Assalamu 'alaikum pecinta pencak silat dimanapun berada.
Sebelumnya mohon maaf sudah langsung nimbrung komentar di program Al Hikmah dan Sabandar Kisawung...but better late than never. Salam kenal untuk semua praktisi, pengamat, dan pecinta silat yang kebetulan singgah di forum ini.
Sekapur sirih perkenalan dari saya:
Sejak mulai pandai berjalan, saya telah mengenal silek tuo dari mamak di Sungai Tanang... sebuah desa yang indah di Bukit Tinggi.
Saat pindah ke Jakarta, takdir mempertemukan saya dengan Sudirman Yan, Benny, Dori dari Perisai Putih yang baru buka latihan di SMPN20... uda Dirman bagaimana kabarnya sekarang ya?
Tiga tahun kemudian saya sempat bercengkrama walau hanya sekilas dengan Garuda Jisai... Pak Frans adalah guru favorit saya di SMAN 14! Kebetulan saat itu kami juga bertetangga. Pak Frans di Kampung Pulo, saya di Kampung Makasar. Masih ingat dengan saya Pak?
Suratan nasib kemudian membawa saya ke Bandung untuk kuliahdi ITB. Sempat berkenalan dengan Kempo satu semester, akhirnya saya melebur ke dalam pelukan Keluarga Besar Bandarkarima.
Saya beruntung sempat mengikuti proses perubahan Baringin Sakti menjadi Satria Muda Indonesia kala itu. Masa itu juga marak kegiatan perguruan Tenaga Dalam di Bandung.
Periode kuliah di Bandung inilah saya banyak bersilaturahmi dalam kegiatan IPSI... maklum tulang lagi gatel-gatelnya! Syamil, Sigit, Chandra dari Perisai Diri ITB, dimana kalian sekarang? Dulu kami jungkir balik untuk mengadakan Invitasi Pencak Silat Antar Perguruan Tinggi Se Indonesia di ITB. Siang malam nggak tidur mempersiapkan acara pembukaan, eh paginya harus tanding lawan Trias Pujo... ya wassalam hehehe. Apakabar Jo? Taslim Aziz masih kuliah di Unisba waktu itu. Sekarang masih sibuk ngurus batu bara di Kalimantan ya? Komporin 08 dong agar lebih aktif di acara2 IPSI, masak hanya Rahmat Gobel aja yang rajin turba...
Skenario langit menerbangkan saya ke Cilegon Banten untuk mencari sesuap nasi. Di kota baja ini saya mengenal berbagai perguruan dan aliran seperti TTKDH, Bandrong, Macan Guling, Jalak Putih, maupun Jawara dan Kyai yang tidak berafiliasi dengan perguruan silat namun umumnya memiliki organisasi massa atau pesantren. Nah yang unik di Provinsi muda ini, syarat sukses untuk menjadi pemimpin politik harus menguasai dua unsur utama tersebut yaitu Jawara dan Kyai!
Uppss... sekapur sirih kok puanjuang buanget seh!
Akhirul kalam, niat baik kawan-kawan di situs dan forum ini semoga di ijabah oleh Allah SWT. Mohon dibukakan pintu maaf bila ada kata yang tidak berkenan. Wabillahi taufik walhidayah. Wassalamu 'alaikum.
TP