+-

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Kejuaraan Pencak Silat Seni Piala Walikota Jakarta Selatan by luri
24/09/2024 15:38

Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi Open Ke 3 by luri
24/09/2024 15:35

Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Panglima TNI 2024 Se-Jawa Barat by luri
24/09/2024 15:22

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?  (Read 40400 times)

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« on: 27/09/2009 12:10 »
Terinspirasi oleh thread Kalarippayattu...

Ada banyak beladiri berbasis senjata diluar Indonesia, FMA (Filipino Martial Arts), Kenjutsu/Kendo dan keluarganya (Jepang), Anggar (Eropa), Kalarippayattu (India), Jogo do Pau (Portugis), dan banyak lagi yang lainnya.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia sendiri? Kenapa beladiri yag berbasis pada senjata tidak berkembang disini? Kalau ada beladiri berbasis senjata apa sajahkah itu? Ujungan, Ojung atau ada lagi yang lainnya?

Kalaupun nantinya ada satu praktisi yang ingin mengembangkan bentukan beladiri bersenjata yang diambil dari penggabungan budaya lokal dan budaya luar, apakah itu bisa disebut beladiri asli Indonesia? Bisakah nantinya dinaungi  dalam wadah Pencak Silat?

maaf kalau pertanyaannya seperti pertanyaan orang bodho... :D

Salam,
HC



santri kinasih

  • Moderator
  • Calon Pendekar
  • **
  • Thank You
  • -Given: 2
  • -Receive: 39
  • Posts: 609
  • Reputation: 119
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #1 on: 27/09/2009 22:47 »
MasHC memang penggemar senjata.. Di lombok ada tuh permainan model pake senjata rotan n tameng..di ntt, alor, maeanan khusus pake klewang, di betawi ada yg maenan khusus golok n pisau, di minang masih ada yg khusus main kerambit..untuk 2 yg terakhir ane tau gurunya..

Kiai Poh

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 6
  • Reputation: 0
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #2 on: 28/09/2009 09:16 »
Dari mas O'ong di FaceBook, beliau menyajikan video Silat Bawean dengan pedang.

Sejarah babad Jawa penuh dengan cerita pertempuran dengan senjata dan jamannya eyang saya orang masih pakai toya, tombak dan pedang.

Evolusi silat ke tangan kosong saya sangka karena di jaman modern senjata tajam tidak begitu berguna seperti halnya pada jaman nenek moyang ... dan silat sifatnya 'survival' mengandalkan yg praktek dan berguna. Apalagi di jaman modern, apa gunanya golok kalau yg dihadapi punta pistole, M-16 dan AKM-47?

Pencak pada umumnya berguna sebagai persenjataan pribadi ... last resort ... jadi peralatan silat di jaman sekarang (dilapangan perang) lebih logis pakai golok pendek, parang, pisau atau belati. Diwaktu damai pada umumnya senjata tajam akan menarik perhatian yg negatip dari pihak oknum2 keamanan ... jadi sudah tidak praktis lagi! Saya sendiri kalo jalan2 malam hari dengan membawa 'hiking stick' ... jo yg kayunya dari 'waxwood' (?) ... semacam tongkat pendek. Lebih praktikal daripada senjata tajam disini, apalagi kalo terlibat dalam sesuatu 'peristiwa'  :w.

Rahayu,
mbah kiai poh


 

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #3 on: 28/09/2009 11:39 »
Kang Santri,
lha iya kan klo pengen belajar beladiri harus ada korban materiil, tuh tidak ada satupun yang deket dengan lokasi saya...
btw, ntar klo ke Jakarta saya pengen sowan ke guru2 senjata yang panjenengan kenal, hehe minta dianterin...

Mbah Kyai Poh,
ya saya setuju banget kalau sesuatu termasuk beladiripun ikut pada perkembangan jaman, apa yang ada pada jaman tersebut akan mempopulerkan sekaligus juga meng impopulerkan satu bentukan beladiri yang ada.

Tabe'...

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #4 on: 28/09/2009 11:43 »
Lanjut,

Sebagai pelestarian budaya bangsa, kenapa tidak ada upaya ke arah situ, okelah katakan now days ajah untuk mengembangkan beladiri tangan kosongnya sendiri pencak silat sepertinya belum menjadi tuan rumah dinegeri sendiri.
tetapi mengingat apa yang anda katakan, jaman masa lalu Indonesia, mau tidak mau orang harus mengakui keberadaan senjata itu adalah dominan banget.

Kita belajar senibeladiri itu kan tidak hanya untuk sebagai ilmu beladiri sajah, begitu banyak maksud dan tujuan yang terkandung didalamnya sesuai dg masing2 praktisi.

Undang2 di negeri ini, dan tentunya juga pada negeri2 luar lainnya, menganggap senjata (terutama tajem) itu adalah barang larangan, dan budaya seperti ini bukan hanya untuk masa kini sajah, itu kan bisa dilihat dari dimarginalkannya senjata pada masa2 didalam sejarah berbagai kebudayaan, contohnya budaya Okinawan, yang melahirkan kobujutsu, didalemnya tidak ada ditemukan pelajaran pedang panjang ala samurai, lebih banyak pada alat2 pertanian (nuncaku, sai, bo, tonfa, dll) so kata cerita karena jaman itu orang2 Okinawa juga dimarginal oleh Jepang dalam pemakaian senjata untuk keperluan perang, karena membahayakan keamanan negara dan masyarakat pada saat itu.

Kita sendiri pernah dijajah sama Londo selama 350 th, otomatis memang ada satu bentuk pelarangan terhadap senjata lagi, sehingga bentuk pelatihan beladiri bersenjata pun jadi tersisih.

Kalao kita lihat lagi pergembangan budaya beladiri bersenjata milik luar negeri (banyak), dan seharusnya toh juga di negeri2 mereka juga ada pelarangan yang serupa. Saya ga tau kenapa milik mereka bisa berkembang? sedangkan punya kita perkembangannya nyaris tidak terlihat.

Tapi bagaimanapun budaya beladiri bersenjata itu adalah satu kekayaan yang berharga milik kita, apalagi kalau lihat berita yang dikatakan nyaris punah (indonesian stick fighting), lha apa tidak eman2 banget itu?

Okelah kalau dikatakan lagi dalam Pencak Silat pun senjata juga menjadi bagian dari kurikulum, tetapi kalau dicermati lebih dalam, dimana itu diajarkan? dibagian belakang? so kalau ada orang yang putus ditengah jalan dan melanjutkan pelajarannya di situ, otomatis dia ga punya kesempatan untuk mencicipi bagaimana menggunakan ituh senjata.

Pencak Silat memang tidak lepas dari budaya beladiri, menjadi bagus dalam pertarungan, tetapi apa setiap praktisi yang berlatih Pencak silat hanya punya tujuan jadi hebat dan tidak terkalahkan dalam setiap pertarungan? kan enggak!

Kembali lagi deh membahas tentang masa ini, dimana sudah ada hukum, ada begitu banyak peraturan yang bisa membuat slamet penduduk (hehe tentunya belum semuanya, kan masih ada yang ribut tuh), saya pribadi kalao boleh berpendapat, sudah gak jaman kalau mau belajar beladiri hanya untuk tujuan semata2 membeladiri, malah saya tidak menganjurkan untuk itu, bagi saya membela diri pake seni beladiri itu adalah the last resort! pilihan terakhir...

Dengan pola pikir yang seperti saya kemukakan, itu beladiri bersenjata eman2 kalau sampek punah...


Tabe'...

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #5 on: 28/09/2009 11:47 »
Kali ini saya poting kembali postingan yang sudah saya post di forum selelah....

----------------------------

Petarung Pisau/Pedang : Brutal, Kelas Rendahan??

Edged weaponry adalah sesuatu yng kurang populer di indonesia, mungkin kurangnyah sosialisasi, atau juga mungkin karena akibat UU Darurat No.12 th 1955, ttg pelarangan senjata tajam.
tidak dapat dipungkiri senjata adalah atribut penjahat, like penodong, garong, preman dll, but tidak dapat dipungkiri juga senjata adalah instrument of war...
banyak pendapat, banyak yang mengelutinyah, namun ada yang memandang sinis, bahwa belajar senjata itu tidak lebih adalah untuk menjawab kekurangan n ketidak mampuan diri dalam berkiprah pada Martial Arts tangan kosong...

Atau mungkin ada yang berpendapat bahwa Edged Weapons Martial Artists adalah pemimpi yang terlalu idealis akan kejayaan para Knight, Samurai, atau Ninja?? Namun belajar beladiri bersenjata atau tidak itu merupakan hak masing2 person dg segudang alasan yng ada...

Bagaimanapun juga dg senjata akan lebih ada kemudahan, apalagi senjata tajam atau senjata2 yang panjang....

Beladiri tangan kosong adalah beladiri untuk kalangan sipil, yang lahir karena pelarangan penguasa. Jaman kuno (Jepang, China, Majapahit, Eropa dll) ada satu bentuk pelarangan terhadap senjata tertentu, karena senjata bagaimanapun juga bila diijinkan bagi orang2 sipil nantinya akan membuat chaos, pemberontakan dll.

Senjata adalah 'Arness de Mano" yang artinyah adalah perkerasan dan perpanjangan jangkauan terhadap tangan, bagi orang beginer, dipersenjatai berarti dia menjadi diatas beginer, dan ini sudah di terapkan dalam FMA ketika menghadapi invasi Spanyol, dimana para petani dipersenjatai dan bisa mengimbangi tentara spanyol saat itu, walaupun pada akhirnyah tetep sajah spanyol masuk Filipino dalam beberapa abad...

Seperti saat ini juga ada bentuk pelarangan senjata tajam dan senjata api di Indonesia, nah konteks now day bagi Beladiri adalah Beladiri Sipil, dan itu sudah menjadi terdoktrin bagi masyarakat, sehingga ada satu anggapan bahwa membawa senjata itu orang ketakutan, baru belajar beladiri, ga percaya diri dll, dan mungkin pendapat ini adalah pendapat sebagian besar masyarakat awam dan masyarakat MA tentunyah...

Konteks beladiri pertama kali adalah Martial Arts, yang berarti Science of War, dalam konteks War senjata adalah hal yang mutlak, dimana terdapat teknologi yang mengembangkan senjata itu sendiri, sehingga akhirnyah War sendiri lepas dari Martial Arts, now day konteks War adalah perang teknologi....

Konteks beladiri saat ini adalah Martial Way, nah ini kan sudah beda, bukan war/perang lagi yang diutamakan tetapi menjadi "jalan, path, atau way", dg kata lain beladiri sudah disantunkan...
dan ini sangat terlihat jelas sekali pemisahannyah dalam Beladiri jepang, dimana ada "gendai" dan "koryu" dg pemisahan pengakhiran "do" dan "jutsu", dimana setiap "do" adalah dipelajari orang sipil, dan "jutsu" tetep dipelajari militer, Dan kebetulan kita semua yang bincang2 ini adalah bukan orang2 yang punyah: Lisence to Kill, semua pembicaraan ini tentunyah masuk dalam koridor "do"/"way" sajah...

Salah satu contoh dari filem, Hunted: dimana seorang instruktur knife fighting yang selamanya ga pernah membunuh, apa yang dia punya hanyalah teory (way) dihadapkan dg muridnyah yang notabene adalah militer, dan menjadi psykopat akibat tekanan batin dalam peperangan (real action)...
pada akhirnyah dalam keadaan terdesak itu "way"/"path" bisa digunakan dalam keadaan real dg segala pergolakan dalam batinnya...

Sulit untuk berbicara ttg edged weapons sebagai bentuk aplikasi sesungguhnyah, karena kita semua adalah orang2 yang bukan militer, walaupun apa yang kita pelajari saat ini namanyah "jutsu"/"killing arts" tetep ajah itu hanyah sebagai simbol!! apa yang kita pelajari saat ini adalah tetep bagian dari "do", just the way, yang penuh romantisme dan fantasy,. Dimana pada akhirnya bagi sebagian orang, adalah sangat membuang waktu untuk belajar sesuatu yang nantinyah mereka sendiri ga tau kapan akan digunakan??

Kita kembali lagi ttg membawa senjata, dg membawa senjata sudah merupakan satu resiko untuk berurusan dg hukum, atau katakanlah membawa senjata satu gudang..berani nggak anda memakainya? tega bikin cacat orang? atau bahkan membunuh lawan anda?

Dalam pandangan budo essensi beladiri tertinggi adalah kedamaian dan cinta kasih, dimana beladiri bukan lagi sebagai instrument dari War!!, beladiri adalah Spiritual, beladiri adalah way of life dan lain-lain.

Dalam jaman yang telah banyak berubah, tidak dituntut seseorang mempertahankan hak2nyah dengan beladiri, kekuatan bukan hanya dinilai secara fisik saja, beladiri telah berubah dari militer ke sipil, beladiri bisa dipertandingkan dg damai, siapa yang terkuat tidak dibuktikan dg pertarungan hidup dan mati, yang terkuat adalah terkuat dalam peraturan2 yang ketat.

Saat ini seharusnyah yang boleh memegang senjata adalah militer, dan apa yng dipelajari di kenjutsu, knife fighting, dll itu semua adalah menu militer, untungnya militer sekarang tidak lagi hanya menggunakan senjata2 tajam saja tetapi ada senjata api, yang mempunyai teknologi lebih bagus, lebih mematikan dengan jarak janglau yang lebih jauh, masyarakat sipilpun bisa memilikinya walaupun dg segala peraturan2 yang njlimet dan uang puluhan juta rupiah. Pada akhirnya masyarakat sipil boleh memegang senjata tajam, karena senjata tajam bukan senjata utama dalam militer, namun demikian masih dalam aturan2 pemerintah yang ketat, dan hal tersebut bukan hanyaberlaku di Indonesia saja, Eropa/Amerika juga terdapat Undang-undang pelarangan terhadap senjata tajam tertentu (concleable weapon /senjata tajam tersembunyi, juga termasuk balisong) dg alasan senjata tajam membahayakan sipil
seperti jaman shogunate jepang, jaman dinasty2 china, jaman kerajaan nusantara dll.

Senjata tajam adalah menu bujutsu, Sedangkan dalam budo beladiri tangan kosong lebih diutamakan, hehe, apa berhenti sampai disitu saja, bagi pecinta edged weaponry arts? ohh nope... perkembangan edged weaponry juga ga kalah dg beladiri tangan kosong, tapi ya emang ga sebegitu populernya dg MMA (bikin iri ahh...)

Tetep dipertandingkan!! lho apa bisa?? pertandingan adalah satu hal yang sangat dibutuhkan safety untuk para pelakunya (padahal bonyok juga yah....) untuk itu tentunya segala atribut yang ada harus disesuaikan, dari edges weapons menjadi blunt weapon:

- Dalam Kendo, “Katana/Shinken” menjadi “Shinai” atau “Pedang Bambu”.

- Board Sword yang berat dan Rapier yang tajam pada Historical Fencing disesuaikan menjadi, “Sable”, “Dagen” dan “Floret” pada Modern Fencing.

- Kampilan, Pinuti, Barong, tidak boleh dipakai, yang dipertandingkan dalam Eskrima adalah Stick Fighting. Knife yang tajam, diganti pisau kayu (Sayang dalam World StickFighting Championship 2007 CDP-WF, di Kuningan - Jakarta tahun kemarin, ijin pertandingan Knife Fighting tidak dikeluarkan)

- Dalam Kenjutsu yaitu seni pedang Jepang sendiri masih dipertandingkan, begitu banyak Ryuha di Jepang, Eropa, dan belahan benua yang lain yang masih mempertandingkan bagaimana keindaan seorang “Samurai” dalam mencabut pedang, memotong tatami yang berisi bambu dalam tameshigiri.

- dan lain-lainnyah

Senjata tajam brutal?? kelas rendahan?? Silahkan disimpulkan sendiri dari tulisan ini.
Tetapi kalau itu dipakai beneran dalam real life! uwaaaaaahhh jawabnya pasti: iya!!

Pada akhirnyah semua praktisi beladiri sipil, entah yang dipelajari koryu atau military arts sekalipun, akan menjadikan semua yang dipelajari hanyah sebatas "Life Style", Sudah bukan jamannyah lagi menyelesaikan sebuah masalah dg Martial Arts. (hartcone)

----------------------------

Tabe'...
*hehe tetep Kang Jali mode on...

Kiai Poh

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 6
  • Reputation: 0
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #6 on: 28/09/2009 13:06 »
"Konteks beladiri pertama kali adalah Martial Arts, yang berarti Science of War, dalam konteks War senjata adalah hal yang mutlak, dimana terdapat teknologi yang mengembangkan senjata itu sendiri, sehingga akhirnyah War sendiri lepas dari Martial Arts, now day konteks War adalah perang teknologi...."

Betul, konteks beladiri adalah ilmu perang .. tetapi pengertian saya dengan istilah "Martial Arts" bukan science of war, tetapi "ART (seni) of the struggle of self" ... hanya pengolahannya kesenian/kebudayaan juga timbul dari konteks perjoangan. Saya sendiri ex militer (Recon) ... dan pendapat saya persoalan teknik membunuh itu gampang. Ke-ahlian membunuh tidak terangkap dalam artiannya Martial Art", karena Seni Perjuangan mengandung kaedah utk melawan nafsu hewan, supaya kita berkembang menjadi lebih lengkap sebagai manusia. Perbuatan membunuh akibatnya mengurangi kemanusiaan kita.

Yang harus diketahui setiap orang yg mau belajar silat atau "seni perjuangan" adalah ... apa tujuan saya mengejar sini ini?

In the end melestarikan budaya ya alasan yg cukup baik .. tetapi ada sesuatu tujuan yg lebih mendalam dan lebih lengkap .. yaitu perjuangan utk mengerti sifat "ingsun" yg disorot pandangan realitas ... bukan idealitas.

Ya .. itu cuma pendapat saya yg tidak begitu pandai  :D.

Salam,
Krisno

DasaMan

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 681
  • Reputation: 31
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #7 on: 28/09/2009 15:53 »
Sedikit tambahan yang perlu diingat:

Nyang namanya Martial Art, Martial Way, atau apalah, melulu bergantung kepada 2 hal:

1. Dinamika masyarakat (ini yang biasanya dibicarakan om Hartcone sebagai konteks dalam Contextual Martial Arts)
2. Perkakas (tools) yang tersedia (ini banyak yang lupa, atau tidak sadar bagaimana asumsi adanya suatu perkakas bisa mengubah Martial Arts... lha saya mengangkat asumsi dasar silat tidak begitu doyan main grappling kayak MMA sebagai antisipasi adanya senjata pisau saja langsung dituduh kalo saya melecehkan silat)

Silakan diresapi sendiri, bagaimana bentukan Martial Art, Way, itu akan bergantung kepada kedua hal itu. Bila dinamika masyarakat berubah, maka Martial Art/Way/Whatever akan berubah. Bila perkakas yang tersedia berubah, maka Martial Art/Way/Whatever juga akan berubah.

BTW saya tidak setuju pendapat bahwa broad sword berat. Broad sword tidak lebih berat daripada pedang katana!

Kiai Poh

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 6
  • Reputation: 0
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #8 on: 28/09/2009 17:02 »
... apa tujuan saya mengejar sini ini?

Salam,
Krisno

... apa tujuan saya mengejar seni ini?  :D

Mas Dasaman ... ada satu lagi, hal ketiga:

3. Dorongan dan kepercayaan yg ada didalam hati untuk mengetahui/mencapai yg disebut 'singularity with reality',  ... seperti jalan yg ditapaki murid Can, Zazen, Sufi, Yoga, Silat ... semuanya sama.

DasaMan

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 681
  • Reputation: 31
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #9 on: 28/09/2009 17:44 »
Kalo saya sih memasukkan itu ke poin 1: Dinamika masyarakat, sebagai bagian dari masyarakat. Mungkin gak pas2 banget sih sama maksud situ, tapi itulah pandangan saya.

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #10 on: 28/09/2009 20:32 »
Okelah kita sudah menyoroti tentang sisi Seni beladiri secara umum, tetapi maksud dan tujuan tread ini adalah untuk mengungkap apa sajah dan bentuknya bagaimana seni budaya bangsa ini tentang bentukan beladiri dari sisi pemakaian senjata. Satu hal yang ingin saya kemukakan disini dg begitu banyak tulisan yang mungkin tidak ada isinya diatas adalah menggali kembali apa yang dulu banget secara historis kita punya.

Kalo berbicara lagi tentang jaman dulu dan kaitannya sama perang, ya mau ga mau tentunya senjata juga katut, warisan adiluhung tentang senjata di nusantara ini begitu luar biasa dan diakui oleh dunia luar, bahkan banyak yang ngiler. (keris dan saudara2nya terutama)

Begitu ditanya kegunaanya? atau disiplin ilmu yang mempelajarinya? nah loh? apa nanti yang akan dijawab?
mana peninggalan kepandaian dan kepiawaian tentang menggunakan senjata dari kerajaan kerajaan besar masalalu? Sriwijaya, Majapahit, Mataram? Kasultanan Ngajogjakarta dll?
Seberapa jauh pengetahuan masyarakat kita tentang persenjataan di Indonesia ini? Ini kita berbicara tentang praktisi beladiri yang terutama, suatu saat ada yang ditanya ttg kegunaan Keris? Lha jawabannya apa? kebanyakan kan masih bingung? Lak iya toh?

Balik lagi deh, ttg Kerambit, trimakasih pada Pilemnya Iko Uwais Merantau yang ngangkat senjata unik ini, tetapi untuk beberapa tahun yang lalu sebelum ada Forum kita tercinta ini dan Forum tetangga membahas ttg senjata itu, Lho jujur sajah berapa banyak teman2 persilatan kita yang tau?

Masa hal tersebut bisa raib hilang entah kemana? Siapa yang harus disalahkan? Londo lagikah? :D
Saya bisa menerima semua ulasan Mbah Kyai, bener ada begitu banyak alasan dalam belajar Seni Beladiri, salah satunya adalah "jujur sama realitas". realitasnya udah jarang keberadaannya, Indonesia sendiri punya UU tentang pelarangan senjata dll. Trus kalau semua berpikiran kesitu, apa ga punah?

Bahasan Kang Dasaman tentang "dinamika masyarakat", saat ini budaya kita lagi di bombardir oleh budaya asing, kan jaman ini adalah jaman teknologi informasi, begitu dekat dan melekatnya budaya luar negeri pada kehidupan anak muda kita, dan inipun seni beladiri pun jadi kena imbasnya, termasuk saya yang jadi ikutan belajar beladiri asing... :D
ya tentunya ada banyak alasan untuk itu, saya pribadi kalau ditanya alasannya adalah: Lha wong disini ga ada kok! (anggap saja ini guyon  x-)))

Kembali pada seni beladiri bersenjata di Indonesia, di tempat saya sendiri sebenarnya ada yang bentuknya seperti ujungan/ojungan (stick fighting) di sini biasanya disebut sebagai "tiban", kalau saya bertanya selalu jawaban masyarakat disini adalah "Itu dulu, sekarang sudah jarang sekali....", Dan setelah bertemu dengan salah seorang praktisi, apa yang anda semua bayangkan? Seorang yang sudah sepuh dengan profesi sebagai tukang becak! Loh itu adalah warisan budaya yang adiluhung, ya mohon maaf bagaimana latar belakang seseorang dengan kesederhanaannya bisa mengembangkan dan mempopulerkan satu bentukan seni beladiri? (kasus ini berlaku global untuk hampir semua kesenian tradisional kita, justru yang bisa menguasainya adalah di kalangan menengah kebawah tapi banyak bawahnya  :'()
Bandingkan sama orang2 yang membawa masuk budaya beladiri dari luar yang kebanyakan pake dasi.

Hihi mohon maaf kalau ada yang ga berkenan...

Salim...
*kegedean empyak ya?
 

santri kinasih

  • Moderator
  • Calon Pendekar
  • **
  • Thank You
  • -Given: 2
  • -Receive: 39
  • Posts: 609
  • Reputation: 119
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #11 on: 28/09/2009 21:38 »
Nuwun sewu, sekedar berembuk:
1. Permainan golok dan pisau yang dikuasai MJ14 serta kerambit dari minang mengatakan bahwa senjata keluar hanya untuk makan..Senjata bukan perpanjangan dari tangan, tp bagian dari tubuh secara keseluruhan.. Senjata adalah aurat, tidak boleh ditonjolkan..ketika keluar, makan dan kembali pulang harus tidak terlihat lawan..
2. Dilarang pakai barang mainan waktu latian..

Karena agak ribet n berbahaya sampai beberapa tahun lalu tetap aja ada guru yg mengatakan kalau tak ada murid yg cocok lebih baik ilmu di bawa mati..

DasaMan

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 681
  • Reputation: 31
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #12 on: 28/09/2009 22:46 »
Di sini nampaknya lagi2 terlihat adanya masalah "dinamika masyarakat." Dalam masyarakat yang 'sudah lebih santun,' senjata 'disamarkan.' Dalam masyarakat yang 'masih kurang santun,' senjata masih cukup 'dipuja,' sampai ada yang namanya 'perang adat' (perang demi sekedar ada perang). Tapi yang namanya 'perang adat' ini pun kini sudah 'disantunkan' dan 'disamarkan.'

Tidak diragukan lagi bahwa pastilah banyak ilmu beladiri berbasis senjata di Indonesia ini, baik yang sistemnya terorganisir dengan baik ataupun yang pengajarannya dilakukan secara osmosis tribal (monggo ke arah2 timur sana). Cuma seperti yang selalu dibahas, masalah 'kesantunan' ini bikin ribet...

Soal kenapa ilmu tradisional kok banyaknya yang menguasai dari kalangan menengah ke bawah? TIDAK! Ciri utama dari penguasa ilmu (selain sekedar ilmu mencari makan) adalah punya banyak waktu luang. Dan siapa yang punya waktu luang banyak?

1. Orang2 yang tidak punya duit sehingga tidak bisa buang2 duit untuk ngabisin waktu :D
2. Orang2 kebanyakan duit yang sudah kebingungan mo buang2 duit ngapain lagi buat ngabisin waktu :D

Jadi bila berhasil ditemukan suatu ilmu tua yang layak untuk dibangkitkan kembali, maka cara paling gampang adalah mencarikan murid kaya-raya yang mampu dijadikan penerus :D

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #13 on: 28/09/2009 23:07 »
Menangapi postingan dari Kang Santri,

Saya jadi inget Bruce Lee, siapa sih yang ga kenal sama "pemberontak" seni beladiri ini? Jaman waktu masih belajar sama Yip Man, tradisi China waktu itu sama persis dengan apa yang Kang Santri tulis, Bruce Lee orang yang terbuka, dia mengajarkan juga pada kalangan barat, tetapi jaman segitu banyak kalangan tua2 yang menentang Yip Man untuk mewariskan seluruh ajaran Wing Chun pada Bruce Lee, alhasil pada alkhirnya konon kabarnya Bruce Lee "tidak lulus" dalam ilmu Wing Chun. tetapi siapa yang membawa nama Wing Chun jadi harum dan bisa dikenal di dunia ini? Tentunya orang juga nyebut nama si "pemberontak", seorang Bruce Lee!! (Sumber buku Wooden Dummy - Ip Chun).

Tradisi adalah tradisi yang harus dibawa, pertanyaannya adalah apakah semua para sepuh itu punya pemikiran yang demikian? Dalam catatan saya dan jelas terlihat diatas begitu banyak macam dan ragam budaya bersenjata tradisional di Indonesia seperti yang mas Dasa bilang. dan masing2 membawa muatan yang berbeda2 dengan kasus-nya sendiri2, bayangkan Indonesia ini berapa propinsi?

Salim,
HC





HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #14 on: 28/09/2009 23:13 »

Soal kenapa ilmu tradisional kok banyaknya yang menguasai dari kalangan menengah ke bawah? TIDAK! Ciri utama dari penguasa ilmu (selain sekedar ilmu mencari makan) adalah punya banyak waktu luang. Dan siapa yang punya waktu luang banyak?

......

Orang2 kebanyakan duit yang sudah kebingungan mo buang2 duit ngapain lagi buat ngabisin waktu...


lha ini yang saya tidak tau? soalnya saya lebih banyak bergaul sama kalangan bawah-wah....  :-*

 

Powered by EzPortal