Berbeda dengan peringatan kemerdekaan bangsa kita yang umumnya dirayakan dengan meriah, tak banyak yang kita lakukan untuk memperingati Sumpah Pemuda sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah bangsa kita ini. Sehingga menjadi sangat istimewa ketika peringatan Sumpah Pemuda dirayakan secara khusus, apalagi diselenggarakan oleh sekolah internasional.
Meski bukan dengan upacara bendera seperti layaknya yang dilaksanakan di sekolah nasional, Sekolah Internasional Jerman-Program DIS Trilingual Primary, mengajak siswa-siswi DIS di tingkat Sekolah Dasar untuk mempelajari seni beladiri tradisional Indonesia pada hari ini, Jumat, 28 Oktober 2011.
Sekolah Internasional Jerman (DIS-Deutsche Internationale Schule) yang berlokasi di BSD, Serpong, Tangerang, memiliki dua program untuk tingkat Sekolah Dasar. Program DIS Internasional (Grundschule) yang umumnya terdiri dari anak-anak internasional, dan Program DIS Trilingual yang sebagian besar muridnya adalah anak-anak Indonesia.
Kegiatan yang diusung dengan nama “Indonesian Day” (Hari Indonesia), adalah salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan DIS yang bertujuan untuk menambah kecintaan anak-anak Indonesia yang bersekolah di DIS terhadap tanah air mereka. Juga sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya tradisional Indonesia kepada siswa-siswi internasional.
Tak sedikit orangtua Indonesia yang hadir merasa terharu ketika anak-anak Indonesia yang duduk di kelas Primary 3 menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa sebagai pembuka acara. Rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia semakin terasa ketika teks Sumpah Pemuda juga diucapkan di hadapan orangtua murid dan undangan.
Setelah aksi silat lima perguruan silat yang bergabung sebagai Forum Pencinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia, siswa-siswi DIS baik Program Trilingual dan Program Internasional (Grundschule) mengikuti pelatihan satu hari silat tradisional Indonesia. Mereka dilatih oleh lima tim perguruan silat, yaitu Perguruan Silat (PS) Beksi Tradisional Haji Hasbullah, PS Cingkrig Gerak Cipta, PS Sibunder, PS Betawi Langkah Troktok, dan PS Maenpo Cikalong.
“Banyak seni beladiri dari berbagai negara seperti Taekwondo, Kempo, dan lain-lain yang kita kenal. Namun sulit menemukan silat tradisional, padahal komunitas itu ada. Banyak daerah di Indonesia memiliki seni beladiri silat, bahkan di Betawi saja ada beberapa. Ini adalah salah satu usaha kami untuk melestarikan silat tradisional Indonesia,” ungkap Nina Prisilla, guru DIS Trilingual, yang bersama Santi Wulandari menjadi koordinator kegiatan Indonesian Day tahun ini.
Aksi silat bersama yang ditampilkan oleh seluruh siswa DIS Trilingual Primary dan Grundschule, merupakan acara puncak Indonesian Day 2011 di Sekolah Internasional Jerman. Anak-anak Indonesia dan internasional terlihat bersemangat dan antusias untuk menunjukkan kebolehan mereka bermain silat.
Perayaan Sumpah Pemuda ditutup dengan makan bersama, di mana orang tua murid berperan serta dengan menyuguhkan ragam makanan khas tradisional Indonesia.
Orangtua murid menyambut baik diselenggarakannya kegiatan ini. Suryani, orangtua yang menyekolahkan anaknya di DIS Trilingual Primary berpendapat,”Kegiatan seperti ini dapat menambah kebanggaan anak-anak Indonesia yang bersekolah di sini terhadap silat tradisional Indonesia. Juga dapat menghidupkan kembali semangat kebangsaan di hari Sumpah Pemuda ini.”
Amanda Colley, ibu dari Joe, siswa Klasse 3 DIS Internasional menyatakan,”Selalu menyenangkan untuk mengenal budaya Indonesia. Saya senang melihat anak saya belajar silat tradisional Indonesia, suatu kesatuan antara seni dan olahraga.”
ref:
silat indonesia news