Apa itu battement-spel?
Mungkin banyak rekan2 sahabat silat yang belum mengenal atau mendegar tentang battement-spel. Ini sebenarnya adalah suatu istilah yang diberikan oleh komunitas VOC yang atas kegiatan Pibu(sparr/kumite/kompetisi MA) yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada masa sekitar abad ke 15 hingga 16.
battement-speldiselenggarakan oleh komunitas masyarakt Cina yang tinggal di dalam Benteng Batavia sekalipu kadang juga kegiatannya dilaksanakan di daerah ommeladen. Tujuan diadakan kompetisi silat ini lebih bersifat ke arah hiburan bukan untuk tujuan olahraga atau uji ketangkasan para pendekar di masa itu. Pertandingan biasanya dilaksanakan menjelang akhir tahun masehi (Nopember - Desember), dilakukan pada sore dan/ataupun malam hari, waktu kompetisinya memakan waktu sekitar 2-4 minggu, tergantung dari banyaknya peserta, dan petaruh yag masih ingin terus berjudi.
Aturan dalam battement-spel masih sangat tradisional, dimana para peserta bertanggung jawab sendiri atas segala resiko yang terjadi selama pertandingan, termasuk resiko kematian dan cacat. Penetapan kalah dan menang dilihat dari; kemenangan KO, menjatuhkan peserta lain ke luar arena (arena berupa lahan gundukan, atau bisa juga panggung), lawan menyerah, atau panitia menganggap seorang peserta sudah tidak mampu lagi melanjutkan pertandingan. Sistem pertandingan adalah setengah kompetisi, dimana para peserta dibagi atas beberapa group, yang kemudian juara group akan bertanding lagi dalam sistem gugur. Tidak ada pembagian kelas berdasarkan berat, larangan yang ada hanya serangan "sengaja"ke arah yang dianggap berbahaya semisal mata, telinga, alat kelamin.
Mereka yang mendapat keuntungan dari battement-spel:
1. Para peserta yang selain mendapat nama, juga mendapat keuntungan materi yang berasal dari uang pertaruhan. Sekalipun pibu ini diselenggarakan oleh masyarakat Cina bukan berarti pesertanya berasal hanya dari masyarakat Cina, banyak juga orang2 Pribumi dari berbagai macam etnis (Jawa, Sumbawa, Bugis, Banten, India, Arab, dsb) ikut serta di dalamnya. Sekalipun kehormatan adalah hal yang penting bagi para pendekar di masa itu tetapi banyak juga peserta yang leih tertarik hadiah materinya yang lebih menggiurkan (konon bisa melebihi 500 gulden).
2. Para petaruh yang umumnya berasal dari masyarakat Cina (ada juga dari pribumi, bahkan ada orang Eropa), memanfaatkan momen ini untuk bertaruh habis2an pada jagoannya masing2, bahkan sampai ada yang memelihara jagoannya sendiri khusus untuk ikut serta dalam battement-spel. Boleh dibilang kompetisi ini ada demi kepentingan para penjudi.
3. Masyarakat umum menjadikan momen ini sebagai tempat rekreasi, karena selain mereka dapat menonton pibu mereka juga disuguhi tontonan tarian dan musik. Selain itu banyak juga pedagang yang juga mencoba mencari rejeki di keramaian battement-spel.
4. Karena umumnya acara diselenggarakan di daerah pasar, maka para tuan tanah pemilik pasar (yg memiliki lisensi dari VOC) juga mendapatkan keuntungan dari pungutan sewa tempat yang cukup tinggi dikenakan pada para pedagang, dan juga komisi petaruhan dari bandar yang ditunjuk oleh tuan tanah. Perlu diketahui pada masa itu kebanyakan pasar dimiliki oleh swasta yang memiliki lahan dan mendapat lisensi, hari pasar pun dibatasi. Pasar pertama yang dimiliki oleh pemerintah VOC adalah Pasar Senen.
Pembubaran battement-spel
Karena battement-spel selalu menimbulkan keramaian yang dianggap berlebihan oleh penguasa VOC, sehingga menimbulakn potensi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban. Ditambah lagi dengan kekuatiran terjadinya penyeludupan dari musuh2 VOC (semisal Mataram) ke dalam Batavia, karena umumnya saat battement-spel banyak orang dari luar Batavia ikut hadir dalam acara tersebut entah menjadi pesreta atau sekedar penonton, maka pada 30 Januari 1722, battement-spel dilarang diadakan.
Sekalipun demikian usaha untuk tetap mengadakan battement-spel terus diupayakan secara sembunyi2. Sayangnya karena sembunyi2 inilah akhirnya battement-spel hilang popularitasnya dan kemudian dilupakan orang.