Tewas Setelah Latihan Pencak Silat

[ulil]

dari detiksurabaya

Seorang murid sebuah perguruan pencak silat tewas setelah menjalani hukuman fisik dari sang senior atau pelatih. Tulang leher Ishak Dapalawi warga Gubeng, Surabaya, patah dan terjadi penyumbatan.

"Saksi sudah kita periksa," kata Wakapolsek, AKP Liwoto Gubeng saat dihubungi detiksurabaya.com, Rabu (6/4/2011).

Liwoto menjelaskan, kejadian bermula saat korban berlatih bela diri di Lapangan Hoki, sekitar pukul 19.30 WIB pada Selasa (5/4/2011). Saat itu korban mendapatkan hukuman dari pelatih berupa hukuman fisik.

"Hukuman itu diberikan karena korban tidak masuk tanpa alasan selama 3 kali latihan. Setelah mendapat hukuman fisik, korban langsung lemas dan langsung dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 21.30 WIB, tapi nyawa korban tidak tertolong," jelasnya.

Dari hasil otopsi, Liwoto mengatakan jika korban mengalami patah tulang serta luka lebam di sekitar leher. Saat ini, pihaknya masih belum menetapkan tersangka atas kematian korban.

"Kita masih mendalami kasus ini dengan memeriksa 8 orang saksi termasuk keluarga korban, pelatih dan teman korban dalam latihan pencak silat," tandasnya.

http://surabaya.detik.com/read/2011/04/06/144436/1610078/466/ishak-dapalawi-tewas-setelah-latihan-pencak-silat?y991102465

entah pihak mana yang tidak pas ....
tapi yang pasti bagi saya hal ini sangat menyedihkan
 

[limpato]

Tewas setelah berolah raga kadang kala bisa terjadi, namun andaikan tewas karena kekerasan fisik sewaktu latihan pencak silat ini memang sangat disayangkan.
Saya jadi ingat suatu ketika salah seorang sesepuh dari Silat Pauah, Kota Padang mengatakan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ,
 "belajar silat untuk menghindari kamu cedera akibat pukulan, bukan untuk membuatmu cedera, jika kamu sudah cedera saat belajar, tidak ada guna silat buat mu". Oleh karena itu beliau mengajarkan silat dengan lembut atau dipapah untuk menghindari  cedera. 
Suasana belajar santai, relaks dan resiko cedera sangat rendah..

Cobalah tanya kepada orang yang mau belajar beladiri, buat apa mereka belajar, jawabnya adalah...
a. beladiri
b. olah raga
c. memelihara tradisi
d. buat gagahan (niat terselubung hehehe..)

secara umum (tidak selalu) mereka menjawab buat beladiri, kenapa beladiri? supaya jangan celaka jika kelak ketemu musuh. Alangkah malangnya nasib si murid ketika harus celaka pada saat mengambil ilmu beladiri yang bertujuan untuk menghindari dirinya dari celaka kelak...

Mungkin kita harus dapat konfirmasi lagi bagaimana cedera fatal ini terjadi, apakah karena tanding dengan teman atau kena pukul oleh pelatih sebagai hukuman fisik.

Namun apapun adanya, sangat disayangkan ketika orang harus cedera (permanen)  atau sampai kehilangan nyawa untuk mendapatkan ilmu beladiri. .
 

[Suprapto]

Peristiwa memilukan ini terjadi di Ranting Gubeng, dari perguruan silat terkenal (nama perguruan sdh kami ketahui, biarlah nanti anggotanya yg ada di forum ini klarifikasi sendiri).
Dari keterangan POLRI, pesilat Ishak Dapalawi (16 th) mendapat hukuman fisik dengan mendapat tendangan dan pukulan oleh tiga senior/pelatihnya, RJ(24 th), R (20 th), HTW (24 th). Lehernya kena tendangan langsung tumbang.
Saat ini ketiga pelatih tersebut sudah diciduk dan ditahan polisi.

Semoga arwah pesilat muda tersebut diterimaNya. Keluarga yang ditinggal tabah tawakal. Amin.

[sedyaleksana]

Mas Prapto, saya baca di Kompas disebutkan nama perguruannya.

Semoga arwah pesilat muda ini diampuni segala kesalahannya dan diterima kembali kepadaNya, dan semoga keluarga yg ditinggalkan dianugerahi ketabahan.

Ikut berduka cita dan prihatin
Chandrasa

[sedyaleksana]

Koreksi posting saya di atas. Di Kompas pun belum disebutkan nama perguruannya. Saya salah lihat dgn tulisan tahun 2010. Mohon maaf.
Salam
Chandrasa

[Satria Naga]

Sudahkah mendapat info dari teman teman di Surabaya Mas?

[Suprapto]

Menurut info rekan2 di Unair, tahun lalu di ranting Surabaya perguruan yang sama asal Madiun ini juga ada korban tewas patah leher, ketika latihan loncat harimau.

Salam.
 

[kunderemp]

Kalau loncat harimau trus patah leher, itu kelalaian.
Dulu waktu latihan aikido di Amrik, ada semacam surat untuk membebaskan (waiver) pelatih akibat kelalaian peserta.

Ada kawan yang mengatakan, di GBI jujutsu juga ada semacam surat itu.

Kalau kasus yang baru terjadi, rasanya sudah mengarah ke delik penganiayaan.

Oh yah, Mas Suprapto, jangan memberi petunjuk lagi dong perguruan yang mana walau kami sudah mulai menerka2 begitu tahu peristiwanya di Jawa Timur.

[Suprapto]

Ya mas Kunderemp.
Banyak perguruan yang banyak kolat/ranting/cabang asal Jatim jadi bertanya tanya. Mudah2an info diatas cukup.

Kita jadi ingat sinyalemen kang Taufan/TP beberapa bulan lalu. Karena besarnya ekspansi/pertumbuhan sasaran/kelompok latihan/ranting, yang tidak berimbang dengan pertumbuhan jumlah dan persebaran pelatih yang kompeten, terkadang perguruan terpaksa merekrut pelatih yang belum matang, terutama dari sisi "duga prayoga", masih emosional.
Semoga menjadi renungan kita semua.

Salam.
 

[hb]

sedih banget baca berita ini 

kalau ini murni hukuman apa memang aturan perguruan sampai seperti itu atau hanya arogansi pelatih lokal saja.
Sepemahaman ane untuk menciptkan disiplin masih banyak cara lain dibandingkan dengan pukulan, apalagi pukulan ke daerah yg berbahaya. 

[corocak3p]

Perguruan yang sering tawuran ini memang banyak masalah dan selalu membawa image trouble maker, seharusnya mereka sadar kenapa di banyak tempat Perguruan ini kurang disukai dan meresahkan... sangat memprihatinkan dan membuat Perguruan silat pada umumnya cukup terpukul, semoga hal seperti ini tidak terulang lagi...

Salam

[Bayu Umbara]

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un....turut berduka cita...sangat disayangkan sekali.. pilu hati ini mendengarnya...ada pesilat yang mati karena belajar silat...sebuah pukulan lagi bagi dunia silat tanah air...kita ambil hikmahnya dari kejadian ini..mudah2an tidak ada lagi kejadian serupa dimasa yang akan datang,amiin,mohon maaf terima kasih
salam

[sedyaleksana]

@Arifin aka Satria Naga: saya sdh dapat info dari anak2 Surabaya per SMS. Tapi ya seperti kata mas Prapto, biarlah perguruan yg bersangkutan yg klarifikasi di sini, supaya tidak menjadi polemik.

Salam
Chandrasa

[sedyaleksana]

@corocak3p: saya harap tidak perlu mempolemikan perguruan tertentu di sini. Karena itu bukan tujuan sahabat silat.
Salam
Chandrasa

[kunderemp]

Tragedi yang merampas harapan Isak menjadi pendekar itu berlangsung di Lapangan Hoki Jl Dharmawangsa, Selasa (5/4/2011) malam sekitar pukul 19.30 WIB. Di tempat itu, selama empat bulan terakhir, Isak bergabung dengan [*nama*perguruan*].

Menurut informasi, malam itu Isak ikut latihan setelah tiga hari absen karena sakit. Namun, guru silatnya tidak mau menerima penjelasan siswa kelas 2 jurusan Teknik Listrik SMK Rajasa itu bahwa ia sakit.

Lalu oleh ketiga guru itu, Respati, Rendra, dan Harun, Isak disuruh keluar barisan dan berdiri di depan teman-temannya, untuk menerima hukuman.

Menurut Melkianus, malam itu, kepala hingga perut Isak diselubungi sarung merah, sehingga tidak melihat apa pun di sekelilingnya. Lalu murid-murid lainnya disuruh balik kanan,” ujar Melkianus berlinang air mata.

Setelah itu, kata Melkianus mengutip pengakuan rekan-rekan anaknya, secara bergantian ketiga pesilat senior itu menendang dan memukul kepala, kaki, dan perut Isak hingga akhirnya ia tewas.

Versi lain yang ditemui Surya saat di lokasi pada Rabu pagi, Isak juga diminta berguling-guling di lapangan tersebut. Ini terlihat dalam pemeriksaan di rumah sakit, punggung, dan celana Isak penuh dengan pasir.

Akibat hukuman itu Isak pingsan. Menurut informasi, Isak sempat dibiarkan pingsan dan latihan dilanjutkan. Namun, kelompok itu khawatir begitu melihat Isak tidak juga sadar dari pingsannya sampai pukul 22.00 WIB.

*mengelus dada...