Pisang merupakan buah yang selalu tersedia melimpah di pasar, bukan jenis buah musiman dan produksinya cukup banyak. Buah tropis ini banyak dikonsumsi dalam keadaan segar oleh sebagian masyarakat, tetapi kulitnya hanya dibuang begitu saja dan ujungnya menjadi limbah.
Padahal, penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan Taiwan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit
pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.
Melihat banyaknya manfaat yang terdapat dalam kulit pisang tersebut mendorong mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA fakultas MIPA UNY yaitu Ratna Wirawati, Manna Wassalwa, Zamzam Fatma Ambarsari, Feby Kristifany dan Anita Setyorini untuk mengolah limbah kulit pisang menjadi yoghurt.
''Kami memilih kulit pisang untuk dijadikan yoghurt karena selama ini kulit pisang hanya menjadi limbah dari pedagang gorengan dan dianggap sebagai sampah yang tidak ada manfaatnya, tetapi ternyata dapat berubah menjadi komoditas usaha yang menjanjikan,'' kata Ratna Wirawati.
Manna Wassalwa menambahkan bahwa kulit pisang mengandung karbohidrat sebesar 18,50%, vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, lemak, pektin dan air sebanyak 68,90%. ''Rata-rata setiap 100 gram daging pisang mengandung 70 gram air, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, 27 gram pati dan 0,5 gram serat.
''Pisang juga kaya akan potassium yang berguna untuk pertumbuhan, dan juga merupakan bahan yang baik untuk diet karena mengandung kolesterol, lemak serta garam yang rendah. Pisang juga mengandung vitamin C, vitamin B6, dan vitamin A,'' katanya
Cara pembuatannya, dijelaskan Feby Kristifany, pertama kali adonan yoghurt dibuat dengan takaran 1 liter cream pisang dicampur dengan 0,5 kg gula pasir lalu disterilkan atau dipasteurisasi dengan cara memanaskan adonan cream kulit pisang tersebut hingga suhu 73 derajat C selama 15 menit denga menggunakan panci, kompor dan thermometer. Langkah berikutnya, proses kulturisasi yaitu memasukkan bibit yoghurt dan susu bubuk putih.
Yang dimaksud dengan bibit yoghurt disini adalah yoghurt yang sudah jadi sebanyak 0.05 liter dan 0,25 gr susu bubuk putih ditambahkan ke dalam cream kulit pisang yang sudah dipasteurisasi tersebut. Cream kulit pisang yang sudah dikulturkan tersebut dihangatkah dalam suhu 45 derajat C selama 24 jam atau disebut proses inkubasi yang dilakukan dengan menggunakan kardus berventilasi, ditempeli dengan bohlam yang diatur sedemikian agar lampu bohlam tersebut mampu memberikan kehangatan kepada susu tersebut.
Kemudian cream kulit pisang diletakkan dalam kardus selama 24 jam, setelah itu yoghurt kulit pisang yang sudah jadi dimasukan ke dalam kulkas. Gagasan mahasiswa pendidikan IPA itu berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2011 bidang Kewirausahaan. (*/SM)
sumber