Sharing Teknik

[Junior]

salam untuk semua sahabat silat,


sebelumnya saya minta maaf krn saya suka bercanda
ok saya mulai ya,

KALO DISERANG YA GAMPANG LHOOOOO

MUNDUR AJA PASANG SPASI GITU

GITU AJA KOK REPOT

 

[Nagapasa]

Wakakak.... 

gunoyan mas junior sungguh menyegarkan.... 

btw yang di maksud PASANG SPASI  itu apa ya ?

kalau jaungkauan musuh lebih panjang mundur bukannya malah memancing serangan berikutnya dari musuh.... 

salam untuk semua sahabat silat,


sebelumnya saya minta maaf krn saya suka bercanda
ok saya mulai ya,

KALO DISERANG YA GAMPANG LHOOOOO

MUNDUR AJA PASANG SPASI GITU

GITU AJA KOK REPOT

 

[Junior]

Wakakak.... 

gunoyan mas junior sungguh menyegarkan.... 

btw yang di maksud PASANG SPASI  itu apa ya ?

kalau jaungkauan musuh lebih panjang mundur bukannya malah memancing serangan berikutnya dari musuh.... 

salam untuk semua sahabat silat,


sebelumnya saya minta maaf krn saya suka bercanda
ok saya mulai ya,

KALO DISERANG YA GAMPANG LHOOOOO

MUNDUR AJA PASANG SPASI GITU

GITU AJA KOK REPOT

 

SPASi tu panjang tangan musuh sebagai patokan jarak
mundur, mundur, puter samping, trus tabrak abis deeeee.

he5x

[Nagapasa]

 

mundur, mundur, muter samping terus nambrak gimana mas ?

jelaskan lebih detil ya ... 

[Java]

[quote Nagapasa:
Silat itu sangat sesuai kok dengan ilmu fisika, termasuk ilmu dinamika dan fisika gerak serta massa dan momentum. jadi kalau masalah ukuran lawan mestinya dengan teknik yang tepat tidak menjadi issue besar]

Pendapat mas Nagapasa 100% benar. Gerak silat memang sesuai dengan ilmu fisika statis maupun dinamis. Dan satu lagi, semua proses gerak haruslah anatomis untuk menciptakan daya serang yang cepat dan akurat.

Tidak jadi soal serangan dari arah mana atau lawan sebesar apapun.

Pada prinsipnya lintasan serangan hanya ada tiga:
a. lurus
b. kedalam
c. keluar

Untuk menghindari masing-masing jenis serangan tersebut tinggal kita keluar dari lintasannya, pasti selamat. Gampang. Tapi prakteknya tidak semudah itu. Perlu latihan kontinyu dan pehaman gerak mapun anatomi tubuh dengan baik agar bisa berhasil.

Adapun untuk "memaksa diri" membanting lawan yang lebih besar, ya harus memperhatikan posisi dan titik beratnya. Kalau lawan dalam posisi stabil jangan dibanting. Untuk bisa melalukan bantingan dengan tepat lawan harus dibuat agar posisi dan titik beratnya labil.

Ngomong-ngomong buat apa repot-repot banting orang ya? Colok matanya saja kan selesai. Efektif, ringan, cepat dan tidak capek.
Tabik

 

[Nagapasa]

 

he he he...
@Java Salam kenal...

masalah kenapa di banting dan kenapa engak di colok aja, sebenarnya gimana hoby mas java.

beberapa yang lebih memilih jalan menyelamatkan lawan, biasanya menekankan pada kuncian bantingan dan membuat lawan tidak berdaya. ada juga yang hobinya menyelesaikan dengan cepat dengan cara mencedrai lawannya.

Cheers...

 

[Java]

[/i]
Salam kenal kembali kang Nagapasa....

Kenapa saya berpendapat menyerang mata lebih effektif dikarenakan pesilat harus mampu menahan diri agar tidak terlibat dalam pertarungan nyata kecuali nyawa atau keselamatan terancam.

Sebetulnya bukannya masalah hobby mencederai atau melukai orang, namun kita semua maklum, saat bela diri digunakan ia harus bersifat "thek sek", sekali menyerang harus selesai.

Memang tehnik pencak silat banyak menyembunyikan kekuatan mematikan dibalik keindahan. Tidak heran orang awam berpendapat tehnik pencak silat dlm wiralaga membosankan serta diragukan effektivitasnya dalam real combat.

Padahal wiralaga hanya menampilkan sebagian kecil dari keragaman tehnik pencak silat yang gawat.

Coba kalau wiralaga dikembalikan ke jaman tempo doeloe, dimana sasaran maupun tehnik serangan masih bebas. Pasti orang akan komentar pencak silat itu brutal.

Weleh-weleh saya jadi ngelantur.

Dilanjut kang Nagapasa, saya senang kok baca posting-posting sampeyan baik dlm Bahasa atau versi English. 

Tabik

[dsbasuki]

Pada prinsipnya lintasan serangan hanya ada tiga:
a. lurus
b. kedalam
c. keluar

Untuk menghindari masing-masing jenis serangan tersebut tinggal kita keluar dari lintasannya, pasti selamat. Gampang. Tapi prakteknya tidak semudah itu. Perlu latihan kontinyu dan pehaman gerak mapun anatomi tubuh dengan baik agar bisa berhasil.

Salam....
Hmm... Sounds familiar... Jangan-jangan Mas Java ini saudara seperguruan saya. 
Meneruskan pendapat Mas Java...
Bentuk serangan itu sendiri hanya ada 2 macam: (1) Serangan lurus, dan (2) Serangan tidak lurus.

Ngomong-ngomong buat apa repot-repot banting orang ya? Colok matanya saja kan selesai. Efektif, ringan, cepat dan tidak capek.
Tabik

  Hehehehe.... Lagi-lagi sounds familiar.... Pendapat seperti ini mengingatkan kembali zaman "jahiliyah" saya.... Slosor sapunjud... sekali... habis... selesai... pulang!
Kalo sekarang, mending saya salaman saja... Minta maaf... habis... selesai... pulang! Lebih nggak capek lagi.

Salam....

[Aguswin]

Iya Mas Don, 3 jenis arah serangan tersebut kayak yang saya denger di kaset rekaman ceramahnya almarhum Pakde.

[Java]

Iya Mas Don, 3 jenis arah serangan tersebut kayak yang saya denger di kaset rekaman ceramahnya almarhum Pakde.

[/i]

Berarti sampeyan sudah di atas hijau biru. Kalau baru cakel gak mungkin dengar kaset tersebut.

Hmm... Sounds familiar... Jangan-jangan Mas Java ini saudara seperguruan saya.  [/i]

ha...ha...ha...krn sampeyan samcian atau melingkar pasti lihat yg di belakang.

Hehehehe.... Lagi-lagi sounds familiar.... Pendapat seperti ini mengingatkan kembali zaman "jahiliyah" saya.... Slosor sapunjud... sekali... habis... selesai... pulang!
Kalo sekarang, mending saya salaman saja... Minta maaf... habis... selesai... pulang! Lebih nggak capek lagi.]

Setuju, itu satu diantara sekian banyak manfaat utama silat, "menang tanpa ngasorake".

[dsbasuki]

Berarti sampeyan sudah di atas hijau biru. Kalau baru cakel gak mungkin dengar kaset tersebut.

Salam Bunga Sepasang buat Mas Java, dan salam silat buat semuanya...
Waaahhhh... Bagaimana Mas Java ini.... Mas Aguswin adalah pangcunya PD Batam! 

Salam...

[Java]

Waaahhhh... Bagaimana Mas Java ini.... Mas Aguswin adalah pangcunya PD Batam! 
Salam...

Maaf,,,,maaf....maaf, emang lagi eror nih. Terang aja beliau dengar kase Pak Dhe, lha wong pengelola situs PD Batam. Sekalian saya ngucapin selamat buat PD Batam atas prestatsi satu medali emas di PDIC tempo hari.

[srdananjaya]

Salam..

I m back..  sory nih, jaringan internet kantor baru jalan lagi ..

penasaran ama mas Java nih, dari cabang mana mas..? salam kenal ya..

Oya, kalo soal membeladiri rasanya semua perguruan memiliki ciri khas sendiri, ada yang suka main rapat dan ada yang bermain dengan efektifitas serangan ya..

nah, sekarang saya kembangkan pertanyaannya.. apakah teknik merapat dan gulat efektif dalam suatu pertarungan, mengingat kutipan dari mas Nagapasa berikut..

kalau udah gelut jarak dekat mah udah maenan rasa mas

jadi judulnya udah engak bisa didiskusikan, Sanalika (seketika).

kalau pertempuran jarak dekat itu ibarat kita balap mobil di daerah cadas pangeran. jarak antara kelokan pendek pendek dan tanjakan dan turunan datang secara silih berganti dengan tanpa tempo dan memberikan kesempatan kita berfikir.

jadinya ya itu tadi udah maenan rasa alias feeling dan reflek. kalau telat ngoper gigi bisa mogok. kalau telat injak kompling bisa tikor. resikonya nyawa. 

kalau bahasa urang sundanya 'Sa Brehna atawa kumaha brehna', banyak kejadian yang tidak bisa di cerna oleh akal bisa terjadi. dan hal seperti ini yang disebut jurus kajadian.

jadi kalau udah usik usikan ya gimana jam perterbang. kalau baru terbang 2 atau 5 jam pasti engak bisa mengungguli orang yang terbangnya udah ribuan jam.

Gambarannya orang yang masih belajar nyetir pasti masih bingung ketika menghadapai kelokan. injek rem dulu apa kompling, trus kapan harus beloking stir dan kapan injak gas lagi pakona pasti pabaliut. berbeda buat yang udah ahli pasti bisa belok sambil string dengan sebelah tangan

jadi kesimpulannya engak bisa di ceritakan, hanya bisa di rasakan 

Dari kutipan diatas saya sih beranggapan bahwa teknik merapat ini sangat riskan, gimana feeling saja, atau sekeluarnya.. tidak ada teknik yang cenderung sistematis .. berbeda dengan teknik yang lebih fokus dengan serangan balasan yang bersifat fatal atau seketika menghabisi lawan..

Nah, kalo saya berpendapat dalam bersilat kita harus betul-betul memperhatikan keahlian lawan, postur, dan usia (terkait stamina dan kekuatannya nih..) dalam pertarungan rapat, faktor-faktor ini sangat berperan loh, walaupun memang bisa menjatuhkan lawan yang lebih besar dengan sedikit tenaga.. tapi tidak selamanya bisa loh..(lihat skillnya, kalo ga bisa beladiri insya Allah gampang, tapi kalo selevel.. wah bisa dibantai kita..! dibanting, di piting, dll deh - ini pernah saya alami  hahaha..)

Nah, justru berdasar pengalaman saya, dalam pertarungan dengan orang yang terutama posturnya dan kekuatannya lebih besar dari kita,.. kita harus menghindari pertarungan jarak rapat, kecuali kalo skill kita paling tidak 2 x lipat dari lawan kita..

cukup dulu.. silahkan ditanggapi 

[DasaMan]

Dari kutipan diatas saya sih beranggapan bahwa teknik merapat ini sangat riskan, gimana feeling saja, atau sekeluarnya.. tidak ada teknik yang cenderung sistematis .. berbeda dengan teknik yang lebih fokus dengan serangan balasan yang bersifat fatal atau seketika menghabisi lawan..

Ah, kata siapa tidak sistematis?

Dalam Judo, ada yang namanya kumi kata, yaitu grip fighting. Ini jelas2 main jarak dekat, dan cukup sistematis kok di Judo...

Dalam gulat Greco-Roman, ini namanya main tie-ups, dan banyak juga kok latihan2 khusus yang sistematis untuk mengembangkan permainan di jarak ini.

Saya tidak yakin bahwa 'napel' dalam silat tidak tersistematis. Memang 'rasa' bermain, tapi sebelum main 'rasa' kita pun harus main 'teknik' dulu.

Jika permainan jarak dekat riskan, tidaklah mungkin petarung2 MMA kelas dunia kebanyakan berlatar belakang ilmu gulat

[dsbasuki]

penasaran ama mas Java nih, dari cabang mana mas..? salam kenal ya..

Salam,
Mas Sunan, Mas Java latihan di PLN Pusat Trunojoyo.

Dari kutipan diatas saya sih beranggapan bahwa teknik merapat ini sangat riskan, gimana feeling saja, atau sekeluarnya.. tidak ada teknik yang cenderung sistematis .. berbeda dengan teknik yang lebih fokus dengan serangan balasan yang bersifat fatal atau seketika menghabisi lawan..

Wah, ya tergantung Mas Sunan... Kalo sudah keburu kepepet dan nggak bisa menyerang dengan serangan jarak sedang dan jauh, maka serangan-serangan "kepepet" mau nggak mau ya harus dipakai. Misalnya saja, siku dalam ke arah telinga, serangan kepala ke arah hidung, atau remas as. Menurut saya, kalo sudah urusan street fighting, rumusnya cuma satu: whatever works!

Nah, justru berdasar pengalaman saya, dalam pertarungan dengan orang yang terutama posturnya dan kekuatannya lebih besar dari kita,.. kita harus menghindari pertarungan jarak rapat, kecuali kalo skill kita paling tidak 2 x lipat dari lawan kita..

Menurut saya, kalo emang kita nggak yakin menang, mendingan lari aja. Apa yang kita dapatkan dari berkelahi? Membela diri dengan berkelahi itu bagi saya sangat berbeda. Seringkali, ilmu "langkah seribu" lebih berguna daripada "seribu langkah". 

Maaf Mas... Gak bermaksud menggurui kakak seperguruan.... Sekedar mengambil pelajaran dari pengalaman hidup... 

Salam...