+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro  (Read 21952 times)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« on: 21/11/2008 15:10 »
Cerita Silat "Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro"


Cerita ini hanya karangan fiktif belaka, apabila ada kesamaan tokoh, tempat dan cerita itu hanya kebetulan saja. penulis tidak bertanggung jawab akan isi cerita, dan jika ilmu silat yang didalam adegan cerita ini ditiru penulis tidak bertanggung jawab sepenuhnya.



"Eh, Kang Jenar (kakak Jenar), jangan main-main! Angin bertiup begini kencang, lekas duduk dan membantu aku. Gulung benang layangan itu, kita bisa celaka kebawa angin sebesar ini karena layangan kita!"

"Yahuuuuu....! Wah, dengar, Kang Jenar (kakak Jenar), suara terbawa angin tentu terdengar sampai jauh. Hiyooooohhhhh....!"

Mereka adalah dua orang anak laki-laki yang menjelang dewasa, berusia empat belas tahun, berwajah tampan menurut mereka dan bertubuh tegap kuat menurut mereka juga. Intinya bahwa ketampanan dan tubuh tegap mereka adalah standar International, Apabila ada yang lebih tampan dan lebih tegap berarti mereka tergolong cacat, begitulah pikiran mereka.

Mereka ini kakak-beradik  seperguruan yang mempunyai ciri wajah berbeda sungguhpun sukar dikatakan siapa di antara mereka yang lebih tampan. Yang disebut Kakang Jenar adalah Mahesa Jenar, sedangkan adiknya itu adalah Uda Parewa, dan kedua orang anak laki-laki ini bukan anak-anak Cianjur biasa yang bermain-main dengan layangan mereka, melainkan putera-putera murid salah satu Sesepuh Maenpo Cianjur  yang sangat sakti mandra guna.

Pendekar Sakti Mandra Guna ini  yang mengasingkan diri dari dunia ramai selama bertahun-tahun, tinggal di Cianjur  bersama dua orang muridnya, yaitu Uda Parewa dan Mahesa Jenar, dua orang murid yang bandel namun mencintai gurunya dengan sepenuh jiwa raga mereka.

Di dalam cerita "Kong Nizam Sang Jawara" diceritakan betapa saktinya sepasang pendekar ini setelah dewasa. Setelah sang guru berusia empat puluh tahun dan hidup bertiga di kampung kosong itu, mengasingkan diri dari dunia ramai dan saling mencurahkan kasih sayang yang terpendam selama belasan tahun.

Dari curahan kasih sayang yang amat mendalam dan mesra itu, mengakibatkan dua orang anak laki-laki itu menjadi bandel bukan kepalang. Mahesa Jenar yang muridnya lebih dahulu, walaupun sebagai murid tertua dan kebiasaan suka mencuri makanan tetangga.Namun dia suka menurut kalau disuruh-suruh oleh adik muridnya Uda Parewa.
« Last Edit: 25/11/2008 22:16 by tangan-awan »
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

parewa

  • Administrator
  • Calon Pendekar
  • *****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 6
  • Posts: 601
  • Reputation: 50
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #1 on: 24/11/2008 17:13 »

waduh....... ??? :-[ :-\

kena deh gw kali ini ama juragan kampret..... [cry2] O0


Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #2 on: 25/11/2008 11:06 »
huahuauhhahhahaa karena permintaan pembaca minta di alur mundur satu2 pendekarnya [lucu]
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

deprok

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 42
  • Reputation: 2
    • Email
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #3 on: 22/12/2008 01:50 »
 >:( om sarkem jangan lama2 nyari ilham di thailandnye  ::)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #4 on: 22/12/2008 17:43 »
-Sambungan Cerita : Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro-



Saat mereka sedang mengejar layangan mereka tanpa sadar mereka sampai di daerah goa yang bernama Goa di daerah Cibotak.Mereka pun mengejar layangan yang masuk kedalam Goa yang berada tak jauh dalam Danau Cibotak itu.

"Kang Jenar Goa apa ini?",tanya Parewa.
"Gak tahu nih ?", sambil memegang kepalanya yang licin seperti perosotan anak-anak TK.

Mereka pun masuk kedalam dengan hati-hati sambil perlahan-lahan menunggu kemungkinan yang ada dalam goa yang menyeramkan.

Tiba-tiba Suara gerengan dahsyat yang menggetarkan goa itu mengejutkan mereka. Ketika mereka membalikkan tubuh, ternyata di depan mereka telah berdiri seekor binatang yang besar sekali. Besar dan tinggi binatang itu ada satu setengah kali manusia dewasa dan binatang itu adalah seekor monyet besar seperti kingkong yang bulunya putih seperti kapas, mata dan moncongnya kemerahan. Biarpun jarang mereka bertemu dengan seekor kingkong putih, namun kedua kakak beradik itu mengerti bahwa binatang itu marah sekali. Mereka sudah siap dan waspada menghadapi segala kemungkinan.
 
Sekali lagi binatang itu menggereng dan tiba-tiba saja dia sudah menerjang ke depan. Biarpun tubuhnya amat besar dan canggung, namun ternyata binatang itu dapat bergerak dengan cepat sekali, dan dari sambaran angin tahulah dua orang kakak beradik itu bahwa kingkong putih ini ini memlliki tenaga yang amat besar.

"Awas, Parewa!" Mahesa Jenar  berseru sambil memegang celana pangsinya yang kedodoran hingga memperlihatkan bokongnya yang bergambar rantang dan panci yang menandakan hobi mahesa Jenar, Dia memperingatkan karena yang terdekat dengan kingkong putih itu adalah Parewa , maka pemuda inilah yang lebih dulu menjadi sasaran serangannya.

Parewa adalah seorang pemuda yang berani dan agak ugal-ugalan, terlalu mengandalkan kepandaian dan tenaganya sendiri, berbeda dengan kakaknya yang lebih berhati-hati. Melihat kingkong putih itu menubruknya dengan kedua kaki depan diangkat hendak mencengkeramnya dari kanan kiri, Parewa cepat pasang kuda-kuda yang seperti bebek seksi menggelosor dengan pantat agak menungging dan dia langsung menggerakkan kedua tangan menangkis.

"Dukk!"

Tubuh Parewa terjengkang dan tenaga dahsyat dari kingkong putih itu membuat dia terguling-guling. Kingkong Putih itu agaknya juga merasa nyeri kedua kakinya ketika terbentur oleh lengan pemuda yang mengandung Tenaga Dalam itu, maka dia menggereng lagi penuh kemarahan, kemudian secepat kilat dia menubruk pemuda yang masih bergulingan di atas tanah itu!

Melihat bahaya mengancam adiknya, Mahesa Jenar cepat menyambar dari samping, memukul ke arah kepala Kingkong Putih sambil mengerahkan tenaga ujung yang didapat dari Gurunya ahli maenpo yang sakti yaitu Gan En Roses , mengeluarkan Ajian yang disebut "Ajian Ujung Aspal Pondok Gede" seperti nyanyian Iwan Fals yang sama-sama dahsyat. Dengan Tenaga Dalam istimewa ini, Mahesa Jenar sanggup menghantam remuk batu karang!

Akan tetapi ternyata Kingkong Putih yang besar itu gesit sekali, kegesitan yang dikuasainya bukan karena ilmu silat melainkan karena keadaan hidupnya yang penuh bahaya setiap saat membuat dia gesit dan waspada. Nalurinya tajam sekali dan perasaannya amat peka, maka begitu pukulan dahsyat itu menyambar, dia sudah dapat mengelakkan kepalanya dan kedua kaki depannya yang tadi menubruk ke arah Parewa kini menyimpang dan menghantam pundak Mahesa Jenar.

"Wuuuuttt.... desss!" Mahesa Jenar cepat mengelak, melempar diri ke kanan, kemudian dari kanan dia sudah menampar dengan telapak tangan kanannya yang tepat mengenai punggung Kingkong Putih yang putih sekali seperti habis ke salon. Tamparan ini keras sekali, namun agaknya tidak terasa oleh Kingkong Putih itu yang hanya terhuyung sedikit, menurunkan kedua kaki depannya ke atas tanah, kemudian secara tiba-tiba dia meloncat dan menubruk orang yang telah menampar pundaknya itu.

"Awas, Kang Jenar....!"

Parewa yang terkejut melihat serangan Kingkong Putih itu yang menubruk dengan cepat dan agaknya tak mungkin dapat dielakkan oleh kakaknya karena jaraknya terlalu dekat, sudah berteriak dan menubruk ke depan. Dia merangkul kedua kaki belakang Kingkong Putih itu dari belakang sehingga Kingkong Putih yang sedang menubruk itu terguling, membawa tubuh Parewa terguling bersamanya! Karena Parewa mempergunakan loncatan bebek yang takut diuber mau dipotong, membuat tubuhnya ringan dan gerakannya gesit sekali, dia berhasil jatuh di bagian atas, menindih tubuh Kingkong Putih itu.

 Akan tetapi celaka baginya, binatang raksasa itu telah menggunakan kedua kaki depannya yang amat kuat untuk merangkul pinggangnya dan menarik sekuat tenaga, agaknya berusaha untuk mematahkan tulang punggung pemuda itu.

"Auggghhh....!" Parewa mengerahkan seluruh tenaganya untuk mempertahankan diri, akan tetapi ternyata binatang itu memiliki tenaga kasar yang kuat sekali!

"Preeeeeeeeet...!" terdengar suara yang bau seperti bau sampah yang gak pernah diambil berbulan bulan lamanya, Ternyata Parewa telah mengkentuti sang Kingkong Putih !!
"Plak! Dess!" Tubuh binatang itu terlempar ketika pada saat yang tepat kala sang Kingkong terbuai dengan bau kentut dari Parewa yang terkenal dahsyat itu, Mahesa Jenar telah menolong adiknya dengan memukul tengkuk binatang itu dari atas, dan tepat pada saat itu juga, Mahesa Jenar telah menggunakan kedua tangannya  untuk menghantam dada binatang itu. Menerima pukulan Mahesa Jenar yang dahsyat, seketika pelukan binatang itu mengendur, maka ketika dadanya dihantam, dia terlempar dan bergulingan.
 
"Adik Parewa, hati-hati, dia buas sekali!" Mahesa  Jenar memegang tangan adiknya dan kini kakak beradik itu berdiri berdampingan, siap untuk mengeroyok binatang yang amat kuat itu. Kingkong Putih  itupun berdiri di atas kedua kaki belakang, matanya makin merah menatap kedua orang muda penuh kemarahan, mulutnya mendesis-desis memperlihatkan taringnya, tetapi agaknya dia gentar juga menghadapi dua orang lawan yang cepat dan rada jorok itu.

Akhirnya, tidak kuat dia menghadapi bau kentut yang memenuhi ruangan dalam goa itu juga tidak kuat akan tatapan pandangan mata yang amat tajam dan penuh birahi dari kedua orang muda itu, Kingkong Putih ini mundur-mundur, kemudian membalikkan tubuhnya dan melarikan diri dari situ , takut dia akan diperkosa oleh kedua pemuda itu. Ternyata Kingkong ini mempunyai naluri yang luar biasa dan mengetahui bahwa kedua mata pemuda ini bermata mesum !!

"Adik Parewa, mari kita lekas keluar dari goa. Tempat ini berbahaya," kata Mahesa Jenar yang segera lari diikuti oleh adiknya, kembali mencoba keluar goa.
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #5 on: 22/12/2008 17:47 »

waduh....... ??? :-[ :-\

kena deh gw kali ini ama juragan kampret..... [cry2] O0



bakal pakai sarung daun pisang niiiyy...
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #6 on: 22/12/2008 17:50 »
hauhahhahhaa  [lucu]

bungkus aja mbak Pete pake daun pisang biar kayak lemper...

huahuahuhauhuaa
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #7 on: 22/12/2008 17:59 »
gue tongkrongin Parewa, ntar gue blebet kayak lepet...buat lebaran taun depan..ha.ha.ha..

trusin ceritanya ye...
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #8 on: 23/12/2008 12:29 »
-Sambungan Cerita : Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro-



“Benar, mari kita pulang, Kang Jenar!” Kata Parewa sambil ngibrit lari meninggalkan goa itu sambil menarik tangan Mahesa Jenar yang masih sibuk membetulkan celana pangsinya yang masih kedodoran.
Karena kecepatan lari dari kedua pendekar cilik ini bukan lari orang biasa, maka bisa diketahui walau Mahesa Jenar sambil membetulkan celana pangsinya yang melorot terlihat kecepatan larinya tak berkurang.

“Guruuu....! Bu Hajiiiiiii....!” Parewa berteriak-teriak dari atas bukit .

Tak lama kemudian tampaklah Sesepuh Maenpo Pasak Bumi Gan En Roses, adiknya Wali Pasak Bumi Ki Kujang dan Isterinya keluar dari dalam Istana Padepokan Pasak Bumi dan ketiga orang itu memandang ke atas dengan penuh keheranan melihat sepasang muridnya teriak-teriak dari atas bukit dengan murid yang paling tua sudah tidak memakai pangsi lagi hanya memakai Celana Dalam. Ketiganya yang telah mempunyai mata yang tajam dan awas dari kesaktiannya yang diatas rata-rata seorang pendekar , hingga dapat melihat mereka walau dari kejauhan dan ketinggian dengan jelas.

Tanpa sadar Bu Haji langsung cepat berpaling setelah melihat suatu pandangan yang tidak sopan dari murid tertuanya tanpa memakai celana pangsi hingga celana dalamnya jelas terlihat merk "Semoga Awet dan Tetap Semangat".

“Parewa! Jenar!” Terdengar suara Sesepuh Maenpo Pasak Bumi melengking nyaring. “Lekas kalian turun....!”

Bagai dua ekor burung rajawali perkasa bertengger di atas bukit keduanya mencoba hendak turun di padepokan ,namun mereka ragu-ragu untuk turun dan jelas terlihat muka pucat mereka karena mereka merasa takut bahwa baru terlihat kali ini guru mereka marah.

“Guru! Aku tidak dapat menyuruh Kang Jenar turun....!” Parewa berseru keras ke bawah.

“Kamu  totok pangkal leher nya di tengkuknya, dan tekan kepalanya ke bawah biar ngeliat!” Terdengar lagi Sesepuh Maenpo Pasak Bumi  Gan En Roses berseru.

Pemuda remaja itu mentaati perintah Guru dan benar saja, setelah ia menotok dan menekan kepala Mahesa Jenar, Mahesa Jenar mengeluarkan lengking nyaring dan gerakannya tiba-tiba menjadi lemah. Pada saat itu Mahesa Jenar mengeluarkan suara melengking yang bukan lengkingan biasa ia melengking akan tetapi lebih nyaring lagi sampai suara lengkingnya bergema di semua penjuru. Ternyata ia benar-benar kelihatan terkejut, karena melihat keadaan dirinya telah berubah dibagian bawahnya akibat kecepatan lari dan rasa takut dari goa itu hingga tiada sadar celana pangsinya sudah robek dan menyangkut di entah ranting-ranting pohon mana saaat ia menerobos hutan belantara, kemudian dia buru-buru mengambil daun talas yang letaknya tak jauh dari dirinya, dengan gerakan cepat menutup barang prasejarahnya karena bila tak dia tutup maka bulunya sedikit terlihat jelas dari bawah!! Dan jelas terlihat sedikit pirang seperti dari salon !!

Lalu keduanya menukik ke bawah dan terbang laksana Rajawali menyambar mangsa menghampiri Sesepuh Maenpo Pasak Bumi  Gan En Roses, kala mereka hinggap di atas tanah depan gurunya itu dan kelihatan bingung dan takut-takut. Mahesa Jenar dan Parewa menundukkan kepala karena takut Gurunya marah.

Kalau diperhatikan dengan seksama Mahesa Jenar kala itu terlihat dibungkus rapih dengan daun talas laksana bungkusan toge goreng asli bogor !!

"Parewa ... !!"
"Mahesa Jenar.... !!"
“Hemm, kalian pergi tanpa pamit sampai berbulan. Apa artinya perbuatan kalian itu?”

Suara Sesepuh Maenpo Pasak Bumi terdengar penuh wibawa dan menyembunyikan kemarahan. Hal ini terasa sekali oleh kakak beradik seperguruan  itu, maka keduanya lalu menjatuhkan diri berlutut di depan Guru mereka dan hampir berbareng kedua orang anak itu berkata, “Aku telah bersalah, Guru.”

“Hayo ceritanya semuanya, ke mana kalian pergi dan dengan maksud apa,” kata pula Sesepuh Maenpo Pasak Bumi dengan marah dan kedua orang adik dan isterinya hanya memandang dengan hati khawatir. Mere­kapun tahu kalau suami atau kakak mereka marah dan memang sudah sepantasnya karena kedua orang anak itu pergi tanpa pamit dan telah membuat hati guru yang sudah menganggap mereka sebagai anak mere­ka bingung dan gelisah.

Biarpun kalau berada di luar Parewa jauh lebih bengal daripada kakaknya, namun menghadapi Guru dan juga dianggap Guru mereka, Parewa paling takut, maka dia hanya menoleh kepada kakaknya, seolah-olah hendak menyerahkan semua jawaban kepada kakaknya yang biasanya diplomatis. Mahesa Jenar seperti biasanya selalu bersikap tenang, juga kini di depan Guru mereka yang dia tahu sedang ma­rah, dia bersikap tenang sungguhpun jantungnya dicekam rasa jerih. Suaranya tenang dan jelas ketika dia mulai mence­ritakan “petualangan” kakak beradik itu, betapa mereka berdua tadinya berniat mencari layangan dan ingin bebas seperti anak-anak yang tinggal di kota betawi sana, akan tetapi betapa mereka tersesat jalan sampai tiba di Goa Cibotak

Mendengar disebutnya Goa Cibotak, tiga orang suami isteri, dan adiknya itu terkejut, terutama sekali Ki Kujang yang posturnya lumayan besar pula seperti Kingkong pula. “Kalian ke Goa Cibotak?” serunya dengan alis berkerut. “Apa yang terjadi di sana?”

“Kami berdua tidak sengaja masuk ke Goa Cibotak.” Parewa melanjutkan, “dan di sana, kami dijadikan bulan-bulanan oleh kingkong putih besar itu.”
“Hemmm, siapa penghuni Goa Cibotak ?”, Gan En Roses bertanya sambil mengenyitkan keningnya menandakan keheranannya.
 
Mahesa Jenar lalu menceritakan tentang Kingkong Putih dengan menganalisa bintang itu  yang suka makan daging manusia dan yang memiliki ilmu kepandaian tinggi sekali.

“Ah, agaknya gua itu dan binatang itu kini dikuasai oleh seorang biadab!” Bu Haji berseru heran.
 
Mendengar suara ibu haji yang sudah dianggap ibunya, Parewa berani membuka mulut. “Wah, dia me­ngerikan sekali, Ibu haji! Untung Kang Jenar dan aku dapat melarikan diri dari kingkong putih itu. Kami dikejar oleh Kingkong Putih itu  dan Untungnya dia kalah cepat larinya dengan kami hingga kesini” Dia lalu menceritakan pengalamannya ketika dengan Kingkong Putih itu walau tidak dikejar Kingkong Putih itu, ceritanya asyik sekali disertai gerakan kaki tangan se­hingga Bu Haji dan Ki Kujang mendengarkan dengan tertarik.
Namun mereka bukan dua anak kecil yang tidak cerdik, Parewa menghampiri Bu Haji sedangkan Mahesa Jenar  menghampiri Ki Kujang dengan niat meminta dukungan dalam menghadapi nanti hukuman yang akan dijatuhkan guru mereka  itu.
"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

parewa

  • Administrator
  • Calon Pendekar
  • *****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 6
  • Posts: 601
  • Reputation: 50
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #9 on: 23/12/2008 12:57 »

Tak lama kemudian tampaklah Sesepuh Maenpo Pasak Bumi Gan En Roses, adiknya Wali Pasak Bumi Ki Kujang dan Isterinya keluar dari dalam Istana Padepokan Pasak Bumi


sarkam.... ente ane bilangin loh..... [pant]
kena kocet dah ente ntar.... :w

pemaen baru

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 36
  • Reputation: 0
    • Email
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #10 on: 23/12/2008 13:02 »
hihihiiiiii :D
cerita nya lucu, tapi gaya bahasa nya kho ping hoo banget yak?? x-))

Putra Petir

  • Pendekar Madya
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 15
  • Posts: 1.359
  • Reputation: 63
    • Email
  • Perguruan: Balerante
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #11 on: 23/12/2008 13:06 »
sarkam.... ente ane bilangin loh..... [pant]
kena kocet dah ente ntar.... :w

Seperti jawaban diplomatis , belajar dari Mahesa Jenar sendiri, sudah tertulis diatas cerita :

Cerita ini hanya karangan fiktif belaka, apabila ada kesamaan tokoh, tempat dan cerita itu hanya kebetulan saja. penulis tidak bertanggung jawab akan isi cerita, dan jika ilmu silat yang didalam adegan cerita ini ditiru penulis tidak bertanggung jawab sepenuhnya

hihihiiiiii :D
cerita nya lucu, tapi gaya bahasa nya kho ping hoo banget yak?? x-))

maaf saya tidak mengikuti Kho Ping Ho hanya mengikuti gaya bahasa Koh Mar Tin alias Tangan Awan huahuhahahahhaha...


"Sugih tanpo bondho,pintar tanpo ngeguru, menang tanpo ngasorake, nglurug tanpo bala, mangan tanpo mbayar."

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #12 on: 23/12/2008 22:51 »
hi.hi..hi.. lucu, emang parewa gendut ya? masak ketubruk kingking.."wutt dess..", mantep gitu..

percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

putri teratai

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 805
  • Reputation: 20
  • datang kembali datang tuk mencapai kesempurnaan
    • PD-Total Quality Body Management
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #13 on: 23/12/2008 22:55 »
mau klarifikasi aja..yang jadi monyetnya si Iqbal Khan ya?..ho.ho.ho.. cocok, banyak bulunya...
percaya dan cintailah dirimu
(Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney)

iqbal khan

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 124
  • Reputation: 1
Re: Sepasang Monyet Perkasa dari Goa Hydro
« Reply #14 on: 24/12/2008 08:33 »
ada apa ini,?? kok nama ane dibawa-bawa?
kang sarkem mbak pete jadi apaan dlm episode ini??

 

Powered by EzPortal