+-

Video Silat

Shoutbox

30/12/2023 22:12 anaknaga: Mudik ke Forum ini.
Mampir dulu di penghujung 2023..
07/11/2021 17:43 santri kinasih: Holaaaaas
10/02/2021 10:29 anaknaga: Salam Silat..
Semoga Sadulur sekalian sehat semua di Masa Pandemi Covid-19. semoga olah raga dan rasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. hampur 5 tahun tidak ada yang memberikan komen disini.
23/12/2019 08:32 anaknaga: Tidak bisa masuk thread. dah lama tidak nengok perkembangan forum ini.
salam perguruan dan padepokan silat seluruh nusantara.
02/07/2019 18:01 Putra Petir: Akhirnya masuk jua... wkwkwk
13/12/2016 10:49 Taufan: Yuk ke Festival Kampung Silat Jampang 17-18 Desember 2016!!!
20/09/2016 16:45 Dolly Maylissa: kangen diskusi disini
View Shout History

Recent Topics

Berita Duka: Alamsyah bin H Mursyid Bustomi by luri
10/07/2022 09:14

PPS Betako Merpati Putih by acepilot
14/08/2020 10:06

Minta Do`a dan bimbingan para suhu dan sesepuh silat :D. SANDEKALA by zvprakozo
10/04/2019 18:34

On our book: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
13/03/2017 14:37

Siaran Radio ttg. Musik Pencak Silat di Stasiun "BR-Klassik / Musik der Welt" by Ilmu Padi
12/01/2017 16:19

Tentang buku kami: "The Fighting Art of Pencak Silat and its Music" by Ilmu Padi
17/10/2016 20:27

Hoby Miara Jin by anaknaga
19/09/2016 04:50

TALKSHOW SILAT - Silat Untuk Kehidupan by luri
22/06/2016 08:11

Thi Khi I Beng by aki sija
17/08/2015 06:19

[BUKUTAMU] by devil
09/06/2015 21:51

Daftar Aliran dan Perguruan di Indonesia by devil
01/06/2015 14:01

SILAT BERDO'A SELAMAT by devil
01/06/2015 13:59

Persilatan Jurus Lima (Sabandar) by Marsudi Eko
14/05/2015 19:36

Kebugaran Merpati Putih by mpcrb
22/04/2015 16:16

PAWAI JAMBORE PENCAK 2015 by luri
20/04/2015 16:20

SilatIndonesia.Com

Author Topic: Racun Pada Senjata Tradisional  (Read 47068 times)

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Racun Pada Senjata Tradisional
« on: 25/04/2008 08:09 »
Berbicara tentang senjata tradisional, kadang kita terbayang pada senjata2 yang beracun, bisa digunakan racun binatang yang berbisa seperti Ular, Kalajengking, Laba-laba dll

Menurut beberapa literatur tanaman juga bisa dipakai, racun tanaman  yang biasa digunakan untuk memoles senjata :
- tanaman Upas/ Ipoh (Antiaris toxicaria)
- tanaman Toba/Uwi/Ara (Derris elliptica/Derris malaccensis)
jenis tanaman ini hampir bisa dijumpai di seluruh Indonesia...

Kemudian dicampur dg bisa dari kalajengking dan bisa ular...
ini biasa dijumpai di daerah sulawesi juga daerah dayak, dan konon kabarnyah racun ini tidak ada penawarnyah, bila terkena darah...
but hasil dari buruan (sumpit dayak beracun) aman untuk dimakan, ini anehnyah...

Tanaman Upas, yang diambil adalah getahnyah bila terkena pada kulit efeknyah adalah spt terbakar, bila masuk pembuluh darah dalam dosis kecil bisa mempercepat kerja jantung, bila dalam dosis besar bisa mematikan karena membuat jantung berpacu lebih kencang, kemungkinan yang terjadi adalah: jantung kram, atau membuat semua pembuluh darahnyah pecah...

Uwi/Toba/Ara itu biasanyah di daerah saya dipakai untuk menangkap ikan, caranyah akar toba tsb ditumbuk kemudian disebar di sungai, tapi sekarang udah jarang dijumpai karena dilarang.

Racun atau bisa Kalajengking lokal efeknyah seperti bisa lebah.
bila dosis kecil sifatnyah hanyah lokal, terasa terbakar pada jaringan kulit dan daging, ada efek membengkak (saya pernah tersengat soalnyah... )
Bila dalam dosis besar bisa bersifat neuro-toxic, yaitu mematikan sel2 neuron, yang mengakibatkan tidak sadar, kehilangan ingatan, tubuh lemah, disertai kejang2, celakanyah bila sampai ke otak bisa membuat cacat permanent.

Bagi orang2 tertentu yang alergi terhadap racun/bisa ini, dosis kecil efeknyah: tetep ada pembengkaan pada luka sengatan. disertai kejang2 dan gatal2 pada seluruh tubuh, seperti sakit "biduren" bercak2 merah pada seluruh tubuh, adik saya pernah disengat lebah dan efeknyah seperti ini, padahal saya yang sama2 disengat hanyah bengkak lokal saja. (saya orang desa, dulu alm bapak biasa "ngunduh" madu lebah, larvanyah enak sekali dijadikan semacam bothok / makanan khas jawa, ini adik saya juga tidak bisa menikmatinyah, kalau termakan langsung ada efek biduren)

Ada misconsepsi tentang racun pada Keris, keris dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari Warangan, atau Arsenik. Arsenik adalah racun, tetapi dalam keris penggunaannyah lebih ke arah untuk menghitamkan bilah untuk menampakkan pamornyah, bukan menjadikan keris itu beracun...

Keris yang mengandung arsenik/warangan dalam keadaan kering jauh dari bahaya, karena sifat arsenik kering adalah mengkristal, justru saat paling berbahaya adalah saat ritual 'marangi keris' tsb, yang rawan adalah saat arsenik dalam bentuk solution, yang berbahaya untuk kulit/skin, mata, pernafasan dll.

Arsenik yang biasa dijual di toko2 jamu berbentuk kristal putih, biasanyah disebut "antal", lebih ke arah racun untuk tikus, digunakan pada manusia butuh dosis yang tinggi untuk mematikan, dan celakanyah arsenik itu mengendap pada tubuh, ga bisa langsung ilang (inget kasus munir) klo dosis tiap hari diberi sedikit2 lama2 orang yang bersangkutan mati juga...

Arsenik yang bagus, yang biasa untuk mewarnai keris, harganyah 1 kg diatas 8 juta....

Sangat terbatas pengetahuan saya tentang racun meracun, oleh sebab itu dimohon masukan dari rekan2 sekalian.

Salam,
Hartcone

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #1 on: 25/04/2008 09:09 »
Wisa

Racun adalah krama ngoko dari kata upas atau wisa yang berasal dari tetuwuhan. Ia merupakan gas atau zat yang dapat mematikan, menyakitkan dan merusak apabila diserap oleh makhluk hidup. Ia dapat berupa racun yang menyerang perut, seperti arsenikum atau persenyawaan fluor, garam tembaga, racun-racun organik dan sintetik. Namun dapat juga berupa racun- kontak, yakni yang memasuki pakaian atau pori-pori pernapasan (melalui persentuhan), yang terdiri atas persenyawaan belerang, minyak-minyak petroleum, zat-zat dari ter batu arang, bunga-bungaan atau tetumbuhan lain.

Dalam lingkungan hidup masyarakat, banyak digunaka fungsi racun (yang tidak kuat) untuk kepentingan praksis. Misalnya, kebiasaan dalam menangkap ikan air dengan cara men-jenu, yakni menggunakan pengaruh racun jenu, sehingga ikan mabuk. Karena itu tidak mengherankan, jika mudah ditemukan pelbagai tetumbuhan yang mengandung unsur racun ringan. Daun rawe, kecubung, ceguh, sembirit, buah bintaran. Atau penawar seperti air degan ijo (untuk warangan), daun klampis (untuk rawe), air enjet (untuk kecubung), tembahai (untuk racun ular). Bahkan orang Jawa mengenal pelbagai makanan yang terbuat dari bahan yang mengandung racun dan sering menimbulkan akibat yang disebut mendem (mabuk). Seperti tempe bongkrek, gadhung, ketela jawa; juga penggunaan mbako-enak untuk nginang.

Sejarah tradisional Jawa tidak banyak memiliki catatan tentang penggunaan racun secara langsung oleh kelompok-kelompok kekuasaan, untuk menyingkirkan lawan politik.Penggunaan racun secara langsung dalam politik, biasanya digunakan untuk balas dendam atau bunuh diri. Ini sering menjadi gosip istana di tengah pemberontakan para pangeran akhir pemerintahan Amangkurat Jawi di Kartasura (1726). Setelah penyakit raja disembuhkan Damarjati dari Jagaraga, sebulan kemudian tubuhnya bengkak-bengkak dengan noda merah kebiruan, setelah minum obat yang disiapkan ibunya yang buata, dan dicurigai mengandung racun. Pada pemerintahan Amangkurat I di Plered, Tumenggung Wiraguna yang tidak disukai raja, bersama Tumenggung Danupaya ditugaskan menaklukkan pemberontakan Adipati Tawangalun di Belambangan. Tumenggung Danupaya akhirnya bunuh diri dengan minum racun, setelah mendengar Wiraguna meninggal dunia di Kediri setelah minum obat saat sakit, justru setelah berhasil memperoleh kemenangan atas pasukan musuh.

Orang Jawa, banyak menggunakan racun untuk kepentingan dalam pengobatan maupun penguat fungsi dalam persenjataan. Dalam pengobatan, biasanya digunakan pebagai unsur yang berasal dari tetumbuhan, baik yang mengandung racun atau tidak, diramu dan diolah untuk penyembuhan penyakit. Juga untuk kepentingan pembersihan racun yang ada dalam tubuh seseorang, yang masuk melalui cara tenung atau teluh termasuk unsur racun dari makhluk halus seperti jin, misalnya dengan menggunakan campuran bahan, yang di antaranya terdapat jinten dan madu. Dalam persenjataan, racun digunakan untuk keindahan dan keampuhan. Keris, tombak, pedang, menggunakan warangan, yakni bahan mineral yang mengandung arsenikum, untuk mengawetkan tampilan keris dengan memperjelas gambar pamor agar terlihat indah. Namun ada pula yang bermaksud memanfaat racun untuk alat pembunuh. Misal dengan cara memberi ramuan racun, yang diolah dari unsur binatang seperti katak atau ketonggeng, dan tetumbuhan yang getah atau daunnya mengandung unsur racun keras atau menyakitkan. Pohon upas (antiaris toxicaria), mengandung getah susu beracun yang biasa digunakan untuk racun panah.

Dalam rangka mengalahkan lawan, juga terdapat cara-cara penggunaan racun yang dikirimkan kepada pihak yang dianggap musuh, melalui ilmu hitam ataupun serangan-serangan dengan cara halus. Misalnya, berkembangnya kelompok ilmu upas-upasan dari daerah Banten, yang umumnya merupakan bagian dari ilmu yang alurnya, diyakini berasal dari metoda-metoda Bathari Durga. Ini juga berkembang di beberapa kelompok pemakainya di wilayah bagian selatan dan timur pulau Jawa, yang secara khusus memang dikembangkan oleh tokoh alam halus seperti Dyah Kalayuwati atau Kalasiwah. Pada umumnya, senjata-senjata yang digunakan kelompok-kelompok dalam alam panjiman yang berbentuk jenis binatang melata atau banaspati, banyak mengandung unsur racun.

Hanya cara pengiriman racun-racun dan benda-benda lain kepada pihak manusia yang menjadi sasaran, tidak dapat ditangkap secara langsam dengan indera jasmani manusia. Kecuali bagi mereka yang benar-benar berhati jujur dan bersih, ataupun pula mereka yang benar-benar berpengalaman.(MT Arifin)

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #2 on: 25/04/2008 09:38 »
Berbicara tentang senjata tradisional, kadang kita terbayang pada senjata2 yang .Ada misconsepsi tentang racun pada Keris, keris dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari Warangan, atau Arsenik. Arsenik adalah racun, tetapi dalam keris penggunaannyah lebih ke arah untuk menghitamkan bilah untuk menampakkan pamornyah, bukan menjadikan keris itu beracun...

Keris yang mengandung arsenik/warangan dalam keadaan kering jauh dari bahaya, karena sifat arsenik kering adalah mengkristal, justru saat paling berbahaya adalah saat ritual 'marangi keris' tsb, yang rawan adalah saat arsenik dalam bentuk solution, yang berbahaya untuk kulit/skin, mata, pernafasan dll.
...
Salam,
Hartcone

Bilah keris yang ada kristal arseniknya, artinya tidak diwarangi dengan benar. Mewarangi dengan benar tidak menghasilkan bilah keris yang beracun. Fungsi realgar / arsenik dalam perkerisan adalah untuk membuat besi jadi hitam hingga kontras dengan pamor. Kalau mewarangi benar, tak ada sisa arsenik di bilah keris.

Meski demikian, tulisan tradisional tentang keris mencatat jenis-jenis besi tertentu mempunyai efek racun bila melukai. Orang Jawa mengklasifikasi besi berdasar rasa, dan sangat sulit mempelajarinya dari tulisan. Ilmu ini, sudah hampir punah.

Salam hangat,
Ranggalana
batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #3 on: 25/04/2008 09:54 »
Trimakasih mas Bram, kalau soal perkerisan saya percayakan pada sahabat satu ini lahh...  [top]

Back to topik:

Beberapa Racun Yang biasa ditemukan di Indonesia:

1.POTASSIUM SIANIDA. Racun yang sangat mematikan,dengan waktu reaksi antara 3-4 jam lalu mati. Racun ini menyerang pembuluh darah jantung, menutup aliran darah sehingga korban kolaps dan mati.

2.SODIUM SIANIDA. Racun ini diklaim lebih mematikan dari potassium sianida. Sodium sianida adalah turunan dari potassium sianida, yang mempunyai efek sama, tapi lebih cepat yaitu membunuh kurang dari 3 jam, dengan dosis yang sama.

3.ARSENIK. Ini adalah warangan Keris, Racun jenis inilah yang membunuh tokoh HAM, Munir. Racun yang terbaik adalah berbentuk pecahan kecil2 sebesar gula pasir, berwarna putih tulang.

4.BACEM KODOK. Racun ini sangat terkenal di lingkungan preman Lampung. Racun yang terbuat dari kodok ini biasanya dilapiskan pada pisau.

5.BISA ULAR WELING. Cara membuatnya sangat mudah. Ambil bisa ular weling dengan cara menancapkan taringnya pada gelas yg ditutupi kain. Lalu, oleskan pada pisau.

Salam,
Hartcone

Disclaimer: Ini sekedar membagi ilmu pengetahuan, bila anda mempunyai moral baik saya rasa harus dijauhkan cara2 kotor seperti ini, dan bila anda melakukannya, Penulis tidak bertanggung jawab dengan apa yang terjadi!! Resiko tanggung sendiri!!

Bila Moderator dan Admin tidak berkenan, saya akan hapus postingan ttg racun ini!!
« Last Edit: 25/04/2008 10:21 by HartCone »

parewa

  • Administrator
  • Calon Pendekar
  • *****
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 6
  • Posts: 601
  • Reputation: 50
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #4 on: 25/04/2008 10:16 »
Saya sih gak keberatan sama sekali mas Hart..... 8)
Kenyataannya kan ilmu racun merupakan salah satu peninggalan budaya kita ..... Asal jangan dikasih resep jelasnya mas Hart....... :w [top]

Salam.

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #5 on: 25/04/2008 10:22 »
Siap mas Parewa, kedepannya saya akan mengusahakan memberi informasi yang sedikit terselubung...  x-))

Trimakasih,
Hartcone

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #6 on: 25/04/2008 10:32 »
Trimakasih mas Bram, kalau soal perkerisan saya percayakan pada sahabat satu ini lahh...  [top]
...

Sanjungan Anda salah alamat, Mas Harto, setau saya yang aheli keris aseli di forum ini adalah Mas Boedi Aditya, yang kadang mosting dengan nama Kohbud. kalau gak salah dia juga termangsuk salah satu 10 penjahat dunia? Paling gak, bekas anak gelenggan Bulak Sumur.

Mas Boedi ini aheli. Saya cuman pecinta.

Sayang Mas Boedhi sekarang jarang posting, mungkin repot momong.

Salam hangat,
Ranggalana
batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #7 on: 25/04/2008 10:41 »
Mas Bram,
Begini ini lho yang bikin orang tambah kagum, selalu ilmu padi...
salam juga buat mas KohBud...

hormat saya,
Hartcone

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Senjata Beracun Sengat Ekor Ikan Pari
« Reply #8 on: 26/04/2008 09:09 »
Ikan pari adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai sengat racun pada ekornya, pada masyarakat nelayan, tulang ekor ikan pari ini juga dimanfaatkan sebagai senjata, Seekor ikan yang beratnya 100 kg, biasanya mempunyai sengat sepanjang 25 cm.

Dalam sejarah Keris, sebagian pakar menduga bentukan Keris adalah bermula dari ekor tulang ikan pari beracun yang digunakan sebagai senjata tusuk pada jaman pra sejarah.

Dalam penelitian, Ikan Pari jenis Diamond kecil (masih bayi) yang mempunyai sengat sepanjang 3cm dapat membunuh seekor kelinci dengan satu kali sengatan dalam hitungan detik.

Ditunggu info lebih lanjut ttg bahasan ini.
« Last Edit: 26/04/2008 18:01 by HartCone »

Antara

  • Moderator
  • Pendekar Madya
  • **
  • Thank You
  • -Given: 28
  • -Receive: 29
  • Posts: 1.168
  • Reputation: 110
  • Malu bertanya tinggal pake GPS...
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #9 on: 26/04/2008 13:54 »
Wah menarik nih... saya pernah baca bahwa tulang ikan-ikan buas dipakai sebagai
senjata tradisional di Hawaii tempo dulu, misalnya tulang bagian rahang dan ekor
ikan pari.

Tapi seandainya hipotesa para ahli sejarah itu benar, bahwa keris merupakan
pengembangan dari senjata purba yang diambil dari ekor ikan pari, berarti keris
sebenarnya merupakan senjata masyarakat pesisir atau nelayan ya?

Lalu bagaimana mempertahankan racun pada tulang itu ya? Soalnya kalau tulang
dari ikan yang sudah mati tentunya sudah tidak ada lagi kelenjar-kelenjar bisa
di sana... kayaknya harus disepuh lagi dengan racun secara rutin tuh...

*... clingak ... clinguk... *
Ssssttt... Mas Hart.... minta resep racunnya ya?...
 >:D
Fairy tales don't tell children that dragons are real...
Children always know that dragons are real...
Fairy tales only tell that dragons can be slain...

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #10 on: 26/04/2008 16:12 »
.....

Tapi seandainya hipotesa para ahli sejarah itu benar, bahwa keris merupakan
pengembangan dari senjata purba yang diambil dari ekor ikan pari, berarti keris
sebenarnya merupakan senjata masyarakat pesisir atau nelayan ya?

Lalu bagaimana mempertahankan racun pada tulang itu ya? Soalnya kalau tulang
dari ikan yang sudah mati tentunya sudah tidak ada lagi kelenjar-kelenjar bisa
di sana... kayaknya harus disepuh lagi dengan racun secara rutin tuh...

*... clingak ... clinguk... *
Ssssttt... Mas Hart.... minta resep racunnya ya?...
 >:D


Hipotesa itu berasal dari satu orang saja (semacam hadist ahad) yang meski menulis dan menerbitkan buku keris, sesungguhnya gak banyak tau tentang senjata tikam apalagi keris.

Hipotesanya sudah dibantah meyakinkan oleh banyak orang Jawa / Endonesya yang sangat lebih mengerti tentang keris.

Setau saya buntut pari itu buat nyambuk - benarkah?

Salam hangat,
Ranggalana
batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #11 on: 26/04/2008 17:56 »
Quote from: Ranggalana
Setau saya buntut pari itu buat nyambuk - benarkah?

Mas Bram,
Kalau berbentuk ekor yang panjang bisa buat cambuk (mungkin kulitnyah yang dihilangkan tulangnyah...)...
tapi yang dimaksud diatas itu kan cuma sengatnyah (ada tergambar di postingan saya)
Tentang hipotesa dibuat oleh seseorang sajah, saya ga tau mas.... memang punya dasar atau sekedar ilmu gathuk gethuk?

Ttg Keris sendiri ada beda antara budaya Jawa, budaya Melayu, budaya Bugis dan budaya Filipina, dimana kalau di Jawa keris hanya simbol, tetapi di Melayu, Bugis dan Filipina, Keris merupakan senjata beneran, bahkan di Filipina Keris Sundang bukan senjata hanya tusuk sajah, tapi bisa buat nyabet karena bentuknyah yang besar.

Mas Antara, ehemm...
saya bukan ahli racun mas, cuma sekedar tau dari literatur sajah...

Salam,
Hartcone

Tambahan:
Steve "Crocodile Hunter" Irwin, presenter Dunia Binatang yang dari Australia, meninggal dunia pada th 1996, gara2 sengatan Ikan Pari. Menurut berita, sengat Ikan Pari tersebut menancap pada dada dan menembus jantungnyah...
« Last Edit: 26/04/2008 18:09 by HartCone »

Ranggalana

  • Calon Pendekar
  • *
  • Thank You
  • -Given: 1
  • -Receive: 1
  • Posts: 652
  • Reputation: 81
  • sastra jendra hyu ning rad pangruwating diyu
    • Email
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #12 on: 27/04/2008 11:32 »
....
Tentang hipotesa dibuat oleh seseorang sajah, saya ga tau mas.... memang punya dasar atau sekedar ilmu gathuk gethuk?

Ttg Keris sendiri ada beda antara budaya Jawa, budaya Melayu, budaya Bugis dan budaya Filipina, dimana kalau di Jawa keris hanya simbol, tetapi di Melayu, Bugis dan Filipina, Keris merupakan senjata beneran, bahkan di Filipina Keris Sundang bukan senjata hanya tusuk sajah, tapi bisa buat nyabet karena bentuknyah yang besar.
...

Hipotesa keris dari sengat pari memang hanya dikemukakan seorang - bukan ilmu gathuk tetapi kitabnya memang gak ada di tangan. Kalo gak salah, hipotesa ini dikutip dan dibantah oleh alm. Bambang Harsrinuksma dalam Ensiklopedi Keris.

Zaman logam di Endonesya terjadi bebarengan, perunggu dan besi, dan saat itu pula prototip keris mulai dikenal. Di sebuah diprasasti ada tercatat senjata ini dengan nama kres. Sebelum zaman logam senjata tajam yang lebih populer dan banyak tersedia adalah welat, atawa sayatan jenis bambu tertentu yang tajam. Terakhir digunakan para dukun bayi untuk memotong tali puser di Jawa.

Keris muncul di Jawa dan semula berbentuk gemuk (keris betok) hingga pada puncaknya (zaman Majapahit) ramping, langsing, ringan dan kuat. Dari Majapahit (dan Pajajaran) keris berkembang ke Utara, sampai juga di Filipina. Sejak zaman Majapahit, keris memang bukan senjata tikam belaka, melainkan juga senjata sabet, tetapi sesungguhnya juga merupakan senjata iris. Kata keris memiliki akar bunyi kata sama dengan iris, sasarannya ya daerah-daerah nadi.

Ma Huan dan Tomme Pires misih mencatat digunakannya keris sebagai senjata di Jawa. Demikian pula para jurnalis peliput Puputan Gelar Toh Pati saat Van Heutz menyerbu Den Pasar dan menduduki Klungkung di awal abad 20. Setelah itu keris di Bali lebih banyak digunakan untuk "ngurek" dalam trance ritual upacara agama. 

Keris menjadi sekedar simbol di Jawa setelah runtuhnya Majapahit dan maraknya Islam dan Peranggi, karena makin tidak efektif menghadapi senjata api dan mungkin alasan lain. Perang tanding Sutawijaya dengan Arya Penangsang juga melibatkan keris, selain tombak. Kita masih menemukan literatur deskripsi perang tanding dengan keris sampai zaman Mataram Kartasura.

Saya berhipoteasa keris menjadi sekedar simbol yang diberati pemikiran macem-macem adalah ketika terjadi "palihan nagari" Mataram dipecah jadi Solo dan Yogya dan saat itu pusaka Mataram dibagi, yang berwujud keris kebanyakan dibawa Solo dan yang berwujud tombak kebanyakan dibawa Yogya.

Karena itu kebanyakan keris yang baik dari zaman Majapahit sampai saat ini masih bagus degunakan untuk senjata fisik. Beda dengan banyak keris sesudahnya, yang dibuat tanpa pemikiran untuk berkelahi, kecuali beberapa keris buatan Mpu Brajaguna di Mataram yang disengajakan banyak berbahan baja.

Steve Irwin meninggal jantungnya tertusuk buntut pari, bukan 1996 toh, rasanya baru beberapa tahun kok. Senjata buntut pari sebagai cambuk yang saya pernah lihat kayaknya misih ada tulangnya tuh.

Salam hangat,
Bram

batu kali jadi candi, duka jadi puisi, jagal jadi wali

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #13 on: 27/04/2008 12:40 »
Mas Bram,
Trimakasih masukannyah...
Ttg Steve Irwin penjenengan betul, saya yang salah! tahun yang bener tahun 2006, maklum udah tua...  :w

http://en.wikipedia.org/wiki/Steve_Irwin

Salam,
Hartcone

HartCone

  • Pendekar Muda
  • **
  • Thank You
  • -Given: 0
  • -Receive: 0
  • Posts: 733
  • Reputation: 38
    • Martial Arts Forever
Re: Racun Pada Senjata Tradisional
« Reply #14 on: 27/04/2008 12:53 »
Saya mencari literatur masih blom ketemu ttg senjata yang dibuat dari kuningan, saat ini yang sering dijumpai adalah Rencong, tetapi menurut buku "Ensiklopedia Keris" Pak Bambang Harsrinuksma (Alm), Rencong kalau dilihat dari bahan cuma ada dua macam sajah, berpamor dan tidak berpamor, disana tidak ada disebutkan rencong kuningan.

Apakah rencong kuningan ada hubungannya dengan racun? hal ini adalah karena bahan kuningan itu sendiri, atau rencong kuningan hanyalah salah satu cara untuk membuat jadi mudah dalam pengerjaan dan harga yang murah untuk rencong itu sendiri?

Mohon masukan...

Salam,
Hartcone


 

Powered by EzPortal