Mohon ijin untuk berbagi cerita ke para sahabat
sehubungan masih minimnya dokumentasi mengenai senjata tajam tradisional indonesia, dan ceteknya informasi yg saya ketahui. Mohon agar pada sahabat untuk menambah dan membabar lebih lanjut
Sekitar akhir tahun 2005, saya denger tentang Golok Sulangar ini dari salah satu tread di kaskus asuhan mas hartcone. Dan dari om google saya diberikan sebuah photo yg misterius dan menarik.
Trus saking penasarannya ama ini golok, ane cari-cari dan tanya-tanya. Akhirnya sekitar pertengah tahun 2006 dapet info dari departemen koperasi ttg pandai besi disekitar pandeglang. Ane called sang pandai besi dan ngobrol-ngobrol. Dan 1 bulan kemudian ane silaturahmi ama sang pande besi dan maranggi, Pak Jamhuri. Beberapa jam ngobrol ama beliau terasa cepat. Akhir kata, ane pesen golok ini ke beliau dan satu bulan kemudian lahir lah :
Golok Sulangkar
Golok Sulangakar ini unik and sangat menarik
Saya teruskan cerita dari Pak Jamhuri mengenai Golok Sulangkar ini pada para sahabat.
Besi SulangkarPenamaan Golok ini dinamakan Sulangakar diambil dari salah satu jenis besi yang digunakan yaitu Besi Sulangkar. Besi sulangkar itu merupakan besi yang diambil dari injakan / undakan / foot step dari delman / sado yang sudah tiua. Besi injakan delman itulah yang disebut besi sulangkar. Besi sulangkar ini diyakini dan dipercayai memberikan banyak manfaat / faedah / tuah kepada sang pemilik golok. Diantaranya gampang disayang and disegani orang lain
Waktu ane pesan golok ini dipertengahan tahun 2006, untuk mencari atau membeli besi sulangkar dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu-an. Alasannya *kata pak jamhuri* karena Delman makin jarang di pandeglang mungkin orang lebih suka pake motor kali yee dari pada naek delman
Gagang dan Sarung Gagang sarung / warangka /wrangka Golok Sulangkar ini terserah ama selera yang mesen, mao pake tanduk atau kayu. Untuk kayu, ada satu jenis kayu yang unik dari para maranggi di pandeglang ini. Sahabat dari tatar sunda mungkin akrab dengan kayu renghas atau reunghas. Kayu in sangat khas menurut saya, karena kayu ini biasanya direndam / ditenggelamkan dilumpur untuk waktu yang relatif lama sampai warna kayu ini agak merah kecoklatan agak gelap. Cara pewarnaan kayu seperti ini termasuk cara primitif yang juga digunakan oleh temen-temen di asmat and beberapa suku di irian. Dimana mereka menggunakan lumpur atau tanah liat untuk membuat warna coklat / kemerahan pada perisai atau topeng / patung. Gagang juga di PIN pada ujung gagang.
Para maranggi ini juga memiliki beberapa ragam hias ukir pada gagang. Beberapa yang ane liat diantara ukiran kepala tokoh wayang golek, ukiran kepala burung, dan kemungkinan ukiran lainnya. Mereka punya gaya ukir yang sangat menarik, garapannya relatif kasar dan ukirannya sangat tegas. Dimata ane ukiran mereka ini cantik dan gagah gitu
Sarung / Warangka Golok Sulangkar ini seperti golok lainnya. Yang mungkin menjadi nilai tambah dari sarung golok sulangkar ini adalah ikatan pada sarung yang dibuat dari tanduk kerbo. Agak lama bikinnya karena tanduknya musti diserut relatif tipis tapi kuat dan alot. Kemudian setelah kayu di lem, dan mengering barulah ikatan tanduk kebo itu dipasang dan dikencangkan.
Satu hal yang saya kagumi dari para maranggi di pandeglang ini yaitu keapikan dan keakuratan mereka dalam membuat *clip on* pada pangkal sarung. Sehingga saat kita memasukan bilah ke sarung akan ngembuat gagang menyatu dengan sarung, nyaris tanpa celah - sangat sempurna. Dan sangat Aman, bilah ngak ngelolos dari sarung saat kita terbalikan.
Bilah PamorPada pertengahan Tahun 2006 hanya ada 1 atau 2 orang pandai besi di desa cadasari yang memiliki kemampuan membuat bilah untuk golok sulangkar. Salah satu yang membuat saya mencintai golok ini adalah BILAH golok yang sangat KUAT, TEBAL dan SANGAT SEIMBANG. Ane dan teman pernah iseng untuk menebas kan golok ini ke bambu hijau yg memiliki ketebalan dinding bambu +/- 1 cm dengan diameter sekiatar6-7 cm. Hasilnya, bambu yang masih ijo itu terpotong dengan baik, mulus, halus. Sedangkan sisi bilah yang tajam, tidak terkikis, aus atau gompal. Kita sempet beberapa kali nebas mungkin sekitar 4-7 kali dengan hasil yang sama. Kesimpulannya : Ati-ati dah klo megang golok ini
Dari penuturan Pak Jamhuri, Golok ini dibuat dari 6 atau 7 susun *ane agak lua nih* besi dengan susunan kurang lebih :
1. Besi Per Bekas
2. Besi Per Bekas
3. Besi Sulangkar
4. Besi Per Bekas
5. Besi Kikir
6. Besi Per Bekas
Susunan besi ini dibuat *mungkin* seperti kodokan pada keris, ane lupa berapa panjang awal kodokan sulangkar. Kodokan Golok Sulangkar ini ditempa dengan tangan sampai panjangnya 2 kali lipat dari panjang awal kodokan, kemudian ditekuk / dilipat menjadi dua dan ditempa agak menyatu. Setelah dianggap menyatu kemudian ditempa lagi sampe panjanngya 2 kali lipat. Klo ngak salah, cuma 2 kali atau 3 kali dilipat. Kemudian disepuh dan di gerinda pake grinda batu dan terkakhir di asah ama batu asahan.
*Buat para sahabat dari banten yang mao silaturharmi dengan pak Jamhuri, silahkan mae aje ke tempat dia jualan sekitar 4 rumah setelah pasar cadasari ke arah pandeglang, tanya aja "Pak Jamhuri, tukang golok dan maranggi" . Kehidupan beliau dan para maranggi di desa cadasari ini sangat sederhana tapi bersahaja dan bersahabat.
Ini yang bisa ane share ame para sahabat. Ane kaga bisa silat, dan kagak bisa ape-ape cuma demen ama senjata tajam. Jadi kalo ada sahabat yang mao share gimana make ini golok sulangakar atau jurus-jurus golok dari tataran banten, silahkan dibagi-bagi..ame kita-kita yang awam.
Maafin yah klo ini cerita kepanjangan, hehe Namanya juga cerita boleh panjang dan bejilid-jilid
Maafin kalo banyak yg salah, kurang akurat, kurang berkenan, dan kurang-kurang yg laen..
Untuk photo udah di upload ke Photo Gallery - Senjata - Weapon di
http://sahabatsilat.com/forum/index.php?action=gallery;cat=9