Forum Sahabat Silat

Bahasa Indonesia => Seputar Dunia Beladiri => Supranatural => Topic started by: dsbasuki on 06/03/2011 08:58

Title: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: dsbasuki on 06/03/2011 08:58
Salam Buat Semuanya,
Di utasan lain tentang ilmu kebal, Mas mpcrb menyinggung masalah santet dan cara beliau menanggulanginya. Memang benar, bahwa kita berlindung dari segala godaan syetan yang terkutuk dan Allah Yang Mahasuci yang melindungi kita. Namun, berdoa saja tanpa ikhtiar, juga tidak dianjurkan.

Di utasan ini, mari bahas tentang santet, tenung, teluh dan sejenisnya, dan bagaimana cara mengatasinya. Silakan diceritakan pengalaman pribadi, orang lain (diutamakan yang dikenal oleh pencerita) dan bagaimana kesudahannya.

Saya mulai dari diri saya sendiri, pengalaman pribadi waktu di Duri, Riau.
Suatu hari, saya makan di sebuah warung, dan siap menyeruput teh panas, tiba-tiba gelas yang saya pegang pecah dan ada beberapa potongan kecil ujung jarum berkarat. Alhamdulillah, Gusti Allah sayang sama saya, tumpahan teh panas pun tidak sampai mengenai saya. Yang ada, pemilik warung minta-minta maaf sama saya dan menggratiskan makanan yang saya makan. Saya menerima permintaan maafnya, tapi saya menolak untuk makan gratis.
Saya tidak tahu apa cerita di balik itu semua. Apakah karena pada waktu itu saya memakai topi "Perisai Diri" dan kemudian saya dicoba, atau karena hal lain, saya tidak tahu sampai sekarang. Yang jelas, saya baru pertama kali itu mencoba makan di warung itu dan tidak mau lagi makan di warung itu.

Tentu saja saya percaya Gusti Allah yang melindungi saya pada waktu itu. Amalan yang saya lakukan: baca pager kerohanian PD tiap selesai subuh dan maghrib. Pada saat makan di tempat asing, saya putar piring makan sekali putar berlawanan arah jarum jam sambil membaca basmallah sebelum suap pertama dan alhamdulillah pada saat menelan makanan pertama kali. Untuk minuman, diam-diam saya masukkan sedikit ibu jari kanan saya ke dalam minuman, menekuk lidah, dan mengucapkan basmallah disambung dengan "hasbiAllahu wa ni'mal wakiil, mbalik kabeh sing nggarai ala marang awakku saking kersaning Gusti Allah".

Sekedar berbagi cerita.

Salam...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Asoygeboy on 06/03/2011 21:21
Salam,

Kebetulan beberapa tahun yg lalu, keluarga sy pernah dikirimkan santet oleh oknum yg tidak senang pd bapak sy.. Santetnya berupa kiriman mahluk2 halus yg ditempatkan di sudut2 rumah. Yang sy rasakan sangat menyiksa dan mengganggu karena hanya merasakan kehadiran namun "tak kuasa" untuk mengusir atau melawan sampai akhirnya ada "org pintar" yg dengan mudahnya mengambil "para mahluk halus" tsb hanya dengan kibasan tangan tanpa loncat2an seperti di Tipi.. Menurut om2 dan tante2 sekalian, yang dilakukan oleh "orang pintar" itu? Karena saking mudahnya sy smpai bingung dan tak percaya kl ybs sudah membersihkan rumah sy.. Tapi yg sy rasakan memang kehadiran grup mahluk halus itu sudah gak kerasa lagi..

Dari sisi ilmu pernapasan, kira2 metode yg tepat untuk menanggulangi hal demikian bagaimana ya?

Salam hangat,
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: mpcrb on 06/03/2011 23:16
Kalau dulu, waktu "dikerjain" oleh mantan tunangan istri, yang saya lakukan sebagai berikut (dengan ikhtiar ala Merpati Putih):

Duduk sila, menenangkan batin, pikiran, dan memusatkan pada Yang Maha Pemberi Kekuatan Sejati yakni Allah SWT. Berdoa dalam hati, NIAT dalam hati, meminta kekuatan dan keselamatan kepada Allah SWT. Setelah itu melakukan nafas Garuda Benteng 3x sebanyak 3 putaran.

Garuda benteng 1: Sambil menebarkan getaran pelindung lapisan pertama (tebal), sambil membaca Surat An Nas.
Garuda benteng 2: Sambil menebarkan getaran pelindung lapisan kedua (lebih tebal), sambil membaca surat Al Falaq.
Garuda benteng 3: Sambil menebarkan getaran pelindung lapisan ketiga (makin tebal), sambil membaca surat Al Ikhlas.

Kenapa 3 surat tersebut dan bukan ayat kursi? Pertama, sesuai hadits nabi Muhammad SAW bahwa 3 surat tersebut berguna untuk melindungi seorang hamba dari gangguan ghaib hal-hal yang akan mencelakakan. Tiga surat tersebut juga selalu saya baca sebelum tidur. Untuk jaga-jaga. Toh simple, tidak memberatkan, hanya perlu niat yang kuat untuk membacanya saja sebelum tidur. Kedua, bisa saja membaca ayat kursi, tetapi kalau dibarengi dengan melakukan nafas garuda benteng, nafas saya tidak kuat :) Kepanjangan. Selalu tidak selesai membaca ayat kursinya kalau digabung dengan garuda benteng. Kalau sambil membaca An Nas, Al Falaq, dan Al Ikhlas, nafas masih cukup. Bisa juga ayat kursi dibagi 3. Pernah saya lakukan seperti itu pada suatu kondisi.

Sebenarnya, dengan garuda benteng saja (insya Allah) sudah lebih dari cukup. Tetapi sebagai muslim, tidak ada salahnya untuk memperkuat keyakinan dan sebagai bentuk mengamalkan ajaran, saya sisipkan dengan pembacaan ketiga surat tersebut. Hasilnya jadi lebih maksimal.

Demikian sekedar sharing pribadi yang semoga ada manfaatnya.

Salam.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: f4iz on 07/03/2011 09:43
Salam Rekans,
Dulu saya inget pernah baca ditempo ato surat kabar lain *lupa udah lama* ada yg membuat alat penangkal Santet. Menurut penelitian Santet itu berbentuk Energi ato Getaran Frekuensi. Jadi bisa dinetralisir, diacak, atau dibealikin getarannya. Saya coba cari-2x lagi artikelnya nemu ini dari Detik thn 2008. Kalau menurut rekan-2x apakah alat-2x spt. ini bisa bekerja seperti apa yg dijelaskan dalam artikel ini ?
Wasalam,
----------
Artikel dari Detik:
Cara Ilmiah Tangkal Santet
Jakarta - Pendulum di tangan Sabdono Surohadikusumo terlihat bergerak maju mundur. Tapi ketika pria paruh baya ini memberi pertanyaan, pendulum atau dalam bahasa ilmiahnya disebut Radiesthesia itu bergerak secara berputar. Arti perputaran pendulum itu berupa jawaban.

Bila ia berputar ke kiri berarti "tidak" kalau putarannya ke kanan "ya". Begitu pun waktu ia menanyakan apakah SMS misterius yang marak belakangan merupakan santet atau bukan, penndulum di tangan Sabdono berputar ke kiri yang berarti bukan.

Sabdono mengaku, sejak beredarnya isu santet melalui SMS, ia dan beberapa anggota Metafisika Study Club (MSC)langsung mengadakan penelitian. Dari penelitiannya menyebutkan, kalau SMS itu hanya pekerjaan orang iseng, bukan pekerjaan dukun santet yang ramai disebut masyarakat. "Kami sudah melakukan penelitian dan itu ternyata bukan santet. Jadi masyarakat tidak perlu resah," kata Ketua sekaligus pendiri (MSC) kepada detikcom.

Keresahan masyarakat terhadap santet memang bukan isapan jempol belaka. Sebab kepercayaan terhadap ilmu hitam ini sudah ada sejak dahulu di masyarakat Indonesia. Bahkan  Prof. Dr. Tb. Ronny Nitibaskara, mengatakan kalau santet termasuk ilmu tenung atau ilmu sihir  itu sudah ada sejak zaman Nabi Musa.

Santet kemudian dianggap sebagai kejahatan, imbuh Nitibaskara, karena tujuan penggunaannya. Kejahatan metafisis ini dikirim oleh pelakunya dalam bentuk apa pun. Mulai dari benda mati seperti tanah, paku, besi berkarat, jarum bahkan juga binatang-binatang kecil yang berbahaya.

Di Indonesia,  cara pengiriman santet yang lazim digunakan melalui perantara boneka kemudian menusuk boneka dengan jarum, atau menggunakan media foto yang kemudian dibakar. Bisa juga dengan menggunakan benda-benda yang digunakan orang yang hendak dikirimi santet seperti pakaian, rambut dan sebagainya.

Menurut Sabdono, meski menggunakan beragam cara pengiriman, sasaran yang menjadi targetnya harus jelas. Sebab pengiriman santet melalui bantuan jin atau makhluk halus. "Kalau tidak fokus sasarannya, santet tidak efektif," jelasnya. Meski masuk dalam area gaib, imbuh Sabdono,  ilmu hitam ini bisa ditelusuri atau ditangkal secara ilmiah atau kasat mata.

Permadi, seorang paranormal yang juga anggota DPR mengungkapkan,  santet sebenarnya bisa dijelaskan dengan teori bahwa benda dengan molekul padat seperti paku atau berbagai hal lain bisa diubah menjadi bentuk energi yang tidak kelihatan  untuk kemudian diubah lagi menjadi benda padat setelah terkirim atau sampai pada seseorang yang dituju.

Karena bisa ditelaah secara ilmiah, bebarapa ahli metafisis kemudian membuat alat penangkalnya. Misalnya netralisator yang diciptakan Romo Lukman. Alat yang berbentuk kumparan tembaga ini  menggunakan teori mekanika gelombang elektrostatistika. Sehingga gelombang energi santet bisa tertangkal oleh  gelombang energi yang bersifat destruktif.

Dasar penciptaan alat ini lantaran Lukman melihat proses penyantetan bukanlah sesuatu yang gelap dan mistis. Sebab katanya, manusia punya potensi mengubah materi menjadi energi. Dengan kemampuan tertentu pula energi itu dikirimkan ke tubuh korban lewat proses elektrodinamika. Karena pada dasarnya tubuh manusia mengandung muatan-muatan listrik, korban akan tidak kuat menahan kiriman energi yang mengenai tubuhnya.

Netralisator yang dibuat Lukman terbuat dari  tembaga berukuran panjang 7 cm, tebal 2 cm, berwujud kumparan dengan berbagai bentuk dan memiliki daya elektrostatiska untuk menyerap dan menetralkan energi yang berlebihan. Lukman mulai menciptakan alat itu sejak tahun 1976.

Alat penangkal santet juga dibuat Bambang Gumuno Sastrowerdoyo. Alat elektronik yang mengandalkan hukum C Coulomb tersebut ia namakan Klasindo Exorcist. Rangkaian komponen elektronik itu dimasukan ke dalam sebuah kotak yang bisa dialiri listrik.

Dosen Fakultas Tekhnik Universitas Atmajaya, Yogyakarta ini menjelaskan, Klasindo Exorcist bisa menjangkau gelombang delta yang bermuatan negative yang tidak tampak oleh mata. Sebab menurutnya, batas pandangan mata manusia hanya mampu menjangkau panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer. Di luar itu sudah tidak tampak lagi sekalipun menggunakan kaca pembesar.

Padahal di luar batas penglihatan mata, kata Bambang, ada energi negatif yang berasal dari mahluk sebangsa jin. Ketika energi negatif itu mendekat kepada manusia tentu akan menimbulkan gangguan. "Dengan Klasindo Exorcist energi itu akan terusir atau musnah dengan sendirinya," imbuh Bambang saat dihubungi detikcom. Alat ini, diakui Bambang, sudah diseminarkan di hadapan para dosen KU UGM, para dokter RSJ di Solo dan para pejabat di Provinsi NTT, 2003 silam.

Sedangkan pada pertengahan 1990-an, Rizca Natasuwarna, alumnus Institut Teknologi Bandung juga  pernah mengembangkan teknologi generator energi positif (GEPP). Alat ciptaannya ini dikabarkan mampu menangkal santet. Cara kerja GEPP ini sangat sederhana, yaitu menyerap energi negatif yang ada di sekitar generator yang menghasilkan energi prana positif dari dalam bejana yang sudah dikemas dalam bentuk Piramida (untuk penangkal 200 meter persegi), dan bentuk silinder (untuk menangkal jarak 5 meter). Energi prana positif tersebut dihasilkan dari kumparan yang sudah dibentuk sedemikian rupa yang mengolah 4 unsur alam. Alat yang disebut-sebut bisa menangkap energi negatif ini juga pernah diujicobakan di Bandung. Untuk membuktikannya, Rizca menggunakan dua pohon pisang. Yang satu dipasang alat GEPP yang satunya lagi tidak. Kemudian seorang dukun ahli santet dari Garut dipanggil untuk menyantet dua pohon pisang itu. Hasilnya, pohon pisang yang dipasangi GEPP tetap segar. Sedangkan pohon yang tidak dipasangi GEPP langsung mati mengering.

Namun kemampuan GEPP ini tak bertahan lama, karena baterai di dalamnya tidak tahan mengeluarkan energinya sepanjang waktu, sehingga alat ini harus diisi ulang  setelah 6 bulan. Selain itu, harganya juga tidak murah, untuk satu GEPP piramida dibandrol Rp 2 juta, sedangkan GEPP silinder harganya Rp 200 ribu.

Walau sudah diujicoba baik di Bandung maupun di Bangkok, ciptaan Rizca hingga kini masih menjadi perdebatan soal keilmiahannya oleh para peneliti di almamaternya, ITB. Sayangnya, saat detikcom menghubungi Rizka, beberapa hari lalu, ia enggan menjawab pertanyaan seputar alat anti santet ciptaanya tersebut. "Maaf saya sekarang sudah bekerja di kantor swasta. Tidak enak nantinya," ujar Rezca singkat. (ddg/iy) (Deden Gunawan/)
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: mpcrb on 07/03/2011 10:47
Saya pernah membahas ini pada thread mengenai "Tenaga Dalam Buat Lawan Makhluk Ghoib", barangkali ada manfaatnya bisa dilihat disini:

http://sahabatsilat.com/forum/supranatural/tenaga-dalam-buat-lawan-makhluk-ghoib/

Saya kutip ucapan dari kang anolles sebagai berikut:

"jadikan sesuatu yang tabu jadi ilmu"

Salam.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: sukmo lelono on 07/03/2011 11:42
salam Hormat,

Kalo info yang pernah saya dapet dari bapak saya, tuk nolak santet, saya disuruh memasang kulitnya kerang laut dipaku diatas pintu (Versi Ilmu Jawa), versi lainnya disarankan untuk rajin membersihkan rumah dan halaman dalam arti yang sebenarnya,(nyapu dll).

Kalo versi perguruan silat, saya rasa masing2 mempunyai cara khusus, kalo di Perisai Diri seperti yang disampaikan Mas Don , ada pagar Kemoloekatan. dan ada ilmu lainnya untuk mengembalikan teluh yang dikirimkan.

salam
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: ogebang on 08/03/2011 09:02
Salam Silat...

Kalo udah aplikasi melawan ilmu2 Mistik..ujung2nya memang yg keluar keilmuan Spiritual/Getaran Ilahi/Kerohanian....
Tentunya setiap perguruan punya caranya masing2...tapi pada umumnya melalui perantaraan doa2 /mantera/ yg bersumber kpd Agama & kepercayaannya masing2... 
Jadi inget waktu jenguk Mertua yg dirawat di RS Pelni...sembari jalan menuju ruangan mertua..ketemu 2 orang Satpam yg lagi diskusi kegagalan mereka menyembuhkan rekannya yg kesurupan...
Intinya mereka  sudah " tembak " dgn Ayat Kursi tapi..malah Jin nya ikutan baca dan nantangin ayat mana lagi yg mo dibacakan...he...3x...
Saya pun tersenyum mendengar cerita tsb...
Moral of this Story...kalo kita tidak pernah "menajamkan" ayat kursi tsb dalam olah kerohanian kita sehari2....mana mungkin bisa di jadikan senjata sewaktu kita membutuhkannya...
Tentu saja doa2/mantera tsb harus di asah dulu dgn laku &  pola latihan dalam bentuk Olah Nafas , Olah Gerak maupun Olah Getarannya...bahkan " di beli " dulu dgn Puasa...baru lah bisa digunakan pada saat dibutuhkan...
Mudah2an para Satpam tsb dapat lebih menggali aplikasi suatu doa/mantera dalm  menjalankan tugas sehari2...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: dsbasuki on 08/03/2011 09:32
Intinya mereka  sudah " tembak " dgn Ayat Kursi tapi..malah Jin nya ikutan baca dan nantangin ayat mana lagi yg mo dibacakan...he...3x...
Saya pun tersenyum mendengar cerita tsb...
Moral of this Story...kalo kita tidak pernah "menajamkan" ayat kursi tsb dalam olah kerohanian kita sehari2....mana mungkin bisa di jadikan senjata sewaktu kita membutuhkannya...
Tentu saja doa2/mantera tsb harus di asah dulu dgn laku &  pola latihan dalam bentuk Olah Nafas , Olah Gerak maupun Olah Getarannya...bahkan " di beli " dulu dgn Puasa...baru lah bisa digunakan pada saat dibutuhkan...

Salam...
Setuju Mas Ekky. Kalo cuma sekedar ngebacain ayat-ayat pelawan jin/setan/peri/prayangan saja seh, belum tentu mempan. Soalnya banyak juga jin yang lebih fasih baca ayat-ayat tersebut. Inti dari melawan makhluk halus itu adalah dari "Aku" yang dibalut oleh kemanusiaan kita. Mengasah doa dengan lelaku itu sebetulnya menggosok qalbu supaya sang "Aku" bisa terpancar. Makin bagus terpancarnya, makin kecil kemanusiaan (nas) kita, makin dekat kita ke-insan-an (insaan) kita. Sebagai seorang "insaan" ini, makanya malaikat pun disuruh sujud kepada Nabi Adam as.
Olah napas/batin/kerohanian dan lelaku (puasa, tirakat dan sebagainya) adalah usaha mendekatkan diri kembali kepada ke-insaan-an kita, menuju ke arah "insaan kamil" (manusia paripurna).
Orang yang lebih besar kadar "insaan"-nya dibanding kadar "nas"-nya inilah yang "ditakuti" makhluk halus. Inilah yang bisa mengusir makhluk halus dengan bacaan, doa atau bahkan sekedar perintah untuk pergi.

Sekedar sharing. Monggo disanggah atau dikoreksi kalau keliru.

Salam...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Sawer Wulung on 08/03/2011 11:36
Ma'af saya agak kurang setuju kalau ayat Al Qur'an dianggap sebagai mantera atau harus dibeli dengan puasa atau olah gerak. Qur'an diturunkan sebagai hudan (pedoman atau peraturan), furqon (pembeda yang haq dan batil) dan syifa (obat). Kalau pernah ada  cerita sahabat yg ngobatin gigitan ular dengan al fatihah. Bukan fatihahnya yang nyembuhin, tapi doa sahabat yang diijabah. Fatihah sebagai tawasulnya. Begitu juga kasus kesurupan. Kejadian itu pernah dialamin paman saya. Beliau kesurupan jin muslim, dibacain yasin dengan harapan keluar jinnya, malah diketawain. Jinnya baca yasin dengan lebin fasih dan merdu, kita malah dikasih wejangan supaya hidup lebih baik dan dekat dengan Allah.
mudah2an ga OOT.
Maaf bukan menyanggah, hanya mengungkapkan apa yang dipahami. Contoh Umar bin Khotob, setan takut pada beliau karena keta'atan beliau pada Allah, karena ga ada ruang kosong dihati untuk takut pada selain kholiknya.

ngomong opo tho le...Le...

salam
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Sawer Wulung on 08/03/2011 18:32
Ga ada maksud ngejurusin ke arah yg sensitif ya, hanya berbagi. Saya yakin para senior lebih faham. Hehehe.  Monggo dilanjut diskusinya. Saya menyimak.

Salam
Tole SW.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: dsbasuki on 08/03/2011 19:15
...dan syifa (obat). Kalau pernah ada  cerita sahabat yg ngobatin gigitan ular dengan al fatihah. Bukan fatihahnya yang nyembuhin, tapi doa sahabat yang diijabah. Fatihah sebagai tawasulnya. Begitu juga kasus kesurupan.
Salam Kang Sawer Wulung...
Lha... Sampeyan bilang sendiri bahwa Quran bisa jadi obat. Itu memang betul, dan saya setuju sekali. Termasuk juga obat untuk kesurupan. Tapi, khan ada syaratnya gimana bisa jadi obat? Betul, Gusti Allah yang mengijabah doa seseorang, tapi, kok ada doa yang diijabahnya langsung, ada yang (seolah-olah) tidak diijabah? Ada yang seketika diijabah, ada yang nanti-nanti diijabahnya? Mengapa? Kalau menurut pendapat saya, itu karena KUALITAS yang berdoa. Gimana sih doa bisa diijabah? Ada banyak buku yang bisa dibaca. Intinya: harus dekat dengan Gusti Allah. Gimana? Simpelnya: ya jadi insaan kamil. Makin dekat ke arah insaan kamil, makin "tahu" dengan diri kita sendiri, makin "dekat" dengan Gusti Allah.

...Beliau kesurupan jin muslim, dibacain yasin dengan harapan keluar jinnya, malah diketawain. Jinnya baca yasin dengan lebin fasih dan merdu, kita malah dikasih wejangan supaya hidup lebih baik dan dekat dengan Allah.

 :) Ini kan juga saya sudah bilang, kira-kira seperti ini:
Kalo cuma sekedar ngebacain ayat-ayat pelawan jin/setan/peri/prayangan saja seh, belum tentu mempan. Soalnya banyak juga jin yang lebih fasih baca ayat-ayat tersebut. Inti dari melawan makhluk halus itu adalah dari "Aku" yang dibalut oleh kemanusiaan kita. Mengasah doa dengan lelaku itu sebetulnya menggosok qalbu supaya sang "Aku" bisa terpancar. Makin bagus terpancarnya, makin kecil kemanusiaan (nas) kita, makin dekat kita ke-insan-an (insaan) kita. Sebagai seorang "insaan" ini, makanya malaikat pun disuruh sujud kepada Nabi Adam as.


Contoh Umar bin Khotob, setan takut pada beliau karena keta'atan beliau pada Allah, karena ga ada ruang kosong dihati untuk takut pada selain kholiknya.
Setuju sekali! Inilah salah satu contoh manusia yang telah mencapai taraf insaan kamil (manusia paripurna). Lha, kalo kita ngaku bahwa tiada tuhan selain Allah, tapi masih takut sama boss, apa bisa jadi insaan kamil? Kita bersyahadat, tapi yang kita tuhankan adalah uang dan materi. Apa bisa "Aku" kita terpancar? Para insaan kamil itu semua punya satu persamaan: mereka hidup di dunia, tetapi tidak terikat oleh dunia. Mengapa bisa demikian? Ya karena sudah cinta mati sama Gusti Allah, yang otomatis juga cinta kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Lha, makanya ga takut sama apa pun, termasuk iblis/jin/setan/peri/prayangan/gundul pringis/pocong, dll. yang justru para makhluk halus itu pun takut sama para insaan kamil dan malaikat tunduk hormat pada mereka.

Nah, pernyataan Mas Sawer Wulung:
Ma'af saya agak kurang setuju kalau ayat Al Qur'an dianggap sebagai mantera atau harus dibeli dengan puasa atau olah gerak.
Saya mengamini, KALAU memang demikian adanya. Tapi, (mungkin) yang dimaksud dengan Mas ogebang tentunya bukan demikian. Puasa (yang sunnah), itu kan suatu bentuk riyadah. Kalau puasa, apa sih yang afdal dilakukan? Baca Quran. Tapi apa cuma sekedar dibaca saja? Ya tentunya juga harus dimengerti, dihayati, kemudian diamalkan. Pengamalan Quran secara nyata pun bisa dianggap sebagai "olah gerak", karena menjadi orang yang santun, berbudi luhur, itu perlu gerak, atau dalam posting saya sebut "lelaku". Kalo diam saja, bertapa dong namanya...  :)

Maaf Kang Sawer Wulung, bukannya mau ngeyel, hanya mencoba memaparkan dari sisi yang lain. Intinya, saya setuju dengan pendapat Kang Sawer Wulung, dilihat dari cara pandang Kang Sawer Wulung.

Jabat erat...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: hummdee6 on 08/03/2011 19:28
"jadikan sesuatu yang tabu jadi ilmu"
Setuju banget ..
Jd inget asal muasal ilmu statistik.. dari judi dadu.
Sekarang??? wahhhh semua bidang pasti pake statistik. Gak kebayang, andai penemunya orang muslim .. pahala yang mengalir ke dia sdh berapa banyak ya???

segala sesuatu yang terjadi di dunia ini hny merupakan Sunatullah.
Nahh tugas kita untuk mencari bgm sunatullah tersebut bekerja, kemudian kita coba usahakan untuk mengaturnya dan memanfaatkan untuk kepentingan alam semesta.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Sawer Wulung on 08/03/2011 20:34
Hehehe, ternyata ilmu dan pemahaman saya yg belum nyampe.
 Monggo mas mas dilanjut. Saya menyimak. Banyak pencerahan disini. Ga nyesel gabung dimarih.

salam.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: ogebang on 08/03/2011 20:53
@Sawer Wulung
Salam Silat....

Concerning Mantera...mungkin defenisinya sama dgn doa ya...tapi bagi yg beragama islam tidak elok menyebut Doa sbg mantera..karena Mantera itu lebih lazim di pakai di Kalangan Pendekar Kerohanian yg menekuni Kejawen , Hindu atau Buddha.Keilmuan dari Al Qur'an sendiri tidak ada batasannya seperti ungkapan andaikan batang kayu dijadikan pena dan lautan sbg tinta..maka tetap saja keilmuan Al Qur'an tidak ada habis2nya..  Maaf..mungkin kosa kata yg tepat itu bukan " dibeli " ya...tapi " di syariatin " atau " diamalkan "......
Biasanya para Pendekar yg telah menekuni jalan Kerohanian..mereka " mengamalkan" beberapa doa yg disyariatin dgn melakukan  minimal Puasa 3 hari.Maksud nya apa..?? ya..itu tadi..untuk mempercepat proses di ijabahnya doa mereka.Bukankah doa orang yg berpuasa lebih " tembus "ke langit..??
Guru Besar saya..Mas Poeng dalam babaran Kerohaniannya pernah menyatakan..Latihan Olah nafas sambil berpuasa sejatinya merupakan jalan utk dapat menemukan " Jejak kaki Gusti Alloh " ( Tolong jgn di maknai secara letterlek ).
Concerning Olah Gerak...kembali lagi hampir tidak ada batasannya..tidak selalu harus dimaknai dgn gerak silat...bisa sambil duduk sila...tiduran...berdiri...ngobrol...nonton TV..berjalan kaki..dsb...
Kendala utama dari para Pendekar utk memasuki keilmuan Kerohanian adalah mencopot ego pribadi bahwa dirinya adalah orang Sakti...Bagaimana mungkin kita berani2 ngaku Sakti sedangkan kita sedang berhadapan dgn Yang Maha Sakti...??   
Terlalu melebar kali ya..dari Thread ini..?? he..3x...maaf...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Sawer Wulung on 08/03/2011 21:14
Kembali ke masalah santet nih, apa bener bambu kuning bisa nangkal santet. Bawang putih juga. Hehehe, denger cerita orang sih. Kalo kristal piramid gimana? Katanya bisa buat ningkatin energi.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: f4iz on 09/03/2011 00:18
Salam,
Terima kasih kepada rekan-2x dan senior-2x yg sudah membagikan pengetahuan dan pengalamannya disini.
Saya ada beberapa pertanyaan ttg. topik ini. Waktu dulunya masalah spt. ini saya cuman denger-2x dari cerita-2x aja. Jadi percaya tapi ya enggak pernah liat secara langsung...cuman akhirnya saya melihat langsung bbrp kejadian jadi ya merubah persepktif saya.
Pertanyaan saya:
1. Apakah netralisir atau melawan teluh itu bisa dilakukan dgn pernafasan atau getaran saja tanpa memakai ayat atau mentera ? Pernafasan atau getaran itukan pengolahan energi jadi bisa tdk energi tsb. menetralisir energi dari teluh ?
2. Apakah kemampuan spt. ini hanya identik di seni beladiri Silat atau apakah kemampuan ini juga bisa didapat dari seni beladiri lain misalnya Karate, Aikido, Taekwondo, Kempo, Kung fu, dsb ?
Itu aja deh dulu pertanyaannya.
Terima kasih,
Wasalam..
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Antara on 09/03/2011 08:34
Mistikisme sebenarnya juga kental dalam khasanah beladiri Jepang, namun karena dalam penyebarannya banyak berinteraksi dengan budaya barat, faktor-faktor tersebut tidak banyak dibahas karena dianggap takhayul.

Ilmu mistik dalam budaya Jepang disebut Onmyodo, dan praktisinya disebut Onmyoji. Meski ada juga seorang Onmyoji yang merangkap sebagai ahli beladiri, namun pada umumnya dua profesi ini berdiri terpisah. Praktik yang umum biasanya seorang jendral datang mengunjungi onmyoji untuk berkonsultasi soal strategi perang dari sisi mistis (hari baik dan sebagainya), atau seorang pendekar minta jimat, restu, penyembuhan, dan sejenisnya (termasuk konsultasi guna-guna).

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam praktek beladiri kuno adalah kehadiran kaum Tengu, roh yang menghuni pegunungan. Disebut bahwa mereka-lah sesungguhnya para master beladiri, yang mengajarkan ilmu mereka pada para pendekar legendaris. Contoh yang paling terkenal adalah Ushiwaka-Maru (1159-1189), bocah keturunan bangsawan yang diasingkan ke Gunung Kurama setelah kekuasaan ayahnya ditumbangkan oleh musuh. Di Gunung Kurama dia dilatih ilmu pedang oleh Tengu Agung penjaga gunung tersebut, Sojobo, dan setelah turun gunung ia menjadi pendekar tanpa tanding dengan nama Minamoto No Yoshitsune.

Para Tengu juga sering diasosiasikan dengan para pendeta militer yang tinggal di gunung (yamabushi), aliran Budhisme yang seragamnya (Hoi) digunakan oleh Shorinji Kempo modern.

Kehadiran Tengu konon menjadi media bagi kekuatan khusus para pendekar, termasuk yang berbau-bau magis. Disebutkan bahwa pendiri Aikido, Morehei Ueshiba, adalah seorang yang sanggup dan rutin berkomunikasi dengan Tengu (yang dalam agama Shinto menjadi semacam dewa - Kami).

Diceritakan ketika sedang berkunjung ke sebuah daerah wisata, Ueshiba mampir disebuah kuil kecil untuk berdo'a. Beliau ternyata cuma duduk di situ sebentar sebelum kemudian mengajak rombongannya melanjutkan perjalanan mereka. Ujarnya "tidak ada orang di rumah sini". Murid-muridnya yang penasaran coba usut ke pemerintah setempat, dan mendapat informasi bahwa kuil tersebut memang didirikan untuk pemantas tempat wisata, bukan kuil yang dipakai untuk ibadah.

Jika mau diterlusuri, sebenarnya cukup banyak ritual atau tata-cara yang berhubungan dengan guna-guna atau sejenisnya, tapi praktek ini tidak banyak dipraktekkan di luar Jepang karena berbagai pertimbangan. Misalnya di tempat saya berlatih Aikido dulu, kami memutuskan untuk mengganti komando "kamiza-no rei" dengan "omote-no rei", yang intinya perintah menghormat ke altar (dengan konotasi dewa: Kami - dewa) menjadi menghormat ke depan (omote - sebelah depan).

Mohon maaf tidak ada pengalaman pribadi, soalnya saya sendiri belum pernah berhadapan dengan teluh. Dulu waktu kuliah saya pernah sakit dan dideteksi kena santet oleh mantan teman kost yang katanya membenci saya. Tapi ternyata sembuhnya oleh anti-biotik ::)
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: dsbasuki on 09/03/2011 10:23
....Dulu waktu kuliah saya pernah sakit dan dideteksi kena santet oleh mantan teman kost yang katanya membenci saya. Tapi ternyata sembuhnya oleh anti-biotik ::)

Bang Antara,
Sama saja Bang... Sampeyan kesambet makhluk halus juga, jenis bakteri atawa virus... Hehehe  :D  :D  :D

Kira-kira, yang Sampeyan ceritakan itu (tengu, dewa kami, etc) = jin versi Jepang bukan ya?

Salam...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Antara on 09/03/2011 12:27
Kira-kira, yang Sampeyan ceritakan itu (tengu, dewa kami, etc) = jin versi Jepang bukan ya?

Kalau saya sendiri sih menganggapnya begitu, Bang Don, tapi semata-mata karena kerangka berpikir saya yang kurang lebih dipengaruhi oleh kosmologi Islam/Arab. Orang Jepang-nya sendiri belum tentu setuju  :D

Kalau dilihat dari perkembangan budaya, kaum Tengu ini sendiri sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda Jepang. Misalnya, pementasan kisah Minamoto No Yoshitsune sendiri sudah mulai menggunakan penafsiran-penafsiran baru. Kalau menurut skenario klasik Ushiwaka berlatih malam-malam di bawah tuntunan Sojobo dan pasukan tengu yang berloncatan dari pohon ke pohon, sekarang bisa dilihat kisah yang sama di mana Ushiwaka berlatih di bawah tuntunan kaum Ninja atau Yamabushi yang menggunakan topeng Tengu, yaitu kaum pendekar yang melarikan diri dan sembunyi ke Gunung Kurama setelah tuan mereka (ayah Ushiwaka) ditumbangkan oleh Marga Taira (penguasa Jepang di abad ke dua belas).

Jadi kalaupun masih ada praktek mistis yang tersisa di kalangan beladiri Jepang, sudah sangat terbatas pada kalangan kuil, dan itupun minoritas.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Antara on 10/03/2011 21:43
Nanya boleh ya?

Analoginya begini,
Kalau dalam ilmu silat, orang lain belajar memukul kita, dan kita belajar menangkis. Maka kita tahu caranya memunahkan kejahatan orang yang berniat memukul kita. Kalau kita tidak belajar menangkis, ya siap-siap aja kena pukul. Memang benar kejahatan tidak akan kena ke kita kecuali atas ijin Allah, tapi ya kok naif ya kalau ada orang mau mukul dan kita buru-buru berdo'a supaya nggak kena pukul.

Tapi karena santet itu bukan pukulan, dan konon ada hubungannya dengan penggunaan 'pihak jahanam', apakah bisa ditangkis semata-mata dengan kedekatan kita terhadap Yang Maha Pencipta? Ataukah bila ingin jadi manusia kebal santet, kita perlu belajar tatacara anti santet? Seperti pesilat yang belajar menangkis?

Pertanyaan ini saya ajukan karena kebetulan tadi denger ada ustadz yang ngomong bahwa ilmu santet itu nggak mempan ke orang beriman. Saya jadi penasaran juga... apakah analoginya berbeda dengan tatacara ilmu pukul-tangkis....

Mohon pencerahannya....
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: dsbasuki on 11/03/2011 08:21
Wah, manteb neh Bang Antara pertanyaannya...

Saya tanggepin dengan pendapat saya pribadi ya, so, bisa saja saya keliru, salah dan khilaf. Jadi, mohon dikoreksi, disanggah atau dibetulkan bila demikian.

Apa cukup hanya dengan "dekat dengan Tuhan Yang Mahaesa" (tanpa perlu belajar "anti santet") bisa otomatis kebal santet? Simpel jawabnya: bisa ya, bisa tidak. Lho? Iya, lagi-lagi, bukan karena "dekat" atau "tidak dekatnya" kita dengan Gusti Allah, tapi karena DIIZINKAN atau TIDAK DIIZINKAN kita terkena santet oleh Gusti Allah. Tentu saja, di balik kena atau tidak kenanya kita oleh santet, ada hikmahnya sendiri-sendiri.

Contoh: Kanjeng Nabi Muhammad SAW sendiri PERNAH kena santet dan BERHASIL DISANTET. Tapi, oleh Gusti Allah disembuhkan dengan diberitahu tata caranya untuk melawan/mengobati dan SEMBUH! (Soalnya, ada gosip yang tidak benar bahwa Kanjeng Nabi meninggal karena disantet). Nah, kurang dekat apa Kanjeng Nabi dengan Gusti Allah? Kok bisa juga kena santet?

Ada beberapa hikmah di balik sakitnya Kanjeng Nabi yang bisa saya tangkap: (1) bahwa Kanjeng Nabi itu benar-benar manusia biasa, yang bisa juga sakit, (2) Sakitnya Kanjeng Nabi disembuhkan dengan diturunkannya tata cara melawan ilmu hitam (baca: ruqyah), ini berguna buat umat Beliau, (3) menunjukkan bahwa Gusti Allah itu Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, (4) agar manusia tetap tawadu kepada Gusti Allah dan tidak menganggap diri sendiri hebat, lebih penting dari orang lain, lebih dekat dengan Gusti Allah, sehingga tidak perlu memohon perlindungan Gusti Allah, (5) dan lain-lain.

Contoh lain manusia insaan kamil yang dicoba berkali-kali hendak disantet tetapi tidak berhasil adalah para khulafaur rasyidin (4 khalifah). Berkali-kali hendak disantet tapi mental terus. Mengapa? Karena memang mereka dilindungi oleh Gusti Allah, dekat dengan Gusti Allah, tidak takut oleh apa pun atau siapa pun kecuali kepada Gusti Allah. Dan yang jelas, Gusti Allah tidak mengizinkan santet itu berlaku atas mereka.

Terus, kalo kita gimana? Kalo menurut saya seh, ya sebaiknya kita selain harus membentengi diri dengan doa dan berserah diri kepada Gusti Allah, kita juga harus tahu bagaimana menghadapi makhluk halus. Apa lagi kita adalah pesilat dan manusia yang diciptakan "lebih mulia" (saya beri tanda kutip lho) dari ciptaan Gusti Allah yang lainnya. Rasanya kok kurang lengkap kalau hanya belajar ilmu luar tanpa belajar ilmu dalam, belajar ilmu keras tanpa belajar ilmu halus. Analogi buat saya seh sama seperti kita berdoa minta rezeki, dan terus ikhtiarnya kita bekerja mencari nafkah. Yang jelas, sikap lahir dan sikap batin harus selaras.

Ini pendapat saya lhooo...

Tabeeek....
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: f4iz on 12/03/2011 00:00
Salam,
Pertanyaan ini saya ajukan karena kebetulan tadi denger ada ustadz yang ngomong bahwa ilmu santet itu nggak mempan ke orang beriman. Saya jadi penasaran juga... apakah analoginya berbeda dengan tatacara ilmu pukul-tangkis....
Saya juga pernah beberapa kali mendengar spt. Ustadz yg Mas Antara dengar. Apa mungkin yg dimaksud beriman itu sebagai fondasi ? Misalnya baca ayat ato doa tapi gak beriman ya jadi cuman verbal aja.
Ada yang pernah bilang, orang-2x yg beriman secara tidak langsung atau tidak sadar melakukan tata cara untuk menangkis santet. Maksudnya tidak sadar, orang tsb. tidak pernah belajar tata cara khusus utk menangkis/netralisir santet. Tetapi dengan ritual-2x ibadah baik yang wajib dan sunnah yang dilakukannya secara rutin bisa utk menolak santet. Misalnya orang tua dulu suruh kita baca doa sebelum tidur,ngaji di malam Jum'at, doa sebelum berpergian, dsb. Walo itu bukan tata cara khusus utk menolak santet cuman dgn keimanan dan ibadah tsb. bisa utk menolak santet.
Mohon dikoreksi kalau salah.
Wasalam,
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: ogebang on 12/03/2011 08:18
@dsbasuki
Salam Silat....

Concerning Kanjeng Rasul kena santet..sebenarnya ada 2 pendapat...Pendapat ke 1 spt yg Sampeyan utarakan...
Pendapat ke 2 berita Kanjeng Rasul kena santet itu tidak benar karena berasal dr Riwayat Israiliyat ato Hadist palsu/lemah...Riwayat israiliyat  yg bertujuan mendeskreditkan Kanjeng Rasul ini sampai sekarang msh banyak kitadijumpai di Buku2 hadist..bahkan yg diberi label " Sahih " sekalipun...karena Kitab yg benar2 " dijaga " hanyalah Al Qur'an... 
Teknologi Santet menyantet dan penangkalnya ini sdh ada sejak dr jaman Nabi2 terdahulu spt Nabi Sulaiman , Nabi Musa , dsb...
Bahkan banyak Ilmu Kerohanian penangkal santet ini menggunakan perantaraan ( Tawassul ) kpd Nabi Sulaiman AS...mungkin karena beliaulah yg pegang ubun2 semua bangsa Jin.
Concerning statement "bahwa Kanjeng Rasul itu manusia biasa " sebenarnya hal itu lebih merujuk kpd wujud fisik beliau.Tapi dr segi Kecerdasan intelektualitas , Emosi & Spiritual...bedanya laksana langit dgn Bumi bila dibandingkan dgn manusia.
Secara pribadi..saya lebih condong ke pendapat yg kedua...kalo para Pesilat level Pendekar atau  Kyai2 level Pesantren saja banyak yg gak mempan di
santet...masak Kanjeng Rasul kena santet...???
Wallahu alam...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: dsbasuki on 13/03/2011 06:26
Salam Silat...
Kakangmas Ogebang,
Saya mengamini semua pendapat Sampeyan, karena memang demikian adanya. Makanya, dalam posting saya sebelum ini, jawaban untuk Bang Antara adalah bisa ya, bisa tidak. Inti yang mau saya sampaikan pada jawaban saya adalah: bahwa seseorang itu kena santet atau tidak kena santet adalah karena diizinkan atau tidak diizinkan oleh Gusti Allah. BUKAN karena dekat atau tidak dekatnya seseorang dengan Gusti Allah. Tentu saja, kalau seseorang dekat dengan Gusti Allah, kemungkinan setiap doanya untuk dikabulkan adalah amat sangat besar. Dan jika salah satu isi doanya adalah mohon keselamatan dunia akhirat, tentu saja amat sangat kecil kemungkinannya seseorang itu bisa kena santet.

Poin dari pendapat Sampeyan yang saya tangkap:
1. Kisah hadist Kanjeng Nabi SAW kena santet ada 2, salah satunya kisah israiliyat.
    [DSB] Saya setuju. Memang demikian, dan saya memang tidak menyinggung pendapat kedua di posting saya. Masalahnya, saya tidak tahu kebenarannya yang benar (pendapat 1 atau pendapat 2).

2. Kitab yang benar-benar "dijaga" kemurniannya adalah Al Quran.
    [DSB] Ini juga setuju sekali. Hadist, menurut saya, kemurniannya adalah sejauh mana para perawi hadist, sanad, dan pengumpul hadist berusaha untuk kemurniaannya. Makanya ada tingkatan-tingkatan hadist mulai dari yang sahih sampai yang palsu dan di antaranya.

3.
...Concerning statement "bahwa Kanjeng Rasul itu manusia biasa " sebenarnya hal itu lebih merujuk kpd wujud fisik beliau.Tapi dr segi Kecerdasan intelektualitas , Emosi & Spiritual...bedanya laksana langit dgn Bumi bila dibandingkan dgn manusia.
Secara pribadi..saya lebih condong ke pendapat yg kedua...kalo para Pesilat level Pendekar atau  Kyai2 level Pesantren saja banyak yg gak mempan di santet...masak Kanjeng Rasul kena santet...???
Wallahu alam...
   [DSB] Lha, pernyataan ini saya setuju banget. Apalagi yang menyebutkan bahwa pernyataan Kanjeng Nabi SAW manusia biasa hanya dari segi fisik lahiriyah, sedangkan untuk lain-lainnya laksana bumi dan langit dengan orang lain. Untuk pendapat "kalo para Pesilat level Pendekar atau  Kyai2 level Pesantren saja banyak yg gak mempan disantet...masak Kanjeng Rasul kena santet..." Ini hanya sisi lain dari mata uang yang sama, untuk sebuah cerita yang ada 2 versi. Bisa juga pendapat ini dikatakan dengan kalimat "wong Kanjeng Nabi SAW itu manusia paripurna, kok bisa kena santet?"

Hehehe... Kakangmas, pendapat yang paling betul dan saya juga setuju banget adalah...
Wallahu alam...
Pendapat-pendapat saya juga saya kembalikan seperti Sampeyan... Wallahu alam...

Salam hormat...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Antara on 13/03/2011 12:33
Waduh, terima kasih banyak atas tanggapannya. Jadi kita cenderung menyimpulkan bahwa perlu menguasai teknik penangkal santet...

Sekarang pertanyaannya seputar teknik tersebut, saya punya kebimbangan juga tentang teknik anti santet ini. Apakah teknik ini perlu daya dukung tertentu, atau cukup melakukan ritual/prosedurnya saja?

Jadi begini, banyak yang sampai ke saya soal teknik menangkal santet -dengan berbagai derajat kesahihannya-, misalnya membaca Al-fatihah, membaca mantra tertentu (yang umumnya diawali 'Niat ingsun...'), meniup ke sini-situ, dan sebagainya. Saya jadi bertanya, apakah itu saja cukup?

Kembali ke analogi tangkisan tadi... kita sadar betul bahwa tau teknik tangkisan saja tidak cukup. Kita perlu melatih teknik itu sedemikian rupa supaya tenaganya, kecepatannya, timing-nya, dan lain-lain sampai pada tingkat memadai, baru tangkisan itu bisa kita gunakan dengan benar.

Jadi apakah segala teknik 'anti-santet' itu perlu dukungan hal lain, atau sekedar merapal/melakukan prosedurnya saja sudah cukup ampuh?

Seperti ujaran Mas Godam di atas, apakah rajin sholat saja sudah membawa seseorang mencapai derajat kesadaran atau kecanggihan spiritual tertentu yang membuat dia bebas santet?

Terima kasih atas pencerahannya... [pray2] ... moga-moga gak perlu berurusan sama yang satu ini [run]
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: May Lee on 13/03/2011 15:05
Salam persaudaraan,

Saya kok ya ndak sependapat dlm hal penggunaan ayat2 suci, ritual ibadah sbg penangkal santet.

Kalo org2 dulu jaman pelbegu (daerah Tapanuli, Sumatera), mereka mempunyai kearifan dlm hal persantetan ini, misalnya (sekadar berbagi info, smoga bermanfaat):

1. Kalo ditepuk (bahu, tangan, dll) olh org tdk dikenal, mk tepuk kembali org tsb utk mengembalikan pengaruh buruk (jk ada) yg ditimbulkannya.

2. Jangan meminum air dari wadahnya krn kuatir ada parassun. Kalo di warung2 di pelosok kampung biasanya menyuguhkan teh, kopi menggunakan piring kecil sbg alas/wadahnya.

3. Terkena santet gelisah/linglung. Cabut pohon kmdn ditanam scr terbalik. Biasanya digunakan olh org yg tersesat di hutan.

4. Kmdn pantangan lain yg sdh umum spt tdk boleh meludah sembarangan, menggunakan kata2 yg dilarang (mslnya tdk boleh menyebut kata harimau tpi diganti dg si belang), dll.

5. Menabur garam di sekeliling rumah sbg rambu porboden utk santet.

6. Posisi tidur di dlm rumah jangan sejajar tetapi dlm arah berpotongan/bersilangan/diagonal.

7. Kalo pun msh terkena santet, pesankan spy mendpt santet yg bermangpaat mslnya setiap hari mendpt 'kiriman' paku berkilo2 dr berbagai macam ukuran shg bisa membuka usaha toko material.

Salam hangat,
May Lee
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Antara on 13/03/2011 15:14
Nah... jadinya satu pertanyaan lagi...

Apakah santet itu bisa didekati secara sekular? Jadi tanpa menggunakan alat-alat yang berbau agama?

Quote from: May Lee
7. Kalo pun msh terkena santet, pesankan spy mendpt santet yg bermangpaat mslnya setiap hari mendpt 'kiriman' paku berkilo2 dr berbagai macam ukuran shg bisa membuka usaha toko material.

Kalau yang ngirim laptop ada gak? x-))
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Asoygeboy on 13/03/2011 15:45
Jadi ingat waktu rumah dikirimi jin, setiap malam gak bisa tidur di kamar.. Baru bisa pules setelah tidur di lantai ubin.. Sy dengar juga tidur di lantai tanpa alas tidur juga bisa menangkal santet? Apakah benar kiranya? *menghindari santet tp terancam kena paru2 basah juga.. Hadeuuh.. *
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Bayu Umbara on 16/03/2011 00:05
Saya punya pengalaman yang cukup berkesan mengenai perkara santet atau teluh terhadap keluarga saya,dulu jaman nenek saya masih hidup,banyak orang yang ingin mencelakakan keluarga kami dengan mengirim guna-guna,dan sering nenek saya menemukan kiriman guna2 tsb di tanam di setiap pojok rumah karena nenek saya kebetulan adalah orang yang dikenal sedikit bisa juga,tapi alhamdulillah keluarga kita tidak pernah mengalami apa-apa karena kita tidak pernah punya prasangka macam2 dan niatan2 lain kepada orang lain, banyak orang yang mengirim makanan kepada keluarga saya dan orang itu masih ada hubungan saudara dan banyak yang bilang kalau dia suka pergi kedukun di daerah alahan panjang yang merupakan daerah yang terkenal ilmu kebatinannya, namun kita tanpa prasangka memakannya saja tanpa berpikiran macam2 walaupun ada yang bilang kalau saudara yang suka mengirim makanan ke keluarga saya kalau giliran kita yang mengirim makanan suka dibuang karena takut diracun katanya, sebab saudara itu katanya suka melakukan hal yang sama kalau mengirim makanan kepada keluarga saya, menurut info dari orang tersebut si pengirim makanan suka menaruh racun karena kebenciannya sebab tidak kebagian warisan dari nenek saya,kita sekeluarga ga percaya kita pasrahkan saja sama yang Maha Kuasa,namun suatu waktu kita pernah mengujinya dengan memberikan makanan kirimannya kepada anjing piaraan saya,dan ternyata tidak berapa lama setelah memakan makanan itu anjingnya lansung mati dengan mulut berbusa, tapi setelah itu kalau kita dikirimi makanan dari saudara tersebut tetap aja kita makan tanpa prasangka dan pasrah sama Yang Kuasa dan Alhamdulillah sampai saat saudara tersebut meninggal dunia, keluarga saya tidak pernah mengalami apa2,demikian sekelumit kisah masa kecil saya tentang guna2,terima kasih
salam
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Satria Piningit on 17/03/2011 10:30
Semakin dekat kita dengan yang Maha Kuasa maka semakin Dia akan melindungi kita dari kejahatan Makhluk-Nya yang berniat jahat terhadap diri kita.
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Bayu Umbara on 17/03/2011 14:02
Betul setuju sekali sama mas satria hanya Allah saja Yang maha Kuasa Melindungi hamaba-hamba-Nya yang beriman dan ikhlas berserah diri kepada-Nya
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: ogebang on 17/03/2011 19:33
Salam Silat...

Tidur di lantai dgn beralaskan tikar dgn posisi kepala di utara dan kaki di selatan...sedangkan posisi badan miring menghadap kiblat..Insya Alloh akan menangkal santet...
oh iya...dgn syarat dalam kondisi suci & berdoa sblm tidur...
Wallahu alam...
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: Asoygeboy on 18/03/2011 07:52
Mau nanya lg,mudah2an gak oot.
Bila berada di suatu tempat dan tiba2 menjalar rasa hangat atau panas dari pinggang ke tengkuk apakah tubuh sedang mendeteksi "kehadiran" jin atau bukan? Sebenarnya sensasi apa ya?

Trims,

Salam,
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: f4iz on 18/03/2011 08:25
Salam Mas Asoygeboy,
Saya pernah sih beberapa kali pas masuk ruangan rame orang spt. dalam dalam rapat berasa panas tiba-2x.
Eh besoknya ternyata kena flu ato demam.
Kayaknya sih ada yg sakit diruangan itu terus nularin virus ke saya.
Maaf jawabannya kurang seru ato mistis :(

Wasalam,
Title: Re: Santet atau Teluh dan semacamnya dan cara melawannya
Post by: hangkitegale on 18/05/2011 08:05
Ikutan sharing, Mas2 semua yang saya hormati.

... Untuk minuman, diam-diam saya masukkan sedikit ibu jari kanan saya ke dalam minuman, menekuk lidah, dan mengucapkan basmallah disambung dengan "hasbiAllahu wa ni'mal wakiil, mbalik kabeh sing nggarai ala marang awakku saking kersaning Gusti Allah"....

@Mas dsbasuki: kalo pesan ibu saya, gelas dipegang sambil membaca basmalah dalam hati, lidah disentuhkan ke langit2 mulut (by default biasanya geli/gatal), kalo ndak geli, jangan diminum.

Pengalaman lainnya, pernah suatu malam (beberapa tahun silam) secara tidak sengaja bertemu dengan bola api (hati saya bilang itu santet/teluh), lalu saya baca ta'awwudz mohon perlindungan kepada ALLAH SWT dan benda tersebut pecah. Entah siapa yang mengirim dan kepada siapa benda itu dikirim saya tidak tahu.

Malemnya saya mimpi didatangi beribu2 benda semacam itu diarahkan kepada saya. Alhamdulillah, dalam mimpi tersebut tidak ada yang kena ke saya, semoga tidak ada pula yang kena dengan keluarga saya. Dalam mimpi tersebut sampe terbangun subuh, kerjaan saya loncat/terbang/lari sambil "nembak-nembak" pake telunjuk saya ke benda2 terbang tersebut. (Seinget saya telunjuknya sebelum dipake nembak disentuhkan dulu ke langit2 mulut, berhubung sudah terjadi beberapa tahun silam, saya agak2 lupa, maaf). Sungguh mimpi yang membuat lelah.

Waktu saya konsultasikan kepada salah seorang kakak pelatih saya, saya malah kena tegur. Kata beliau, ngapain kamu ikut campur urusan orang. Kamu kan tidak tahu karma-nya mereka masing2 (baik yang ngirim mau pun yang dikirim). Saya bilang kalo saya ndak sengaja, kan kelihatan depan mata saya dan saya otomatis saja berdoa mohon perlindungang kepada ALLAH SWT.

Wallahua'lam bissawab. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa dari kejahatan makhluk2-NYA.