Ini judul thread adalah hasil memraktekkan ajaran Mas Rendra almarhum, "Tulis apapun yang terlintas di dalam kepalamu".
Jadinya ngaco begitu deh...
Intinya, saya minta pendapat para teman, guru, sesepuh, dan leluhur (ngelirik Bang ... ah, ybs pasti ngerasa kok
) mengenai cerita silat, baik dalam bentuk cerpen, novelet, novel atau media tulis lainnya (bukan pelem).
Ceritanya baru baca ulang lagi Nagasasra Sabukinten... jadi dapat insight...
Masih tinggi-kah animo masyarakat terhadap cerita macam ini?
Bagaimana kedudukan novel silat lokal dibanding impor (novel samurai lagi banyak tuh, intinya cerita silat juga kan?)?
Apakah wajah-wajah baru muncul dalam kepenulisan silat? atau hanya cetak ulang karya-karya SH Mintardja? Jika ada wajah baru, bagus-kah ceritanya? Kuatkah isinya?
Trus... boleh dong kalau ada yang pernah baca buku silat terbitan mutakhir yang dirasa bagus, direkomendasikan di sini... sukur-sukur beserta alasan kenapa buku itu dianggap bagus (tanpa perlu spoiling)...
Terimakasih sebelumnya...