pewaris atau penerus perguruan

[ajigineng]

apa sih perbedaan pewaris dan penerus perguruan..?
karena hal ini sering menjadi polemik di dalam perguruan khusunya perguruan tradisional... sewaktu sang guru masih ada tetapi anak2 beliau belum ada yg mampu mewarisi maka perguruan itu di lanjutkan oleh muridnya..nah ketika si anak sang guru sudah besar..dia mau meneruskan bapaknya eee malah mendapat perlawanan dr murid bapaknya sendiri....sungguh ironis bila itu terjadi dan memperhatinkan apa lg kita hidup dijaman moderen ini.

apakah seorang pewaris ini harus memilik hubungan darah atau tidak perlu asal sang guru sudah mewarisakan... atau disebut penerus perguruan si murid yg sementara mewarisi perguruan dr gurunya..sambil menunggu si pewaris atau anak dr si guru ini ada yg mampu..??

hal ini perlu menjadi perhatian karena menyangkut sejarah keberlangsungan dr sebuah perguruan..pun menyangkut tentang kehidupan si sang guru itu sendiri( lebih bersifat ke ekonomi..)

sungguh miris bila ini terjadi..semoga dengan kebesaran hati sebagai pendekar yang tentunya bisa mempertimbangkan baik dan buruknya...semoga masalah pewaris dan penerus ini tidak menjadikan sebuah perguruan menjadi pecah sehingga keilmuan dr perguruan tersebut hilang....

[duyungson]

Mohon ijin urun rembug mas, kalo menurut saya sebaiknya memang penerus perguruan adalah jg pewaris darah alias keturunan sang guru sepuh sendiri, tentunya dgn syarat bhw si keturunan ini benar2 mampu (dilihat dari skill & pemahaman ttg keilmuannya) & mau (mengurusi perguruan bukan malah merongrong).
Jika ternyata si keturunan tidak mampu atau tidak mau, baru dicari dari murid sang guru sepuh yg paling mumpuni. Lalu selanjutnya di masa depan diusahakan hal ini dikembalikan ke garis keturunan sang guru sepuh dgn cara melatih cucu sang guru sepuh. Tentunya dituntut kebijakan & kebajikan dari seluruh warga perguruan tsb akan hal ini.

[ajigineng]

Mohon ijin urun rembug mas, kalo menurut saya sebaiknya memang penerus perguruan adalah jg pewaris darah alias keturunan sang guru sepuh sendiri, tentunya dgn syarat bhw si keturunan ini benar2 mampu (dilihat dari skill & pemahaman ttg keilmuannya) & mau (mengurusi perguruan bukan malah merongrong).
Jika ternyata si keturunan tidak mampu atau tidak mau, baru dicari dari murid sang guru sepuh yg paling mumpuni. Lalu selanjutnya di masa depan diusahakan hal ini dikembalikan ke garis keturunan sang guru sepuh dgn cara melatih cucu sang guru sepuh. Tentunya dituntut kebijakan & kebajikan dari seluruh warga perguruan tsb akan hal ini.

salam mas Duyungson...
bener apa yg di katakan mas ini....semoga apa yg mas sampaikan ini bisa menjadi aspirasi bagi perguruuanya yg memiliki permasalahan seperti diatas...tetapimemang sulit bagi seseorang yang merasa telah membesarkan perguruan..dan menjabat sebagai pewaris harus mengembalikan perguruan kepada darah waris yg sebenarnya he he he lagi2 ( harta,tahta ) menjadi penutup kebeneran...

[Unknown]

sebuah topik diskusi yamg menarik

ketajaman mata dan hati kang mas pendekar yang menjadi idola ku ini selalu bs menangkap fenomena dunia persilatan
yang aktual dan selalu up2date, dan tentu saja berdasarkan pengalaman yang sudah sangat luas tentu nya...

silakan dilanjut diskusi nya, mas
ditunggu juga masukan2 dari para sahabat sekalian...

[ajigineng]

sebuah topik diskusi yamg menarik

ketajaman mata dan hati kang mas pendekar yang menjadi idola ku ini selalu bs menangkap fenomena dunia persilatan
yang aktual dan selalu up2date, dan tentu saja berdasarkan pengalaman yang sudah sangat luas tentu nya...

silakan dilanjut diskusi nya, mas
ditunggu juga masukan2 dari para sahabat sekalian...

Kangmas Supoter ..semoga selalu sehat,banyak rezeki dan bahagia...
tidak baik berlebihan lho......tetapi saya memang prihatin..melihat fenomena ini semoga ini tdk terjadi pada saudara2ku persilatan saya rasa baik2 saja....

[mulyanaselamet]

  Mohon ijin gan...tuk sumbang rembuk..moga bisa diterima..dan klo kurang lurus dlm rembuk ini mohon pelurusan...
Hal yg menarik dalam fenomena perguruan tradisional Pencak silat Polemik siapa Pewaris dan Siapa Penerus Perguruan..
Menurut pandangan saya adalah Pewaris adalah yg mempunyai hubungan darah dengan Pendiri Perguruan itu..karena Pendiri adalah yg mempunyai wadah dan produk aliran yg pertama ia kembangkan..dan bisa di akui oleh seluruh anak didiknya..
Pewaris dari garis keturunan inilah yang mewarisi hak paten Produk bela diri yg telah dikembangkan dari leluhurnya..dan Pewaris ini belum tentu bisa menjadi Penerus Perguruan...dan sebaliknya yang bukan garis keturunan dari Pendiri bisa jadi Penerus Perguruan.
Kenapa demikian ..? Menurut pendapat saya adalah seorang Ahli waris Perguruan yg masih ada pertalian darah belum tentu mempunyai jiwa kepemimpinan dan belum tentu pula menyerap ilmu yg di ajarkan dari sang Pendiri..dan ahli waris ini tidak bisa menjadi Penerus Perguruan melainkan hanya sebagai Pewaris Silsilah dan sejarah aliran itu berasal..
Dan orang lain bisa menjadi Penerus karena sudah di pandang mampu dan mumpuni dalam penguasaan ilmu yg dia pelajari dari Pendiri . Yang terpenting dari Penerus Perguruan adalah tidak meninggalkan sejarah dan silsilah darimana ilmu berasal dan tidak melupakan Pendiri dan Penciptanya..,dan yg tidak kalah Penting adalah ijin dr ahli waris Perguruan dalam mengembangkan ilmu yg tlh diperoleh.
Disinilah Pewaris dan Penerus Perguruan di tuntut untuk saling keterbukaan..karena masing2 ada kekurangan dan kelebihan yg bisa mempengaruhi maju mundurnya sebuah Perguruan..
Demikian pandangan saya klo ada yg salah mohon di luruskan..
Salam

[Bayu Umbara]

Betul mas setuju sekali
apalagi kalau seorang pewaris sekaligus adalahj sebagai penerus perguruan itu akan lebih mantap dan lebih menarik dari segi nilai jual perguruan tersebut bagi masyarakat luas dalam mengapresiasi perguruan tersebut, sehingga akan semakin berkembang jumlah peminatnya,karena tingkat kepercayaan dan daya tarik dari silsilah itu sangat besar dalam kultur di masyarakat indonesia pada umumnya,sekian mas terima kasih
salam

[mulyanaselamet]

  Memang betul yg UDa Bayu katakan..tapi banyak fenomena seorang ahli waris Perguruan yg mempunyai pertalian darah dgn Pendiri.
Mungkin karena segan belajar ama bapaknya sehingga dalam belajar jd ogah2 dan materi yg diserap menjadi minim.. Sedang org lain yg belajar dari sumber yg sama mampu dan mumpuni dalam menyerap materi yg diberikan.
Dari waktu ke waktu proses pergantian Pewaris dan Penerus Perguruan sdh tiba,disini awal kotradiktif siapa Pewaris sekaligus Penerus Perguruan.
Lebih mantab memang Ahli waris sekaligus Penerus akan menambah nilai jual karena telah terbukti sang Pendiri tlh berhasil mendidik Anaknya meski dalam Proses segan,atau ketidak enakan,dan frekwensi emosi yg tinggi di bandingkan dgn beliau mendidik org lain.
Salam..

[Bayu Umbara]

Betul seperti yang saya alami,anak2 dari guru saya ga ada yang bisa silat

[muramasa]

Betul seperti yang saya alami,anak2 dari guru saya ga ada yang bisa silat

tampaknya ini semacam dilema dari seorang yg menjadi guru/pendiri suatu perguruan (silat dll)

saya punya guru meditasi juga anak2nya ga ada yg minat/serius belajar dari bapaknya padahal murid2nya banyak.untungnya guru sy itu open minded jadi muridnya yg serius belajar ya dapat ilmu yg paling banyak.namun demikian anak kandungnya juga amati sdh dikasih infrastruktur lengkap jd begitu serius belajar (menurut sy) langsung bisa mengalahkan muridnya no.1

kita sebagai murid yg ga ada hubungan darah memang harus sadar diri bahwa ada hal2 yg ga bisa dikalahkan oleh dedikasi,ketekunan yaitu cinta kasih orang tua thd anak.

namun demikian ilmu2 yg kita dapat dari guru kita sepenuhnya adalah milik kita jadi begitu kita dikasih hak buat mengembangkan ya terserah kita mau diapakan
analoginya guru kasih ke anaknya pohon yg sdh banyak buahnya sedangkan ke kita muridnya kasih pohon yg masih muda maka pohon yg masih muda itu hak kita merawatnya sehingga jadi banyak buahnya (syukur2 bisa lebih banyak buahnya) ntar buahnya ya terserah kita mau diapakan.mungkin itu batang pohon bisa kita stek dgn varietas sejenis yg lebih unggul jadi varietas hybrid yg lebih canggih. maka si anak guru ga punya hak mengklaim varietas hybrid yg kita kembangkan