Sudah berapa bulan berlalu sejak kita ada diskusi asyik ya? hihihihiii...
makasih yang Kang Sunan.
Sekedar melanjutkeun sedikit, yang kemarin soal barbel belum tamat sudah keburu dipanggil meeting.
... namun demikian barbel tetap menjadi alternatif belakangan dibanding dengan latihan plyometrics. Ceritanya begini,
Seperti sudah diulas oleh Kang Sunan (ndelalah nyambung je...), saat kita berlatih menggunakan beban, ternyata kita perlu, harus, dan wajib mengeraskan juga otot-otot yang sebenarnya menghambat gerakan. Kenapa? Karena kita perlu mengontrol beban yang sedang kita bawa.
Bayangkan kita berlatih bench press (itu loh, yang berbaring terlentang di dingklik sambil ngangkat barbel yang melintang di depan dada), kalau kita cuma menggunakan otot dada dan triceps saja (yang melakukan pukulan), salah-salah barbelnya bergerak keluar jalur, sehingga perlu juga kontraksi otot biceps untuk menyeimbangkan kembali barbel ke jalurnya yang benar. Bentuk latihan kayak gini akhirnya membuat biceps tetap terbiasa ikut campur meskipun sebenarnya tidak kita inginkan. Para petinju pro biasanya mengimbangi latihan bench press dengan porsi shadow boxing yang lebih banyak untuk membiasakan lagi biceps gak ikut campur... tapi jadi kerja dua kali.
Trik yang dianjurkan adalah alih-alih latihan bench-press, kita latihan push-up dengan tenaga tolakan yang dilebihkan. Jadi badan kita tidak berhenti begitu tangan sudah lurus, tapi terus melayang ke udara. Latihan ini menyebabkan biceps tidak perlu melakukan apapun untuk mengontrol keseimbangan atau beban, jadi latihan bisa kita fokuskan pada triceps. Cobain deh...
Beberapa pendekar sonoh yang rada ekstrim melakukannya dengan cara yang berbahaya, yaitu latihan bench press dengan barbelnya dilepas begitu sampai puncak, jadi melayang ke udara gitu, lalu dia tangkep lagi begitu barbelnya turun. Di sini butuh empat orang segede gorila untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak-tidak...
Mending push-up deh...
atau pakai smith-machine yang bertali seperti saran Kang Sunan.
@Uda SK...
Anggap aja barbel-nya sebagai ikhtiar yang menemani do'a.... hihihihi