Forum Sahabat Silat

FORUM UMUM => Seni dan Budaya Nusantara => Topic started by: Jali Jengki on 08/01/2009 21:07

Title: SULUK
Post by: Jali Jengki on 08/01/2009 21:07
Suluk di Nusantara tidak terlepas dari pengaruh ajaran para penyebar dan pemimpin agama Islam (khususnya Jawa), yang notabene adala Waliyullah. Mereka adalah orang2 yang tekun mengamalkan dan mengajarkan Suluk (Tasawuf). Zaman itu adalah zaman ketika tasawuf menjadi ajaran pokok di setiap pesantren2 yang menjadi basis pergerakan para wali.

Suluk dipahami sebagai tembang (pupuh) yang berisi ajaran Tarekat, sedangkan Tarekat dipahami sebagai ajaran yang mengatur tata cara dzikir yang terikat dengan guru pertama yang mengajarkan metode itu.

Dalam perjalanannya, Suluk di tanah Jawa berkembang menjadi dua model: Tarekat dan Suluk. Tarekat kemudian diidentikkan dengan ajaran2 tasawuf yang ditulis dalam bentuk prosa, dan suluk diidentikan dengan ajaran2 tasawuf yang ditulis dalam bentuk pupuh dan kidung.




BANYU MAKRIFATING "RASA"

banyu suci, rasa mulia
ules-ulesing wesi, ligane alusing braja
satar putih arane
papangananing braja,
puji.
inum-inumaning braja,
majum
sesepahaning braja,
sebut
jajamuning braja,
sarining ngemperu
udud-ududaning braja,
wisa
padusaning braja,
toya saraban tahura
sandanganing braja,
birahi
kang angraksa sing duhur,
Jabaroil
kang angraksa sing sor,
Izroil
kang angraksa ing tengen,
Kiromang
kang angraksa ing kiwa,
Katibin
cupu manik kang ingesenan
rasa mulya, rasa tunggal
wekasing sih senen
saking banyu urip
ikilah kang den kaweruhi
syariateng braja iku badan
tarekateng braja iku napas
hakekateng braja iku nyawa
makrifateng braja iku banyu


"Tembang Suluk Pesisiran, Kitab tetamba Cirebon"



Title: Re: SULUK
Post by: Dodol Buluk on 09/01/2009 05:29
wah...wah...dalam neh pembahasannya...bang jali, ane pernah denger kalo suluk itu bisa juga diartikan suatu kegiatan kontemplasi secara berkala tiap bulan dalam waktu tertentu...adakah kaitannya dengan penjabaran awal tadi?


debuls
Title: Re: SULUK
Post by: parewa on 09/01/2009 09:37
Bang Jali,

Tolong terjemahan bebasnya dong..... ^:)^


Title: Re: SULUK
Post by: Ranggalana on 10/01/2009 16:12
Kalau di pedalangan suluk diartikan sebagai nyanyian puitis seorang dalang melukiskan suasana, misal ooong, bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap katon, kenya ilang wewadine, wadananira kumel kusem ilang rahnya para tani....ooooong...

Title: Re: SULUK
Post by: Jali Jengki on 13/01/2009 10:54
wah...wah...dalam neh pembahasannya...bang jali, ane pernah denger kalo suluk itu bisa juga diartikan suatu kegiatan kontemplasi secara berkala tiap bulan dalam waktu tertentu...adakah kaitannya dengan penjabaran awal tadi?


debuls

Kurang lebihnya begitu bang D'bulls, kategori itu telah dijalankan secara tarekat, yang berasal dari bahasa Arab Thoriq dengan bentuk femininnya Thoriqoh yang berarti metode, jalan, atau cara. Cuma bukan lagi dalam bentuk pupuh melainkan dengan melanggengkan zikir. Ali Fahmi menterjemahkan tarekat sebagai jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan Al Ghazali menterjemahkan sebagai perjalanan hati dengan alat pikir pada jalan ma'qulat (sesuat yang dapat diangan-angankan). Bila kedua pendapat ini disatukan, maka perjalanan hati dengan alat pikir untuk melanggengkan zikir kepada Allah Ta'ala agar menjadi jalan yang lurus dan kepada Allah, sehingga Allah Ta'ala dan Thoriq (orang yang mengamalkan tarekat) amat dekat. Salah satnya dengan berkontemplasi itu Bang D'bulls...

Bang Jali,

Tolong terjemahan bebasnya dong..... ^:)^




Dalam suluk banyak memakai simbol2 untuk mengungkapkan sesuatu yang dianggap susah untuk diungkapkan secara jelas (sebagaimana ajaran tasawuf umumnya). Suluk di atas mengandung makna tentang metode penyucian rasa (hati) dalam pencapaian Makrifat, yang selanjutnya merupakan tamba atau obat. Banyu atau air merupakan simbol pembersihan dalam diri manusia (sebagian besar yg ada dalam tubuh manusia adalah air)...mudah2an saya tidak salah mengartikannya.
Kalau di pedalangan suluk diartikan sebagai nyanyian puitis seorang dalang melukiskan suasana, misal ooong, bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap katon, kenya ilang wewadine, wadananira kumel kusem ilang rahnya para tani....ooooong...



"nyanyian puitis" sang dalang itu bukankah termasuk pupuh ya Mas Bram?


Kurang lebihnya mohon maaf,

Tabe'
Title: Re: SULUK
Post by: Putra Petir on 13/01/2009 11:00
mungkin perkembangan tasawuf di cirebon di sesuaikan dengan budaya cirebon ya kang jali? makanya jadi kayak gending jawa ya?

yang ane tahu : "suluk adalah jalan spirituil thoriqoh yang tersirat untuk para orang-orang salik"
Title: Re: SULUK
Post by: Jali Jengki on 13/01/2009 11:02
Yo'i orang Jawa Cerbon nyebutnye pupuh bukan gending...Kayak baru sebulan aje ente di Buntet...belage bute...!
Title: Re: SULUK
Post by: Putra Petir on 23/01/2009 14:04
Coba liat versi dari negri lain.

Musyawarah Burung (1184-1187) yang ditulis oleh penyair besar Faridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum Sufi.

Title: Re: SULUK
Post by: Putra Petir on 30/01/2009 15:02
Sahabat Silat,

Tiada maksud bagi saya pribadi keluar dari tema untuk merenungkan apa itu Tembang Tasawuf, Suluk maupun Salik.

"Suluk adalah jalan spirituil thoriqoh yang tersirat untuk para orang-orang salik".

Salik adalah orang yang melakoni suatu thoriqoh (tarekat tasawuf).
Saya tidak mencoba menerangkan ttg suatu thoriqoh lebih lebar.

Dan upaya menyiarkan/berdakwah digunakan budaya lokal yang sudah kental di daerah tersebut.
Karena dahulu tanah jawa mayoritas beragama hindu dan budha maka ada pencampuran dengan budaya lokal,  agama sebelumnya, dan agama baru yang dibawa wali songo (Islam).

Perjalanan ini sprituil ini biasanya pribadi atau ada yang mengejewantahkan dalam bentuk kidung seperti Tembang Ilir-ilir karangan Sunan Kalijaga yang menggubah tembang macapat metrum Dhandhanggula.

Kepopuleran Sunan Kali jaga atau Syekh Malaya memang tak bisa dibantah sebab banyak mantra Jawa yang menyebut nama beliau.

Adapun syair tembang Ilir-Ilir karya Sunan Kali jaga tersebut adalah demikian :

Ilir-ilir

Ilir-ilir tandure wis sumilir
tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar
bocah angon penekna blimbing kuwi
lunyu-lunyu ya penekna kanggo masuh dodotira
dodotira kumitir bedhah ing pinggir
dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane.

[/i]

Makna Ilir Ilir:

Lagu Ilir-Ilir ini memberi rasa optimis kepada seseorang yang sedang melakukan amal kebaikan,  amal itu akan berguna untuk bekal di hari akhir.
Kesempatan hidup di dunia itu harus dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan, jangan hendak membunuh nanti akan berganti dibunuh karena semua ada balasannya.

Menurut ahli tafsir ulama tanah jawa yang mengerti akan tafsir tembang Ilir-ilir adalah sarana penyiaran agama Islam secara damai, tanpa paksaan dan kekerasan. Toleransi didalam media berdakwah sangat jelas sehingga terjadi asimilasi dan adaptasi antara ajaran Islam dengan ajaran lainnya sehingga terjadi apa yang disebut culture contact.



-sarung kampret-
Title: Re: SULUK
Post by: Putra Petir on 30/01/2009 16:12
Sebelum dipertanyakan saya coba jabarkan sepengetahuan saya maknanya ttg tembang Ilir-ilir:

Ilir-ilir tandure wis sumilir :
Makin subur dan tersiarlah agama Islam. Islam yang disiarkan mubaligh dan wali jaman wali songo.

tak ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar :
Hijau adalah lambang agama Islam (karena Rosulullah menyukai warna hijau). Bagaikan penganten baru maksudnya agama islam begitu menarik kemunculannya bagaikan penganten baru (waktu itu Islam sebagai agama baru)

Cah angon..cah angon penekna blimbing kuwi :
Cah angon adalah penggembala, diibaratkan penguasa penggembala rakyat. Kulit domba pernah dipakai sebagai lambang kesatuan dan kerukunan di tiang mesjid demak buatan sunan kalijaga dan kulit domba adalah lambang seorang sufi. (saf = kulit domba namun bisa berarti shof = jalan lurus). blimbing yang disimbolkan berbentuk segi lima sebagai lambang rukun Islam.

lunyu-lunyu ya penekna kanggo masuh dodotira :
Walaupun licin, susah, tetapi usahakanlah untuk menyucikan dodot. Dodot adalah pakaian yang sering dipakai pembesar jaman dulu. Bagi orang jawa agama adalah pakaian, maka dodot dipakai sebagai lambang agama atau kepercayaan.

dodotira kumitir bedhah ing pinggir:
Pakaianmu, agamamu sudah rusak karena dicampur dengan kepercayaan lain atau perbuatan tercela .

dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore:
Agama sudah rusak jahitlah, perbaikilah sebagai bekal menghadap Tuhan.

mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane.:
Mumpung masih hidup masih ada kesempatan bertobat.

Suraka surak hore
Gembira mendapat anugerah dari Alloh SWT



-alamsyah aka sarungkampret-
Title: Re: SULUK
Post by: Wahyu Taqwa on 18/05/2009 17:08
 ass melu nimbrung nie

.....
gunung sembung liwang liwung
gunung semar penutup jati
.....
sifat wali sifat nabi
ya isun jenenge wong cerbon sejati
....

peace...
Title: Re: SULUK
Post by: Putra Petir on 19/05/2009 12:16
hihihihihi keren nih... kayak ilmu jaka sembung Wahyu Taqwa..
Title: Re: SULUK
Post by: Wahyu Taqwa on 19/05/2009 13:47
hihihihihi keren nih... kayak ilmu jaka sembung Wahyu Taqwa..
tauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu... azah
Title: Re: SULUK
Post by: Putra Petir on 19/05/2009 14:19
tau dong...
 
yang ngarang jaka sembung aja kenal Om Djair Warni
Title: Re: SULUK
Post by: Wahyu Taqwa on 19/05/2009 14:36
tau dong...
 
yang ngarang jaka sembung aja kenal Om Djair Warni
persis
cocok bgt