Kulonuwun. Saya blm lama gabung di forum yg bermanfaat ini. Sy bukan guru,bukan pelatih, cuma anggota biasa yg suka usil tanya. Jadi kalau salah, plis yg lbh tahu mengkoreksi. Baca thread dari awal sangat menambah wawasan, para ahli pada ngumpul, boleh juga cerita yg sy tahu sedikit, sambil minta pendapat dari para ahlinya.
Konon cerita "ilmu olah nafas" perguruan ini sdh lama. Hanya terlacak penerusnya, sebelas generasi dari skrg. Dari dua kelompok, ini termasuk kelompok olah nafas fisik.
Tidak ada istilah tenaga dalam/TD. Tiap latihan ada 3 tahap/bagian. Pembinaan fisik (umum), tata beladiri, kemudian tata pernafasan (pengolahan dan pembinaan). Mulai tingkat 1 sampai 6, jelas sekali perbedaan bentuk senam pernafasan termasuk alat latihan ( dari tanpa beban, batu bata, pot semen, halter, busur bambu dan bambu raut). Setiap ujian kenaikan tingkat(dari tingkat 1 dst), dgn syarat ikut latihan minimal 75%, disamping diuji tata gerak/tata beladiri juga ujian stamina dan tenaga SESUAI TINGKATAN nya. Stamina adalah jalan-lari setara 20 km, dlm kondisi capai langsung dilanjut ujian tenaga/pematahan benda keras. U tingkat dasar I, satu beton cor atau batukali atau balok es. Tingkat selanjutnya dua sasaran, kmd sesuai tingkat berikutnya, dengan sasaran makin berat makin banyak, menggunakan tangan dan kaki. Kalau malas latihan, bukannya sasaran yg patah, tangan bisa babak belur. Kalau disiplin latihan sesuai tingkat,nyaris tdk berasa. Skor masing2 ada point.
Kemudian untuk menguji hasil olah nafas u aplikasi deteksi (tingkat 6 ke 7), ditutup mata melewati halang rintang, termasuk harus tetap injak konblok yg diletakkan acak.Skornya juga objektip.
Melihat perubahan fisiknya tdk terlalu signifikan, diuji tenaga stlh letoy lari 20 km, diasumsikan tenaga pukulan merupakan hasil latihan olah nafas. Tingkat selanjutnya berobah coraknya, pemukulan bendakeras tadi bukan tujuan sebenarnya, tata beladiri, rangkaian gerak termasuk tangkap kunci hanyalah gerak pengarahan menuju gerak naluri. Sebelum dilanjut, apakah gradasi beban ujian bisa dianggap menjadi alat ukur u membuktikan hasil latihan ?