+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro  (Read 21954 times)

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #15 on: 24/12/2008 09:12 »
ada apa ini,?? kok nama ane dibawa-bawa?
kang sarkem mbak pete jadi apaan dlm episode ini??

udah lulus..jadi gak di mainin lagi, so kamu harus berjuang ya..? setidaknya di bungkus pakai daun pisang dulu baru deh... go international.. [lucu]
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

Dodol Buluk

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 1
  • Posts: 1.081
  • Reputation: 25
  • Alone but never lonely
    • Email
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #16 on: 24/12/2008 09:18 »
ane kagak ikutan di thread eni ahh..konferensi para monyet sih... [run]


debuls
"Jangan pernah bilang kagak kalo kagak pernah bilang jangan"

pemaen baru

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 36
  • Reputation: 0
    • Email
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #17 on: 24/12/2008 10:52 »
 :D...
seru bener ya di sini,
bisa bebas diskusi, ngobrol santai, becanda...
ampe nulis sedikit2 nyerempet aurat juga boleh ya  di sini x-))

salam lucu...
(*orang baru belajar lucu)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #18 on: 24/12/2008 11:16 »
ini bukan diskusi..

tapi curahan hati orang2 yang berantakan pas di cerita silat  :D [lucu]
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #19 on: 24/12/2008 11:29 »
:D...
seru bener ya di sini,
bisa bebas diskusi, ngobrol santai, becanda...
ampe nulis sedikit2 nyerempet aurat juga boleh ya  di sini x-))

salam lucu...
(*orang baru belajar lucu)

heiii..yunior, kalo bicara yang bener dong..baca dulu yang bener..disini semua sopan tau..
jangan negative okay, udah belajar silat masih negativ aja.

 8) bener bener deh...
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #20 on: 24/12/2008 16:49 »
-Sambungan Cerita : Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro-



Dengan suara tenang namun penuh kepastian Kakek sakti ini Gan n Roses berkata lagi, “Mere­ka adalah dua orang anak yang telah membikin bingung dan gelisah hati guru dan orang tua, juga telah mendatangkan kekacauan di Goa Cibotak tanpa sebab. Mereka harus dihukum dan sepantasnyalah  mereka telanjang menggunakan daun talas biar kaya toge goreng kesukaanku . Hayo kalian naik ke puncak dan bersamadhi di sana selama dua hari dua malam. Pergi!” Kakek Sakti Gan En Roses mendekati ke dua orang muridnya dan tangan kirinya bergerak cepat  dua kali, mengenai hidung mereka.
“Bukk! Bukk!”
Kedua orang anak itu tersungkur, kemudian bangkit berdiri memandang guru mereka dengan mata terbelalak, menggigit bibir, entah menahan nyeri apa bau, kemudian mereka saling pandang dan melangkah lebar menuju bagian yang paling tinggi di  itu, yang mereka sebut puncak.

Apa yang dilakukan oleh Guru mereka dengan gerakan cepat?!? Ternyata Gurunya telah mencabut bulu ketek yang bau asem lalu memberikan ke hidung dan memasukkan ke mulut mereka !! Gila Bau Bulu ketek itu takkan hilang walau berbulan bulan !!

Bu Haji dan Ki Kujang saling pandang dengan alis berkerut. Ketika kedua anak itu sudah tak tampak lagi, barulah Bu Haji berkata, nadanya memprotes, “Meng­apa mereka....?”

“Harus dihukum, biar mereka tahu dan kelak mereka akan memperhitungkan setiap tindakan mereka, tidak sembrono dan asal berani saja,” kata Manusia Sangat Sakti dengan suara tegas sehingga kedua orang : adik dan isterinya tidak berani mem­bantah. Mereka hanya memandang dengan hati terharu melihat dua orang yang telanjang menggunakan daun talas itu mengeluarkan suara cegugukan seperti orang menangis. Ki Kujang hanya  memandang ke arah perginya dua orang muda itu. Ke­mudian, Lalu dengan badan hanya memakai daun talas keduanya dengan gesit dan sakti loncat-loncatan menuju puncak seperti monyet sakti di pewayangan !!.
 
Pada malam kedua diam-diam Bu Haji menyelinap ke puncak dan membawakan makanan  yaitu "nasi liwet" dan sate maranggi dan minuman es cendol bandung untuk mereka berdua. Ketika tiba di puncak, Bu Haji melihat bahwa bayangan bayangan menyeramkan ini seolah-olah sedang menjaga Mahesa Jenar dan Parewa yang duduk bersila seperti patung, muka dan tubuh mereka penuh bau ketek dan bau badan sehingga mereka seperti sudah berubah menjadi sampah masyarakat di daerah puncak !!

Bu Haji harus mengurut dan menggun­cang sampai lama dan barulah Mahesa Jenar sadar dari samadhinya. Melihat ibu gurunya, dia hanya menggelengkan kepalanya dan hendak memejamkan matanya kembali. Entah dia senang semedhi atau sedang asyik tidur dan mimpi basah !!

“Jenar, bangunlah dulu. Kau harus makan dan minum dulu, baru boleh bersamadhi lagi. Ingat, tubuhmu takkan kuat bertahan dan kau bisa terancam sakit. Juga adikmu Parewa.”

Karena dibujuk terus, akhirnya Mahesa Jenar menurut, membangunkan adiknya dan kedua orang muda ini lalu makan dan minum dengan lahap untuk mengisi perut yang kosong dan menghangatkan tubuh, makannya sekilas seperti dua orang monyet yang didalam kandang tak dikasih makan bertahun-tahun !!. Setelah makan minum, mereka melanjut­kan samadhi dan terpaksa Bu Haji meninggalkan mereka sambil memberikan uang saku kepadanya di balik daun talas."Ini buat jajan kalau ketemu tukang dagang atau warung remang-remang di  puncak"

Pada keesokan harinya, dua hari dua malam telah lewat dan pagi-pagi sekali Manusia Sakti Gan En Roses, Ki Kujang dan isterinya telah berada di puncak. “Bangunlah kalian, masa hukuman telah habis!” Manusia Sakti Gan En Roses berseru dan suaranya yang disertai tenaga dalam yang kuat itu seolah-olah menembus keadaan dua orang muda yang sedang samadhi itu sehingga mereka terbangun dan cepat bangkit. Keduanya terhuyung dan menjatuhkan diri berlutut di depan guru mereka.

Manusia Sakti Gan En Roses memandang kedua murid­nya itu, lalu berkata dengan wajah ber­seri, “Sekarang, kerahkan hawa panas yang berputaran di pusar kalian, dorong ke arah pergelangan tangan dan tahan nafas keluarkan dari dubur !!.”

Dua orang muda itu menurut. Me­mang selama mereka bersamadhi, mereka terlindung oleh hawa panas yang berpu­taran di seluruh tubuh mereka, seperti keadaan mereka kalau berlatih tenaga dalam di waktu hujan yang dingin di daerah Cipayung. Kini mereka mengerahkan tenaga panas itu ke arah kedua lengan, mengerahkan tenaga dalam dan muka merengut.

“Brebet brebet! Bruuuut!” ada suara dan cairan bau sekali di bawah celana mereka !! Ternyata mereka telah berak di Celana !!
Dan terlihat masih ada cairan yang meninggalkan bekas seperti gumpalan nasi liwet !!
 
Bu Haji dan Ki Kujang girang sekali menyaksikan kemajuan putera-putera mereka, akan tetapi Manusia Sakti Gan En Roses mengerutkan alisnya dan berkata lantang,

"Haiii....! Apakah selama dua hari dua malam ini kalian pernah berhenti makan dan minum?”

Kakak beradik itu saling pandang, lalu menunduk. Berat rasa hati Mahesa Jenar kalau harus mengaku bahwa ibu gurunya telah membujuknya, dan untuk membohong dan mengatakan tidakpun dia tidak berani.

“Semalam aku datang dan menyuruh mereka makan dan minum,” tiba-tiba Bu Haji berkata. “Hati siapa yang akan tega menyaksikan murid yang sudah dianggap anak-anak sendiri disiksa?”
Manusia Sakti Gan En Roses menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengepal-ngepal tangannya sendiri. “Aihhh.... kelemahan hati wanita memang seringkali menimbulkan kegem­paran dan juga kegagalan.”
 
Bu Haji memandang suaminya dan wajah­nya berubah. “Eh...., apa.... maksudmu....?”
“Sebelum mengirim mereka ke pun­cak, aku telah membuka saluran RASA di tubuh mereka. Aku melihat bahwa mere­ka sedang dalam keadaan baik sekali, berhati besar dan baru mengalami kete­gangan hebat. Pula, saatnya amat cocok untuk mereka melatih dan menerima Ilmu dari RASA Tingkat Tinggi. Kalau tidak tergang­gu, kiranya saat ini mereka sudah dapat mengumpulkan tenaga dalam dan rasa sepuluh kali lebih kuat daripada sekarang!”

“Ohhhh....!” Bu Haji memegangi dahinya dengan penuh penyesalan. “Mengapa kau tidak bilang lebih dulu sebelumnya?”

“Tak baik kalau diberi tahu lebih dulu, akan menimbulkan ketegangan dan harap­an sehingga dapat menggagalkan latihan. Akan tetapi sudahlah, memang sudah demikian kenyataannya. Yang jelas seka­rang mereka harus berlatih dengan giat sekali. Mahesa Jenar, Parewa, kalian tahu betapa ilmu kepandaian kalian masih jauh daripada mencukupi sehingga sekali merantau meninggalkan kita , kalian bisa menjadi tawanan kingkong dan hampir saja celaka diperkosa kingkong putih karena aku melihat pantat kalian masih bersih !!. Mulai hari ini, kalian harus rajin berlatih dan sebelum sempurna ilmu kepandaian kalian, kalian tidak boleh meninggalkan  tanpa pamit. Tidak perlu memikirkan anak anak betawi sana, kalau kepandaian kalian sudah mencukupi, tentu kalian boleh mengun­jungi tanah betawi..."

Dua orang pemuda remaja itu meng­angguk-angguk dan untuk menyatakan penyesalan mereka, mulai hari itu mere­ka seperti berlumba dalam kegiatan berlatih ilmu sehingga memperoleh kema­juan yang pesat. Namun bekas dari cairan yang keluar saat samadhi mereka  masih bertanda kemerahan karena mereka tidak boleh membersihkan berbulan-bulan lamanya !! Tanpa sadar mereka seperti Beruk berpantat merah !!


**********************
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

trumbu

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 158
  • Reputation: 13
    • Banten culture and torism
  • Perguruan: Bandrong
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #21 on: 24/12/2008 22:01 »
btw .... yang di maksud sepasang monyet disini sapa yaa....... x-))
adakah yang mersa kaya gitu............
tapi salut tuh 2 murid yang menjungjung titah sang guru
ampe 2 ga di ilangin air hsil semedi ......... [lucu]

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #22 on: 30/12/2008 14:13 »
waduuuuh  [gelas]

ceritanya bingung mau dilariin kemana nih??

lieeeeeuuuuur eeeeuuuuuuy.........



-keabisan ide-
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

iqbal khan

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 124
  • Reputation: 1
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #23 on: 22/01/2009 12:56 »
bisa lari maraton, estafet, 100m, 200m, 400, 1000, 10,000 dst atau bisa juga lari ke singaparna tempatnya Mbak PT.
Gitu aja kok repot

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #24 on: 22/01/2009 13:21 »
hehhehee

akang-akang semua termasuk kang iqbal... silahkan terusin deh ceritanya...

saya mau belajar lebih dalam dulu...
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #25 on: 22/01/2009 17:45 »
dilariin ke mana ya?... sik mikir dulu.. ke itu aja, musuh dalam selimut... ::)
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #26 on: 29/10/2009 12:58 »
sebentar lagi cerita ini akan berlanjut... hihihihihi
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #27 on: 06/11/2009 14:34 »
*LANJUTAN CERITA Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro*

==========



Kita tinggalkan dulu Mahesa Jenar dan Parewa yang tertawan di Puncak dan Gurunya Gan En Roses sedang menambah ilmu-ilmu mereka.

Marilah kita menengok peristiwa lain yang terjadi pada waktu itu, terjadi jauh di sebelah barat daratan besar.

Daerah Bojong berada jauh di selatan sunda kelapa, merupakan ada sebuah kerajaan kecil namun yang rakyatnya memiliki kebudayaan tinggi, menjadi perpaduan dan perantara antara sunda kelapa dan Pajajaran. Karena dihimpit oleh dua buah negara besar yang memiliki kebudayaan tinggi itu, Bojong mulai mencangkok kebudayaan keduanya dan karenanya di situ terdapat banyak orang-orang pandai dan sakti mandraguna dari kedua negara itu.
 
Daerah Bojong terkenal sebagai daerah kulon sunda kelapa di seluruh dunia, di dalam cerita fiktif ini daerah yang paling tinggi adaptasi ilmu dari kerajaan sekitarnya dan warganya paling luas wawasannya . Selain amat luas wawasannya, juga daerah  ini amat terkenal sebagai tempat yang suci, bahkan bagi yang percaya terdapat keyakinan bahwa para dewa yang tersebut dalam dongeng-dongeng bertempat tinggal di daerah inilah! Karena kepercayaan ini agaknya, dan terutama sekali karena keindahan alamnya dan kesunyiannya, maka Daerah Bojong menjadi tempat pelarian para pendeta, pertapa dan manusia-manusia yang ingin mengasingkan diri dari dunia ramai.
Di sebuah dusun tak jauh dari kota sunda, di pinggir Daerah Bojong, pada suatu pagi yang sejuk, tampaklah belasan orang pria yang bertubuh tegap dan kuat sedang berlatih ilmu silat. Tubuh mereka, dari yang besar sampai yang kecil kurus, kelihatan kuat dan berisi tenaga besar ketika mereka bergerak secara berbareng dengan tubuh atas telanjang, hanya memakai celana panjang dan sepatu, rambut mereka dikuncir semua, mengikuti petunjuk dan aba-aba yang keluar dari mulut seorang kakek berwajah tampan gagah yang bertopi bulu. Kakek ini usia­nya sudah tua sekali, tentu kurang lebih ada delapan puluh tahun, namun sikapnya masih gagah sungguhpun gerak-geriknya halus dan wajahnya tampan terpelihara.

Suaranya masih lantang ketika dia mengeluarkan aba-aba agar gerakan mereka yang sedang berlatih itu dapat seirama, sedang kaki tangannya masih tangkas ketika dia memberi contoh gerakan.

“Tu-wa-ga-pat-ma-nam-ju-pan! Tu-wa-ga-pat-ma-nam-ju-pan!” Demikian aba-abanya, makin cepat pula gerakan mereka yang sedang berlatih, terdengar angin bersiut dan buku-buku lengan kaki berkerotokan ketika mereka bergerak memukul dan menendang.
 
“Hemm, mengapa pula engkau, Dolly?” Kakek itu menghentikan hitungannya, membiarkan para murid itu bergerak dengan irama mereka sendiri, sedangkan dia melangkah ke arah kanan sebelah kiri rombongan pemuda yang sedang latihan itu kemudian berhadapan dengan seorang dara remaja yang tadinya ikut pula berlatih. Dara remaja  yang terlihat sebagai ibu-ibu komplek itu tentu belum ada lima belas tahun usianya, wajahnya sebenarnya cantik manis, bentuk tubuhnya kecil  namun juga padat berisi (alias gemuk dikit hehehehe), pakaiannya sederhana dan rambutnya yang panjang dan gemuk itu dibagi menjadi dua kucir yang besar dan panjang, bergantungan di depan dadanya. Kedua kakinya masih memasang kuda-kuda seperti mereka yang sedang berlatih, akan tetapi kedua lengannya tidak melakukan gerakan memukul-mukul lagi, mulutnya yang kecil mungil itu cemberut dan ma­tanya yang lebar seperti sepasang bintang itu membayangkan kekesalan hati.
Dara itu tidak menjawab teguran kakeknya melainkan mengurut-urut bahu dan lengannya, kepalanya menunduk dan kedua kakinya diluruskannya kembali.
Kakek itu menghela napas panjang. “Hahhhh.... kau.... terlalu, Dolly! Selalu tidak mentaati perintahku. Mula-mula kau akhir-akhir ini tidak mau berlatih dekat para sperguruanmu....”
“Kong  (kakek), bagaimana aku tahan berlatih dekat mereka. Keringat mereka memercik ke sana-sini!” Dara itu membentak.
Kakek itu menahan geli hatinya. Gadis yang menjadi cucunya ini selalu ada saja bahan untuk menyangkal dan membantah, dan selalu menyatakan sesuatu dengan jujur sehingga kadang-kadang lucu. Memang tak dapat dibantah bahwa tubuh-tubuh sehat tanpa baju itu di waktu berlatih mengeluarkan banyak keringat dan gerakan cepat itu membuat keringat mereka memercik ke sana-sini!

“Sekarang, latihan yang amat penting ini kauabaikan juga.”

“Habis, kaki tanganku sudah pegal dan kaku semua, Engkong! Masa untuk satu jurus saja harus diulang sampai limaratus kali!”

“Hemm, kau tidak tahu keganasan jurus istimewa ini. Jurus Dengan Tangan Kosong Meatikan Lilin ini merupakan satu di antara jurus-jurus pilihan dari ilmu silat kita. Diulang sampai limaratus kalipun kalau belum sempurna harus diulang terus!”

“Apa gerakanku belum sempurna?”

“Engkau sudah menguasai gerakan ilmu silat kita, akan tetapi para abang­mu itu. Mereka harus diberi semangat, dan dengan melihat gerakanmu, mereka tentu akan lebih tekun. Lihat, betapa besar semangat mereka melatih jurus ini.”

Dara yang bernama Dolly itu menengok dan mulutnya yang tadi merengut kini tersenyum mengejek, cuping hidungnya agak bergerak. “Semangat apa? Mereka semua menoleh ke sini!”

Kakek itu cepat menengok dan benar saja. Mereka itu masih bergerak, akan tetapi mata mereka semua mengerling ke arah dara itu sehingga kelihatannya lucu.

“Ihh, engkau yang menjadi gara-gara!” Kakek itu memaki lirih, kemudian menghampiri lagi ke depan para muridnya dan kembali terdengar hitungannya yang menambah semangat. Kini para murid itu tidak berani lagi mengerling ke arah adik seperguruan mereka. Terpaksa pula Dolly juga bergerak lagi, akan tetapi biarpun gerakannya lemas dan baik, dia tidak menggunakan tenaga sehingga kalau para seperguruannya itu ngotot dengan pengerahan tenaga, dia kelihatan lebih mirip dengan orang menari.
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

Dolly Maylissa

  • Moderator
  • Calon Pendekar
  • **
  • Thank You
  • -Given: 9
  • -Receive: 12
  • Posts: 519
  • Reputation: 49
  • silat itu ya salaman bukan gebuk2an,,,
    • d01ly's blog
    • Email
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #28 on: 06/11/2009 22:02 »
wkwkwkwk....mantab.... 8) 8)
aku bacanya sambil guling2 gak tahan dengan ceritanya...wkwkwkwkwkwk [lucu] [lucu] [lucu]

tau aja neh aku kalo latihan males2an...heheheheh

sapa tuh yang jadi engkongnya???
baru belajar nulis

Pemulung

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 10
  • -Receive: 3
  • Posts: 358
  • Reputation: 12
  • Yang Penting Halal
    • Email
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #29 on: 07/11/2009 09:58 »
he he he he Salut, mengalir ceritanya  [top]
Ane daptar jadi penjahat..ikhlas  :-X  :-X
Air Setitik Menjadi Lautan, Tanah Sekepal Menjadi Gunung, Sampah Segunung di laut Menjadi Banjir....

 

Powered by EzPortal