Salam! .Blh saya kemukakan satu soalan pd tuan2 iaitu terlak/taralak/sitaralak/sterlak ini silat yg sama ke atau berlainan dan macam mana nama sabegini diperolehi.Saya rasa disini dulu salam kenal kita dan pertanyaan saya! salam
Salam pula Sanak dari Tanah Seberang.
Sayapun bukanlah ahli Sitaralak. Silek ini konon diawali dari daerah Agam, tepatnya Kamang, kemudian menyebar ke mana. Saya kira penyebaran Silek Sitaralak ke Malaysia adalah masuk akal karena pada jaman Perang Paderi dulu di Sumatera Barat.
Perang Paderi tidaklah bisa kita pandang sebagai perang "hitam atau putih". Situasi yang kompleks berkaitan dengan politik, penguasa yang korup, baik di Indonesia atau Malaysia masa sekarang mungkin kita maklumi terjadi juga di masa lalu, dimana ada saatnya pemerintahan yang berkuasa tidak berdaya terhadap kondisi yang carut marut di wilayah mereka, sementara ada kekuatan lain yang berusaha maju yang ingin perubahan dengan cara yang keras berdasarkan penafsiran mereka berdasarkan teks-teks agama.
Daya tarik ulama2 aliran keras ini tidak hanya didambakan oleh rakyat yang ingin perubahan tapi juga disukai oleh kalangan adat dan kalangan kerajaan sendiri. Tak sedikit pula Datuk2 atau Petinggi kerajaan Minangkabau di masa itu yang mendukung gerakan para ulama ini. Nah, tidak bisa lagi kan disebut perang adat lawan ulama? Belanda masuk ke dalam konflik dan keluar sebagai pemenang. Kalangan Adat atau Agama akhirnya paham bahwa pertentangan sesama mereka telah menguntungkan Belanda, akhirnya pada tahap2 akhir, mereka bersepakat untuk mengakhiri pertikaian dan berperang melawan Belanda. namun semua itu telah terlambat.
Saya tidak ingin berdebat tentang Perang Paderi. Namun siapa saja yang menentang Belanda di masa itu akan dicari, oleh karena itu mereka menyingkir ke luar wilayah Minangkabau yang tidak dikuasai oleh Belanda. Saya mendengar sendiri dari turunan Minangkabau di Malaysia bahwa orang tua mereka dulu ke Malaysia gara2 dicari oleh Belanda karena menentang penjajahan. Mengingat Malaysia atau Malaka adalah wilayah penting dan memiliki kemungkin untuk hidup yang lebih baik, maka mereka "berangkat malam" ke tanah Malaya (Malaysia). Itulah alasannya kenapa Silat (Silek) Minangkabau dikenali di sana. Minangkabau sendiri sudah langka. Sebagian tradisi Minangkabau masih awet di sana yang bisa saja di Minangkabau sendiri sudah terancam punah. Contoh aliran lain yang tersebar ke Malaysia adalah Kumango (Kemanga), Luncua (Luncur), Lintau (dari Nagari Lintau). Nagari Lintau dekat sekali dengan Ibukota Minangkabau di masalalu yakni Pagaruyuang (Pagaruyung).
Konon penyebaran masyarakat Minangkabau ke Malaysia berlangsung beberapa tahap
1. Tahap Melayu Tua (di hulu Sungai Batanghari, Siguntur dan sekitarnya). Tahap ini adalah tahap2 penyebaran kerajaan Melayu sampai kepada kejayaan Sriwijaya di Palembang. Tentu saja ini butuh kajian lebih lanjut. Wilayah Minangkabau dan sekitarnya Sumatera pada umumnya, di masa lalu kaya dengan emas dan rempah-rempah dan hasil hutan. Wajar saja terjadi lintas perdagangan sibuk di sepanjang sungai selama ribuan tahun. Konon silek tuo sudah ada di dalam ini. Seni beladiri secara otomatis diperlukan jika ada kerajaan atau lintas perdagangan yang ramai sebagai bagian dari perlengkapan keamanan dan pertahanan demi kelancaran aktivitas.
2. tahap2 kerajaan kerajaan Minangkabau yang berpusat di Pagaruyung, karena kepentingan pertahanan, mereka mengundang pendekar dari Minangkabau mengatasi lanun (konon dari Bugis atau dari Burma atau Siam) dan sebagai imbalan mereka diberikan wilayah yang sekarang disebut Negeri Sembilan. Di masa ini terjadi penyebaran silek tuo, silek Harimau, silek Lintau dll. silat Minang yang paling dulu dikenal.
2. Masa Penjajahan Belanda, Di masa ini sebagian menyingkir karena didesak oleh Belanda dan diburu, di masa inilah penyebaran aliran Silek yang lebih muda, seperti Sitaralak, Kumango (Kemanga),Pakiah Rabun atau meneruskan penyebaran silek2 terdahulu seperti Silek Tuo. Silek Lintau dll.
Posisi Malaysia yang strategis membuat negara itu ramai dikunjungi berbagai umat antar bangsa semenjak ribuan tahun lalu, oleh karena itu, wajar saja di Malaysia itu terkumpul berbagai macam tradisi dan budaya mulai dari India, Thai, Arab,dan Malayu Nusantara (Filipina, Indonesia, Brunai dan Champa (sekarang vietnam)) dll.
Penyebaran Silek sepertinya berhubungan dengan lintas perdagangan, pertahanan keamanan dan situasi politik di masa itu.
Namun apapun aliran silek di Minangkabau, semua sepakat bahwa silek itu diturunkan dari silek usali atau silek tuo yang mereka kembangkan menjadi aliran2 baru yang khas.
Menurut saya, itu sama saja, Terlak, Sitaralak, Taralak, Tarlak, Starlak dll mengingat turunan katanya sama. Itupun terpulang ke Sanak apakah menerima atau tidak, atau punya pendapat lain. Jika ada, silakan berbagi di sini. Ini hanyalah pendapat semata. Saya akhiri pula dongengan sebelum tidur ini
, maaf jika ada kesalahan dan minta dibetulkan .