Salaam
Perkenalkan, Saya Pande gelang, anggota baru di forum ini, boleh ya sharing sedikit soal Tarung Derajat dan BKC.
Tidak mewakili Tarung Derajat tentunya, karena yg paling kompeten untuk bicara Tarung Derajat adalah Sang Guru sendiri ataupun para senior saya tentunya. Saya hanya akan bicara pengalaman saya sendiri bersama BKC dan Tarung Derajat.
Tahun 1992 saya bergabung dengan BKC di bawah asuhan Kang Joni (labuan Banten) beliau adalah salah satu murid Bpk Iwa Rahadian angkatan ke 2 (mohon dikoreksi jika salah). Namun hanya sampai sabuk kuning, karena raport saya merah semua, ayah melarang saya untuk melakukan kegiatan ekskul.
Tetapi diam diam saya yg senang dengan seni beladiri, bergabung dengan perguruan tradisional tjimande di kampung saya, tidak lama juga, karena ketahuan, dan saya dikirim ke sekolah asrama alias pondok pesantren modern.
Lulus aliyah, saya mengenal Tarung Derajat di Universitas Lampung, merasa tertarik melihat demonstrasinya akhirnya bergabung, awalnya hanya bergabung untuk hobby saja, tetapi ternyata saya jatuh cinta dengan Tarung Derajat. Meskipun saya hanya petarung kacangan, tetapi teknik berlatih, aplikasi, filosofi, serta persaudaraan dalam Tarung Derajat yg saya rasakan sangat berbeda dari yg pernah saya rasakan (bukan berarti kedua jenis beladiri yg pernah saya pelajari sebelumnya buruk).
Berpindah pindah tempat latihan dari Lampung, ke Jakarta, Bandung, saya mengenal Tarung Derajat sebagai seni Tarung seperti yg disampaikan Sang Guru, lengkapnya baca di
http://www.tarungderajat-aaboxer.com/ sampai saya akhirnya pulang ke Labuan, bantu bantu senior saya di SMA Negeri 3 Pandeglang.
Seorang Karateka (Dan 1 ketika itu), yg kebetulan juga punya dojo di sekolah itu, mendatangi saya mempertanyakan posisi saya, kok bisa bisanya saya bergabung dengan Tarung Derajat AA BOXER, padahal dulu kami satu angkatan ketika mulai berlatih BKC.
Saya balik tanya "loh memangnya kenapa?"
Kemudian di mengatakan AA BOXER itu dulu murid Kang Iwa, pencuri ilmu BKC, penghianat, dan seterusnya.
Merasa terusik dengan pernyataan kawan saya itu, saya mempertanyakannya pada Sang Guru di suatu pertemuan, Sang Guru mengakui bahwa beliau pernah menjadi murid Bpk Iwa Rahadian, bahkan dianggap sebagai salah satu murid terbaik pada angkatan pertama BKC, namun karena ada hal moral yg dilakukan oleh Bpk Iwa Rahadian yg (sangat tidak pantas dibicarakan di forum sahabat silat ini) sangat menyakitkan hati Sang Guru, akhirnya Sang Guru memilih keluar.
Sang Guru masih melatih diri, dengan gayanya sendiri, untuk menaklukan dirinya sendiri, tetapi tidak untuk ditaklukan orang lain. tidak pula serta merta mendirikan Tarung Derajat. Karena Tarung Derajat menjadi satu perguruan yg absolut diakui prosesnya sangat panjang dan berliku. melalui berbagai hantaman Badai deras yg menerjang di Rimba nyata para jagoan yg harus beliau tundukan, sekali lagi baca
http://www.tarungderajat-aaboxer.com/.
Kami anggota Tarung Derajat tidak pernah tahu menahu ada kisah apa antara Sang Guru dengan Bpk Iwa Rahadian, justru kami tahu dari "anggota BKC yg tidak bermoral"( yg merasa anggota BKC yg bermoral jangan tersinggung).
Saya kira soal ada tidaknya hubungan dengan beladiri anu, ini, dan itu mari kita bawa pada wilayah aplikasi beladiri itu sendiri, yg pada dasarnya adalah memukul atau dipukul, menendang atau ditendang, membanting atau dibanting, bertahan atau ditahan, menyerang atau diserang dan seterusnya.
APAKAH BKC ATAU BELADIRI ANDA MEMILIKI SALAH SATU UNSUR ITU?
JIKA JAWABANNYA YA, BERARTI TARUNG DERAJAT ADA HUBUNGANNYA DENGAN BKC ATAUPUN BELADIRI ANDA, APAPUN ITU NAMANYA.
Saat ini Tarung Derajat tidak menginduk pada beladiri manapun kecuali Perguruan Pusat Tarung Derajat itu sendiri dalam mengadakan event kejuaraan baik di tingkat lokal, Nasional, maupun Asean.
Saat ini Tarung Derajat menjadi salah satu beladiri wajib Tentara Nasional Indonesia.
Saat ini Tarung Derajat sedang dilirik dunia, dibuktikan dengan banyaknya pecinta seni beladiri yg datang dari berbagai negara ke Indonesia baik untuk bertarung maupun untuk mempelajari Tarung Derajat.
Saat ini Tarung Derajat sedang sibuk mengembangkan diri sebagai bagian dari bangsa indonesia yg bermartabat
Sedangkan anggota BKC yg tidak bermoral masih sibuk menjelek jelekan MORTAL GHADA (Moral dan Mental Sang Guru Haji Ahmad Dradjat).
Soal hubungan Sang Guru Haji Ahmad Dradjat dengan Bruce Lee, saya kira yg paling mungkin tepat adalah; soal kemiripan sejarah, sama sama tertindas, sama sama harus berjuang mempertahankan kelangsungan hidup serta martabat dan kehormatan diri akhirnya menciptakan gaya beladirinya sendiri, sama sama melegenda kejayaannya dari hasil jerih payahnya itu.
Bedanya adalah ruang dan waktu, Bruce Lee di belahan dunia barat, Sang Guru Haji Ahmad Dradjat di belahan bumi nusantara.
Saat Bruce Lee menemui akhir hidupnya baik sebagai makhluk Tuhan maupun sebagai Ahli Seni Beladiri, justru Sang Guru sedang mengawali perjuangannya.
Tidak ada yg personal, hanya klarifikasi saja mas, semoga bermanfaat.
- AKU RAMAH BUKAN BERARTI TAKUT
- AKU TUNDUK BUKAN BERARTI TAKLUK.
JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !