Salam sejahtera
Walaupun sudah telat saya mengucapkan selamat tahun baru 2009 buat para sahabat.
Kali ini saya coba nulis lagi, selamat membaca mudah-mudahan berkenan
Seiken.
’’Untung Ada Bapak’’
Sebuah bis yang sarat penumpang baru saja keluar dari pintu tol dan memasuki jalanan kota Jakarta yang mulai diterangi lampu jalan. Di dalamnya seorang lelaki tua duduk termenung , sore itu pak Husen dalam perjalanan pulang sesudah bertandang ke rumah anaknya di daerah Bogor.
Sesekali dipandanginya jalanan sekedar untuk memastikan apakah tempat yang ditujunya sudah dekat. Bis pun semakin jauh meninggalkan pintu tol dan semakin sering melambatkan lajunya untuk menurunkan penumpang hingga akhirnya tinggal beberapa orang penumpang saja.
Ketika tiba giliran pak Husen untuk turun tiba-tiba terdengar suara teriakan yang arahnya dari bagian belakang bis ,ia menoleh mencari asal suara itu.Rupanya teriakan seorang perempuan yang dikelilingi tiga laki-laki,salah satu dari mereka berusaha merebut tasnya tapi tidak berhasil karena perempuan itu berkeras mempertahankannya.
Melihat tidak ada seorangpun yang peduli dengan kejadian itu timbulah rasa iba di hati pak Husen maka bergegas ia menuju ke belakang bermaksud menolong. Belum lagi ia sampai, langkahnya dihentikan oleh kondektur’’ Sudah pak, jangan ikut campur.. bahaya!” yang ditegur hanya diam dan tetap meneruskan niatnya.’’Lepaskan tasnya !’’ teriak pak Husen pada si perebut tas, ”jangan banyak mulut!! mau mati??” ancam si penjahat sambil mengepalkan tangan kearah pak Husen. ” Saya bilang lepaskan! lepaskan! ’’sahut pak Husen dengan mendorong orang yang mengancamnya itu .
Dua penjahat lain mulai mengomel’’ Sudah tua masih banyak tingkah ! ,minggir!!”,tanpa di komando salah seorang dari mereka balas mendorong pak Husen sekuat tenaga hingga terjengkang dan jatuh ke lantai bis .’’Sabar sabar.. kasihan orang tua bang!’’kata kondektur mencoba menengahi keributan itu.Bukannya menghentikan tindakannya malah si kondektur jadi sasaran berikutnya terkena tamparan hingga dia menyingkir ketakutan.
Perhatian penjahat itu kembali tertuju ke pak Husen yang masih terduduk dilantai bis dan rupanya belum puas membuatnya terjatuh kali ini dia bermaksud menginjak-injaknya. Sadar berada dalam posisi yang tidak menguntungkan membuat pak Husen jadi waspada walau masih dalam posisi terduduk dilantai ia sebisanya bergerak mundur menghindari injakan-injakan itu.
Merasa injakannya tidak mengenai sasaran padahal yang jadi bulan-bulanan hanyalah orang tua yang seharusnya tidak dapat berbuat apa-apa menjadikan penjahat itu kesal serangannyapun jadi asal-asalan, saat itulah pak Husen mengambil kesempatan untuk
membalas yaitu saat si penjahat mengangkat salah satu kakinya tinggi-tinggi, dengan cepat pak Husen menghentakkan kakinya ke arah bagian yang vital. Tak ayal lagi yang ditendang tersungkur sambil mengerang , tanpa membuang waktu segera pak Husen berdiri dan bersiap kalau –kalau ada serangan lagi .Begitu melihat temannya jatuh tak berkutik dua penjahat lain menjadi marah merekapun meninggalkan korbannya lalu berdua maju bermaksud menyerang pak Husen. Seketika itu juga pak Husen menarik napas dibarengi dengan gerakan tangan untuk menyambut serangan yang datang, tinggal beberapa jengkal lagi pukulan mereka akan mengenai tubuh pak Husen namun tiba-tiba seperti ada yang menahan hingga mereka terdorong ke belakang. Gagal pada serangan pertama tidak membuat penjahat-penjahat itu mundur, dengan setengah berlari mereka mencoba menerjang pak Husen untuk kedua kalinya tapi lagi –lagi tertahan bahkan terpelanting ke belakang. Rasa kaget dan sakit karena terhempas keras tanpa tahu penyebabnya membuat nyali penjahat-penjahat itu menjadi ciut ,” berhenti.. berhentii ! ”teriak mereka pada sopir bis lalu sesudah laju bis melambat spontan semuanya berlari keluar .
Perempuan yang tadi hampir saja direbut tasnya mendatangi pak Husen”Untung ada bapak yang mau menolong saya, terima kasih banyak pak’ ,” ini sekedarnya untuk bapak” katanya sambil menyelipkan uang ke tangan pak Husen, ’’sama-sama nak, tapi maaf saya tidak bisa menerima uang ini kata pak Husen menolak dan mengembalikan uang itu.” Sekali lagi terima kasih pak , nanti kalau sudah sampai terminal saya akan naik taksi dan bagaimana kalau bapak ikut supaya bisa diantar juga? ” sahut perempuan itu’’baik kalau begitu saya mau” jawab pak Husen dengan tersenyum.