Merebaknya kabar tentang larangan Pengurus Besar Persatuan Liong Dan Barongsai Seluruh Indonesia (PB-PLBSI) kepada atlit Pekingsai PLBSI Pengurus Provinsi (Pengprov) DKI Jakarta yang akan mengikuti turnamen Liong dan Barongsai Tingkat Asia di Johor Malaysia, Agustus mendatang, memicu konflik di tubuh PLBSI.
Disebut-sebut, larangan bertanding itu lantaran Tim Pekingsai PLBSI DKI Jakarta dianggap terlambat melakukan pendaftaran. Namun hal itu dibantah Ketua PLBSI DKI Jakarta, Ki Kusumo.
Menurutnya, meskipun batas waktu pendaftaran yang diinformasikan PB-PLBSI sangat mendadak, namun pihaknya telah mendaftarkan atlit Pekingsainya sebelum batas waktunya habis. Alasan keterlambatan tersebut jelas mengada-ada.
“Alasan terlambat itu tidak masuk akal. Kami punya bukti pengajuan pendaftaran dan kami juga tahu pasti kapan batas waktu pendaftaran terakhir,” tegas Ki Kusumo kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Ki Kusumo menambahkan bahwa larangan bertanding tersebut sangat tidak beralasan. Apalagi, atlit Pekingsai PLBSI DKI Jakarta pada Kejurnas Liong dan Barongsai 2009, keluar sebagai Juara I dan berhak mewakili Indonesia dalam turnamen di Tingkat Asia.
“Larangan bertanding ini sama saja membunuh prestasi para atlit. Apalagi, turnamen mendatang merupakan kesempatan bagi atlit Liong dan Barongsai Indonesia untuk menunjukkan kemampuan mereka di kancah internasional,” lanjut Ki Kusumo
Dampak dari larangan tersebut, para pengurus PLBSI DKI Jakarta menyatakan siap mundur dan keluar dari organisasi PLBSI. “Tak menutup kemungkinan, mendirikan organisasi Liong dan Barongsai baru,” sambung Ki Kusumo.
Enam Pengprov PLBSI lainnya, masing-masing PLBSI Pengprov Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Bengkulu dan Bangka Belitung turut mendukung aksi PLBSI DKI Jakarta dan menyatakan siap mengundurkan diri juga.
Ketua Umum PB-PLBSI, Nurdin Purnomo ketika dikonfirmasi sedang tidak berada di tempat. Beberapa kali dihubungi via ponselnya, tidak ada jawaban.