Kalau menurut sy, kemampuan tsb tdk hilang tetapi ter"blok" akibat "un-natural fear" spt nervous, grogi, emosi, dlsb. yg mengakibatkan "hilangnya" kreativitas & "hilangnya" refleks.
Deteksi apakah tjd "bloking" yi dgn memperhatikan gerakan jari tangan yg tdk luwes (kaku, bergetar, dlsb), gerakan2 tubuh/yg lain yg "keluar jalur", ritme napas (dlm bbrp kasus ada yg malah cenderung menahan napas terlalu lama).
Menurut referensi, sebaiknya:
1. Tetap rileks, bernafas normal (napas dalam) yg salah satu tujuannya spy dpt tetap "melihat permasalahan scr utuh"
2. Dlm berlatih jurus, biasakanlah tdk melakukan/menghapal scr berurutan tetapi dilakukan scr acak, mslnya: jurus 7,2,5,8,9,3, yg bertujuan utk menstimulus refleks.
3. Teknik "repetitive dlm berbagai tempo kecepatan" mslnya gerakan/jurus 7 dlm tempo lambat, sedang, cepat yg bertujuan utk menyempurnakan detail gerakan.
4. Perbanyaklah ber"silaturahmi", banyak2 mencari "sparring partner"
5. Yg terakhir, tdk mudah dilakukan di jaman modern spt sekarang (kec yg biasa nongkrong di terminal2, di pasar2), yi: dapatkan kondisi "real" utk mengevaluasi penguasaan ilmu. Mungkin itulah sebabnya kenapa org2 dulu aplikasi ilmunya begitu baik karena sering bertarung kali ya..
Mungkin ada dr para sahabat2 yg mempunyai pandangan lain, mangga atuh dipersilahkan.
Salam hangat
May Lee