Forum Sahabat Silat
Bahasa Indonesia => Silat Diskusi Umum => Topic started by: santri kinasih on 22/05/2008 17:02
-
Setelah menempuh perjalanan yang agak menyeramkan (karena ketemu sedikit makhluk jejadian) antara bukit tinggi dan batusangkar, akhirnya saya sampai di pusat latian silek kumango jam 20.15.
Uda Lesmandri, Guru Tuo silek kumango, sudah menunggu di warung kebab baba rafi yang baru buka di depan sasaran silek kumango bersama guru tuo Don. Tak sampai 5 menit, Guru Gadang, Lazuardi Malin Marajo datang dengan membawa 2 bungkus rokok kretek djie sam soe (bukan iklan).
Tak lama kita berjalan menuju sasaran silek kumango. Sasaran silek kumango cuma diterangi lampu yang temaram, cocok untuk melatih rasa dan reflek mata dalam latian silek. Ada sekitar belasan anak muda berlatih serius dibawah pengawasan anak kandung Guru Gadang.
Kami duduk di depan, di tempat Guru Gadang biasa mengawasi murid-murid yang sedang berlatih. Hal yang agak jarang terlihat pada latian silat lainnya mulai terjadi sesaat kami datang. Semua murid-murid datang berkumpul dan menyalami kami. Sesaat 2 orang murid hendak berlatih gerak berpasangan (ganda), walaupun sudah bersalaman 1 menit yang lalu, mereka datang lagi ke kami dan mengajak bersalaman. 5 menit mereka melakukan gerakan berpasangan kemudian mereka datang lagi untuk bersalaman. Terus begitu, setiap ada yang ingin geraknya dilihat atau dikoreksi oleh guru dan setiap selesai berlatih mereka bersalaman. 1 orang murid mungkin bisa bersalaman lebih dari 5 kali dengan gurunya setiap kali berlatih.
Ada apa?
Ternyata salaman adalah bentuk penyerahan diri atau keikhlasan murid kepada guru. Murid ikhlas berlatih dan jika sampai celaka pada latian murid telah meminta maaf pada guru begitupun sebaliknya. Guru telah mengikhlaskan ilmunya dipelajari oleh murid, jika terjadi apa-apa dalam latian guru pun minta maaf.
Silek Kumango berdasarkan keikhlasan apa pun yang terjadi dalam hubungan silaturahim adalah kehendak Allah. Tidak ada dendam, tidak ada amarah. Kebersihan hati adalah hal yang mutlak dimiliki setiap murid silek kumango.
bersambung
-
Lanjut ah Uda... dah ngga sabar nih nunggu sambungannya [top]
-
(Intermezzo) gara-gara udah lama gak bisa akses ss, akhirnya lanjutin cerita ini, walaupun agak2x lupa :)
Sambil mengamati para anak sasian berlaga, Sk berbincang dengan guru gadang. Kembali guru gadang mengingatkan SK mengenai kebersihan hati dan keikhlasan dalam hidup. Jika kita memiliki keikhlasan dalam kehidupan, insya Allah tidak ada energi atau kekuatan apapun yang mampu menyakiti hidup kita. Lalu guru gadang mengambil contoh dalam prinsip persilatan. Dia berikan jari telunjuknya kepada SK, lalu ia minta SK kerahkan tenaga untuk mematahkannya. Tanpa ragu SK mengambil jari itu dengan berusaha mematahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Aneh, tidak ada perlawanan dari guru gadang. Jari telunjuk guru gadang bisa SK tekuk dengan mudahnya, saking mudahnya terasa seperti karet, kemudian berhenti seperti rotan yang melengkung, tapi tidak bisa patah. Sampai akhirnya SK kehabisan momentum untuk terus mematahkan jari. Sendi pergelangan SK sudah tidak berada pada posisi yang mengenakkan dan posisi sendi siku pun sudah bergeser. Inilah bentuk 'keikhlasan' dalam menerima yang ternyata telah 'memakan energi' yang menyerang.
bersambung lagi ah
-
Kita sering mendengar bahwa seni beladiri seperti capoera, karate, eskrima/kali, aikido dan lain-lain sering digambarkan tidak hanya sebagai ilmu beladiri tapi sebagai jalan hidup atau way of life. Silek Kumango juga tidak sekedar ilmu beladiri atau jaga diri ( Bahkan lebih ekstrimnya lagi, penjagaan diri atau beladiri tidak ada dalam tujuan belajar silek kumango). Silek Kumango adalah 'ruh dalam kehidupan seorang pasilek atau pandeka atau anak sasian'. Ruh Kumango bersumber kepada hakikat kehidupan yang menempatkan segala sesuatunya sesuai dengan sunatullah. Seperti pepatah minang lama, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
Silek kumango percaya bahwa setiap perbuatan akan membuahkan hasil yang setimbal dengan niat perbuatan tersebut. Setiap energi yang kita keluarkan akan berbalik lagi kepada kita dalam bentuk yang lain. Energi yang dilepaskan karena rasa kasih sayang dan keikhlasan akan berbalik kepada kita dalam bentuk persahabatan atau silaturrahim. Sementara energi yang dilepaskan dengan tujuan untuk menyakiti seseorang akan berbalik dalam bentuk energi yang lebih menghancurkan diri kita.
Silek Kumango juga percaya bahwa manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sangat sempurna dan setiap anggota badan memilik fungsinya masing-masing sesuai yang telah ditetapkan oleh Sunatullah. Oleh karena itu Pemaksaan pertumbuhan otot tidak akan pernah ada dalam kurikulum silek kumango. Silek kumango lebih kepada meningkatkan rasa dan menggali semua potensi diri yang memang sudah ada secara lahirian maupun batiniah manusia..
bersambung
-
Ini sambungannya mana yah..??
-
@May lee,
untuk sambungannya..japri aja ya..:)...
-
Bos SK, japri juga dong lanjutannya :)
-
Mas ed eh Mas SK,
Kalau boleh ikut minta di japri, filosofi dan ujar sepuh macam begini saya sangat hargai dan junjung tinggi. Terima kasih.
-
Sebenarnya secara pribadi, tidak mudah buat saya melanjutkan thread ini. Guru gadang silek kumango, Lazuardi Malin Maraja berpulang ke Rahmatullah pada bulan Juni yang lalu..3 hari setelah kunjungannya ke Jakarta dan 3 hari setelah memberikan pelajaran filosofi silek/silat kepada saya semalaman...Kita bersilat tanpa berdiri, hanya duduk dan bercakap-cakap...
Silek kumango, katanya, 25% silek tagak (berdiri), 75% silek duduak (duduk)..Duduk berarti bercakap-cakap..duduk berarti berdialog..duduk berarti meniadakan gerak untuk memahami gerak...Belajar untuk paham, bukan sekedar bisa....
Dari silek duduak kita paham mengapa gerakan silat tercipta bukan dari hasil drill semata...1)Drill atau latian pengulangan dengan mendownload gerakan yang dicontohkan seorang guru adalah ibarat gerakan balita yang meniru gerakan orang tua...2) Membaca Langkah adalah permainan logika yang bisa juka membentuk gerakan silat, seperti layaknya seorang yang mengkritik ucapan orang lain..........3) Membaca rasa lawan akan juga membentuk gerakan silat.., seperti layaknya kita memahami perasaan orang yang sedang marah atau sedih atau senang...ketika kita paham apa yang dirasakan lawan main kita, maka kita pun akan paham apa yang mungkin dia lakukan dan apa yang kita rasa terbaik buat dia....4) menutup rasa, menghilangkan kehendak lawan...adalah gerakan yang membuat lawan serasa tidak ingin mengembangkan rasa amarah yang ada pada dirinya....ia akan mati kehendak menyakiti, ia akan matikan kehendak untuk mendholimi...karena rasa itu telah hilang..:)...Seperti peribahasa: Mati sebelum datangnya mati yang sebenarnya...
-
terima kasih Kang SK, karena telah berbagi pengalaman dan pemahamannya,
sungguh beruntung Kang SK sempat berjumpa bahkan mendapat pemahaman tentang Silek, lansung dari beliau,..
ane sungguh iri, sejatinya ane berdarah Minang, tapi belum pernah sekalipun ane sempat belajar Silek dari Minangkabau..
teriring do'a smoga Almarhum diberi tempat yng sebaik-baiknya oleh ALLOH SWT, amien
tabeek, Kang SK ^:)^
-
Kang Arwin, sebenarnya kita senasih..saya juga tidak belajar gerakan atau langkah silek minang asli terutama silek kumango..Tapi pelajaran silek duduk yang diberikan oleh guru gadang silek kumango..sudah lebih dari cukup bagi saya untuk menyatakan bahwa almarhum adalah salah satu guru saya...:)
Ada satu kenangan yang tidak bisa lupa adalah 3 hari sebelum beliau pulang, beliau bilang ke salah satu murid terdekatnya bahwa jika masih ada umur beliau ingin meninggalkan kenang-kenangan kepada saya berupa pelajaran langkah khas silek kumango...Tapi memang belum rejeki saya, beliau sudah berpulang..:(
-
wah endingnya curhat2an nih, kalau saya dari minangkabau, tapi belum pernah kemana2, lagian belajar silatnya baru setahun jagung jadi ya banyak belajar aja dari senior2 disini ( mohon petunjuknya) [top] [top] [top] [top]
maaf ya cuman sekedar nambahin sejarahnya aja nih, pada tahun 1803, pulanglah haji yang bertiga dari tanah arab untuk mengembangkan ajaran islam wahabi, yang mana penduduk minangkabau selama ini memeluk islam syi'ah 1150 - 1803, mereka adalah haji miskin dari pandaisikek (gunung singgalang. haji piobang dari payakumbuh dan haji sumaniak dari batusangkar, setelah itu bergabung lima orang lagi dan mereka lebih dikenal dgn nama harimau nan delapan, salah seorang diantaranya termasuk syekh abdurrahman yang tinggal didaerah rao-ro kumango, sungai tarab batu sangkar, beliau mengajarkan silat yang telah digodog dengan faham-faham islam, yang kemudian lebih dikenal dgn nama silek kumango,salah seorang murid beliau yg terkenal adalah malin marajo dari padang panjang,.
dan juga silek kumango ini dari ajaran falsafah dan gerakannya sangat mirip dengan silek staralak, ( dikembangkan oleh syekh Ulud bagindo khatib) dari daerah Kamang, Kabupaten Agam.
mohon maaf,,, ;D ;D ;D
-
@ Eduardo:
Kebetulan leluhur saya dari rao-rao -kumango (tanah datar) ...dan kayaknya malin marajo yang dimaksud bukan dari padang panjang deh..:)
-
8) 8) 8)
hehehe masih ol yaa uda senior, mohon petunjuknya
-
Filosofi yang dalem uda SK,
Seorang pesilat dari jawa selalu mengulang ulang pepatah minang yang tetap saya pegang
Alam Takambang Jadikan Guru (bener ya ucapannya..). Perjumpaan saya dengan silat minang dan praktisinya termasuk kurang.
Banyak hal yang saya ingin kejar untuk pengetahuan saya juga, seperti filosofi, tokoh tokoh, seni gerak.
Numpang nanya uda sk, maaf karena ketidak tahuan saya..
Pak Lazuardi malin marajo ini masih saudara malin marajo yang dari batu sangkar dan masih keturunan syeh abdurahman atau syeh maradjo ?.
Semoga beliau tetap hidup di hati para pesilat dan tetap mengobarkan semangat silek minang di para praktisinya.
-
@Pemulung,
Lazuardi malin marajo tidak ada hubungan darah dengan syamsuar malin maraja...Lazuardi adalah murid muhammad zein yang merupakan sekondan syamusar malin marajo..dan bersama-sama mereka memenangkan medali emas di PON ke 2...