Forum Sahabat Silat
Bahasa Indonesia => Silat Diskusi Umum => Topic started by: parewa on 29/05/2007 16:56
-
Sahabat Silat yg saya cintai......,
Topik ini yang selalu menjadi pikiran kami karena bagaimanapun juga pelestarian silat tradisional tidak akan terlepas dari masalah ini. Memang masih banyak guru2 silat tradisional yg tidak mau menerima bayaran dari para muridnya karena 'dari sononya' udah begitu dan malah ada beberapa silat yg sudah digariskan oleh pendiri dan sesepuhnya untuk tidak menerima uang dari murid2nya.
Dunia ini semakin lama semakin tidak ada batasan2nya atau istilah kerennya 'borderless'. Contohnya internet ini. Coba Sahabat Silat sekalian yg belajar Taichi dari keluarga Chen misalnya. Dengan gampangnya anda ke youtobe dan search.... langsung deh keluar video permainan dari guru asli dari China yg merupakan keturunan langsung dari si pendirinya. Padahal, 10 tahun yg lalu, tidak banyak yg tahu taichi dari keluarga Chen ini. Disisi lain, dunia yg tanpa batas ini juga mempunyai efek yg lain. Sekali lagi contohnya dari Taichi keluarga Chen, beberapa dari masternya telah bermigrasi ke Australia, Amerika dan Australia. Alasannya tentu selain pelestarian, faktor ekonomi adalah sangat dominan.
Kalau para guru silat ini pergi meninggalkan negara kita tercinta ini, terus kalau kita mau belajar silat Cingkrik Goning misalnya, dan untuk itu kita mesti pergi ke Belanda...? Wah jangan sampai terjadi Sahabat Silat sekalian.....
Mari Sahabat Silat sekalian, kita berdiskusi dengan kepala dingin merumuskan hal ini. Syukur2 bisa menjadi model untuk pelestarian silat tradisional.
Salam.
-
masalah rumusan ini memang pelik uda.. aga rumit :-\
tetapi dengan kebersamaan, tentu akan kita dapati jalan keluarnya :)
aku sendiri sebenarnya, mengetahui akan suatu hal ialah secara tidak sengaja..
adalah berdasarkan tergeraknya hati nurani dari pemahaman kitab Ta`lim Muta`lim
sewaktu di Pesantren dahulu..
dimana diterangkan dalam salah satu alineanya..
"jika saja ilmu yang didapat dari seorang guru, dan walaupun itu hanya satu kata,
adalah sangat pantas jika dihargai dengan 1000 dinar sekalipun"
kemudian, ada pula alinea lain yang mengatakan,
"diantara keberkahan suatu ilmu ialah tatkala seorang murid itu mampu menghargai
dan memuliakan sang guru beserta keluarganya"
(dan juga tentunya tatkala si murid mampu mengamalkan ilmu tersebut menjadi berfaedah)
dalam hal ini , aku pernah berbincang-bincang dengan H.Aceng
ternyata beliau tanpa sadar menceritakan, bagaimana beliau dahulu
sangat memperhatikan kebutuhan gurunya yakni Gan Uweh dan keluarganya
sehingga "keberkahan" ilmu maenpo kemudian sama-sama kita tahu begitu
melekatnya pada diri H aceng (bedalah gitu rasanya.. pokoknya mantap lah)
begitu pula tatkala aku berbincang dengan Bpk Tb Bambang
karena beliau tak punya harta,
justeru beliau ini memperhatikan gurunya dengan "segala curahan tenaga dan perhatian"
layaknya seorang pembantu yang sangat setia mengurusi keperluan Bpk Usup Utay.. ^:)^
dan terbukti kemudian, ketika Bpk Usup almarhum,
hanya tinggallah Bpk Bambang saja yg mampu melanjutkan Cingkrik Goningnya
dan aku sendiri... aih aku malu..
saat aku masih lajang dahulu, pokoknya aku juga melakukan hal yang sama
seperti yang dilakukan Bpk Tb Bambang dan H Aceng kepada gurunya masing2.. ^:)^
nah konon pula sekarang,
usulan uda parewa adalah sangat-sangat baik sekali
marilah kita rumuskan bersama-sama untuk kesejahteraan guru kita,
walaupun guru kita tidak memintanya dan bahkan ikhlas..
namun guru kita punya keluarga, dan keluarganyalah yg memerlukan sesuatu dari kita
yang dengan demikian semoga membawa keberkahan
pada ilmu silat yang kita pelajari, dan semoga mencapai dari tujuan cita2 forum..
singkat kata,
jika aku lagi ada kemudahan rejeki(dan harus ada ^:)^ ),
maka apapun rumusan forum, untuk administrasi
aku patuhi dan aku laksanakan.. :)
-
Kisawung..... [toop]
-
salut buat kisawung! [top]
-
salut buat kisawung! [top]
[toop] [toop] [toop]
Setuju dan TE O PE BE GE TE deh buat ki sawung,
sebenarnya ilmu itu mahal loh dan engak bisa dibeli dengan uang, buat guru sebenarnya yang paling penting adalah perhatian murid sebagai bentuk rasa terimakasih.
adapun bentuknya bisa uang, makanan, tenaga disesuaikan dengan kemampuan masing masing....
-
uda parewa ^:)^
bang ery ^:)^
Kang Naga ^:)^
terima kasih [top] ^:)^ [top] ^:)^ [thank]
but...... [polisi]
rumusannya dunkz x-))
-
kalo bisa cari guru yang kaya....biar gak pusing mikirin kesejahteraannya...bener gak Ki Sawung?! [top] [top
-
kalo bisa cari guru yang kaya....biar gak pusing mikirin kesejahteraannya...bener gak Ki Sawung?! [top] [top
wuehehehehe x-))
-
but...... [polisi]
rumusannya dunkz x-))
Ayo dong Sahabat Silat... mana masukannya? [polisi] :)p :'(
-
Kesejahteraan guru berbanding lurus dengan kuantitas murid X pengeluaran murid(iuran) ditambah pendapatan guru.
K=(km x i)
K-G (gaji= kecil atau gak ada) = km x i (kesejahteraan - gaji kecil = bingung, apalagi tanpa gaji)
K<P = melarat
K>P = kaya
kesejahteraan (pendapatan) lebih kecil dari pengeluaran bakal kaya
kesejahteraan (pendapatan) lebih besar dari pengeluaran bakal melarat
Jadi kalo murid kayanya banyak tapi sedikit masih untung, tapi kalo muridnya miskin maka harus banyak. biar berbanding lurus dengan pendapatan. Nah yang jadi bingung gimana guru silat bisa "ngejual" silat ke orang-orang kaya, gitu Ki sawung... ;D
Nah, itu tugas kita-kita....(maksudnya Ki Sawung dkk) [run]
salam,
one [lucu]
-
setuju Sobat One [top]
Coba lihat Thread ini, dimana saya baca teman-teman anda dimaki-maki disana, oleh orang yang bernama Halilintar!, saya pun tidak sengaja baca tulisan itu.
Saya hanya berkesimpulan, ada tujuan promosi terselubung dengan menggunakan nama silat, orang luar negeri itu dengan gencar promosi silat, coba baca dengan detail tulisan halilintar dan kesombongannya, padahal bila saya baca dengan teliti, kelompoknya Halilintar hanya ingin promosi saja.
silahka di cek : http://www.kpsnusantara.com/cgi-bin/yabb2/YaBB.cgi?board=Malay;action=display;num=1130948561
(http://www.kpsnusantara.com/cgi-bin/yabb2/YaBB.cgi?board=Malay;action=display;num=1130948561)
-
setuju Sobat One [top]
Coba lihat Thread ini, dimana saya baca teman-teman anda dimaki-maki disana, oleh orang yang bernama Halilintar!, saya pun tidak sengaja baca tulisan itu.
Saya hanya berkesimpulan, ada tujuan promosi terselubung dengan menggunakan nama silat, orang luar negeri itu dengan gencar promosi silat, coba baca dengan detail tulisan halilintar dan kesombongannya, padahal bila saya baca dengan teliti, kelompoknya Halilintar hanya ingin promosi saja.
silahka di cek : http://www.kpsnusantara.com/cgi-bin/yabb2/YaBB.cgi?board=Malay;action=display;num=1130948561
(http://www.kpsnusantara.com/cgi-bin/yabb2/YaBB.cgi?board=Malay;action=display;num=1130948561)
Biarin aja lah mas aircadas.... :P kayaknya perdebatannya 1 tahun yg lalu... Yang penting skrg kita tetap berbuat yg terbaik untuk pencak silat, dan secara bersama2 kita menjaga milis silatindonesia.com, forum ini sahabatsilat.com dan (yg akan di-launch) sahabatsilat.org dari orang2 yg berniat tidak baik [polisi] :)p 8)
Salam
-
Assalamu 'alaikum.
Terus terang topik ini telah menjadi polemik sejak lama karena beda sudut pandang antara Guru dan murid. Seorang Guru selalu berpegang pada paradigma bahwa memberi ilmu merupakan deposito akhirat... bila seseorang wafat maka putus semua amalnya kecuali, diantaranya, ilmu yang bermanfaat.
Nah bila sang murid tidak pandai2 memilih kata dan tindak, bukannya terima kasih yang akan didapat melainkan murka sang Guru karena merasa dilecehkan dengan materi. Apalagi dikalangan silat tradisional yang sangat memegang teguh ajaran agama dan etika timur.
Coba deh minta pendapat mereka dengan ide brilian pendiri SN meniru sistem pemasaran Frencise...
Kami pernah menjalankan gagasan membuat organisasi diluar perguruan yang dinamakan Ikatan Pendekar (IP). Idenya perguruan fokus ke sistem belajar mengajar, sedangkan IP membentuk business unit dan jaringan untuk memfasilitasi pengembangan perguruan sekaligus menyediakan lapangan kerja buat keluarga besarnya.
Kita memang harus memikirkan terobosan2 baru untuk mensejahterakan Guru yang kita cintai tanpa tergelincir kedalam persepsi menggadaikan ilmu demi materi...
Wassalam.
-
lha kan tuh dari semua pendapat akang-akang sekalian diatas kan bisa dirumuskan
gimana cara membuat para guru-guru silat kita sejahtera..
mungkin kan guru silat jangan dijadikan profesi
jadi mereka ada pekerjaan lain
kan makmur tuh
truz juga haruznya dari kalangan murid-murid ada yang ngasih pperhatian
dalam bentuk apapun sana sang guru
hitung2berbakti
kan dapet pahala
gitu kang..
-
[top]sip buat usulannya dari kang taufan
perlu dibentuk suatu lembaga
yang ngurusi tetek bengeknya masalah kehidupan guru silat
yah
gitu
akang2 pada setuju ga?
-
Wah idenya kang Taufan tentang IP bagus juga [top]
salut ^:)^
ditunggu realisasinya ;D
Long Live Silat !!!
-
hmm mengenai perlu di buatkan suatu lembaga saya setuju banget karena pencak silat itu salah satu warisan budaya bangsa indonesia yang harus di jaga dan di lestarikan ( klo ga ada silat kompeni ga bakal mundur :)p ) nah lembaga yang pantas dan harus pantas adalah departemen pendidikan dan kebudayaan solusi yang ingin saya tawarkan adalah depdikbud menjadikan pencak silat sebagai salah satu mata pelajaran pokok yang tercatat dalam kurikulum sehingga kesejahteraan para guru2 silat bisa terjamin dengan tersedianya lapangan pekerjaan bagi para guru2 silat. kita ambil contoh misalnya ada 100.000 sekolah dasar , 400.000 SLTP , dan 700.000 SLTA di Indonesia maka bisa kita hitung sendiri berapa banyak guru silat yang nasibnya akan terjamin dan dampak positif yang tak terduga adalah menurunnya jumlah pengangguran dan jumlah rakyat miskin [top]. Mohon klo ada orang depdikbud baca ide saya ini di masukan dalam head planing 2007-2012 ^:)^ klo pak mentri atau om presiden baca juga ga apa apa deh ^:)^
-
Diskusi tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru silat merupakan suatu diskusi yg sangat mulia, karena tdk bisa dipungkiri sampai saat ini masih banyak guru silat yg hidupnya sangat memprihatinkan. Berbicara guru silat berbicara pula tentang perguruan silat. Saya berpendapat perguruan silat harus memiliki suatu badan usaha untuk menghidupi perguruan silat tsb. Badan usaha bisa yg kecil atau besar tergantung dari kemampuan perguruan silat tsb.
Dengan adanya badan usaha itu tadi, keuntungannya bisa utk membiayai kebutuhan perguruan silat yang sudah tentu juga untuk meningkatkan kesejahteraan guru silat.
-
salam Pentjak
wah rumit euy.....
bila dilihat dari sejarah, seorang guru terutama guru silat bukanlah mata pencaharian utama seperti sekarang, sehingga mereka tidak memikirkan apa yang hendak diberikan oleh murid. dengan demikian guru dan murid sama-sama ikhlas dalam memberi ilmu dan belajar..
berkembangnya jaman dan teknologi, silat mulai berkembang jauh hingga luar negri. tetapi hal ini (kesejahteraan guru) yang kurang diperhatikan oleh IPSI dan persilat (mohon ma'af pak Edy, kang Oong dan pengurus lainnya) untuk silat tradisi (sebab saya melihat lack prosperity terjadi pada guru-guru silat tradisional.....secara mayoritas)... sehingga celah ini yang dimanfaatkan oleh oknum untuk mencari keuntungan......tanpa memikirkan kesejahteraan guru silat oknum tersebut.
sehingga mungkin langkah pertama penertiban perguruan silat atau aliran (untuk PERSILAT, IPSI, PPSI atau asosiasi silat lainnya) agar jelas asal silat yang dikembangkan, memeriksa dan membuat cross chek pada perguruan tersebut.
untuk perguruan mulai memprofesionalkan diri baik terhadap pembentukan cabang baru (antara cabang dan pusat tergantung dari perguruan tersebut mungkin bisa model "frenchice" sehingga guru pun terjamin kesejahteraannya dan juga perguruannya..) tapi hal ini yang cukup berat......... apalagi harus juga mulai memikirkan kualitas.......
sekian aja sedikit banyak tulis mungkin bila ada kata yang salah mohon ma'af
salam pentjak
-
salam Pentjak
wah rumit euy.....
bila dilihat dari sejarah, seorang guru terutama guru silat bukanlah mata pencaharian utama seperti sekarang, sehingga mereka tidak memikirkan apa yang hendak diberikan oleh murid. dengan demikian guru dan murid sama-sama ikhlas dalam memberi ilmu dan belajar..
Butul butul memang rumit..
Mungkin beberapa point yang bisa kita pertimbangkan:
1. murid seyogyanya memiliki rasa tanggung jawab (dan juga sebagai terima kasih atas ilmu gurunya), untuk memperhatikan kesejahteraan sang guru. Soal bentuknya bisa macem-macam..dengan demikian sang guru bisa dengan lebih tenang mengajarkan ilmunya.
2. mengenai bentuk dan besarnya 'perhatian si murid' ini berdasarkan kesepakatan, dan bisa saling subsidi...
Kadang-kadang iri juga melihat beladiri asing yang berkembang di Indonesia, bahkan di jakarta ini, bahkan di deket rumahku/di sekolah-sekolah..(baik itu karate, taekwondo, aikido, jiujitsu, dll); mereka semua rapi organisasinya dan tertib administrasi dan kebanyakan orang Indonesia yang belajar disana bs affordable..ato mungkin mereka itu dari kalangan menengah ke atas ya ???..tapi gak juga tuh banyak jg ya biasa-biasa aja dan aku kenal mereka..
Terlintas juga sekilas, apa silat mencontoh kayak gitu aja organisasi-nya dengan tarif per bulan yang jelas dan tentu saja tidak kejam kepada yang miskin, tetap ada dispensasi bagi yang tidak mampu (bahkan boleh tidak bayar) asal ada kemauan kuat untuk belajar dan 'membayar' dalam bentuk lain misalnya bantu bersih-bersih tempat latihan, bantu tenaga untuk guru-nya, dan lain -lain sesuai kesepakatan...
Aku juga secara pribadi bukan orang yang mampu atau mapan ekonominya, untuk mengeluarkan uang 100-rebu misalnya per bulan untuk bayar biaya latihan beladiri,misalnya, itu dengan perhitungan ketat dan kadang-kadang agak 'ngotot' ama istri juga he he..Ya alasanku uang itu investasi utk olahraga dan kesehatan, bayangkan mahalnya biaya kalo gak olahraga dan jatuh sakit..(suse juga ya jadi orang kecil dan pas-pas'an :'( )
tapi ya terkadang miris juga, aku sendiri jg banyak mengurungkan niat utk ikut ato belajar yg lain-lain karena soal ini..ato seperti teman-teman lain; sering juga gak latian karena ya lagi gak punya uang (bener-bener bokek, gaji yg pas-pas'an utk makan dengan istri :)) dan gak enak ati kalo latian tapi gak ngasih apa-apa ke guru kita, yang kita tahu kehidupan dia juga cukup prihatin..
:-[
tapi gimana juga ya..jadi binun
so ada yang coba ambil kesimpulan dari diskusi kita yang bisa mungkin diterapkan di tempat laithan masing-masing...
salam
S Birowo
-
Selain berusaha untuk mensejahterakan guru masing-masing dengan semua opini yang saya rasa semuanya baik untuk dilaksanakan, alangkah baiknya kita juga mempersiapkan diri bila suatu saat kita ditakdirkan mejadi seorang yang dipercaya untuk meneruskan ilmu yang kita dapat.
Dengan segala apa yang kita upayakan sekarang semoga kita dapat memiliki kemampuan untuk mengajar dengan baik dan mencoba meraih kebebasan finansial agar tidak bergantung dengan ilmu yang kita miliki.
Ada beberapa point penting yang saya dapat dari beberapa guru yang saya pernah belajar darinya :
1. Menjadi guru bukan keahlian silat saja yang utama namun bagaimana kita dapat menjaga akhlak agar bisa diteladani.
Misalnya, bagaimana murid dapat meneladani seorang guru yang menggantungkan hidupnya dari murid-muridnya.
2. Menjadi guru juga harus ikhlas dengan ilmu yang kita miliki.
Harap dibedakan antara "komersialisme" dan "profesionalisme". Seseorang boleh memberikan pelatihan dengan biaya tertentu namun profesionalisme tidak berarti menghilangkan unsur sosial dari ilmu beladiri itu sendiri. Menjadi profesional tidak menutup peluang sang guru untuk berjiwa sosial dan melakukan pekerjaan non profit seperti pelatihan gratis dll.
Semoga kita dapat melestarikan silat tradisional secara profesional dengan akhlak mulia.
-
Ide bagus untuk mensejahterakan para guru pencak silat (dlm konteks ini guru beneran, bukannya sekedar guru-guruan asal punya murid, asal punya fighting academy, asal keberadaanya di luar negeri?).
Bisa dicoba, para murid mengumpulkan iuran secara sukarela yang dikelola dengan cermat, sebagian digunakan untuk kegiatan PS bersangkutan, untuk kas dan sebagian lagi untuk para guru. Dalam saat bersamaan bisa juga dibentuk koperasi yang menjual kebutuhan sehari-hari.
Cara-cara di atas memang nampak sederhana namun prakteknya sulit, latihannya sih mau, perkara iurannya males.........
-
Zaman dahulu uang mungkin bukan salah satu tujuan pokok, tapi lambat laun semua kebutuhan sedikit-demi sedikit kita harus di beli memakai uang.
Maaf sebelumnya saya takut berprasangka terhadap guru2 tentang kebutuhan uang terhadap ilmu yang diberikan.
Saran saya setiap latihan diadakan iuran .
1. ditetapkan nilanya sesuai keadaan dan ini untuk kebutuhan anak murid sendiri.
2. Sodakoh seiklasnya yang ditujukan ke guru tersebut.
Matur suwun.
-
@mas AgungP
Setuju dengan gagasan sampeyan. Tapi kalau nunggu iuran kelamaan ngumpulnya.
Gimana kalau tiap member sahabatsilat "dihimbau" keikhlasannya mendonorkan minimal Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Perak/ Rupiah)/ tahun, effektif tahun 2008???
Sampeyan mau jadi pengelolanya nggak?
-
ini duitnya nanti disalurkan ke pelatih2 silat ya? atau sekedar untuk administrasi web? pemeliharaan hosting dsb?..
aku sebetulnya ada ide yg pasti bakal ngebantu tim admin buat masalah ky gini.. kl ternyata sekedar untuk admin sih.. tp lebih asik lg kalo kaya koperasi gitu ada pembagian shu ke member ;D
-
@mas AgungP
Setuju dengan gagasan sampeyan. Tapi kalau nunggu iuran kelamaan ngumpulnya.
Gimana kalau tiap member sahabatsilat "dihimbau" keikhlasannya mendonorkan minimal Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Perak/ Rupiah)/ tahun, effektif tahun 2008???
Sampeyan mau jadi pengelolanya nggak?
Ya udah Mas Sosro birowo aja jadi pengelolanya,
Per tahun Rp. 20.000 okelah tapi mana no rekeningnya Kalo bisa minggu ini aku trafer
-
@mas AgungP,
setuju [top]
@mas Sosro Birowo,
siap-siap saja di audit mas Puragabaya :D
-
Atur aje deh Bang... [top]
Kalo udeh kekumpul uangnye buat modal awal pendirian koperasi aje, bagus buat para pelatih ke depannye...standar aje koperasi simpen pinjem. Kalo udeh jalan bisa dikembangin ke bentuk laennye...
gut...gut...gut... [top] [top] [top]
-
;D ;D 20 Rb memang nilai yg sangat kecil, akan tetapi tidak mudah bagi sebagian anggota mau!, sdh banyak bukti kok. jadi yaaaaa..., progressnya hanya wacana dan wacana melulu, pesimistis sih tidak. hanya tidak ada konsistensinya saja.
Jangankan ingin mensejahterakan Guru2nya, bila tidak ada konsisten untuk pencak silat itu sendiri, bagaimana nih mas Sosro dan mas Java.
-
Betul kang Dreamcore, makanya kita mulain sekarang aja. Member SS yg kalo maen ke TMII mampir aja ke padepokan silat. Trus, tuh duit patungan minimal 20 rebu perak titipin Kisawung. [top]
-
Setuju,
mas Java nitip duit ya...Ntar kalau saya pulang saya ganti....dgn nasi goreng :D. Just kidding, tapi ini serius lho mas Java, saya mau ikutan nyumbang.
Salam
Chandrasa
-
@mas Chandrasa
Sekalian kawan-kawan disekitar Jerman yg simpati pada pencak silat Indonesia diajak partisipasi tapi bukan dipaksa ya.
Kalau ada yg banyak tanya mana proposalnya, siapa penanggung jawabnya, bagaimana pengelolaan selanjutnya, ya lebih baik gak usah ikut urunan. >:(
Ini kerja suka rela, semua dimulai dari niat ikhlas demi lestarinya pencak silat.
Biarpun gak ada proposal namun komitmen pengelola sahabatsilat silat sangat jelas. Tunjukin saja welcome note forum SS.