Salam Silat
Dalam kesenian dan budaya minangkabau dikenal sebuah tarian yang sangat kental nuansa silat minangnya yaitu kesenian randai yang bahkan hari ini sudah merambah sampai ke manca negara,rata2 para pelaku kesenian randai adalah orang-orang yang mahir dalam bersilat, baik silat yang memakai dasar langkah 4 maupun langkah 9 tergantung daerahnya masing2,kesenian ini merupakan wujud apresiasi masyarakat minang terhadap seni dan silat yang merupakan akar dari budaya masyarakat minangkabau itu sendiri,
pada zaman dahulu masyarakat minang tidak bisa dilepaskan dari silat,karena setiap anak laki2 yang sudah baligh dan biasanya tidur disurau (musholla/langgar) setelah belajar mengaji akan diajarin silat oleh guru mengajinya begitulah yang terjadi turun temurun,pada zaman orang2 tua dahulu hampir semua orang bisa silat, ditambah karena kebiasaan orang minang pergi merantau,jadi sebelum merantau harus dibekali dulu dengan kepandaian bersilat baik lahir maupun batin,sehingga dalam mengapresiasi seni tari pun tidak terlepas dari gerakan2 silat, bahkan hampir semua tari minang dijiwai oleh gerakan2 dan langkah2 silat minang.walaupun pada hari ini kondisi tersebut sudah terjadi pergeseran nilai dalam memaknai jiwa pendekar silat dalam kultur masyarakat minang itu sendiri,mungkin hal ini tidak terlepas dari perkembangan zaman baik teknologi maupun informasi,sehingga kecintaan terhadap silat maupun seni randai dikalangan para pemuda minang sudah mulai terkikis,kesenian randai bahkan jiwa silat itu sendiri, hanya beberapa gelintir tertinggal didaerah2 tertentu dan pada kalangan masyarakat tertentu.
Padahal kalau kita melihat perjalanan sejarah Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang seiring dengan perjalanan sejarah silat diminangkabau itu sendiri.sangat disayangkan kalau suatu saat kesenian randai ini akan tercabut dari akar budaya masyarakat minang,bahkan mungkin seperti kesenian2 atau budaya2 indonesia lainnya yang akhirnya akan di klaim oleh orang lain sebagai budaya asli mereka,mungkin kalau sudah seperti itu baru terbuka mata kita secara bangsa.
sedikit cerita mengenai Randai ini adalah suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam sebuah kelompok, dimana dalam randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, ambun pamenan, Anggun Nan Tongga, dan cerita2 rakyat diminang kabau lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada perayaan hari hari besar,
Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.
Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan menggunakan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara.
Kehidupan budaya masyarakat minagkabau, dapat tercermin dari pertunjukkan Randai ini, baik dialog yang diucapkan yang penuh dengan pantun dan syair serta prosa liris yang berupa untaian bait yang masing-masing bait umumnya terdiri dari empat baris, dua baris berisi sampiran, sedangkan dua lainnya berisi maksud yang sebenarnya.
Dalam pertunjukkan Randai hal itu meskipun tidak terlalu ketat namun masih terasa bahwa mereka menyadari perlunya bait-bait tersebut untuk menjaga irama-irama pertunjukkan agar sesuai dengan gurindam dan dendang yang ada.
Randai pada awalnya adalah media untuk menyampaikan cerita-cerita rakyat, dan kurang tepat jika Randai disebut sebagai teater tradisi Minangkabau, walaupun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya bercerita atau dialog teater atau sandiwara.
Pertunjukkan Randai umumnya dilakukan di alam terbuka, dalam bentuk arena dan tidak memakai panggung. Rakyat penonton dan pertunjukkan menjadi satu. Pertunjukkan Randai tidak memakai dekor, dan tidak ada batas antara pemain, penonton dan pemain musik. sehingga terasa sangat akrab, mereka tahan menonton dari jam delapan malam sampai subuh pagi.
Randai tumbuh benar-benar dalam lingkungan masyarakat kebanyakan, karena dalam struktur masyarakat Minang tidak membedakan golongan dalam masyarakat yang ada. Randai sekaligus menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Sesuai dengan petatah-petitih Minangkabau yang berbunyi: ''Kesenian Minang Mambusek dari Bumi dan Manitik Dari langik''.
Demikian sahabat silat kisah tentang Seni Silat dalam bentuk galombang (Tari) yaitu Randai yang merupakan akar seni dalam bentuk silat diminangkabau,
mohon tambahan dan pencerahannya para sesepuh adat minang,kalau kurang tepat mohon dikoreksi,
wassalam
terima kasih