Salam semua...
mumpung internetnya lagi jalan baik karena habis hujan deras (apa hubungannya cobak?
), saya muhun ijin ikutan ya?
Kalau boleh berbagi pikiran, dulu topik ini pernah jadi bahan renungan saya selama beberapa bulan. Antara ilmu berkelahi jalanan dengan ilmu berkelahi kasuran (maksudnya yang pake matras pertandingan
).
Mau pilih yang mana?
Tadinya saya pikir, pilih ilmu kasuran aja ah, toh saya gak niat berantem. Yang penting sehat cari keringat...
Tapi kepikir juga... '
you fight the way you train'... nanti kalo bener-bener kepepet, bukannya berantem saya malah nari... jaka sembung bawa golok deh...
Nah luh...
Konsultasi sana sini, ngelamun di sana sini... akhirnya saya memutuskan tetap belajar ilmu kasuran...
Kenapa?
Pertimbangannya, karena ilmu kasuran memberi lebih daripada ilmu jalanan.
Bear with me***
Kita berpikir, dan memang benar adanya, bahwa di jalanan tidak ada aturan. Sehingga kalau kita belajar ilmu jalanan, kita akan ahli dalam culek mata, remes 'itu', gigit 'ini', dan sebagainya... yang merupakan tiket express kemenangan di jalanan.
Tul... memang begitu.
Tapi ketemu sama grappler kasuran, ternyata ceritanya tidak semudah itu.
masihkah bisakah lawan mempertahankan chokenya ketika kita raih jarinya dan kita patahkan? atau kita raih "noken as"nya lalu kita remas sekuat tenaga? cari2 kesempatan trs kita remas telinganya sampe lepas?... nah lho
Ketika seorang grappler berpengetahuan melakukan rear choke ke kita... jarinya tidak akan bisa kita raih, apalagi mata dan telinganya. Tekanan choke yang dia terapkan akan membatasi tangan kita untuk meraih ke atas. Pun kemaluannya jauh dari kita. Kalau bukan karena dia langsung mengambil jarak antar pinggang (teknik standar), bisa jadi dia akan menekan kita sampai terduduk. Yang saya alami, kalau rear choke sudah masuk, teknik pembelaan terbaik adalah kita tinggal tap saja. Beberapa teknik anti rear choke yang pernah saya lihat biasanya hanya berlaku bila choke-nya belum masuk, atau tidak dilakukan secara benar.
lain cerita kalo pukulan /tendang cepat dan keras, mau masuk tackling ya kita suguhi bogem mentah
Seorang grappler terdidik tentu saja tidak akan melakukan shoot sambil menyodorkan mukanya untuk digebuk. Justru permainan bawah adalah alternatif bagi mereka yang kalah kalau beradu kuat pukulan tendangan... tentunya mereka belajar mati-matian bagaimana agar bisa menyelinap di antara pukulan tendangan maut dan melakukan jatuhan.
Prinsipnya, pemain yang terdidik dengan baik tetap punya keunggulan dibandingkan pemain tidak terdidik yang memiliki simpanan beberapa 'gerakan jalanan'.
Jadi alasan pertama kita jadi pemain kasuran, adalah karena pendidikannya. Heheheh...
Dari situ pelan-pelan saya menyetujui ujaran Bruce Lee, 'tekuni ilmu-mu sampai luar biasa bagus, sesudah itu curang-lah'. gerakan jalanan yang dilakukan oleh pemain terdidik tentu lebih berbahaya dibanding pemain tidak terdidik. Apapun latar belakang ilmunya.
Contoh ini tidak dimaksudkan untuk membandingkan antara pemain stand-up dengan grappler. Tapi lebih pada pentingnya penguasaan ilmu sendiri, dan pemahaman atas ilmu orang lain. Serta bahayanya mengandalkan pada 'teknik jalan pintas', apalagi bila disertai asumsi yang kurang akurat soal mainan orang lain.
***
Alasan kedua,
Dulu kala, ketika Applegate mengembangkan mainan jalanannya, salah satu kelinci percobaan adalah beberapa karyawan CIA. Bukan agen terlatih, cuma karyawan administrasi.
Setelah latihan seminggu, para karyawan itu bisa menghadapi serangan jalanan dengan baik. Semua berbahagia.
Lalu dilakukan penelitian lanjutan.
Dua puluh tahun kemudian, para karyawan yang sudah jadi pensiunan itu dihadapkan lagi pada kondisi penyerangan jalanan... dan voila, ternyata mereka masih bisa juga meskipun tidak pernah lagi melatih gerakan tarung selama dua puluh tahun terakhir. Sudah tuwek pula.
Kesimpulannya... kalau sekedar mau bisa berhantam di jalan, bisa ikut kursus singkat yang dirancang oleh profesional semacam Applegate dan Fairbairn. Dijamin bisa sampai tua meski tidak dilatih.
Tapi kalau menurut yang saya alami, orang yang mengambil jalan itu biasanya akan kehilangan nikmatnya latihan bertahun-tahun.... Padahal itulah yang paling asyik dari latihan beladiri (disamping kehadiran para peserta cewek
).
***
Jadi mari kita main di atas kasur...
...
ups...
...
maksudnya... berlatih yang tekun...