Forum > Teknik, Jurus dan Senjata

Jurus-jurus Binatang

(1/16) > >>

pastorbonus:
LATAR BELAKANG JURUS BINATANG

Apabila kita bandingkan ukuran manusia dengan kekuatan tubuhnya, manusia adalah makhluk yang lemah. Belalang sepanjang 10 cm dapat melompat sejauh 50 kali panjang tubuhnya. Semut mampu mengangkat beban yang beratnya 10 kali berat badanya sendiri. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan kuda, gajah, atau harimau, manusia tampak semakin tak berarti.

Posisi manusia tampak semakin lemah karena ia tidak memiliki alat beladiri alami, seperti elang memiliki cakar dan paruh yang tajam, kerbau dengan tanduknya yang kuat, harimau yang perkasa dilengkapi cakar yang tajam, trenggiling yang terlindung oleh sisiknya seperti perisai atau landak yang tubuhnya penuh oleh duri.

Kehidupan manusia semakin terancam karena ia tidak dilengkapi oleh naluri yang tajam. Namun Allah Maha Besar, manusia yang lemah itu dilengkapiNya dengan modal yang tiada duanya. Modal yang terbaik yang dimiliki manusia adalah akalnya yang didukung oleh kemampuanya untuk berjalan tegak dan jari-jari yang dapat bergerak bebas. Manusia dengan akalnya belajar memperhatikan dan memanfaatkan alam. Dari pengamatanya atas perilaku binatang, ia memperkirakan akan datangnya hujan, badai, atau bencana alam yang lain.

Pengamatan manusia pada dunia binatang memberinya banyak pengetahuan. Alam memperlihatkan bagaimana harimau menerkam mangsanya, elang menyambar anak ayam, atau ular menangkap cerpelai (musang/garangan). Alam mengajarkan pula bagaimana kelincahan kijang dapat meloloskan dari terkaman harimau, usaha induk ayam menyelamatkan anaknya dari terkaman elang. Dan kecepatan cerpelai untuk mengalahkan ular.

Manusia memperhatikan bahwa kelincahan dapat mengimbangi kekuatan, kecepatan membuat cakar yang tajam tak berguna, dan kewaspadaan dapat mementahkan segala ancaman. Kebebasan anggota tubuh manusia dalam bergerak memungkinkan manusia meniru gerakan-gerakan dan kebiasaan binatang tersebut dalam usahanya mempertahankan dirinya, maka muncullah cikal bakal seni beladiri yang mengambil gerakan binatang : jurus monyet, jurus harimau, jurus bangau, dan sebagainya.

diedit dr. http://maestrosilat.multiply.com

lebah:
Jurus naga ada ga y disilat ato cuman ada di asia timur aja (liong,ryu) @ga penting ,jurus virus bakteri ga ada y,padahal semua hewan diatas kalah ma ini.

srdananjaya:
@mas lebah..
silat di indonesia sebagian besar merupakan hasil asimilasi budaya dengan india dan china, jadi memang ada aliran silat dengan jurus-jurus yang mengikuti sifat dan perilaku ular naga, kalau di perguruan saya malah blak-blakan disebut teknik/jurus naga.. ada beberapa silat tradisional termasuk di betawi yang saya perhatikan menggunakan emblem dengan gambar naga

salam

pastorbonus:
Nah sekarang akan kita bahas beberapa jurus binatang yang terdapat dalam beberapa aliran silat atawa beladiri lain. Smoga yang empunya jurus bisa menjelaskan lebih detail, dan beberapa aliran yg memiliki jurus2 binatang juga turut meramaikan thread ini agar sharingnya benar2 berguna bagi para pencinta silat Indonesia dan manca. Jurus-jurus binatang yang paling banyak ditemui berjumlah 5 yang disebut Jurus macan, bangau, macan tutul, ular dan naga atau versi yg lain macan, bangau, monyet, ular, dan naga.

pastorbonus:
Jurus2 Binatang Perisai Diri
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri diantaranya yaitu :
1.   Burung Meliwis
2.   Burung Kuntul
3.   Burung Garuda
4.   Harimau
5.   Naga

Teknik Burung Meliwis
Burung Meliwis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.
Meliwis menggunakan ujung-ujung jari untuk menyerang lawan. Oleh karena itu, ia hanya akan menyerang bagian-bagian yang sangat lemah seperti mata dan leher. Saat menyerang, Meliwis melontarkan tangannya dengan cepat ke arah lawan dan akan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga mempersulit lawan untuk menolak.
Selain ujung-ujung jari, Meliwis juga menggunakan pergelangan tangannya untuk menyerang bagian-bagian seperti leher dan dagu. Teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan bagian dalam untuk menolak dengan cara mengalihkan arah serangan lawan.

Teknik Burung Kuntul
Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak ringan.
Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut. Teknik ini memiliki satu macam tendangan yang digunakan untuk merusak lutut lawan.
Pada saat menyerang, sifat serangan Kuntul adalah memecut. Serangan dilontarkan sangat cepat dari badan ke arah sasaran dan dengan sendirinya kembali ke arah badan dengan kecepatan yang sama. Namun pola serangan Kuntul tidak pernah lurus kedepan seperti teknik beladiri pada umumnya. Serangan Kuntul selalu mengarah ke samping.
Untuk menyerang depan, maka Kuntul akan memposisikan dirinya sedemikian rupa, sehingga lawan menjadi berada di samping saat serangan mencapai target.

Teknik Burung Garuda
Garuda adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi.
Saat berlatih teknik Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara menggunakan perubahan badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak. Karena kemampuannya dalam menggunakan badan inilah, tenaga yang dimiliki oleh teknik Garuda menjadi lebih besar dibandingkan dengan Meliwis dan Kuntul.
Garuda menggunakan sisi tangan dan sikunya sebagai perlengkapan dalam menyerang dan menolak. Teknik ini selalu mengembangkan kelima jarinya selebar mungkin untuk memperkuat otot tangan bagian samping.
Target serangan Garuda sering ke arah leher. Dengan menggunakan sikunya, Garuda akan menotok bagian leher dan mengiris leher tersebut dengan sisi luar tangan, untuk merusak tulang leher lawan sekaligus merobek kulit lawan. Tidak hanya leher, Garuda juga dapat menyerang ke bagian tengah di antara dua alis mata lawan dan mengirisnya ke sepanjang garis mata.
Dalam jarak yang sangat rapat, Garuda memanfaatkan sikunya ke bagian lemah lawan ataupun memanfaatkan tumitnya untuk melakukan tendangan jarak pendek ke arah kemaluan lawan.
Untuk melindungi diri dari serangan lawan, Garuda memanfaatkan kaki untuk menolak bagian bawah dan tangan untuk bagian tengah dan atas.

Teknik Harimau
Dibandingkan dengan Garuda, teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.
Teknik ini di adaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.
Posisi Harimau bisa berbeda-beda, baik itu merendah, sedang ataupun tinggi. Pada saat posisi merendah, teknik ini akan melebarkan kuda-kuda agar lebih merendah ke tanah dan akan menyerang ke daerah bawah dari lawan, dilanjutkan dengan menggulung untuk menjauhkan diri dari lawan. Pada saat posisi tinggi, teknik ini akan mengincar daerah atas seperti dada dan kepala. Teknik inipun kadang menggunakan lompatannya untuk menyerang kepala.
Saat menyerang, Harimau menggunakan perlengkapan seperti cakar, telapak tangan, lutut, tumit dan telapak kaki. Saat menolak, teknik ini akan menggunakan perlengkapannya seperti kaki, tangan dan juga cakarnya. Target sasaran yang menjadi sasaran serangan antara lain mata, muka, telinga, leher, dada, pergelangan badan, kemaluan, lutut dan kulit.

Teknik Naga
Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang. Tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar dibanding teknik sebelumnya karena teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran badan dan perpindahan berat badan sebagai tambahan tenaganya.
Ditambah lagi, pesilat yang menerima teknik ini adalah mereka yang telah menduduki tingkatan Asisten Pelatih. Di tingkat ini, mereka mendapatkan pelajaran Pernapasan Tahap 1, yang akan berfokus untuk meningkatkan tenaga. Oleh karena itu, teknik Naga pun akan semakin kuat lagi karena para Asisten Pelatih mengkombinasikan teknik dan pernapasan ke dalam aplikasinya.
Saat menyerang, teknik Naga akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan juga bisa menjadi sasaran serangan apabila daerah tersebut terbuka.

Sebenarnya dlm buku Weapons & Fighting Arts, msh terdapat satu jurus lagi yaitu "Lingsang", apakah ada yg bisa menjelaskan dr teman2 PD?

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version