Forum Sahabat Silat

Bahasa Indonesia => Seputar Dunia Beladiri => Tenaga Dalam (TD) => Topic started by: resto on 03/02/2010 10:05

Title: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: resto on 03/02/2010 10:05
Trit ini khusus mengenang laris manisnya bisnis Seni Pernafasan dengan bonus Tenaga Dalam,
PAda era 90an hingga menjelang tahun melanium perguruan sentral seperti SN, Sinar Putih, KAlimasada seolah bak gula di kerubungi semut.
Entah kini semua meredup, fenomena ini membuat penasaran kita semua, ada apakah ini, apakah karena rasa bosan, atau ada alasan lainnya.
akan tetapi sejauh pemantaun saya masih ada beberapa perguruan Seni Nafas yang masih tetap eksis walau tidak selaris dahulu.

Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: resto on 12/02/2010 21:42
blum ada masukan neh, yang ngeview banyak, tapi sepi komentar ya
Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: Pemulung on 15/02/2010 12:48
he he he om resto..ane ikut nambahin yak..khususnya fokus yang era 90 an. Sin Lam Ba, Prana Sakti, PSTD, Kateda, Matahari dan MP mungkin tidak masuk katagori "bela diri pernapasan" dalam lingkup diskusi ini (CMIIW). karena setahu saya perguruan diatas tidak dalam positioning yang sama dengan SN, Kalimasada.

Di era 90-90 an, memang positioning "tenaga dalam pernapasan" ini sangat kuat. Embel embel instan, bonus "bisa bela diri", "kesehatan" dan "kadigdayan" . Alhasil pengikutnya mulai ibu ibu, remaja putri, orang tua yang nota bene tidak tersentuh "perguruan silat apapun" menjadi antusias. Kecerdasan mengangkat fenomena "TD pernafasan/kontak" dari yang dianggap klenik menjadi lebih ramah, klinis, sistimatis dan rasional sangat membantu booming peminat.

Yang saya ingat, media "Bola" sering mengekspos dan punya peran mempopulerkan lineage tenaga dalam ini. Memang terlihat perguruan ini memangkas tehnik tehnik lanjutan. Sehingga pengulangan gerakan dengan perbedaan tehnik saja dianggap menjadi satu tingkatan.

Seiring waktu, karena simplifikasi ini, saya lihat ada "stack" tehnik lanjutan. Mau kemana dan selanjutnya bagaimana. Variasi yang banyak malah demo demo dan aplikasi maaf mirip sulap. Beberapa aplikasi beladiri malah tidak diekspos seperti saudara tuanya untuk menampilkan "tehnik yang lebih soft". Akhirnya kebosanan yang muncul menghinggapi. Banyak yang sudah mencapai tingkatan tinggi (diselsaikan 3-4 tahun) menjadi gamang, mau kemana selanjutnya. Apalagi yang sekarang tehnik yang "melumpuhkan" sepertinya tidak tertampilkan. Praktisi seakan "hanya" dibekali tehnik beladiri bila diserang. Demo demo kontak makin kurang diperlihatkan dlsb.

Terobosan terobosan di SN dan Kalimasada yang membuat tim tim R&D, Tim/Klinik Healing (pengobatan) , demo demo aplikatif yang lebih show-up, mengikuti rekor rekor dunia, Ekspansi ke luar negeri, masih menjadi kekuatan positioning perguruan semacam ini. Tapi di area jakarta, beberapa perguruan TD semacam ini sempat didatangi beberapa ormas lokal-religius karena dianggap bagian dari penyimpangan akidah dlsb. Keresahan diantara kawan kawan ini makin mengurangi antusias perguruan sejenis ini.

Beberapa loyalis yang saya perhatikan, lebih kearah orang orang yang sabar, menghargai pengulangan adalah kesempurnaan, atau beberapa orang yang sudah merasakan manfaat dari olah nafas perguruan yang ini.

Surutnya minat, saya pikir lebih banyak dipengaruhi "surut besar minat terhadap silat" jenis maupun positioning apapun, masalah terbesar adalah antusiasme. Kalau kekuatan perguruan ini dulu di positioningnya, sebetulnya ini masih merupakan daya tarik kuat antusasme dan minat masyarakat terhadap jenis aliran ini. Sekarang malah saya lihat positioningnya lebih berat ke arah pengobatan/terapi.

TD Era 90 an, Reiki, Prana, Hypnoterapi, Walking on Fire sempat menjadi booming karena memang ada pada branding, ekspose media dan timing yang tepat. Selanjutnya adalah dinamika yang harus dijaga kontinuitasnya.

Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: P_Muda on 15/02/2010 18:40
 [top] [top] [top] Mantaff penjelasan dari Kang Pemulung. Rupanya sempat berguru ke Pa Hermawan yah?? atau ke Pa Phillip?
Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: santri kinasih on 15/02/2010 20:00
Beladiri dengan olah pernapasan tok memang sering mendapatkan tudingan seperti tidak realistis, tipu atau sampai musyrik...Memang awalnya sempat laku keras, tapi belakangan ya..agak loyo..Teman saya, sebutlah namanya ember14, adalah ketua pelatih putra untuk satu aliran seni pernapasan, selain ybs belajar juga silat lahir..Secara marketing gaya mas ember cukup baik..seperti demo pukulan jarak jauh, matahkan 4 kikir dengan 2 jari sampai demo masak memasak..sampai akhirnya pada satu ketika si ember agak terhenyak ketika seorang kawan mengatakan:"sektine gak sepiro, matine mlebu neroko." Ember benar2 shock dan bertanya dalam hati: apakah yg dipelajarinya sudah benar?" Dalam kegundahannya si ember akhirnya menemukan jawaban: Manusia sekti itu gawan bayi..dengan "bernapas" saja kita sudah sakti..yg bikin yakin kita tentang ilmu yang kita pegang adalah sesederhananya adalah apakah ilmu ini membawa banyak kebaikan bagi hidup kita atau sebaliknya? Apakah kita jadi tambah banyak kawan atau lawan? Apakah kita jadi nambah melarat atau makmur? Atau apakah orang disekitar kita jadi tambah sayang atau benci?"..Itulah jawaban ember..dan apa yang dia lakukan sekarang itulah jawaban atas semadhinya..
Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: Pemulung on 16/02/2010 09:07

Saya sebetulnya mau nyenggol mas ember dan mas eska yang aktipis dan guru PS dulu..Kebetulan dah udah muncul..Memang debatablenya panjang sih soal begini. Oleh karena itu kecerdasan branding perguruan era 90 an dengan lebih mengangkat aspek klinis, sains, sistimatis, soft memang bisa jadi contoh kasus fenomenal yang dihighlight juga oleh kang resto.
Branding lainnya yang sekarang intens ditampilkan adalah aspek healing/pengobatan dan kesehatan. Itu kayaknya lebih menjadikan ramah lingkungan.

@P_Muda : bukan mas, saya dulu banget suka dijadiin tester TD kontak dari kawan kawan mulai Bunga Islam, SN, Pandawa, Nampon,,. Jadi agak mengenal gitu. Dulu pernah belajar di tetada kalimasada pak edy, sampai panca daya sama pak haryo gondrong di grup Patrajasa/Kalibata karena ikut kegiatan kantor. Juga kebetulan keluarga pak edi tetangga saya dulu di Surabaya.

Kalau ditanya bosan, ndak, saya anggap senam ajah, bonus kesehatan. Secara empiris memang saat itu lebih sehat. Cuma kalau boleh punya opini pribadi ya itu, pada dasarnya saya senang aplikasi jadi kurang lah. Ssaya termasuk yang agak bertahan lama karena dianggap cuma cuma itu. Ada tiga praktisi bersama saya dulu yang rajin datang dengan usia diatas 65, mereka awet tua, dan sampai sekarang masih rajin. Saya jadi ingat fenomena taichi on the park di surabaya juga yang luar biasa banyak diikuti para lansia. Mereka pun awet tua.
Kesempurnaan itu didekati dengan kesabaran. Apapun itu. No Pay No Gain, No Reps No Perfect...

Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: Pemulung on 16/02/2010 09:48
RALAT :
Ssaya termasuk yang agak bertahan lama karena dianggap cuma cuma itu
Seharusnya
Saya termasuk yang agak bertahan lama walau gerakan dan latihannya dianggap cuma cuma itu saja.
Title: Re: Laris Manis Seni Pernafasan Era 90an
Post by: muhammad on 30/12/2010 19:46
Saya dulu pernah mengikuti olah raga PERKUMPULAN SENAM  PERNAPASAN TENAGA DASAR yang di depok II Tengah ... tapi sekarang tidak terdengar lagi kabarnya ... salam teruntuk para rekan rekan PSPTD-DEPOK ..