Terima kasih untuk semua dukungannya. Maaf baru posting laporannya disini, sebelumnya sudah di posting di FB. Silahkan dibaca :
Pelatihan Beladiri Praktis bagi BMI di Hongkong & Macau
Seminggu sebelum keberangkatan ke Hongkong dan Macau (2 Juli 2011), Forum Pencinta & pelestari Silat Tradisional Indonesia (FP2STI) mendapatkan kesempatan untuk diliput oleh salah satu stasiun televisi lokal yaitu RCTI. Dalam liputan tersebut, dipaparkan maksud & tujuan diadakan kegiatan Pelatihan Beladiri Praktis di Hongkong dan Macau. Dalam sesi wawancara Bapak Eddy M. Nalapraya, sebagai sesepuh FP2STI memaparkan mengenai esensi silat tradisional Indonesia, sedangkan mewakili Dompet Dhuafa Republika, Adi Candra Utama yang juga Direktur Migrant Institute, menjelaskan mengenai kerjasama yang dilakukan FP2STI dengan Dompet Dhuafa yang akan memberikan Pelatihan Silat bagi para Buruh Migran Indonesia di Hongkong dan Macau.
Dalam liputan tersebut, juga dicontohkan beberapa teknik yang akan diberikan kepada peserta pelatihan. Dari gerakan-gerakan silat yang telah dirancang agar mudah dipahami dan dapat dilakukan oleh siapapun, terbukti efektif dalam melakukan pembelaan diri.
Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Beladiri Praktis bagi para Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hongkong dan Macau ini akan berlangsung selama kurang lebih dua minggu, yaitu dari tanggal 9 Juli - 17 Juli 2011.
Untuk Pelatihan Utama di Victoria Park pada tanggal 9 Juli 2011 peserta berjumlah 250 orang. Ada juga teman-teman Pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yaitu saudara Imran Muryanto (pelatih) dan murid-muridnya. Mereka turut berperan dalam menyampaikan materi pencak silat kepada para BMI.
Sedangkan pelatihan bagi kader pesilat di Hongkong, diberikan kepada BMI yang berada di Shelter Iqra milik Dompet Dhuafa Hongkong. Pelatihan pertama dilakukan di Hongkong bertempat di Victoria Park dan Stanley Beach. Diharapkan melalui pelatihan secara intensif selama 10 hari (9-16 Juli 2011) mereka dapat menularkan pengetahuannya kepada BMI Hongkong lainnya.
Pelatihan yang diberikan adalah kaidah dasar beladiri pencak silat yang dibuat simple dan aplikatif bagi peserta pelatihan. Pelatih yang mewakili Forum Pencinta & Pelestari Silat Tradisional Indonesia (FP2STI) berasal dari Paguron Maenpo Cikalong Pancerbumi yaitu Achmad Sudrajad dan Iwan Setiawan.
Pelatihan yang menekankan pada konsep simple, fun, & edukatif telah membawa peserta untuk lebih mudah menerima materi mengenai pembelaan diri dan arti pencak silat itu sendiri. Para pelatih menekankan bahwa beladiri yang baik harus dapat dilakukan oleh setiap orang, baik pria, wanita, anak-anak, tua, muda atau siapapun.
Selain itu beladiri tersebut harus dapat diterapkan/diaplikasikan dalam bentuk pertarungan yang ada, seperti berdiri (standing fighting), pertarungan jarak dekat (clinch), duduk, dan posisi bawah/tiduran (ground fighting).
Khusus untuk beladiri bagi perempuan, mereka harus mengenal kekuatan dan kelemahan yang ada pada mereka untuk mempertahankan diri mereka dalam melakukan pembelaan diri. Dengan mengetahui potensi diri, potensi bahaya, dan pengetahuan beladiri, diharapkan mereka mampu menghadapi atau meminimalisir kejahatan yang mungkin menimpa mereka.
Selama di Hongkong, para pelatih setiap hari berinteraksi dengan para BMI disana. Dengan mengetahui kehidupan dan permasalahan yang dihadapi mereka, kami berharap dapat memberikan pelajaran yang dapat bermanfaat bagi mereka. Melihat senyum & semangat belajar yang terpancar di wajah mereka merupakan kebahagian bagi kami berdua.
Alhamdulillah…., umumnya peserta pelatihan merasa senang dengan materi yang diberikan karena tidak sesulit yang mereka bayangkan. Dalam proses pembelajaran, para pelatih berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga materi dapat diterima dengan baik.
Pelatihan terakhir diberikan pada tanggal 17 Juli 2011 bagi BMI di Macau. Peserta berjumlah 48 orang yang rata-rata wanita, hanya ada satu peserta pria yang merupakan BMI dan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Seperti metode pelatihan yang telah diberikan di Hongkong, para peserta pelatihan pun merasa senang atas materi yang diajarkan karena mudah dipahami dan aplikatif.
Harapan para BMI di Hongkong dan Macau, kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan sebaiknya dilakukan kerjasama dengan pihak terkait agar pelatihan beladiri praktis dapat diberikan sebelum para BMI/TKI Indonesia berangkat ke luar negeri.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada BMI Hongkong dan Macau atas partisipasinya, General Manager Dompet Dhuafa Hongkong Bapak Abdul Ghofur dan keluarga besar Dompet Dhuafa Hongkong, MATIM MACAU atas segala kebaikan yang telah diberikan, dan FP2STI atas amanah yang telah diberikan.
ACHMAD SUDRAJAD