Di antara kita siapa yg ga kenal Iwan Fals sih..? berikut artikel yg sy ambil dr situs resminya
Iwan Fals Latihan dan Melatih Karate Di Usia Yang Terus MerambatVirgiawan Listanto bagi dunia Olah Raga Keras Karate adaalah sosok yang punya nilai lebih. Iwan yang kepada redaksi pernah mengakui masih menjalankan latihan dan melatih anak didiknya dengan tekun beberapa waktu yang lalu, dinobatkan lulus kenaikan DAN sabuk hitamnya, hingga dia resmi menyandang DAN IV Sabuk hitam Karate Wadokai.
Dalam bincang-bincang santainya dengan iwanfals.co.id di kediamannya, Leuwinanggung, Depok, komentar-komentarnya tentang olah raga beladiri yang dikuasai dan disukainya semenjak muda, cukup menarik. Iwan banyak mengomentari soal perlunya penguasaan Olah raga Beladiri Karate dengan filosofi yang mendasarinya hingga pembelajaran Olah Raga itu semenjak dini.
Dia juga menyoroti Olah Raga Beladiri dan kecenderungan kalangan muda yang menyukai olah raga beladiri, sebatas ‘mengejar’ prestasi. Namun, menurutnya yang lebih penting adalah penguasaan karateka terhadap filosofi yang mengikutinya.
Tidak salah memang, ketika saat ini kalangan muda lebih mencintai olah raga beladiri Karate, terutama untuk mengejar prestasi di berbagai kejuaraan. Sebab, menurutnya pada masanya,dia juga mengalami hal itu, kecuali ketika sudah matang usia karateka baru akan mulai tertarik dengan filosofinya .
Semasa mudanya dulu, Iwan pernah menjuarai Karate sebagai olah raga prestasi. Dia pernah menyandang juara dua Karate Tingkat Nasional, serta Harapan I Karate Tingkat Nasional Tahun 1989, Iwan juga sempat mengikuti Pelatnas Karate di tahun-tahun tersebut.
Pelantun lagu Sugali ini pernah juga melewati masa-masa sok jagoan, ketika menimba ilmu beladiri Karate, yaitu masa-masa masih bersabuk biru. Saat itu menurutnya, dia tidak takut dengan siapapun. “Waktu itu, orang segede apa juga gua samperin,” tambahnya.
Dalam masa-masa sok jagoan itu, tidaklah mengherankan ketika dia lantas mengeluarkan Album Mata Dewa , di cover album tersebut, Iwan menampakkan penampilannya yang ”berotot” dan ”sangar”.
Menurut Lelaki kelahiran Bandung ini, olah raga Beladiri, termasuk Karate bagus diajarkan kepada anak-anak kecil. Namun, sebaiknya diajarkan pada usia anak tujuh tahun keatas dan tak lupa membarengi dengan filosofinya.
Pentingnya mengajarkan beladiri Karate dengan filosofi yang ada dibelakangnya, sebab jika hanya pengajaran fisik dan teknik, yang ditakutkan Karate malah disalah gunakan. Untuk itu, tambahnya pelatih juga mesti membuka buku-buku kata-kata mutiara.
Belajar Beladiri Karate menurut Iwan, berarti belajar sebuah seni, bagaimana merubah anggota tubuh bertangan kosong, diolah sedemikian rupa lewat latihan rutin, hingga bisa menjadi sebuah senjata yang ”berbahaya” atau bahkan ”mematikan”.
Dia juga mengkritik jika ada Karateka yang gemar membuat ”onar”. Menurutnya dia tidak habis pikir. Setiap hari seorang Karateka yang tekun sudah cukup letih berlatih. Sehingga, tidak memungkinkannya untuk ”gebuk-gebukan” di luaran. Jika itu masih terjadi, ”Berarti kurang ”gebuk-gebukan” tuh di dojonya,” tambah Ayah dua anak ini.
Uniknya, Iwan juga menerapkan disiplin keras di dojo yang pernah diajarnya, hingga saat ini. Jika ada muridnya yang ketahuan ”berantem” di luaran, dia akan menghukumnya dengan berdiri di depan tempat latihan dan dipukuli rekan-rekannya. ”Bayangkan, jika satu anak lima pukulan, kiri maupun kanan. Jadi kalau 20 orang yang latihan, tinggal ngali’in aja,” tambahnya sembari tertawa.
Disiplin keras perlu diterapkan. Sebab menurutnya tanpa itu bisa dibayangkan, jika seorang Karateka ”latihan” dengan pemabok, menurutnya bisa berbahaya. Si Karateka sudah pasti menang, itu karena Karateka bisa ratusan kali push-up sehari. Sementara, sipemabuk boro-boro push-up. “Yang ditakutkan, kalau dipukul Karateka, si pemabuk mati. Bisa berabe kalau begitu,” tambahnya.
“Lu bayangin, latihan dua jam, push-up 20 x, dan diulang-ulang, terus lu mukul orang. Sekarang berat badan lu berapa umpamanya, 60 kilo, 60 x 20 aja, itu kekuatan pukulan lu. Atau lu berdiri, kaki di atas, lu bisa 20 kali, asli tuh 200 kilo. Kalau ada orang kena pukulan luh, apa nggak mati tuh orang,” Kata Iwan menjelaskan kerasnya latihan Karate.
Rupanya, dengan model latihan disiplin keras, pelantun lagu Bongkar ini merasa bersyukur, anak-anak didiknya tidak ada yang berantem. Dia mengisahkan dulu pernah ada seorang muridnya yang terlibat perkelahian diluar, karena merasa dihina oleh lawannya. Namun, setelah berkelahi diluaran, si murid tidak berani lagi latihan, takut terkena konsekuensi ”dipukuli” rekan-rekannya.
Iwan juga berkisah, dulu murid di dojonya, jumlahnya bisa mencapai 200-an orang. Tetapi sekarang, muridnya tinggal empat orang, itupun dengan gerakan yang masih “bengkok-bengkok”. Yang terpenting menurut Iwan, bukan “banyaknya”, tetapi seseorang bisa mencapai sabuk coklat, “Terus berlatih, nggak berantem-berantem, itu sudah perjuangan tersendiri,” tambahnya.
Menurutnya, Karate sangat baik dipelajari. Setidaknya seseorang bisa belajar Harmony, kejujuran, serta sportifitas. Bayangkan menurut Iwan. “Sama lawan aja kita harus hormat, karena kita bisa belajar dari lawan,” tambahnya.
Kepada iwanfals.co.id pada (13/7) di Leuwinanggung, rekan sesama Karateka, Jan Hoesada yang juga Sensei di Wadokai mengatakan, Iwan Fals sangat sesuai dengan falsafah Karate, dia adalah musisi yang musik-musiknya agak ngerock dan cenderung keras. Kecuali beberapa saja lagunya yang lembut, cenderung menggambarkan Iwan sebagai sosok Karateka yang humanis.
Saat Iwan Fals naik ke panggung dia akan memerlukan otot-otot karatenya. Iwan adalah kelompok penampil musik rock terbaik di panggung hingga saat ini. Padahal usianya terus bertambah.
Kondisi fisik Iwan yang sangat baik dipanggung, menurut Jan, karena dia masih push-up 100 kali sehari. Demikian halnya dengan scout jump, yang dilakukannya, dijadikannya sebagai menu rutin. Sementara artis bergaya rock lainnya, justru banyak yang tidak melakukannya.
Namun, dimata Sensei yang tampak sederhana ini, dia melihat Iwan mulai “agak gemuk”. Hal yang wajar, karena usia. Menurutnya, Iwan mesti melakukan diet, dengan tidak terlalu banyak makan nasi, lemak dan garam. Hal tersebut penting, agar lebih slim. Terlebih juga jangan mengkonsumsi mie, supaya lebih ringan di panggung, agar tidak cepat terengah-engah. dri
*di kutip dari
http://iwanfals.co.idternyata Iwan Fals adlh salah seorang sensei jg.