Sehubungan dengan tidur nih:
Kelebihan Tidur Meningkatkan Kekuatan Otak?
Bagi orang yang kelebihan atau kebanyakan tidur sekarang memiliki alasan yang tepat atas kebiasaannya yang mudah terlelap dan terlambat masuk kerja.
Sekelompok ilmuwan Jerman yang melakukan serangkaian penelitian menemukan kenyataan, istirahat tidur mampu meningkatkan kreativitas. Temuan tersebut membantu dalam menerangkan tidur yang kerap menolong menyelesaikan sejumlah persoalan yang menemui kebuntuan sebelumnya.
Sejumlah relawan diberikan serangkaian tugas untuk diselesaikan. Tugas tersebut berupa memecahkan kode-kode tertentu yang terdiri dari delapan angka. Para peneliti menemukan sejumlah relawan yang mengerjakan tugas setelah tidur sebelumnya, mampu mengerjakan tugasnya untuk mencari jawaban atas kode-kode lebih cepat dua kali dari biasanya.
Dalam tulisan di jurnal 'Nature', para peneliti yang dipimpin Jan Born dari Universitas Lubeck, beranggapan tidur membantu merestrukturisasi ingatan dan menolong memisah-misahkan kepingan-kepingan pengetahuan dan perilaku. Temuan itu mendukung anekdot, tidur justru memancing kreativitas dalam berpikir.
Istirahat tidur juga dikaitkan dengan sejumlah temuan-temuan terkenal. Penerima hadiah Nobel, Otto Loewi pernah mengatakan, dirinya selalu terbangun dengan sejumlah ide-ide penting dan mendasar yang mengonfirmasi teorinya mengenai reaksi-reaksi kimia yang memindahkan/menyalurkan pesan-pesan antara sel-sela syaraf di dalam otak.
Lantas Dmitry Mendeleyev yang membuat tabel periodik unsur-unsur kimia, atas dasar mimpi yang bisa dipahaminya sebagai serpihan-serpihan unsur yang tiba-tiba muncul. Demikian pula dengan kimiawan, Auguste Kekule yang menyadari benzena memiliki stuktur cincin setelah bermimpi ular yang sedang melingkar menggigit ekornya sendiri.
**
Penelitian terhadap istirahat tidur yang dilakukan Jan bersama mitranya berupa pemberian pertanyaan kepada sejumlah relawan untuk membuat garis yang menghubungkan delapan angka yang ada. Aturannya sangat jelas dan ringkas. Ada dua peraturan untuk mengerjakan serangkaian langkah menyelesaikan soal yang diberikan.
Penerapan aturan tersebut akan membawa masing-masing relawan pada baris baru angka yang kini berjumlah tujuh angka. Angka terakhir merupakan kunci jawaban. Namun pada relawan tidak pernah diberitahukan aturan ketiga yang menjadi aturan tersembunyi.
Aturan ketiga merupakan alat untuk membantu mereka menyelesaikan soal yang diberikan lebih cepat.
Sebanyak 66 relawan yang terlibat dalam penelitian tersebut dan diberikan pelatihan mengenai soal yang diberikan dan dilakukan pengujian selama delapan jam.
Selama pengujian berlangsung, para peserta dipersilakan untuk memilih bergabung dalam dua kelompok. Kelompok melek atau tetap terjaga selama siang hingga malam atau kelompok yang berkesempatan istirahat tidur. Dari 22 relawan yang diperkenankan tidur selama penelitian berlangsung, sebanyak 59,1% di antaranya bisa menemukan peraturan yang disembunyikan untuk menyelesaikan persoalan lebih mudah dan lebih cepat.
Sementara dari kelompok yang begadang, angka relawan yang bisa menyelesaikan persoalan lebih cepat dengan mengetahui aturan tersembunyi jauh lebih rendah, yaitu hanya 22,7%.
Penelitian dilanjutkan dengan memberikan tugas berikutnya, namun kali ini tanpa pelatihan terlebih dahulu. Relawan yang bisa tidur tidak menunjukkan perbedaan dari relawan yang 'terpaksa' begadang. Hasil berikutnya itu memberikan gambarn, kreativitas hanya bisa meningkat jika daya ingat telah dibentuk sebelum periode tidur.
Hasil tersebut juga berarti penelitian mengenai tidur tidak bisa disederhanakan menjadi tidur meningkatkan daya otak. Kreativitas sudah dibentuk sebelum tidur dan otak mendapat kesempatan beristirahat saat tidur.
Seperti kebiasaan membaca sebelum tidur yang membantu merekonstruksi daya ingat. Jika memang mengidap 'tumor' alias penidur tanpa menyusun dahulu daya ingat, maka tidur hanya tidur semata. Bahkan kelebihan tidur justru membuat kepala pening.
sumber: pikiran-rakyat
Saya hanyah copas, silahkan disimpulkan sendiri...
Salam,
Hartcone