jurus andalan?

[adit joker]

sekedar mau share aja, biasanya klo anda sparring atau kelahi beneran suka pake jurus andalan apa nih?

[Red Hawk]

kalau itu tidak mengakibatkan aku kehilangan nyawa, atau tidak mengancam keluarga, orang lain, Negara, sahabat dan Agama, aku mending lari aja. ngapain repot ngeladenin orang kayak gitu.

[Java]

Betul.....

[Nagapasa]

sekedar mau share aja, biasanya klo anda sparring atau kelahi beneran suka pake jurus andalan apa nih?

IMHO, sparring dengan berkelahi konteksnya lain. kalau sparring memang kita bertarung untuk membuktikan sesuai (siapa yang lebih unggul) baik dengan tujuan prestasi maupun yang lain, sedangkan berkelahi lebih pada sikap membeladiri untuk menjaga kehormatan atau memaksakan kehendak yang menyebabkan kita 'terpaksa' untuk bertarung.

menurut saya ini dikembalikan pada keseberapa kita menyadari untuk apa kita belajar beladiri. kembali ke tujuan, saya kira kita belajar beladiri bukan ingin hapal gerakan yang indah saja kan? kalau hanya sekedar hapal gerakan apa bedanya dengan orang yang hanya belajar tari. tetapi kita tentunya ingin memahami dan mungkin bahkan mencoba keampuhan apa yang selama ini kita pelajari.

Yang membedakan kita belajar beladiri dengan belajar yang lain adalah ditanamkannya sikap ke satria, pantang menyerah dan berani membela kebenaran. meski terkadang pada prakteknya ini menjadi semu, tetapi kembali sebagai orang yang pernah belajar beladiri ego bahwa saya bisa beladiri pasti ada.

nah kalau saya di tanya bila berkelahi suka pakai jurus andalan apa? maka saya akan menjawab saya akan memakai jurus yang akan menyelamat saya dan lawan saya. tidak mencederai dan  tetap menjaga silaturahmi. setelah pertarungan pun kita tidak boleh memiliki rasa dendam, kalau memang kalah teknik ya kita harus saling mengakui.

sikap menghindar dari pertarungan menurut saya adalah yang tidak pantas di tunjukkan sebagai seorang praktisi beladiri, sikap berani menerima tantangan hendaklah diartikan sebagai kesiapan kita dalam menerima konsekwensi karena belajar beladiri. dan juga sebagai pembuktian pada kita bahwa kita yakin atas apa yang telah kita pelajari memang layak untuk di uji

[dsbasuki]

sikap menghindar dari pertarungan menurut saya adalah yang tidak pantas di tunjukkan sebagai seorang praktisi beladiri, sikap berani menerima tantangan hendaklah diartikan sebagai kesiapan kita dalam menerima konsekwensi karena belajar beladiri. dan juga sebagai pembuktian pada kita bahwa kita yakin atas apa yang telah kita pelajari memang layak untuk di uji

Salam...
Kalo saya membedakan pertarungan itu ada 2: (1) pibu atawa istilahnya adu kepandaian, dan (2) beladiri/tarung jalanan (street fighting). Kalo pendapat Mas Nagapasa di atas, menurut saya, masuk dalam kategori pertama, yaitu pertarungan adu ilmu atawa saling jajal keilmuan. Sedangkan untuk pertarungan beladiri, bagi saya sekarang ini adalah hal yang sangat sangat kepepet demi menyelamatkan selembar nyawa (baik diri sendiri atawa orang lain) atau demi menjaga kehormatan (kehormatan apa saja)... Selama masih bisa dihindari, lebih baik saya menghindar. 

Salam....

[DasaMan]

Kalo saya membedakan pertarungan itu ada 2: (1) pibu atawa istilahnya adu kepandaian, dan (2) beladiri/tarung jalanan (street fighting). Kalo pendapat Mas Nagapasa di atas, menurut saya, masuk dalam kategori pertama, yaitu pertarungan adu ilmu atawa saling jajal keilmuan. Sedangkan untuk pertarungan beladiri, bagi saya sekarang ini adalah hal yang sangat sangat kepepet demi menyelamatkan selembar nyawa (baik diri sendiri atawa orang lain) atau demi menjaga kehormatan (kehormatan apa saja)... Selama masih bisa dihindari, lebih baik saya menghindar. 

Nah, sekarang bila kasusnya adalah dalam suasana rapat, melalui debat panas, tiba2 si bos yang merasa terpojokkan (karena memang melakukan kesalahan fatal) melayangkan tinju, itu masuknya pibu, atau street fighting?

Tantangan terbuka seperti itu apakah diterima, atau dihindari?

[dsbasuki]

Nah, sekarang bila kasusnya adalah dalam suasana rapat, melalui debat panas, tiba2 si bos yang merasa terpojokkan (karena memang melakukan kesalahan fatal) melayangkan tinju, itu masuknya pibu, atau street fighting?

Salam Mas DasaMan...
  Wah, kebetulan saya pernah mengalami kejadian yang mirip seperti itu, tapi bukan sama Boss, melainkan seorang supervisor yang salah paham dan salah mengerti maksud saya, dan mengira kalau saya menyudutkan dia. Repotnya, ilmu silat saya ini masih dalam katagori tanggung, jadi belum bisa sepenuh hati dan pikiran dalam mengendalikan diri, jadinya, pas dia melayangkan sebuah pukulan "ngawur" ke arah kepala, refleks saya yang bekerja... Untungnya, dia "cuma" terduduk megap-megap dan nggak sampe pingsan terkena "pukulan pendeta" saya (dalam sepersekian detik untungnya saya masih sempat membuang tenaga, tapi tetap aja telat... Momentumnya masih ada...).  Memang sih... suasana yang tadinya ribut dan panas, mendadak jadi sunyi senyap bak di kuburan...

Tantangan terbuka seperti itu apakah diterima, atau dihindari?

Wah, kalo Sampeyan memancing, pancingan Sampeyan berhasil! 
Setelah dia "terduduk" dan "megap-megap", saya hampiri untuk minta maaf dan harus "elus-elus" ulu hatinya sambil nyenyuwun ke Gusti Allah agar ga berakibat lebih lanjut. Urusannya jadi agak panjang... Sempat ke Country Manager dan HRD segala... Kalo bisa sih, saya jangan sampe mukul segala... Kalo saya bisa memutar waktu, sebaiknya saya tidak terlibat dalam situasi seperti itu... Berkelahi, apapun alasannya, bisa mengakibatkan saya kehilangan pekerjaan. Dan itu tidak sebanding dengan "sekian detik" kejadian yang amat saya sesali. Kalo masih sempat ditantang atau menghindari pukulannya tanpa membalas, itu jauh lebih baik... Karena, saya masih bisa menolak dan menghindarinya...

Maaf.... Sekedar cerita dan menanggapi... tanpa maksud lain....

Salam...

[Java]

Nah, sekarang bila kasusnya adalah dalam suasana rapat, melalui debat panas, tiba2 si bos yang merasa terpojokkan (karena memang melakukan kesalahan fatal) melayangkan tinju, itu masuknya pibu, atau street fighting?

Tantangan terbuka seperti itu apakah diterima, atau dihindari?

Saya pribadi pernah menghadapi situasi tsb sekitar 3/4 kali yg kesemuanya berhubungan dg kerja dan dihadapan umum. Kebetulan mrk subordinates saya sendiri. Poin saya bukan siapa benar atau siapa salah, maupun siapa punya otoritas?
Namun saya memutuskan untuk minta maaf. Urusan selesai.

Kalau toh mau diteruskan, saya bisa bunuh mereka, baik secara fisik atau karir !

Meski saya mengambil inisiatif untuk menyudahi kesalahpahaman secara sadar, jujur saja, saya perlu waktu untuk bisa menerima keputusan tersebut karena adanya rasa terhina, di acuhkan, egoisme dsb. :'(

Saya sadar sepenuhnya, kesalahan beberapa detik bisa berakibat penyesalan seumur hidup. Membunuh orang itu mudah! Tapi konsekuensinya tidaklah ringan.  Begitupun memecat seseorang tidak terlalu sulit asal otoritas atau koneksi ada. Namun akibatnya juga tidak sepele. Kedua hal tsb jelas berdampak kepada korban, keluarganya, relasi, lingkungan dst nya.

Kembali kepada keputusan untuk berkelahi atau tidak? Itu tergantung masing-masing individu. Berkelahi atau tidak adalah soal pilihan, namun bukan keharusan.

salam,



 

[dsbasuki]

Membunuh orang itu mudah! Tapi konsekuensinya tidaklah ringan.

Salam,
Setuju dengan Mas Java!  Apalagi zaman sekarang ini, konsekuensinya bukan hanya di bidang hukum, tapi menyangkut banyak hal. Bagi saya yang sudah berkeluarga dan saya juga merupakan tulang punggung keluarga, salah langkah dalam hidup, konsekuensinya juga harus ditanggung oleh anak istri saya. Ini yang saya tidak bisa terima.

Ada satu pelajaran berharga yang saya dapatkan dari adik saya:
Dia bilang, "Mas, kadang kala gertak sambel itu perlu, biar sama-sama selamat. Situ selamat, sini juga selamat."
Dan saya sudah buktikan sendiri. It worked 100% buat saya. Bukan untuk menyombongkan diri, tapi semacam "deterrant" (penangkal) agar situasi yang tidak mengenakkan tidak menjadi lebih buruk karena hal-hal yang di luar kendali.

Oh ya, dari pengalaman hidup, saya sampai pada kesimpulan bahwa biasanya yang hot temper dan sumbu pendek plus tukang cari gara-gara itu adalah orang yang mencoba menutupi sesuatu dari dirinya dan butuh suatu pengakuan dari orang lain. Pada umumnya, mereka juga relatif berilmu dangkal, masih belum merasa yakin pada penguasaan ilmunya, sehingga butuh uji coba dengan orang lain (yang diharapkan lebih inferior dari dirinya sendiri). Tapi ini bukan dalam konteks pibu ato jajal ilmu lho.... Lain lagi itu ceritanya.

Sekedar sharing...

salam...

[Nagapasa]

@all

saya setuju dengan pendapat anda sekalian, hanya saja kapan beladiri di gunakan itu juga menjadi salah satu point penting.

sebenarnya ujian terberat bagi seorang praktisi beladiri adalah di mana kita harus memilih kita melayani (untuk membeladiri) atau kita Lari (untuk membela diri juga)

nah kalau sudah urusan nyawa ya tinggal 2 itu pilihannya keduanya tujuannya beladiri dengan cara menghadapi maupun dengan cara lari.

nah kembali ketopik jurus andalan, pertanyaan saya adalah seberapa yakin kita punya jurus andalan memang dapat di andalkan sedangkan kita tidak pernah sekali pun menggunakan jurus itu dalam real fighting ?

real fighting yang mungkin engak harus berkelahi mengadu yawa, tetapi paling tidak teknik saya bisa terbukti ampuh menghadapi lawan.

contoh yang paling gampang, misalkan teknik andalan saya adalah : Pukul lurus Kiri, Pukul lurus kanan, Sabit kiri, sabit Kanan trus tendangan T Kiri. apakah memang ampuh ?

atau misalkan saya lebih suka menunggu, kemudian ketika musuh masuk menyerang kita tinggal egos Kiri atau kanan terus di sambung sabit kiri atau kanan kearah rusuk dan tendangan lurus kedepan, apakah memang ampuh ?

Nah kalau kita belajar jurus dengan 'apal cangkem' (hapal buta) tentunya kita tidak akan menemukan satu form/jurus andalan yang memang kita anggap ampuh. Esensi jurus itu bukan dari gerakan saja tetapi maksud dan tujuan dari jurus itu sendiri. semakin memahami esensi jurus dan melatih jurus agar menjadi sempurna dan bersatu dengan reflek dan feeling dari kita maka semakin membuat jurus itu menjadi jurus andalan kita.

nah masih ada yang punya jurus andalan ?

[srdananjaya]

nah masih ada yang punya jurus andalan ?

Ada mas...

Berserah diri kepada Allah SWT

 

[DasaMan]

quote removed

Tapi tetap terus berusaha... ora et labora?

[Java]

quote removed

mas Sunan yang itu mah wajib hukumnya.

Btw mas nagapasa tahu tuh tehnik-tehnik andalan sampeyan .....

[Java]

nah masih ada yang punya jurus andalan ?

Hemat saya, jurus andalan bukanlah terfokus pada suatu format serangan tertentu namun lebih menitik beratkan pada "accuracy dan timing" (maaf bhs gado-gado).

Penyelesaian tanding lebih ditentukan pada kedua aspek di atas dibanding ampuhnya tendangan kilat atau pukulan geledek.

Serangan keras pada titik sasaran dan waktu yg salah maka akibat yang timbul kemungkinan besar tidak maksimal. Bisa jadi lawan "klenger", tapi ada peluang dia bangkit untuk menyerang dengan telak.

salam,

[Nagapasa]

He he he...  

nah masih ada yang punya jurus andalan ?

Ada mas...

Berserah diri kepada Allah SWT
 

mas Sunan yang itu mah wajib hukumnya.

Btw mas nagapasa tahu tuh tehnik-tehnik andalan sampeyan .....