Sambil menunggu Mas Dasaman, saya ikut rembuk ya? Ini yang saya dengar-
dengar dari aikido. CMIIW
Dalam perkelahian/pertandingan bebas kuncian adalah teknik yang sangat sulit
untuk diterapkan, apalagi kuncian yang rumit yang banyak menggunakan otot
motorik halus. Dalam ketegangan sebuah pertandingan/perkelahian biasanya
kontrol kita terhadap otot ini sangat kecil.
Kesalahan umum dari pemahaman kuncian adalah berpikir bahwa kita bisa me-
nangkap sebuah pukulan yang cepat, memutar, dan menguncinya, padahal kecil
sekali kemungkinan hal ini bisa dilakukan. Buktinya Kang Eric cuma sempat lihat
teknik ini sekali sepanjang karirnya sebagai wasit juri
Dalam Aikido (dan kayaknya juga di Judo dan Jujutsu, kita tunggu konfirmasi
dari Mas Dasaman), diperlukan persiapan untuk dapat melakukan kuncian yang
efektif, dan persiapan ini dipelajari secara mendalam disamping kunciannya
sendiri.
Dalam Aikido, sebuah pukulan cepat tidak disambut dengan tangkapan, tapi
dengan sebuah pukulan ringan yang mengacaukan orientasi lawan (mirip dengan
kepretan ke mata). Ketika lawan tersentak, baru tangan bisa ditangkap dan
akhirnya dikunci. Ini contoh sederhana dari persiapan. Sebenarnya ada hal-hal
yang perlu diperhatikan agar persiapan bisa efektif, seperti menghitung jarak
(maai), memanfaatkan sudut mati (shikaku), teknik masuk (irimi), teknik memu-
kul (atemi), mengganggu keseimbangan (kuzushi) dan lain-lain (yang saya sudah
lupa...
). Tapi contoh sederhana di atas bisa dijadikan ilustrasi tentang ba-
gaimana kuncian diterapkan secara efektif.
Pada prinsipnya, kuncian adalah teknik yang digunakan ketika tempo perkelahian
melambat, misalnya ketika sedang clinch, atau lawan sedang kaget, kehilangan
keseimbangan, atau malah jatuh ke tanah sekalian. Kuncian bukan teknik yang
mendadak bisa masuk ketika perkelahian sedang berlangsung cepat, misalnya
ketika pukulan masih berkelebat. Sulitnya minta ampun.