Forum Sahabat Silat

Bahasa Indonesia => Silat Diskusi Umum => Cerita Silat => Topic started by: seiken on 08/01/2009 17:50

Title: Untung Ada Bapak
Post by: seiken on 08/01/2009 17:50
Salam sejahtera
 Walaupun sudah telat saya mengucapkan selamat tahun baru 2009 buat para sahabat.
Kali ini saya coba nulis lagi, selamat membaca mudah-mudahan berkenan
Seiken.

’’Untung Ada Bapak’’
Sebuah bis yang sarat penumpang baru saja keluar dari pintu tol dan memasuki jalanan kota Jakarta yang mulai diterangi lampu jalan. Di dalamnya seorang lelaki tua  duduk termenung , sore itu pak Husen dalam perjalanan pulang sesudah bertandang ke rumah anaknya di daerah Bogor.
Sesekali dipandanginya jalanan  sekedar untuk   memastikan apakah tempat yang ditujunya sudah dekat. Bis pun semakin jauh meninggalkan pintu tol dan semakin sering melambatkan lajunya untuk menurunkan penumpang hingga akhirnya tinggal beberapa orang penumpang saja.
Ketika tiba giliran pak Husen untuk turun tiba-tiba terdengar suara teriakan yang arahnya dari bagian belakang bis ,ia menoleh mencari asal suara itu.Rupanya teriakan  seorang perempuan yang dikelilingi tiga laki-laki,salah satu dari mereka berusaha merebut  tasnya tapi tidak berhasil karena perempuan itu berkeras  mempertahankannya.
Melihat tidak ada seorangpun  yang peduli dengan kejadian itu timbulah rasa iba di hati pak Husen maka bergegas ia menuju ke belakang bermaksud menolong. Belum lagi ia sampai, langkahnya dihentikan oleh  kondektur’’ Sudah pak, jangan ikut campur.. bahaya!” yang ditegur hanya diam dan tetap meneruskan niatnya.’’Lepaskan tasnya !’’ teriak pak Husen pada si perebut tas, ”jangan banyak mulut!! mau mati??” ancam  si penjahat sambil mengepalkan tangan kearah pak Husen.  ” Saya bilang lepaskan!  lepaskan! ’’sahut pak Husen dengan mendorong orang yang mengancamnya itu .
 Dua penjahat lain mulai mengomel’’ Sudah tua masih banyak tingkah ! ,minggir!!”,tanpa di komando  salah seorang dari mereka balas mendorong pak Husen sekuat tenaga hingga terjengkang dan jatuh ke lantai bis .’’Sabar sabar.. kasihan  orang tua bang!’’kata kondektur mencoba menengahi keributan itu.Bukannya menghentikan tindakannya malah  si kondektur jadi sasaran berikutnya terkena tamparan hingga dia  menyingkir ketakutan.
Perhatian penjahat itu kembali tertuju ke pak Husen  yang masih terduduk dilantai bis dan rupanya belum puas membuatnya terjatuh  kali ini dia bermaksud menginjak-injaknya. Sadar berada dalam posisi yang tidak menguntungkan membuat pak Husen jadi waspada walau masih dalam posisi terduduk dilantai ia sebisanya bergerak mundur menghindari  injakan-injakan itu.
Merasa injakannya tidak mengenai sasaran padahal yang jadi bulan-bulanan hanyalah orang tua yang seharusnya  tidak dapat berbuat apa-apa  menjadikan penjahat itu kesal  serangannyapun jadi asal-asalan, saat itulah pak Husen mengambil kesempatan untuk
membalas yaitu  saat si penjahat  mengangkat salah satu kakinya tinggi-tinggi, dengan cepat pak Husen menghentakkan kakinya  ke arah bagian yang vital. Tak ayal lagi yang ditendang tersungkur sambil mengerang , tanpa membuang waktu segera pak Husen berdiri dan bersiap  kalau –kalau  ada serangan lagi .Begitu melihat temannya jatuh tak berkutik dua penjahat  lain menjadi marah merekapun meninggalkan  korbannya lalu berdua maju bermaksud menyerang pak Husen. Seketika itu juga  pak Husen  menarik napas dibarengi dengan gerakan tangan untuk menyambut serangan yang datang,  tinggal beberapa jengkal lagi pukulan mereka  akan mengenai  tubuh pak Husen namun tiba-tiba seperti ada yang menahan hingga mereka terdorong ke belakang. Gagal pada serangan pertama tidak membuat penjahat-penjahat itu mundur, dengan setengah berlari mereka mencoba menerjang pak Husen untuk kedua kalinya  tapi lagi –lagi tertahan bahkan terpelanting ke belakang.  Rasa kaget dan sakit karena terhempas keras tanpa tahu penyebabnya   membuat nyali penjahat-penjahat itu menjadi ciut ,” berhenti.. berhentii !  ”teriak mereka pada sopir bis lalu  sesudah laju bis melambat spontan semuanya berlari  keluar   .
Perempuan yang tadi hampir saja direbut tasnya mendatangi pak Husen”Untung ada bapak yang mau menolong saya, terima kasih banyak pak’ ,” ini sekedarnya untuk bapak” katanya sambil menyelipkan uang ke tangan pak Husen, ’’sama-sama nak, tapi maaf saya tidak bisa menerima uang ini kata  pak Husen menolak dan mengembalikan uang itu.” Sekali lagi terima kasih pak , nanti kalau sudah sampai terminal  saya akan naik taksi  dan bagaimana kalau bapak  ikut supaya bisa diantar juga? ” sahut perempuan itu’’baik kalau begitu saya mau” jawab pak Husen  dengan tersenyum.

Title: Re: Untung Ada Bapak
Post by: simpay on 05/10/2009 01:35
cerita yang bagus.... [top]