Kalo di MMA, jatuh belum tentu kalah..tapi pertandingannya pindah kedimensi lain yaitu dimensi main bawah. Jadi kecuali lawannya jatuh karena KO,nyerah/tap out, ato keliatannya ama wasit udah gak bisa apa-2x tapi masih belum nyerah baru diberentiin.
Dalam keluarga ilmu gulat, beberapa varian memang berasumsi lawan jatuh belum berarti lawan sudah dalam keadaan tidak berdaya. Kenapa? Karena lawan yang jatuh masih bisa berdiri.
perhatikan permainan: Judo, gulat freestyle, gulat greco-roman. Memang ada kemungkinan bahwa bantingan yang bagus akan memberikan nilai telak sehingga kemenangan langsung di tangan, tidak perlu lanjut ke tanah (biasanya, nilai sempurna adalah nilai 12).
Namun, bila bantingan tidak sempurna, diasumsikan lawan masih segar bugar, sehingga pertandingan perlu dilanjutkan ke tanah.
Perhatikan misalnya, 4 kondisi kemenangan dalam Judo:
1. Bantingan telak
2. Tindih lawan terlentang tanpa perlawanan selama 30 detik
3. Cekik leher lawan sampai menyerah
4. Kunci siku lawan sampai menyerah
Dari 4 kondisi ini, nomor 3 dan 4 LEBIH MUDAH dilakukan dalam kondisi pertarungan di bawah.
Begitu pula gulat, walau bisa menang dengan melakukan bantingan sempurna, kemenangan lebih sering dicapai dengan kegiatan menindih lawan terlentang selama 3 detik.
Semua beladiri memiliki asumsi operasionalnya sendiri2, dan dalam hal ini bisa dikatakan bahwa MMA sebagai olahraga beladiri justu memiliki asumsi operasional yang paling luas dibandingkan olahrga2 beladiri lain.
Hence, bila ilmu pukul-tendang hanya mengenal fase bakbikbuk dan banting (tahukah Anda bahwa dulu olahraga tinju memperbolehkan BANTINGAN?), di MMA ada fase gulat2an di bawah.
Dan bila ilmu gulat-piting hanya mengenal fase peluk2an baik di atas maupun di bawah, MMA mengenal pukul-tendang.
Dalam hal ini, MMA mirip dengan pertandingan bebas yang sering diikuti beberapa anggota milis ini, hanya saja dengan safety rules yang cukup banyak.
MMA tidak akan menyiapkan atlet untuk mengikuti pertandingan bebas? Begitu pula atlet Karate, Judo, tinju, dst yang terbiasa mengikuti peraturan ajang olahraganya masing2.
MMA menimbulkan batasan yang kurang realistis pada aplikasi beladiri? Begitu pula olahraga beladiri lain.
Itulah sebabnya saya sendiri tidak suka pertandingan dalam bentuk apapun
Namun, dalam rangka latihan, ruleset MMA tidak ada salahnya dicoba mengingat cakupannya yang paling "mirip" dengan ajang tarung bebas.
Kalo tidak suka yah... silakan saja tarung bebas
Gitu aja kok repot.