Sebelum saya menjelaskan kenapa New7Wonders saya sebut sebagai kontes tukang tipu. Berikut sedikit kata-kata dari UNESCO.
In order to avoid any damaging confusion, UNESCO wishes to reaffirm that there is NO link whatsoever between UNESCO’s World Heritage programme, which aims to protect world heritage, and the current campaign concerning “The New 7 Wonders of the World”.
Although UNESCO was invited to support this project on several occasions, the Organization decided NOT TO collaborate with Mr. Weber. Source : UNESCO
Intinya UNESCO tidak bekerja sama dan menolak untuk bekerja sama dengan Kontes Tukang Tipu “New7Wonders”.
Pertama-tama use your own logic Bro, sebuah kontes yang hanya berdasar vote online dimana satu orang tidak dibatasi untuk melakukan vote (sekitar 4 tahun yang lalu saya vote komodo sampai puluhan kali). Ini sama sekali tidak VALID. Ini kurang lebih seperti kontes-kontes kepopuleran di TV yang dilakukan via sms, cuma ini via internet.
Kedua, baru-baru ini Panitia Kontes Tukang Tipu New7Wonders menyatakan kekecewaan atas ketidak profesionalan Pemerintah Republik Indonesia yang ditunjuk menjadi tuan rumah (sekali lagi ditunjuk menjadi tuan rumah). Biasanya kan kalau di kontes-kontes Olah raga pada mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah, kalau ini ditunjuk!.
Reputasi Taman Nasional Komodo yang terkenal di dunia, rupanya tidak diimbangi dengan sikap pemerintah Indonesia yang dianggap cuek, padahal rencananya akan menjadi tuan rumah malam penganugerahan. Yayasan New7Wonders pun menyurati Presiden SBY.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden Yayasan New7Wonders, Bernard Weber dalam rilisnya yang diterima detikcom, Selasa (1/2/2011). Dalam seleksi tahap akhir yang menyisakan 28 finalis, Komodo akan dicopot dari proses nominasi, karena yayasan kecewa dengan pemerintah Indonesia.
Ini semua gara-gara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) dianggap wanprestasi atas aspek legal formal yang harus disiapkan menjelang malam penganugerahan pada 11 November 2011 mendatang. Respons Kemenbudpar yang lamban dan diskusi yang tidak produktif telah melelahkan Yayasan New7Wonders
Bahkah, saking kecewanya, Webber sampai menyurati Presiden SBY dan meminta agar ada langkah kongkret. “Saya percaya anda memiliki visi, keberanian, dan kapasitas untuk memecahkan masalah yang dekat dengan hati orang Indonesia,” kata Webber dalam suratnya untuk SBY.
Webber menjamin, asalkan semua permasalahan ini bisa diatasi, pencopotan Komodo dari nominasi akan dibatalkan. Komodo pun bisa tetap menjadi finalis menuju puncak penghargaan di mana akan dipilih 7 keajaiban alam terbaik di planet Bumi.
“Namun, kalau tidak ada solusi, kami akan mencopot Komodo dan menggantinya dengan nominator lain di daftar cadangan. Kami sekarang mencari segala cara untuk menghormati hak-hak kontraktual untuk menghindari langkah terakhir itu,” ujar Webber.
Webber sungguh menyayangkan kondisi yang menimpa Komodo. Padahal menurutnya, kampanye New7Wonders bisa membantu tumbuhnya perekonomian, pariwisata dan naiknya reputasi negara bersangkutan. Saat pemilihan Tujuh Keajaiban Dunia baru pada 7 Juli 2007, kampanye itu telah menghasilkan US$ 5 miliar atau Rp 45 triliun untuk para negara pemenang dari pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Source : Detik
Baca yang saya tebalkan, ini Kontes yang mana Panitianya bisa sesuka hati mencopot kandidat yang telah di vote oleh ratusan ribu manusia hanya karena Pemerintah nya menurut mereka ngaco? Lalu buat apa vote itu?
Dan menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, LSM (Yayasan New 7 Wonders) yang tidak jelas ini menuntut $10 juta sebagai biaya sebagai tuan rumah dan $35 juta sebagai biaya penyelenggaraan Final.
Usai lolos ke babak 28 finalis, Desember lalu panitia dari yayasan sekonyong-konyong datang dan meminta supaya Indonesia berkenan menjadi tuan rumah deklarasi pada 11/11/2011. Biayanya untuk gelaran acara itu tidak main-main. Yayasan menodong pemerintah menyediakan dana Rp 400 miliar untuk acara itu.
“Harus membayar US$ 10 juta begitu kita bilang iya. Lalu untuk pelaksanaan pengumuman itu dihitung US$ 35 juta. Nah jadi total kita harus membayar USD$ 45 juta atau sekitar Rp 400 miliar,” terang Jero.
Tak sudi diancam, Jero Wacik mengambil sikap untuk menolaknya. Lagipula, menurutnya, kunjungan ke Pulau Komodo juga sudah meningkat pesar beberapa tahun belakangan ini.
“Nasionalisme saya bangkit juga, masa diancam-ancam oleh LSM yang tak jelas itu. Keabsahan LSM itu juga belum tentu kredibel,” ujar Jero Wacik. Sumber : 1-2
Sebagai Informasi Untuk pendaftaran awal, satu objek wisata dipunggut biaya USD200. Setelah pembayaran dituntaskan, maka perwakilan dari LSM New7Wonders melakukan survei dan memilih objek wisata yang layak dinominasikan. Dalam kaitan ini, terpilihlah Pulau Komodo.
Menurut Yayasan New7Wonders, promosi yang mereka lakukan telah membuat keuntungan $5 Milyar untuk negera pemenang, ini sungguh klaim yang tak berdasar. Selain itu memaksa sebuah negara menjadi tuan rumah sungguh tidak elegan menurut saya.
Namun satu berita yang membuat saya tertawa
“Lebih-lebih jadi tuan rumah belum tentu menang. Saya berhitung dan tidak menuruti dengan berat hati. Mereka bilang kalau Indonesia tak mau jadi tuan rumah, kita bisa di delete,” ungkap Jero Wacik. Sumber : OkeZone
Kalau jadi tuan rumah dan menang bayar aja tidak apa-apa ya?
http://idiotnesia.com/2011/02/03/sebuah-kontes-tukang-tipu-bernama-new-7-wonders-of-the-world/