Forum Sahabat Silat
Bahasa Indonesia => Silat Diskusi Umum => Cerita Silat => Topic started by: Antara on 07/11/2009 21:51
-
Ini judul thread adalah hasil memraktekkan ajaran Mas Rendra almarhum, "Tulis apapun yang terlintas di dalam kepalamu".
Jadinya ngaco begitu deh... :-\
Intinya, saya minta pendapat para teman, guru, sesepuh, dan leluhur (ngelirik Bang ... ah, ybs pasti ngerasa kok :-X) mengenai cerita silat, baik dalam bentuk cerpen, novelet, novel atau media tulis lainnya (bukan pelem).
Ceritanya baru baca ulang lagi Nagasasra Sabukinten... jadi dapat insight...
Masih tinggi-kah animo masyarakat terhadap cerita macam ini?
Bagaimana kedudukan novel silat lokal dibanding impor (novel samurai lagi banyak tuh, intinya cerita silat juga kan?)?
Apakah wajah-wajah baru muncul dalam kepenulisan silat? atau hanya cetak ulang karya-karya SH Mintardja? Jika ada wajah baru, bagus-kah ceritanya? Kuatkah isinya?
Trus... boleh dong kalau ada yang pernah baca buku silat terbitan mutakhir yang dirasa bagus, direkomendasikan di sini... sukur-sukur beserta alasan kenapa buku itu dianggap bagus (tanpa perlu spoiling)...
Terimakasih sebelumnya...
-
Aku bc karyanya langit kresna hariadi, terutama yg serial gajahmada, walau novel sejarah tapi ada unsur kepemimpinan dan ada cerita silatnya,,, trus ada juga th yg cerita tentang pendekar dr tanah sunda,cuma lupa judul n pengarangnya, bukunya bgs karena menggambarkan cukup banyak tahap dalam latihan silat. Mau tau buku bgs yg laennya? Sering2 aja ubek2 toko buku,hehe
-
Aduh maap deh kalo disuruh ngubek-ubek toko buku... kasian pan bukunya udah disusun rapi-rapi x-))
Saya baru baca satu jilid aja tulisannya Langit Kresna Hariyadi, sayangnya kalau menurut saya silat bukan tema utama dalam buku itu. Memang sih ceritanya melibatkan pertempuran dan pertarungan, tapi tampil cuma sebagai pelengkap dari alur ceritanya.
Kalau kita lihat misalnya Nagasasra sabuk-inten, kita bisa mengikuti perkembangan kepribadian tokoh-tokohnya yang semakin mapan dan mumpuni seiring semakin dalamnya silat yang mereka tekuni. Begitu pula cerita Api di Bukit Menoreh dan bahkan cersil Kho Ping Hoo banyak yang mengusung plot semacam ini.
Dari cerita silat yang bermutu, pembaca konon bisa ikut menghayati transformasi yang dialami oleh tokoh-tokohnya, kalau kata guru waktu TK dulu 'mengambil pelajaran dan hikmahnya'. Media kayak gini sebenarnya bagus sekali untuk pendidikan mental anak dan remaja, baik sesudah itu mereka tertarik untuk belajar silatnya atau tidak.
Sayang sekali kayaknya sekarang peran buku banyak digantikan oleh TV, dan silat yang tampil di TV lebih banyak menyesatkannya daripada mendidiknya (mungkin serial 'Avatar' boleh dikecualikan).
Jadi, siapa yang bisa rekomendasikan cerita silat yang asyik? [[peace2]]
-
baca ceritta sepasang monyet dari Goa hydro aja... "ini tulisan yang tercatat di kepala Sarungkampret yang asal2an nih"
-
Kalau kang sarkem, ada pengecualian....
jangan tulis apapun yang terlintas didalam kepalamu, bisa bahaya...
-
justru itu,
sebelumnya pelanggaran melintas, harus dicatet dulu.... di buku tilang
:D
ehhh.... emang pelanggaran yaa? bukan yaa?
:-P
-
wakakakkaa..
tapi gue demen tuh sama pepeatah rendra... walau terakhir pernah ketemu di bengkel theater sama beliau...