanya tinggal saya, Mas Salim (organisasi dan IPSI Cirebon, Khusus 1), Mas Anki (pelatih atlit, Khusus 1), dan Mbak Yusniah (pelatih atlit, Kombinasi 2). Hanya tinggal 4 orang saja yang masih bertahan. Sisanya entah berantah kemana. Kalau pas kebetulan ketemuan, rata-rata keluhannya sama. Mereka seperti ditaruh di ruangan gelap. Ilustrasi yang persis digambarkan oleh Mas Prapto. Kalau tidak mau mersudi sendiri, tidak akan masuk pada tahap lebih lanjut pada "pintu" di depannya. Akhirnya jadi mentok dan begitu-begitu saja. Mending kalau keilmuan masih dilatih, tapi seringkali sudah tidak dilatih lagi. Ini juga terjadi secara massive pada cabang-cabang yang lain. Tanpa penjelasan lengkap, memang akan menimbulkan banyak penafsiran sesuai kehendak.

Kalau dianalogikan secara modern, saya memandang bahwa metode klasik MP ini adalah metode hermeneutika.

Saya akan jelaskan tulisan saya mengenai kaitan antara Metode Klasik MP dan metode hermeneutika ini secara terpisah.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #291 on: 29/12/2010 10:51 »
Metode Klasik Merpati Putih dan Hermeneutika

Secara sederhana, hermeneutika diartikan sebagai seni dan ilmu untuk menafsirkan teks-teks yang punya otoritas, khususnya teks suci. Dalam definisi yang lebih jelas, hermeneutika diartikan sebagai sekumpulan kaidah atau pola yang harus diikuti oleh seorang mufassir dalam memahami teks keagamaan. Namun, dalam
perjalanan sejarahnya, hermeneutika ternyata tidak hanya digunakan untuk memahami teks suci melainkan meluas untuk semua bentuk teks, baik sastra, karya seni maupun tradisi masyarakat, termasuk juga pemahaman terhadap beladiri.

Teks yang dimaksud disini dapat dirujuk pada "tembang" atau "kidung" atau "kitab" dari suatu keilmuan Merpati Putih. Atau singkatnya kita padanankan kata TEKS dengan KEILMUAN.

Hermeneutika terdiri dari 3 macam, yakni hermeneutika obyektif, subyektif, dan liberasi (pembebasan).

Pertama, hermeneutika objektif yang dikembangkan tokoh-tokoh klasik, khususnya Friedrick Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911) dan Emilio Betti (1890-1968). Menurut model pertama ini, penafsiran berarti memahami teks sebagaimana yang dipahami pengarangnya, sehingga seperti juga disebutkan dalam hukum Betti, apa yang disebut makna atau tafsiran atasnya tidak didasarkan atas kesimpulan kita melainkan diturunkan dan bersifat instruktif.

Untuk mencapai tingkat seperti itu, menurut Schleiermacher, ada dua cara yang dapat ditempuh; lewat bahasanya yang mengungkapkan hal-hal baru, atau lewat karakteristik bahasanya yang ditransfer kepada kita. Ketentuan ini didasarkan atas konsepnya tentang teks. Menurut Schleiermacher, setiap teks mempunyai dua sisi: (1) sisi linguistik yang menunjuk pada bahasa yang memungkinkan proses memahami menjadi mungkin, (2) sisi psikologis yang menunjuk pada isi pikiran si pengarang yang termanifestasikan pada style bahasa yang digunakan. Dua sisi ini mencerminkan pengalaman pengarang yang pembaca kemudian mengkonstruksinya dalam upaya memahami pikiran pengarang dan pengalamannya.

Menurut Abu Zaid, diantara dua sisi ini, Schleiermacher lebih mendahulukan sisi linguistik dibanding analisa psikologis, meski dalam tulisannya sering dinyatakan bahwa penafsir dapat memulai dari sisi manapun sepanjang sisi yang satu memberi pemahaman kepada yang lain dalam upaya memahami teks.

Selanjutnya, untuk dapat memahami maksud pengarang sebagaimana yang tertera dalam tulisan-tulisannya, karena style dan karakter bahasanya berbeda, maka tidak ada jalan bagi penafsir kecuali harus keluar dari tradisinya sendiri untuk kemudian masuk kedalam tradisi dimana si penulis teks tersebut hidup, atau paling tidak membayangkan seolah dirinya hadir pada zaman itu. Sedemikian, sehingga dengan masuk pada tradisi pengarang, memahami dan menghayati budaya yang melingkupinya, penafsir akan mendapatkan makna yangob jektif sebagaimana yang dimaksudkan si pengarang.

Kaitan dengan Merpati Putih
Hermeneutika obyektif ini adalah posisi Mas Pung atau Mas Budi, pewaris, atau senior generasi pertama, atau yang diberikan mandat untuk melakukan transkrip keilmuan Merpati Putih. Ini adalah sesuatu yang sering disebut dengan PAKEM di dalam beladiri. Merupakan penjelasan asli dari suatu keilmuan langsung dari sumber pengarangnya.

***

Kedua, hermeneutika subjektif yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh modern khususnya Hans-Georg Gadamer (1900- 2002) dan Jacques Derida (l. 1930).9 Menurut model kedua ini, hermeneutika bukan usaha menemukan makna objektif yang dimaksud si penulis seperti yang diasumsikan model hermeneutika objektif melainkan memahami apa yang tertera dalam teks itu sendiri. Penekanan mereka adalah isi teks itu sendiri secara mandiri bukan pada ide awal si penulis. Inilah perbedaan mendasar antara hermeneutika objektif dan subjektif.

Dalam pandangan hermeneutika subjektif, teks bersifat terbuka dan dapat diinterpretasikan oleh siapapun, sebab begitu sebuah teks dipublikasikan dan dilepas, ia telah menjadi berdiri sendiri dan tidak lagi berkaitan dengan si penulis. Karena itu, sebuah teks tidak harus dipahami berdasarkan ide si pengarang melainkan berdasarkan materi yang tertera dalam teks itu sendiri. Bahkan, penulis telah "mati" dalam pandangan kelompok ini. Karena itu pula, pemahaman atas tradisi si pengarang seperti yang disebutkan dalam hermeneutika objektif, tidak diperlukan lagi. Menurut Gadamer, seseorang tidak perlu melepaskan diri dari tradisinya sendiri untuk kemudian masuk dalam tradisi si penulis dalam upaya menafsirkan teks. Bahkan, hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena keluar dari tradisi sendiri berarti mematikan pikiran dan "kreativitas". Sebaliknya, justru seseorang harus menafsirkan teks berdasarkan apa yang dimiliki saat ini, apa yang dilihat, dan apa yang akan diperoleh kemudian.

Jelasnya, sebuah teks diinterpretasikan justru berdasarkan pengalaman dan tradisi yang ada pada si penafsir itu sendiri dan bukan berdasarkan tradisi si pengarang, sehingga hermeneutika tidak lagi sekedar mereproduksi ulang wacana yang telah diberikan pengarang melainkan memproduksi wacana baru demi kebutuhan masa kini sesuai dengan subjektifitas penafsir.

Kaitan dengan Merpati Putih
Inilah metode yang disebut Mas Prapto dengan istilah "metode klasik MP" yang berkembang pada anggota. Pada akhirnya, mereka bebas mentafsirkan sendiri sesuai dengan kapasitasnya sesuai subyektivitas anggota, bahkan tanpa perlu berurusan dengan "pakem" bagaimana tafsiran awal keilmuan itu berasal. Ini pemodelan yang memunculkan celah inovasi sekaligus juga perpecahan apabila tidak dicapai kedewasaan oleh yang akan mentafsirkan. Akan terjadi banyak perbedaan, baik secara umum maupun prinsipil pada hal-hal yang diyakini oleh anggota yang mentafsirkan.

***

Ketiga, hermeneutika liberasi (pembebasan) yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh muslim kontemporer khususnya Hasan Hanafi (l. 1935) dan Farid Esack (l. 1959). Hermeneutika ini sebenarnya didasarkan atas pemikiran hermeneutika subjektif, khususnya dari Gadamer. Namun, menurut para tokoh hermeneutika pembebasan ini, hermeneutika tidak hanya berarti ilmu interpretasi atau metode pemahaman tetapi lebih dari itu adalah aksi, yaitu bagaimana makna-makna tersebut berguna untuk memecahkan persoalan-persoalan kehidupan modern.

Menurut Hasan Hanafi, ada 3 kriteria hermeneutika liberasi yakni (1) memiliki "kesadaran historis" yang menentukan keaslian teks dan tingkat kepastiannya, (2) memiliki "kesadaran eiditik" yang menjelaskan makna teks dan menjadikannya rasional, (3) "kesadaran praxis" yang menggunakan makna-makna tersebut sebagai sumber teoritis bagi tindakan dan mengantarkan pada tujuan akhirnya dalam kehidupan manusia.

Hanafi mempersyaratkan: (1) bahwa penafsir harus melepaskan diri dari dogma atau pemahaman-pemahaman yang telah ada. (2) Setiap fase dalam teks, yang secara bertahap dan mengalami "perkembangan" harus difahami sebagai suatu keseluruhan yang berdiri sendiri. Masing-masing harus difahami dan dimengerti dalam kesatuanya, dalam keutuhannya dan dalam intisarinya. (3) Kritik praksis. yakni kebenaran teoritis tidak bisa diperoleh dengan argumentasi tertentu melainkan dari kemampuannya untuk menjadi sebuah motivasi bagi tindakan.

Hasil tafsiran, akan dianggap positif dan bermakna jika dapat dikenali dalam kehidupan, bukan atas dasar fakta-fakta material. Karena itu, pada tahap terakhir dari proses hermeneutika ini, yang penting adalah bagaimana hasil penafsiran ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan manusia, bisa memberi motivasi pada kemajuan dan kesempurnan hidup manusia. Tanpa keberhasilan tahap ketiga ini, betapapun hebatnya hasil interpretasi tidak ada maknanya.

Kondisi pada Merpati Putih
Ini adalah kondisi dimana "Metode Klasik MP" akan berusaha ditransformasikan pada "Metode Modern" seperti penjelasan Mas Prapto. Kondisi yang apabila tidak dicapai kehati-hatian, maka potensi kerusakan pada hermeneutika subyektif akan muncul dan bahkan lebih parah. Ini merupakan kombinasi antara subyektif dan obyektif.

***

Tulisan tersebut hanya sekedar tambahan pengetahuan saja dari sudut pandang yang berbeda. Kalau pusing, dilewat saja ya. Hehehe.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Suprapto

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 26
  • -Receive: 86
  • Posts: 418
  • Reputation: 137
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #292 on: 29/12/2010 10:58 »
@ kang Godam.
Oleh karena setidaknya ada materi program wajib, yaitu ujicoba pematahan benda keras (ada resiko cedera), maka dalam program latihan MP melekat program latihan mempercepat penyembuhan sendiri (self healing) dan membantu penyembuhan orang lain.
Untuk self healing, ada bentuk senam pernafasan khusus penyembuhan/pemulihan untuk cedera memar, juga ada dengan meditasi getaran.
Prinsip self healing dengan meditasi getaran :
a. Nafas pembersih, "membersihkan" dan melancarkan lalulintas energi per bagian organ tubuh. Scanning ini bisa memberi tanda/petunjuk organ mana yang tidak normal dan minta energi, atau membuang energi berlebihan atau energi buruk dari suatu bagian organ, keluar tubuh.
b. Melakukan  penyaluran energi penyembuh dari seluruh tubuh ke organ sakit. Atau melakukan "penyapuan" dengan tangan yg sdh disaluri getaran, mengarah organ sakit.
c. Menyerap energi/getaran  penyembuh dari alam.

Sedangkan untuk menolong orang lain, seorang pelatih dibekali latihan standar untuk sekurangnya menolong siswanya yang cedera:
a. Men-scanning/mendeteksi cedera.
Biasanya, untuk cedera, kekacauan energi pasien mudah terdeteksi, mana yang harus ditarik, mana yang harus ditembak/disuntik dgn energi penyembuh. Kadang berupa titik2 kecil yang berdekatan tapi beda sifat, dilakukan dengan bantuan alat batang korek api.
Untuk tulang retak, hanya boleh menembak energi penyembuh, selanjutnya diserahkan ke tenaga medis.
b. Setelah pelatihan dan pendalaman, praktisi bisa mendeteksi organ2 interna, bahkan melalui visualisasi jarak jauh.
c. Karena penyembuhan getaran  MP adalah penyembuhan alternatip, harus memposisikan diri mendukung/tidak mengganggu upaya primer, yaitu upaya medik. Sehingga hasil deteksi harus dirujuk dengan diagnosa medik. Bahkan untuk efisiensi, mendengarkan diagnosa dokter, termasuk hal2 apa yang diharapkan berkembang pada pasien. Kalau secara umum, datang menyapukan energi kepada pasien, ekstra pada bagian2 yg lebih menyedot energi penolong, setidaknya akan menambah vitalitas pasien.
Pengiriman energi penyembuh bisa juga jarak jauh dengan visualisasi. Dilakukan sendiri atau bersama dengan tim pendukung (satu orang sbg ujung tombak, yang lain mendukung menyalurkan/ mendorong energi).

Dalam perkembangannya, ada sarana/media pembantu, antara lain air mineral yang sdh "diisi" getaran penyembuh. Bahkan akhir2 ini ada perkembangan, keluarga pasien pegang botol air mineral, berhubungan telpon dengan praktisi penyembuh. Signifikan pada pasien yang akan dan paska operasi berat.

Tentu banyak cerita pengalaman2 khusus para praktisi, yang di share satu sama lain.

Salam. 

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #293 on: 29/12/2010 11:29 »
Ada pengalaman waktu muda dan masih semangat 45. Jadi sangat merasakan sekali manfaat dari tenaga getaran ini.

Dahulu, waktu masih muda dan masih tingkat Balik 1, pernah mengalami suatu benturan di selangkangan. Terjadi pembengkakan yang cukup menyulitkan pada alat vital. Diobati oleh Mas Rahmat (adik Mas Mulyanto Tambak) dengan salah satu metode yang disebutkan oleh mas Prapto. Posisi telapak tangan mas Rahmat terbuka mengarah pada bagian yang sakit sambil menyalurkan tenaga getaran beliau. Terasa seperti ada aliran listrik pada permukaan kulit dan ada aliran hangat mengalir pada area yang bengkak. 2 sampai 3 kali pengobatan, bengkak berkurang drastis. Dari situ kemudian belajar sedikit demi sedikit pemahaman pentingnya metode pengobatan oleh pelatih, karena kalau melatih saja tapi tidak tahu teknik pengobatan akan bermasalah manakala ada anggota yang kebetulan kena insiden. Sampai sekarang teknik itu masih sering saya gunakan untuk mengobati anggota yang bengkak dan juga anggota keluarga yang bengkak.

Regenerasi sel tubuh pernah juga saya lakukan waktu tangan kiri kena bacok clurit 2x hingga ada 21 jahitan karena berkelahi di jalanan dikeroyok 5 orang. Saat itu masih tingkat Balik 2. Dikatakan oleh dokter bahwa proses penyembuhan bisa memakan waktu 2 bulanan. Tapi dengan teknik pengobatan yang dulu pernah diajarkan, penyembuhan jadi lebih singkat. Saat itu hanya 1 minggu saja dengan kulit yang tersayat merapat lebih cepat.

Ketika Kombinasi 1 juga pernah mendapatkan luka sobek pada dagu (sedikit mengarah ke leher) sepanjang 5 cm akibat sayatan (masa muda lagi "lucu-lucunya"). Dengan pemahaman teknik pengobatan yang diajarkan, penyembuhan dengan tenaga getaran mempercepat regenerasi sel sehingga sembuhnya juga jadi lebih cepat.

Pengobatan lanjutan dengan menggunakan tenaga getaran dengan memanfaatkan latihan pasir besi pernah dilakukan saat Kombinasi 2 ketika terjadi sobek pada tangan kanan sepanjang 4 cm karena suatu hal (maklum masih muda). Dengan memanfaatkan teknik pengobatan tertentu plus ditambah tenaga getaran, luka sayat tersebut jadi lebih cepat merapat dan tidak saya jahit. Padahal selisih waktu kejadian dengan UKT nasional ke tingkat Khusus hanya 2 hari.

Sekarang ini, kalau anak demam, penggunaan tenaga getaran untuk deteksi dan "membuang" energi buruk dari tubuh anak sangat berguna mempercepat proses penyembuhan. Setidaknya, bisa menjadi pertolongan pertama kalau kebetulan stok obat-obatan sedang tidak ada.

Dahulu almarhum Mas Budi pernah memberikan materi getaran untuk "lepas kaca mata" di Cirebon, dan sampai sekarang teknik itu masih selalu saya pakai karena kebetulan pekerjaan saya yang berhubungan di dunia IT menuntut selalu di depan komputer minimal 8-10 jam sehari. Alhamdulillah sampai sekarang mata masih normal dan tidak menggunakan kaca mata.

Alhamdulillah manfaat-manfaat dari latihan seperti itu terasa sekali pada tubuh sendiri dan juga pada orang-orang disekeliling kita (terutama keluarga).

Yang terpenting adalah, mencoba mengaplikasikan teknik-teknik tersebut di kehidupan nyata dan merasakan sendiri hasilnya. Minimal pada diri sendiri.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Bayu Umbara

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 195
  • -Receive: 121
  • Posts: 1.214
  • Reputation: 197
  • Datuk Bagindo Rajo
    • http://silekminangpandekacupak.blogspot.com/
  • Perguruan: Sasaran Silek Harimau Cupak
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #294 on: 29/12/2010 11:53 »
wah mantap tuh mas teknik getarannya [top] [top] [top]
mau dong diajarin biar bisa ngobatin diri sendiri dan keluarga, soalnya ongkos ke dokter mahal sekarang mas hehe :D :D :D
makasih mas
salam

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #295 on: 29/12/2010 13:08 »
@kang bayu, dulu di wilayah daerah saya tinggal merupakan wilayah yang "cukup rawan" sehingga memiliki kemampuan beladiri adalah suatu keharusan. Termasuk juga ketika almarhum ayah mengajari kami (sebelum masuk MP). Akibat efek dari pembangunan pemerintah, sekarang wilayah tsb sudah relatif lebih "damai" dan "aman" dibanding pada waktu saya muda dulu. Jadi ya memang mau tidak mau, lingkungan membentuk kami harus bisa hal-hal seperti itu. Minimal adalah menolong diri kami sendiri ketika ditengah jalan terjadi sesuatu.

Tapi masa muda yang "bandel" ini jangan ditiru. :) Untung masih selamat dan tidak cacat, kalau sampai cacat, tentu akan sangat disayangkan masa depannya. Kalau dulu almarhum ayah ajarannya keras tapi begitu meresap hingga kini. Ajaran yang keras ini membuat kami bisa bertahan hidup dalam keadaan bagaimanapun tanpa harus kehilangan jati diri. Bahkan ada ucapan ayah yang selalu saya ingat yakni "kamu harus bayangkan diri kamu itu sendirian, tanpa saudara, tanpa siapa-apa, bahkan meski ada saudarapun, berusahalah dengan diri kamu sendiri dulul. Ibarat kata kalaupun kamu mati, kamulah yang menggotong mayat kamu sendiri. Karena itulah kamu harus memiliki pengetahuan mengenai banyak hal yang diperlukan untuk bertahan hidup!".

Saat kemudian berumah tangga dan memiliki putra-putri, hal ini juga saya turunkan pada anak-anak. Tentunya dalam batasan yang sesuai dengan kadar usia mereka.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #296 on: 29/12/2010 14:45 »
Beberapa aplikatif dari latihan dasar getaran sudah saya terapkan pada anak-anak saya. Sebagai contoh, nafas pembersih, berguna untuk menguatkan konsentrasi anak, membuat tubuh serta otak mengalami relaksasi, pengenduran otot, dan tercapai kondisi tenang pada jiwa. Efeknya, anak jadi lebih tenang, lebih bisa berpikir jernih, dan prestasi sekolah alhamdulillah meningkat.


Akbar Putra Riyadi (9 thn), sudah berlatih nafas pembersih saja sejak usia 8 tahun. Bentuk kaki pada posisi sila tidak benar, tapi foto ini yang terjelas karena foto lain buram. Hehehe. Sejak usia 6 tahun sudah mulai berlatih gerak dasar. Usia 7 tahun sudah mulai diajarkan teknik beladiri. Usia 8 thn sudah bisa dimulai pelatihan nafas dasar yang ringan.

Beberapa video anak-anak saya:

Akbar Putra Riyadi (9 thn)

Mentari Ayu Putri Kamila

Bayu Aji Putra Riyadi

Lengkapnya disini: http://www.youtube.com/user/MerpatiPutihCirebon

Asalkan diberikan sesuai porsinya, dengan kadar yang pas, hasilnya insya Allah maksimal. Menumbuhkan kecintaan terhadap Pencak Silat sedari dini memang harus dimulai dari tumbuhnya kesadaran pada para praktisi silat itu sendiri.

***

Dari apa yang saya alami di dalam hidup, bahwa ada 2 (dua) macam pengetahuan di dalam beladiri. Pertama, pengetahuan yang di dapat dari kurikulum yang kita terima dari aliran beladiri yang kita pelajari melalui pelatih/guru kita. Ini pengetahuan yang bersifat baku/pakem dengan pemahaman yang ada. Kedua, pengetahuan yang di dapat dari hasil pengalaman hidup kita (kristalisasi pengetahuan).

Saat ini, anak-anak saya mendapatkan pengetahuan dari hasil kristalisasi apa yang saya alami dalam hidup ini. Mereka belum mendapatkan apa yang menjadi pakem dari pemahaman umum Merpati Putih. Apa yang dulu saya berhasil di dalam suatu pencapaian pengetahuan, maka anak-anak akan dan harus mendapatkan bagian yang terbaik dari apa yang pernah saya rasakan terdahulu.

Uuh jadi curhat OOT.  x-))

Back to track Merpati Putih saja. Hehehe.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

Bayu Umbara

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 195
  • -Receive: 121
  • Posts: 1.214
  • Reputation: 197
  • Datuk Bagindo Rajo
    • http://silekminangpandekacupak.blogspot.com/
  • Perguruan: Sasaran Silek Harimau Cupak
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #297 on: 29/12/2010 16:32 »
Sangat menginspirasi sekali mas [top] [top] [top]
terima kasih mas
salam

acepilot

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 4
  • -Receive: 5
  • Posts: 68
  • Reputation: 21
  • Sahabat Silat
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #298 on: 29/12/2010 23:09 »
Kebetulan sy tdk dengar/diundang waktu mas Siwi mantu di Cirebon. Syukurlah kalau jajaran MP Cirebon membantu.

Mas Acepilot dari Bekasi ya?
Dari Bekasi ada mas Ahmad Buzaizi, eks atlit IPSI Jabar. Dia termasuk tim peraga MP yang ikut di James Randi Challenge. Bisa dikontak untuk masalah getaran.

Salam.

@mas suprapto : iya mas betul dari bekasi, tapi saya tidak kenal dengan beliau, mungkin karena dulu saya masih kecil jadi kurang kenal senior - senior lain.. hehehe..


@mas mpcrb : mas nanti hasil test getarannya tolong di publish ya..

oh iya, mau tanya mas, apakah dulu dasawarsa 80an and 90an di MP pusat ada bagian publikasi dan dokumentasi?
soalnya menurut pengamatan saya dasawarsa segitu MP sangat populer di media - media, apakah karena divisi piblikasi dan dokumentasinya hebat ataukah karena faktor lain?
katanya pas dasawarsa 80an and 90an anggota MP membludak, sampai - sampai kala mau daftar ada seleksi and test wawancaranya segala..
kepingin MP seperti itu lagi, masak kalah populer sama beladiri asing yang padahal tidak lebih baik dari pencak silat..  :'(
"SOPO SING ISO NUTUP HOWO SONGO, YO IKU WONG SING ISO NAPAK TAPAKE KUNTUL MELAYANG" ....
-Almarhum Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi)-

mpcrb

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 20
  • -Receive: 91
  • Posts: 759
  • Reputation: 266
  • Sahabat Silat
    • My profile on Kompas cetak (you have to be Kompas member)
    • Email
  • Perguruan: Merpati Putih
Re: PPS Betako Merpati Putih
« Reply #299 on: 30/12/2010 13:14 »
@mas Acepilot

Insya Allah nanti akan dipublish sesuai keinginan ybs.

Seharusnya kamis malam ini sesuai agenda ketika terakhir ybs telpon saya. Tetapi ybs mengundurkan waktunya diatas tanggal 13 Januari 2011 dengan argumen loading kerjaan lagi banyak. Padahal malam ini ybs melatih salah satu aliran beladiri di daerah Jakarta. Saya balik tanya, bagaimana kalau saya yang mampir untuk mendemokan ke tempat latihan ybs. Disaksikan murid-murid ybs juga tidak apa-apa.

Argumen kedua karena perlengkapan tidak dibawa: kamera, tutup mata, dan ktp. Saya kasih solusi dimana kamera/handycam biarlah saya yang bawa, ybs tinggal siapkan tutup mata dan ktp. Kalau ktp ybs juga tidak ada, saya minta ktp milik murid-murid ybs saja (3 orang atau lebih tidak apa-apa). Tetapi belum ada jawaban lagi.

Masih menunggu statusnya. :)

Demikian informasi terakhir.

Salam.
Belajar memahami hidup dalam kehidupan...

 

Powered by EzPortal