@kang hummdee6,
Sejauh ini MP belum pernah diteliti hingga sejauh itu.
Tapi keilmuan ini sudah terbukti bisa diaplikasikan dalam bentuk "mass product" yang bisa dipelajari oleh orang biasa DAN BAHKAN tunanetra. Selain di kolat Batu, Malang, Yogyakarta, yang terbaru saat ini adalah kolat Aceh. Bekerja sama dengan Pemda setempat, melatih tunanetra yang sudah mendapat rujukan dari dokter spesialis mata setempat yang menyatakan bahwa tunanetra tersebut benar-benar buta. Metode getaran MP bisa digunakan untuk meningkatkan orientasi mobilitas tunanetra, deteksi obyek, jarak, bentuk, dan ruang, serta deteksi warna, dan huruf/tulisan.
Mengenai positioning, meletakkan disiplin ilmu lain, PARALEL dengan pakem keilmuan MP :
1. Ketika th 1973, Dephankam, bag Fisiologi fak Kedokteran UGM dan MP menggelar Operasi Seta, meneliti latihan MP dengan pelaksana/sampel para taruna AAU (Akademi Angkatan Udara), antara lain disimpulkan secara ilmiah, bahwa "daya explosive" latihan MP, karena latihan MP membentuk ATP (bukan klenik). Alhamdulilah. Padahal para pencipta latihan MP kan tidak menyusun latihan karena teori ATP?
2. Ternyata teori ATP mentok pada pembentukan tenaga di DALAM tubuh, tidak bisa menjelaskan mekanisme fenomena penyerapan tenaga dari luar kedalam ataupun pelontaran tenaga dari dalam keluar, seperti misal pengobatan jarak jauh dsb. Apakah ini "klenik"?
Ternyata di dunia ilmiah ada perkembangan baru, FISIKA QUANTUM. Teori tentang energi/zarah lembut yang bisa menembus materi lain tanpa berpengaruh, hanya berpengaruh pada sasaran. Contoh pada aplikasi medik adalah alat yang bisa menghancurkan batu ginjal dari luar. Maka fenomena kemampuan jarak jauh MP menjadi lebih bisa diterima secara ilmiah. Padahal penemu keilmuan MP tidak tahu menahu tentang teori fisika quantum.
3. Para ahli medik memberi panduan teori ihwal diabetes type 2. Bahwa lama kelamaan akan banyak sumbatan pada pembuluh darah lembut dengan segala komplikasinya, bahwa ada degradasi produksi insulin oleh kelenjar pankreas, bahwa ada degradasi sel tubuh dalam mengolah karbohidrat dengan insulin yang ada, dst. Hal ini menginspirasi MP untuk menyusun program latihan khusus, senam pengolahan/pembinaan yang memperlancar sirkulasi darah, sekaligus mencegah penyumbatan. Kemudian memberi latihan getaran penyegaran sel, yang memperbaiki produksi insulin, sekaligus meningkatkan kemampuan sel untuk mengolah insulin yang ada. Latihan olah nafas yang ternyata dalam dunia modern disebut dengan latihan Hyperbarik untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Padahal penemu keilmuan ini tidak tahu menahu mengenai teori hyperbarik atau sejenisnya.
4. Salah satu keilmuan MP yang bernama "pukulan Pasir Besi", tidak hanya bersifat menghancurkan, tetapi juga bisa mengobati. Di Jerman, sebuah tim yg dikepalai oleh Dr. Andreas Jordan pada Charite Hospital, berhasil mengembangkan suatu teknik dengan memanfaatkan medan magnetik melalui proses pemanasan atom besi di dalam tubuh penderita untuk menghancurkan kanker. Metodenya sbb: 1. Sebuah cairan yg berisi partikel2 iron diinjeksi ke dalam tumor. 2. Pasien kemudian dibaringkan pada sebuah tempat yg bermedan magnetik tinggi. 3. Medan magnetik tinggi ini kemudian akan meningkatkan temperatur partikel-partikel iron dalam tumor hingga mencapai 45 derajat. Dalam beberapa menit, sel-sel kanker tidak mampu melindungi dirinya dari panas. Sel-sel kanker tsb kemudian melemah dan akhirnya mati. Pada kondisi ini, hanya sel-sel kanker/tumor yg mati karena injeksi partikel-partikel iron tsb hny pada area tsb. Itu adalah penelitian yg didasarkan pada Nanotechnology. Jurnalnya sudah dipublikasikan pada tahun 2003. Ternyata, pendekatan modern yang ditemukan itu tidak berbeda jauh dengan teknik pengobatan MP berbasis keilmuan Pasir Besi. Padahal penemu keilmuan pasir besi MP ini tidak tahu menahu mengenai teori nanotechnology apalagi melakukan percobaan dengan alat-alat modern berbasis nanotechnology.
Pada keilmuan getaran.
5. MP bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) melakukan uji kemampuan getaran deteksi yang dipimpin oleh Ir. Surato dkk. Batan dengan alat deteksi canggih (pada saat itu) dan MP dengan ilmu getarannya. Setelah kemudian praktisi detektor MP dikenalkan dengan gelombang radiasi, selanjutnya dilakukan testing. Didapati hasil bahwa getaran MP bisa lebih cepat dan lebih jauh mendeteksi benda yang memiliki radiasi. Sayang, penelitian ini tidak diteruskan lagi karena Ir. Surato dkk mendapat order proyek dari pemerintah saat itu. Bisa dirujuk oleh beliau atau oleh Batan. Padahal penemu keilmuan getaran ini tidak tahu menahu mengenai teori radiasi atau benda yang mengandung radiasi nuklir.
6. MP bekerja sama dengan Polda Metro Jaya melakukan uji coba deteksi narkoba. Setelah kemudian praktisi getaran MP dikenalkan dengan getaran barang haram (narkoba) ini, selanjutnya dilakukan testing. Oleh anggota dari Polda Metro Jaya, narkoba disembunyikan pada suatu mobil di tempat parkir. Lalu dideteksi keberadaannya. Menarik, praktisi detektor MP mendeteksi tidak hanya pada narkoba yang diletakkan pada mobil di tempat parkir, tapi hingga ke lokasi yang lebih jauh lagi, yakni ke ruangan-ruangan para anggota kepolisian, lemari-lemari, dsb.
7. MP melakukan program kemanusiaan yang disebut dengan "Mission Impossible", yakni melatih tunanetra agar mereka bisa "melihat" kembali. Latihan tunanetra yang sudah berjalan/pernah berjalan adalah di Batu, Malang, Yogyakarta, dan yang terbaru sekarang di Aceh. Awalnya diterapkan pada tunanetra yang buta parsial, entah karena mengalami kecelakaan atau penyakit. Lebih jauh lagi, salah satu anggota MP tingkat Khusus 2 menemukan teknik latihan getaran yang bisa diaplikasi pada tunanetra BUTA TOTAL sejak lahir.
Merujuk teori atom benda dan teori melihat benda yang dikeluarkan oleh Prof. William Blair dari John Hopkins University, didapati kondisi bahwa sebenarnya yang disebut 'melihat' hanyalah sekedar pantulan gelombang dengan panjang gelombang tertentu yang mengenai mata. Lalu diteruskan ke otak sebagai sinyal-sinyal listrik. Dan bahwa setiap atom memiliki karakteristik unik yang berisi warna, tekstur, bentuk, volume, dsb. Artinya bahwa karakteristik atom pembentuk kayu akan berbeda dengan karakteristik atom pembentuk batu.
Padahal penemu getaran MP ini tidak pernah tahu teori-teori seperti itu yang didasarkan pada penelitian ilmiah bertahun-tahun dengan alat-alat canggih.
Didalam praktek penyembuhan MP, teori medik dari ahli medik menjadi pedoman penting.
8. Ketika di tahun 80an, latihan MP diteliti di RS Jantung Harapan Kita, ditemukan bahwa grafik detak jantung per menit pada cooling down terlalu curam, lama kelamaan bisa mencederai jantung. Maka memperhatikan rekomendasi ilmiah tersebut, program latihan MP langsung diperbaiki.
9. Sudah populer bahwa di khasanah TCM/yin-yang, ada konsep tenaga panas dingin yang agak rinci. Bahwa energi panas/dingin yang terlalu menumpuk disuatu tempat, bisa mempengaruhi kesehatan organ dalam tertentu. Di latihan MP, sangat jelas, latihan-latihan mana yang menimbulkan efek panas, mana yang dingin. Dengan pengertian keselarasan tsb, makin meyakini, bahwa pakem MP sudah lengkap, asal jangan "ketungkul" pada satu jenis latihan saja (mis pengolahan tenaga saja), kurang baik pada kesehatan. Pengertian ini juga bisa untuk mendiagnose, kenapa ada praktisi MP yang kurang balance, malah ngamukan, uring-uringan, bludrekan, dst.
10. Pada TCM kuno, sudah ada teori titik akupuntur, teori jalur energi. Tapi tidak ditemui praktisinya yang bisa menjelaskan, bagaimana titik/jalur tadi (dulu) ditemukan, kecuali dongeng. Ternyata dengan deteksi getaran MP, titik/jalur energi tadi mudah ditemukan dengan tepat. Ternyata deteksi getaran MP ampuh untuk membuka cakrawala. Kita menjadi lebih "mengerti" bagaimana kira-kira dulu ditemukan.
11. Kita meyakini, bahwa fenomena di alam ini, menuruti SATU hukum yang ditetapkan oleh Sang Pencipta, Tuhan YME. Fenomena alam dengan pendekatan yang berbeda beda, akan bertemu pada satu titik kebenaran.
Pengertian ini yang membuat praktisi MP seyogyanya open minded, tanpa khawatir kehilangan jati dirinya.
Semoga membantu.
Salam.