Sejauh perjalanan kami ke Cimande Tari kolot yang lalu dan berbincang dengan para tokoh disana:
Ilmu urut dan patah tulang tadinya erat kaitannya dengan maenpo (pencak silat) cimande. Menurut pitutur tokoh yang kami temui itu, asal muasal ilmu urut/patah tulang itu ya dari pencak ..Karena sering latian pencak/maenpo cimande yang sering adu tangan, suka ada yg keseleo, patah tangan; dari situ (dan juga dari pengetahuan para leluhur akan anatomi dan kinerja tubuh manusia)pelan2 terbetuk secara alami semacam tehnik untuk urut/pijat termasuk patah tulang.
Setelah booming si kuda besi yg minumnya bensin (alias kendaraan bermotor/motor) terutama produk jepang; banyak terjadi kecelakaan dan banyak yg patah tulang. Nah para pendekar pencak ini dipercaya dan diminta bantuannya utk membantu mereka ya patah tulang. Dari situlah kemampuan mereka mulai meluas, ditambah lagi banyak praktisi/pendekar yg pindah tempat dan membuka praktek di tempat yang baru plus mereka yg sengaja datang ke cimande utk belajar urut lalu membuka praktek/mengembangkannya di tempat masing2...
Dalam perkembangannya dewasa ini ilmu urut/patah tulang seolah-olah terlepas dari tradisi pencak/maenpo (cimande)...
Di desa tari kolot sendiri waktu kami berkunjung kesana, bisa ditemui banyak rumah yang selalu dipenuhi oleh pasien untuk urut/patah tulang. Kami sendiri melihat hal tersebut dari mobil ketika lewat di salah satu rumah dan dijelaskan oleh penduduk lokal bahwa memang di rumah itu sering menerima pasien patah tulang. Dan tidakhanya satu tempat/rumah yang menyediakan jasa untuk pijat/urut patah tulang ini, baik yang memasang palng atau tidak; baik yang mengenakan tarif resmi/mahal atau tidak...
Artinya masih banyak orang yang ahli dalam hal urut/patah tulang di Cimande umumnya dan desa tarikolot khususnya. Dan semuanya atau siapapun bisa saja mengklaim bahwa dirinya hanya satu2nya penerus dari pijat/urut patah tulang cimande
..
silahkan kapan2 kalau ada waktu berkunjung ke Cimande, baik Talang1, 2 ataupun 3...
Tabik
S Birowo