+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?  (Read 33834 times)

meonggarong

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 1
  • Posts: 42
  • Reputation: 2
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #15 on: 29/09/2009 02:26 »
terus terang, sebenarnya saya bingung.. yang dimaksud beladiri berbasis senjata ini seperti apa ya? apakah silat tradisional juga termasuk? soalnya saya dulu belajar sedikit, memang ketika belajar tidak diajarkan dengan senjata, cuma ketika gerakan2 dan jurus2nya ditranslasikan dengan senjata, masuk kok.. gurunya juga kemana2 selalu bawa golok atau taji ayam, wehehehe...  :D

beliau pernah berkata, kalo kita sudah menguasai gerak yang diajarkan, nanti ketika memakai senjata akan langsung paham kok.. begitu sih katanya...

walaupun saya sendiri sebenarnya kurang paham, karena ngeliat jurus golok tunggal baku nya ipsi, kok kelihatannya ribet yah, tidak seperti yang guru saya pernah demonstrasikan..  ???

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #16 on: 29/09/2009 09:27 »
Sebenarnya yang saya harapkan dari thread ini adalah adanya beladiri di Indonesia yang mengkhususkan pada senjata...

Tetapi melihat sebagaian besar jawaban yang sudah diposting, kayaknya pelajaran senjata di Indonesia itu adalah subsystem dari Pencak Silat itu sendiri, hampir sama dg FMA sih, kan FMA sendiri sebenarnya itu total Martial Ars, cuma bedanya FMA mengajarkan senjata di awal kurikulum sehingga yang napak di luar FMA adalah beladiri yang berbasis pada senjata.

Untuk beladiri2 yang lainnya spt Kenjutsu, Kendo dll, itu dalam pandangan saya juga subsystem dari Japanese Martial Arts, tetapi keberadaannya bisa lepas sebagai system yang terpisah.

Nah untuk Indonesia sendiri bagaimana? Apakah nantinya pelajaran senjata ini bisa lepas dari subsystem menjadi system tersendiri? Kayaknya sih bisa melihat adanya System2 yang ada, semisal Ojungan, Presehan dll, juga melihat spt yang mas Dasa katakan, di belahan Timur Indonesia, itu martial arts-nya "blom keluar" atau kalau saya boleh katakan masih eksklusif untuk kalangan mereka sendiri. Terlepas dari topik thread ini, apakah seni beladiri dari belahan Timur Indonesia juga Pencak Silat? Pencak Silat kan budaya Melayu, dan saudara kita dibelahan Timur Indonesia jelas2 bukan Melayu (mohon dikoreksi)   

Demikian,

Salim....

meonggarong

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 1
  • Posts: 42
  • Reputation: 2
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #17 on: 29/09/2009 13:43 »
[quotenya di delete yah lgsg reply aja]

Kalo sulawesi dengan para pelaut bugisnya, masuk wilayah indonesia timur ga? mereka terkenal juga dengan pencak silatnya, dan bentuk permainan badiknya katanya sangat ditakuti.

dulu saya pernah menonton acara di Trans7 "si bolang". pada episode tersebut, ceritanya si bolang ingin pergi ke bali untuk mengikuti suatu kontes eksebisi seni beladiri, dimana si bolang ini ingin menampilkan beladiri tradisionalnya. karena waktu itu nontonnya telat, saya gatau si bolang ini berasal dari daerah mana (yang jelas dari indonesia timur, karena waktu itu dia pergi ke bali dengan menggunakan mobil, dan mesti menyeberang lewat lombok)  dan nama beladirinya itu apa. cuma sekilas beladiri ini mirip dengan kalaripayat, keren banget, menggunakan pedang (kelewang?) dan perisai bulat. yang lebih mengherankan lagi, gurunya si bolang ternyata seorang perempuan!  [top]

Tema ini terdiri dari 2 episode, cuma sayangnya lagi2 saya ga dapet nonton episode kedua..  :-[ jadi gatau deh nasibnya si bolang di bali..

saya sudah berusaha minta bantuan ke temen yg kerja di trans7 untuk mencari tahu informasi yg lebih detil dari episode tsb (kalo bisa minta soft copynya, hehehe..) tapi sampe sekarang belum ada kabarnya nih..  :-[

mungkin ada rekan2 disini yang punya akses ke trans 7 juga?  :)
« Last Edit: 30/09/2009 09:50 by Dodol Buluk »

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #18 on: 29/09/2009 14:31 »
Sebaiknya nunggu yang ngerti dulu deh, ini kaitanya sama penyebaran suku di Indonesia, dari sini mungkin baru bisa ketahuan, dan kebetulan saya gak ngerti permasalahan tersebut, mungkin dimata saya Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Jawa, Sumatra, dan yang lainnya itu kalau ada beladiri langsung sajah orang bisa bilang itu Pencak Silat namanya, tetapi bagaimana dengan beladiri Irian Jaya?

Ini jujur saya ga tau, bukan mengelak atau mengalihkan topik...

Monggo yang lebih ngerti untuk membeber permasalahan ini...

Salam,
HC

Kiai Poh

  • Anggota
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 6
  • Reputation: 0
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #19 on: 29/09/2009 16:22 »
Ngomong2 saka segi anthropolgy ... jenenge "pencak" lan "silat" asale saka basa Kawi sing berbasis basa Sansekerta. Basa Kawi iku basa Jawa kuno ... dadi sing dhuwe istilahe "pencak silat" ya sing dhuwe basa sumbere. Artine ning basa aseline ora ono asumsi carane gerak lho ... kuwi asumsine lan khayalane wong barat ... lan "pesilat modern" heh.

Eyang saya pernah memberi tau kepada saya bahwa pencak itu ragam gerakan, sedangkan silat itu wadah atau struktur konsepsi yg bisa mencakup seluruh hidup ... tapi pandangan mereka terhadap "silat" bukan sekedar hobi untuk profesional2 sing enom lan kakehan wektu lan kesugihan ...

Rahayu ...




HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #20 on: 29/09/2009 18:38 »
Trimakasih buat yang udah kasih masukan di thread ini...

Sementara saya mau diem dulu deh merenung dan sambil cari bahan masukan yang lain...  ::)

Salam,
HC

duyungson

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 2
  • -Receive: 3
  • Posts: 174
  • Reputation: 14
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #21 on: 29/09/2009 22:15 »
Saya rasa Pakde mengangkat topik ini karena lagi resah melihat beladiri luar cukup bisa mempopulerkan beladiri bersenjatanya, dari senjata yg canggih2 (macam kyudo) sampai senjata yg paling sederhana (macam arnis). Sementara Indonesia yg memiliki senjata2 yg berbentuk cukup eksotis kok malah belum terbabar jelas.
Saya sendiri sempat sangat penasaran dgn teknik penggunaan keris & kujang, karena utk akal saya yg cunthel ini saya pikir senjata dgn bentuk se-eksotis keris & kujang pasti memiliki teknik penggunaan yg khas. Tapi akhirnya saya dipaksa utk puas dgn pemikiran bahwa keris & kujang merupakan "senjata perhiasan" yg menunjukkan status & bukan utk penggunaan pertarungan.
Tapi sampai sekarang saya yakin di balik bentuknya yg unik, pasti kedua jenis senjata tajam tadi memiliki fungsi "melukai" yg spesial, cuma sampai sekarang belum ada yg sudi menunjukkan..

(memang biasanya otak cunthel melahirkan ke-keraskepala-an yg mengesalkan.. hehe..) 

meonggarong

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 1
  • Posts: 42
  • Reputation: 2
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #22 on: 30/09/2009 00:19 »
[quote deleted langsung reply aja]

kyudo kok canggih kang? kan cuma pake busur n anak panah doang.. yang canggih itu yang menurut forum sebelah, katanya skrg latihan knife fighting di amrik pake pisau latihan yang bisa nyetrum, jadi kalo kena rasanya kaya kesamber pisau beneran...

*masih penasaran dg beladiri dr timor yang pake pedang dan tameng..
« Last Edit: 30/09/2009 09:51 by Dodol Buluk »

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #23 on: 30/09/2009 06:43 »
Gara2 mas Dygson nih akhirnya saya jadi posting lagi  x-))
dibawah ini ada artikel Panahan, sebagai pembanding dari Kyudo-nya Jepang...

Quote
Sejarah Panjang Perkembangan Panahan     
by niam fathun   

Sampai saat ini tak seorangpun mengetahui, sejak kapan orang mulai memanah. Orang hanya menduga bahwa memanah telah dilakukan manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Namun dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan panahan yaitu menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah menggunakan busur dan panah.
Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah.
Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.

Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori yang berbeda.

Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.

Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda, mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.

Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.

Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.

Perkembangan Panahan di Indonesia
Sama halnya dengan sejarah panahan di dunia, demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.

Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.

Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).

Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.

Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.

Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga ini.

Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh dipakai.

Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal.

Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.

Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.

Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus.

Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.

Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.

Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan Indonesia, antara lain :
- Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
- Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
- Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta
- Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di bawah Jepang.
- Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
- Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu puterinya kedua.
- Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.
Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
- Tahun 1965 :
   
Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
- Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.

Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).

Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut mengambil bagian.

Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.

Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara, walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan, pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.(am/msm/mkm)

Panahan Indonesia ga main2 eui! Tembus Internasional! Itu hanya contoh sajah, jangan nantinya malah topik kita ini jadi bergeser pada dunia panahan Indonesia yang memang sudah mapan, dan bisa diacungi jempol dg prestasi Internasionalnya...

Ttg Kyudo dibilang canggih itu krena kyudo membawa tradisi Samurai dan bener2 juga dikagumi dunia, layak dibandingkan dengan teknologi Eropa dengan busur khusus yang bernama "yumi", dan seperti biasa karena dari budaya jepang, Kyudo pun mempunyai muatan spiritual dan filosofi yang tinggi, yang patut dicatat adalah, saat ini Kyudo memiliki "International Kyudo Federation" yang diikuti oleh 17 negara (per Oktober 2005) dan punya 132.760 member bersertifikat. ini dari situsnya IKYF...

Apakah gara2 ada dinamika masyarakat Jepang yang mendukung ke arah itu, as Kontekstual Arts? yang bukan menyerah pada "singularity with reality" dengan lebih populernya panahan Eropa?

Thread ini hanya sekedar wacana, sekedar iseng2 ngisi postingan di Forum SS ini, kalau nantinya bisa membangun ya syukur, kalau tidak ada gunanya dan dianggap ngawur ya mohon maaf, mohon diabaikan sajah...

Salam,
HC






Jali Jengki

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 2
  • Posts: 828
  • Reputation: 44
  • Love Pencak Silat, Proud to be Indonesian
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #24 on: 30/09/2009 10:00 »
Thread yang berawal sebagai wacana tapi mempunyai daya stimulir yang tinggi untuk menggerakkan sebuah penelitian, memiliki bobot nilai yg tinggi. Saya suka thread ini, karena sejujurnya sebagai anak bangsa saya jadi turut "terangsang" untuk memikirkan hal ini. Tidak perlu dijelaskan lagi, karena sebagaimana yg telah dipaparkan SS/TS di awal thread tentang bela diri kita (yang saya pribadi beranggapan) "sesungguhnya" dibangun dari bela diri yang berbasis senjata.

Kemungkinan seiring dengan perkembangan zaman yang mempengaruhi kondisi mengubah segalanya, tapi bukan berarti musnah. Tinggal kita sebagai generasi muda bangsa apakah peduli untuk sekadar memikirkan, atau lebih dari itu untuk terdorong melakukan sebuah penelitian?

Hemat saya bela diri yang berbasis senjata (yang kini) banyak dijumpai di Indonesia Timur, dapat kita awali dengan mengamati tarian2 perangnya. Di Minahasa dan jazirah Maluku ada Cakalele, di Dayak ada Kancet Pepatai, bahkan bela diri dengan senjata yang masih bisa dijumpai sekarang (lewat perang sungguhan) ada di Papua, yang saya yakin semua itu ada teknik untuk memainkannya.

Sungguh, ini thread bagus untuk dilanjutkan, kalau perlu dalam bentuk sebuah penelitaian. Bagaimana Pak De HC..?  [top]

Tabe'
Kullu Nafsin Zaaiqatul MAUT

duyungson

  • Anggota Tetap
  • ***
  • Thank You
  • -Given: 2
  • -Receive: 3
  • Posts: 174
  • Reputation: 14
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #25 on: 30/09/2009 15:55 »
@mas meong,
kyudo (dan juga panahan pada umumnya) saya anggap canggih, wong buat saya senjata tajam yg digenggam saja saya masih nol besar dlm pembelajarannya jeh.. apalagi ini, senjata tajamnya gak kita pegang langsung, masih pake perantara busur, megang busurnya ada aturannya sendiri, kalo terlalu kuat busurnya patah, kalo terlalu lemah anak panahnya meluncurnya meleyot, walaaah rumit sekali tho.. Nhah kalo rumitnya kayak gitu apa gak canggih namanya itu?  :P

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #26 on: 30/09/2009 17:44 »
Seep, ada yang kasih semangat lagi, trimakasih Kang Jali...

Cocok! kalau jaman dulu ada begitu banyak senjata, tentunya semua punya teknik sendiri2 untuk menggunakannya, sekaligus dengan filosofi yang ada didalamnya. Lha hal inilah yang harus diketahui oleh para generasi muda saat ini...

Kembali ttg Keris Jawa yang dikatakan hanya satu senjata simbolik, apakah itu memang benar? ataukan memang adanya pergeseran budaya? Kalau melirik ke semenanjung melayu, Malaysia keris memang sampai saat ini digunakan sebagai senjata yang sesungguhnya, juga kalau kita melihat ke Filipina, ada bentukan keris yang panjang sekali (panjangnya bisa 70cm lebih) dan pelatihan stick fighting adalah bertujuan untuk melatih menggunakan senjata tajam secara mengjilangkan faktor bahaya, tentunya juga untuk melatih penggunaan keris besar tersebut yang di namakan sebagai Sundang...

Tradisi Jawa ada kebiasaan2 menyandang keris, biasanya dipasang miring di belakang untuk acara2 resmi, tetapi ada pula keris yang ditaruh di belakang tapi dalam keadaan tegak, ini dikatakan oleh orang2 sepuh yang mengenal keris, sebagai sikap kesatria yang kalah dalam peperangan, ada penyebutan untuk hal tersebut, tapi saya lupa...

Kemudian kalau kita melihat Pangeran Diponegoro, Jendral Sudirman dan para pahlawan lainnya, saat dalam peperangan mereka menyandang keris di depan, nah kalau tidak ada maksud dan tujuan kegunaan, kenapa ada cara menyandang yang seperti itu? Saat seorang bawahan menghadap kepada sang atasan, ketika dia menyandang keris dengan ditaruh didepan, pasti akan segera di tangkap pada jaman itu, karena membawa demikian adalah satu sikap yang kurang sopan, dan terlebih lagi secara fungsional adalah gampang dicabut untuk ditusukkan...

Saya tidak mengerti dan tau banyak tentang perkerisan, walaupun saya sendiri juga mengkoleksinya sebagai peninggalan dari orang tua saya...

Kalau kita mau mencari dan ada semangat untuk itu tentunya banyak hal yang bisa didapatkan...
Monggo dilanjutkan diskusi ini, dan tetep saya akan merenung dan mencari lebih banyak data lagi untuk kepentingan ini...


Salam,
HC

sedyaleksana

  • Anggota Senior
  • ****
  • Thank You
  • -Given: 17
  • -Receive: 7
  • Posts: 417
  • Reputation: 43
    • PD Germany & Swiss
  • Perguruan: Perisai Diri
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #27 on: 30/09/2009 18:45 »
pak Dhe HC,
tambahan sedikit dr saya soal keris jawa. Pada saat damai, utk upacara dsb, memang keris Jawa di taruh di belakang, dilihatkan sedikit ujungnya (menurut saya utk memperlihatkan kalau saya jg bersenjata), tapi kalau dalam masa perang memang selalu ditaruh di depan. Almarhum kakek saya juga begitu (konon menurut cerita ibu), jadi beliau menyandang keris didepan dan pistol di pinggang, waktu perang class ke II.
Ngomong2 GRP buat anda sbg TS, cukup menggelitik.  [top]
Salam dr jauh
Chandrasa

DasaMan

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 681
  • Reputation: 31
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #28 on: 30/09/2009 19:14 »
Sebenarnya yang saya harapkan dari thread ini adalah adanya beladiri di Indonesia yang mengkhususkan pada senjata...

IMO kalo yang cari murni senjata, harus lari ke timur itu lah. Di sana IMO gaya mainnya masih sama seperti suku2 Afrika, tangan kosongnya main seperti gulat freestyle (tanpa main ground), dan senjatanya diajarkan melalui tarian2 dan praktek berburu serta perang-perangan.

Untuk beladiri2 yang lainnya spt Kenjutsu, Kendo dll, itu dalam pandangan saya juga subsystem dari Japanese Martial Arts, tetapi keberadaannya bisa lepas sebagai system yang terpisah.

Ini bukan sekedar pandangan Anda sendiri, tapi memang fakta sejarah. Dulu samurai belajar bujutsu itu isinya ya belajar berbagai macam senjata sampai tangan kosong sampai strategi perang. Kenjutsu kebetulan kumpulan teori dan taktik main pedang, bojutsu pake tongkat, jujutsu tangan kosong, dst. Begitu.

DasaMan

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 681
  • Reputation: 31
    • Email
Re: Beladiri Berbasis Senjata di Indonesia?
« Reply #29 on: 30/09/2009 19:16 »
terus terang, sebenarnya saya bingung.. yang dimaksud beladiri berbasis senjata ini seperti apa ya? apakah silat tradisional juga termasuk? soalnya saya dulu belajar sedikit, memang ketika belajar tidak diajarkan dengan senjata, cuma ketika gerakan2 dan jurus2nya ditranslasikan dengan senjata, masuk kok.. gurunya juga kemana2 selalu bawa golok atau taji ayam, wehehehe...  :D

Ini seperti yang pernah saya bahas di thread sebelah, bahwa yang namanya pencak silat itu saya yakin dirancang dengan asumsi dasar penggunaan senjata juga, eh tapi di thread sebelah saya kok dituduh melecehkan pencak silat sebagai ilmu rendahan :( Alamakjang...

 

Powered by EzPortal