Salam Mas Abraham... masih ingat ya sama koran yang udah lama dibacanya

Sebenarnya sih, Mas Abraham., konsep itu tidak punya dasar sejarah yang kuat... samasekali tidak ada bukti mengenai pengaruh misionaris budha dalam penyebaran beladiri.
Cerita tentang kedatangan Bodhidharma (Daruma, Tatmo-Chousu) ke kuil shaolin yang dianggap sebagai titik awal penyebaran ilmu beladiri di China sebenarnya adalah cerita fiksi yang dirangkum dalam novel "Kisah perjalanan Lao T'san" yang diterbitkan tahun 1907. Novel ini kemudian dikutip oleh buku "Rahasia wushu Shaolin" pada tahun 1917, yang merupakan buku pelajaran wushu pertama yang diterbitkan ke masyarakat luas. Akibatnya kisah fiksi tentang Bodhidharma itu diterima sebagai kebenaran oleh masyarakat wushu di mana-mana... termasuk generalisasi tentang penyebaran ilmu perang kuno dari India ke mana-mana.
Pada saat shaolin didirikan (sebelum waktu yang dipercaya sebagai saat Bodhidharma datang ke Cina dari India), sudah ada ilmu silat yang dilatih di kuil itu, yaitu Chin-Na (qina). Chin-na adalah ilmu yang fokus pada teknik cengkeram dan kunci, karena dianggap lebih cocok dengan pemikiran Budhisme yang damai. Belakangan Shaolin banyak menyerap ilmu beladiri lain dan menjadi kolektor dan pengembang ilmu wushu... wushu sendiri sudah berkembang Cina sejak ratusan tahun sebelum periode shaolin (pada nonton Red Cliff gak? Itu peristiwa empat ratus tahun sebelum berdirinya Shaolin)

Para ahli sendiri percaya bahwa ilmu berperang (ilmu beladiri) berkembang secara sendiri-sendiri di berbagai wilayah di seluruh penjuru dunia, walau tentu saja wilayah yang paling sering mengalami perang memiliki beladiri yang paling berkembang, seperti Yunani, Mongol, Cina, Korea dan banyak lagi (jujur, kayaknya kepulauan nusantara termasuk deh

).
Itulah pengaruh fiksi dalam kehidupan masyarakat...
